PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN
ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM
(STUDI PADA SEKTOR INDUSTRI
PERDAGANGAN RETAIL)
Dr. WIDYATMINI
MICHAEL VALENTINO DAMANIK
Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi – Universitas
Gunadarma
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Economic Value Added dan Analisis Fundamental terhadap harga saham perusahaan pada sektor industri retail.
Metodologi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data berbasis web yaitu laporan keuangan perusahaan dan harga saham perusahaan yang kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan Microsoft Excel. Setelah diperoleh hasil analisis dengan menggunakan Microsoft Excel, kemudian data tersebut dilakukan uji statistik menggunakan SPSS 11.5 untuk mengetahui pengaruh dari Economic Value Added dan Analisis Fundamental terhadap harga saham perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari keempat belas variabel bebas (Economic Value Added, Current Ratio, Quick Ratio, Total Asset Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, Gross Profit Margin Ratio, Net Profit Margin Ratio, Return On Asset Ratio, Return On Equity Ratio, Debt Ratio, Debt Equity Ratio, Leverage Ratio, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio) secara bersama-sama seluruhnya berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan, tetapi secara parsial hanya Net Profit Margin Ratio dan Earning Per Share yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan.
Kata Kunci : Harga Saham, Economic Value Added, Analisis Fundamental.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal di Indonesia terus berkembang, seiring dengan pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari kapitalisasi pasar yang terus mengalami peningkatan beberapa tahun belakangan ini. Keadaan belakangan inipun juga menunjukkan terjadinya peningkatan pada jumlah peminat pasar modal, terlihat dari peningkatan jumlah transaksi harian dan jumlah emitten baru yang terdaftar (listing).
investor yang ingin menanamkan dananya dalam bentuk saham, obligasi, dan sebagainya, dengan harapan memperoleh keuntungan dari dana tersebut.
Salah satu instrumen pasar modal yang paling sering diperdagangkan adalah saham. Terutama saham yang bersifat Go Public. Saham Go Public adalah saham yang diperjual-belikan pada khalayak umum (investor) pada suatu bursa saham. Bursa efek yang mengatur transaksi pembelian dan penjualan saham di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia (BEI).
Seperti halnya harga-harga barang pada pasar tradisional yang dapat mengalami fluktuasi, harga-harga saham yang diperdagangkan di pasar modalpun mengalami fluktuasi. Namun tidak seperti harga-harga barang yang diperdagangkan di pasar tradisional yang cenderung konstan dan hanya berubah karena kondisi tertentu seperti perubahan harga musiman, kenaikan harga BBM, dan sebagainya, harga-harga saham yang diperdagangkan di pasar modal dapat naik ataupun turun dalam hitungan menit.
Kenaikan ataupun penurunan harga dari saham dipengaruhi oleh seberapa kuat penawaran dan penjualan yang terjadi pada bursa terhadap saham tersebut. Harga saham akan naik jika semakin banyak investor yang ingin membeli saham tersebut, sebaliknya harga saham akan turun jika semakin banyak investor yang ingin menjual saham tersebut.
Banyak hal yang mempengaruhi penilaian terhadap suatu saham, namun pada umumnya kinerja perusahaan cukup berpengaruh terhadap kenaikan ataupun penurunan dari harga saham tersebut. Kinerja perusahaan biasanya diukur dari kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. Besar-kecilnya laba yang bisa dihasilkan menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajibannya seperti biaya-biaya operasional, hutang dan bunga pinjaman, serta pengembalian modal dalam bentuk dividen. Hal inilah yang diinginkan oleh para investor.
Ada banyak cara untuk menilai kinerja perusahaan, namun pada umumnya para investor biasanya menggunakan Analisis Fundamental untuk menilai kinerja perusahaan. Adapun Analisis Fundamental adalah suatu alat analisis laporan keuangan menggunakan rasio-rasio tertentu seperti Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Pengungkit, dan Rasio Pasar yang akan digunakan untuk menilai kinerja perusahaan berdasarkan Laporan Keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Namun pada perkembangannya, akhir-akhir ini semakin banyak teori dan metode-metode baru untuk menilai kinerja perusahaan. Salah satu dari metode baru tersebut adalah Economic Value Added(EVA). Metode EVA didasarkan pada gagasan laba ekonomis yang menyatakan bahwa kekayaan hanya diciptakan ketika sebuah perusahaan mampu menutup biaya operasi dan biaya modal. EVA merupakan tolak ukur kinerja keuangan yang berbasis nilai, yang menggambarkan jumlah absolut dari nilai pemegang saham (shareholder value) yang dapat dihasilkan (created) atau dirusak (destroyed) pada suatu periode tertentu.
menunjukkan semakin banyaknya pusat perbelanjaan dan mall ataupun super mall yang dibangun, dan lebih banyak lagi yang sedang dalam proses pembangunan. Pada setiap mall setidaknya terdapat satu cabang dari perusahaan retail seperti Carrefour, Hypermart, Ramayana, Matahari, Giant, dll. Dari hal tersebut terlihat seberapa besarnya potensi yang dimiliki oleh Sektor Perdagangan Retail. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengambil populasi penelitian dari Sektor Perdagangan Retail karena menurut penulis, Sektor ini masih akan terus berkembang seturut dengan pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM” (STUDI PADA SEKTOR INDUSTRI PERDAGANGAN RETAIL).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
“Bagaimana pengaruh Analisis Fundamental dan EVA terhadap harga saham perusahaan?”
1.3 Batasan Masalah
Ruang lingkup penulisan ini dibatasi pada perhitungan EVA dan Analisis Fundamental terhadap laporan keuangan serta hubungannya terhadap harga saham objek penelitian. Perusahaan yang dijadikan penelitian adalah perusahaan yang terdaftar dalam Sektor Perdagangan Retail di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2007.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh EVA dan Analisis Fundamental terhadap harga saham objek penelitian.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Rasio Keuangan (Analisis Fundamental)
Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang seringkali dipakai adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya.
Rasio-rasio keuangan dapat dikelompokkan ke dalam lima kelompok dasar (Lukas Setia Atmaja, 2002:416), yaitu:
1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
a. Current Ratio
Mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar.
b. Quick Ratio
Seperti Current Ratio tetapi persediaan tidak diperhitungkan karena kurang likuid.
2. Rasio Aktivitas, yaitu rasio untuk mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan asset dengan melihat tingkat aktivitas asset.
a. Total Asset Turnover Ratio
Mengukur efektifitas penggunaan seluruh aktiva. b. Inventory Turnover Ratio
Mengukur perputaran persediaan menjadi kas.
3. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio untuk melihat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
a. Gross Profit Margin Ratio
Mengukur tingkat pengembalian laba kotor terhadap penjualan. b. Net Profit Margin Ratio
Mengukur tingkat pengembalian laba bersih terhadap penjualan. c. Return On Asset Ratio
Mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktivanya.
d. Return On Equity Ratio
Mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan modalnya.
4. Rasio Pengungkit, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya serta menilai sejauh mana sumber pembiayaan perusahaan berasal dari pinjaman.
a. Debt Ratio
Mengukur tingkat penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan aktiva perusahaan.
b. Debt Equity Ratio
Membandingkan sumber pembiayaan yang berasal dari modal pemegang saham.
c. Leverage Ratio
5. Rasio Pasar, yaitu rasio untuk melihat perkembangan nilai pasar relatif terhadap nilai buku perusahaan.
a. Earning Per Share
Menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap lembar saham.
b. Price Earning Ratio
Menghitung penghasilan yang akan diterima investor bila perusahaan mengalami keuntungan
2.2 Economic Value Added(EVA)
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang Economic Value Added (EVA) dengan definisi yang berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa definisi Economic Value Added (EVA) menurut beberapa ahli yaitu:
1. Economic Value Added (EVA) merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari suatu investasi (Agnes Sawir, 2003:48).
2. Economic Value Added (EVA) adalah suatu tolak ukur yang menggambarkan jumlah absolut dari nilai pemegang saham (Shareholder value) yang diciptakan (created) atau dirusak (destroyed) pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun (Amin Widjaja Tunggal, 2001:2).
3. Economic Value Added (EVA) adalah tolak ukur kinerja keuangan dengan mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya modal (S. David Young dan Stephen F, 2001:5).
3. METODE PENELITIAN
3.1 Data dan Variabel yang Digunakan
Data dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber. Adapun data-data tersebut antara lain:
1. Laporan Keuangan Konsolidasi tahun 2003 – 2007
2. Daftar Harga Saham masing-masing emiten tahun 2003 – 2007
3.4 Alat Analisis yang Digunakan 1. Analisis Fundamental a. Rasio Likuiditas 1.) Current Ratio (CR)
2.) Quick Ratio (QR)
b. Rasio Aktivitas
2.) Inventory Turnover Ratio (IT)
c. Rasio Profitabilitas
1.) Gross Profit Margin Ratio (GPM) G
2.) Net Profit Margin Ratio (NPM)
3.) Return On Asset Ratio (ROA)
4.) Return On Equity Ratio ROE)
d. Rasio Pengungkit 1.) Debt Ratio (DR)
2.) Debt Equity Ratio (DER)
3.) Leverage Ratio (LR)
e. Rasio Pasar
1.) Earning Per Share (EPS)
2.) Price Earning Ratio (PER)
2. Economic Value Added (EVA)
a. Penghitungan Net Operating Profit After Tax (NOPAT).
NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan (financial cost) dan non cash bookkeeping entries seperti biaya penyusutan.
b. Menghitung Invested Capital.
panjang yang menanggung bunga hutang, dan kewajiban jangka panjang lainnya.
c. Menentukan Capital Cost Rate (WACC / Weighted Average Cost of Capital)
WACC adalah jumlah biaya dari setiap komponen modal hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan ekuitas pemegang saham ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar.
Dengan cara:
1). Menghitung Tingkat Modal dari Hutang (D)
2.) Menghitung Biaya Hutang Jangka Pendek (rd)
3.) Menentukan Pajak Penghasilan (T)
4.) Menghitung Tingkat Modal dari Ekuitas (E)
5.) Menghitung Biaya Modal(re)
d. Menghitung Capital Charges
Capital Charges adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti para investor atas resiko usaha dari modal yang ditanamkan.
e. Menghitung Nilai Economic Value Added (EVA)
Economic Value Added (EVA) adalah laba yang tersisa setelah dikurangi biaya modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut.
3. Uji Asumsi Klasik
dilakukan analisis terhadap semua uji asumsi klasik, jika ada data yang tidak memenuhi persyaratan, maka dapat dilakukan perbaikan pada uji tersebut sampai data tersebut memenuhi persyaratan asumsi klasik. a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki populasi data yang berdistribusi normal. Pengamatan data yang normal akan memberikan nilai ekstrim rendah dan ekstrim tinggi yang sedikit dan kebanyakan mengumpul di tengah. Demikian juga nilai rata-rata, modus dan median relatif dekat.
Uji normalitas dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana tidak terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain atau disebut homoskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya (Gujarati, 2003). Interpretasi heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat signifikansi antara variabel bebas secara parsial terhadap absolut residualnya. Gangguan heteroskedastisitas terjadi jika terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (salah satu atau kesemuanya) terhadap absolut residualnya.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu.
Uji multikolinearitas dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). Data dinyatakan memiliki gangguan multikolinearitas apabila memiliki nilai VIF yang lebih besar dari 5.
d. Uji Autokorelasi
observasi dengan data observasi sebelumnya. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana tidak terdapat autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan Uji Durbin Watson. Yang dimaksud dengan Uji Durbin Watson adalah mencari nilai Durbin Watson (DW), kemudian membandingkannya dengan nilai DW tabel. Adapun kriteria untuk menerima atau menolak Ho (ada atau tidaknya gangguan autokorelasi pada data), adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Daerah Penerimaan Pada UjiDurbin Watson
Sumber: Dwi Priyatno, Mandiri Belajar SPSS, Hal 49 4. Analisis Descriptive Statistic
Analisis Descriptive Statistic digunakan untuk mengetahui nilai terendah, tertinggi, nilai rata-rata, dan standar deviasi dari masing-masing variabel.
5. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda adalah alat analisis statistika yang digunakan untuk mengukur hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel bebas terhadap sebuah variabel terikat.
Persamaan Regresi Linier Berganda: Y’ = a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn
Keterangan:
Y’ = Variabel terikat yang diprediksi a = Konstanta
b = Koefisien regresi X = Variabel bebas
Menolak Ho Autokorelasi
Positif
Daerah Keragu‐
raguan
Menerima Ho Tidak ada Autokorelasi
Daerah Keragu‐ raguan
Menolak Ho Autokorelasi Negatif
dU 4 – dL
dL
a. Analisis Korelasi Ganda (R)
Analisis Koefisien Ganda digunakan untuk mengetahui seberapa kuatkah pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Adapun menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi Ganda sebagai berikut:
Tabel 3.1
Interpretasi Koefisien Korelasi Ganda Interval Koefisien Tingkat Pengaruh
0,000 – 0,199 Sangat Lemah 0,200 – 0,399 Lemah
0,400 – 0,599 Sedang 0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono, 2007
b. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Analisis Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya persentase pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
c. ANOVA (Uji F)
ANOVA digunakan untuk mengetahui signifikansi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jika signifikan (nilai signifikansi di bawah 0,05) berarti variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Jika tidak signifikan (nilai signifikansi di atas 0,05) berarti variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
d. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji Koefisien Regresi Secara Parsial digunakan untuk mengetahui arah dan pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.
Untuk mengetahui apakah variabel bebas secara terpisah berpengaruh secara signfikan atau tidak terhadap variabel terikat, dapat diketahui dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi di bawah 0,05 berarti variabel bebas secara terpisah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Jika nilai signifikansi di atas 0,05 berarti variabel bebas secara terpisah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Fundamental
Contoh perhitungan Analisis Fundamental:
2007 2006 2005 2004 2003
Rasio Likuiditas
Aktiva Lancar 344,663 381,552 315,581 346,346 318,334
Hutang Lancar 270,878 207,400 229,340 259,610 188,169
Current Ratio 1.272 1.840 1.376 1.334 1.692
Aktiva Lancar 344,663 381,552 315,581 346,346 318,334
Inventory 141,920 215,922 209,853 230,456 201,087
Hutang Lancar 270,878 207,400 229,340 259,610 188,169
Quick Ratio 0.748 0.799 0.461 0.446 0.623
Rasio Aktivitas
Penjualan Bersih 3,175,322 3,624,924 3,363,877 3,265,440 3,614,851
Total Aktiva 688,375 744,926 719,830 742,487 665,034
Total Asset Turnover 4.613 4.866 4.673 4.398 5.436
Penjualan Bersih 3,175,322 3,624,924 3,363,877 3,265,440 3,614,851
Inventory 141,920 215,922 209,853 230,456 201,087
Inventory Turnover 22.374 16.788 16.030 14.169 17.977
Rasio Profitabilitas
Laba Kotor 233,080 228,396 198,551 214,054 210,250
Penjualan Bersih 3,175,322 3,624,924 3,363,877 3,265,440 3,614,851
Gross Profit Margin (GPM) 0.073 0.063 0.059 0.066 0.058
Laba Bersih 4,176 39,074 9,943 5,068 8,364
Penjualan Bersih 3,175,322 3,624,924 3,363,877 3,265,440 3,614,851
Net Profit Margin (NPM) 0.001 0.011 0.003 0.002 0.002
Laba Bersih 4,176 39,074 9,943 5,068 8,364
Total Aktiva 688,375 744,926 719,830 742,487 665,034
Return On Assets (ROA) 0.006 0.052 0.014 0.007 0.013
Laba Bersih 4,176 39,074 9,943 5,068 8,364
Total Ekuitas 373,298 368,891 329,817 319,874 314,805
Return On Equity (ROE) 0.011 0.106 0.030 0.016 0.027
Rasio Pengungkit
Total Hutang 315,077 375,614 389,604 422,246 349,855
Total Aktiva 688,375 744,926 719,830 742,487 665,034
Debt Ratio 0.458 0.504 0.541 0.569 0.526
Total Hutang 315,077 375,614 389,604 422,246 349,855
Total Ekuitas 373,298 368,891 329,817 319,874 314,805
Debt Equity Ratio (DER) 0.844 1.018 1.181 1.320 1.111
Total Aktiva 688,375 744,926 719,830 742,487 665,034
Total Ekuitas 373,298 368,891 329,817 319,874 314,805
Leverage Ratio 1.844 2.019 2.183 2.321 2.113
Rasio Pasar
Earning Per Share (EPS)* 9 83 21 11 1
Harga Pasar Per Lembar Saham 2,100 1,020 1,340 1,000 1,250
Earning Per Share 9 83 21 11 18
Price Earning Ratio (PER) 233.333 12.289 63.810 90.909 69.444
*Tertera Di Dalam Laporan Keuangan
Analisis Fundamental ALFA
Contoh Perhitungan EVA:
2007 2006 2005 2004 2003
Laba Bersih (Setelah Pajak) 4,176 39,074 9,943 5,068 8,364
Biaya Bunga ‐24,040 ‐29,842 ‐32,524 ‐32,839 ‐27,761
NOPAT ‐19,864 9,232 ‐22,581 ‐27,771 ‐19,397
Hutang Jk. Pendek 270,878 207,400 229,340 259,610 188,169
Hutang Jk. Panjang 44,199 168,214 160,264 162,637 161,686
Total Ekuitas 373,298 368,891 329,817 319,874 314,805
Invested Capital (IC) 688,375 744,505 719,421 742,121 664,660
Total Hutang 315,077 375,614 389,604 422,247 349,855
Total Ekuitas 373,298 368,891 329,817 319,874 314,805
Tingkat Hutang (D) 0.458 0.505 0.542 0.569 0.526
Biaya Bunga ‐24,040 ‐29,842 ‐32,524 ‐32,839 ‐27,761
Total Hutang 315,077 375,614 389,604 422,247 349,855
Cost Of Debt (rd) ‐0.076 ‐0.079 ‐0.083 ‐0.078 ‐0.079
Beban Pajak 9,950 4,642 5,156 3,617 882
Laba Sebelum Pajak ‐5,913 34,444 4,830 1,444 7,490
Tingkat Pajak (T) ‐1.683 0.135 1.067 2.505 0.118
Total Ekuitas 373,298 368,891 329,817 319,874 314,805
Total Hutang 315,077 375,614 389,604 422,247 349,855
Tingkat Modal (E) 0.542 0.495 0.458 0.431 0.474
PER 233.333 12.289 63.810 90.909 69.444
Cost Of Equity (re) 0.004 0.081 0.016 0.011 0.014
WACC ‐0.091 0.006 0.010 0.071 ‐0.030
Capital Charges (CC) ‐62,893 4,197 7,364 52,936 ‐19,959
Economic Value Added (EVA) 43,029 5,035 ‐29,945 ‐80,707 562 ALFA
Hasil Perhitungan Analisis Fundamental
No Perusahaan CR QR TAT IT GPM NPM ROA ROE DR DER LR EPS PER
1 ALFA 2007 1,272 0,748 4,613 22,374 0,073 0,001 0,006 0,011 0,458 0,844 1,844 9,000 233,333 2 ALFA 2006 1,840 0,799 4,866 16,788 0,063 0,011 0,052 0,106 0,504 1,018 2,019 83,000 12,289 3 ALFA 2005 1,376 0,461 4,673 16,030 0,059 0,003 0,014 0,030 0,541 1,181 2,183 21,000 63,810 4 ALFA 2004 1,334 0,446 4,398 14,169 0,066 0,002 0,007 0,016 0,569 1,320 2,321 11,000 90,909 5 ALFA 2003 1,692 0,623 5,436 17,977 0,058 0,002 0,013 0,027 0,526 1,111 2,113 18,000 69,444 6 HERO 2007 0,162 -0,377 2,936 10,400 0,216 0,013 0,039 0,107 0,632 1,721 2,721 209,000 23,684 7 HERO 2006 0,133 -0,442 2,977 11,236 0,212 0,013 0,040 0,112 0,644 1,807 2,807 195,000 24,615 8 HERO 2005 0,846 0,317 2,827 10,610 0,198 0,013 0,037 0,108 0,661 1,947 2,947 168,000 41,667 9 HERO 2004 0,907 0,365 2,925 10,548 0,191 0,009 0,026 0,075 0,648 1,842 2,842 104,000 26,923 10 HERO 2003 0,868 0,380 2,623 10,395 0,189 -0,007 -0,019 -0,053 0,629 1,693 2,693 -67,000 -14,925 11 MPPA 2007 1,403 0,943 1,162 10,777 0,264 0,018 0,021 0,056 0,614 1,590 2,590 41,000 16,829 12 MPPA 2006 0,811 0,290 1,403 10,731 0,272 0,019 0,027 0,074 0,642 1,793 2,793 55,000 14,545 13 MPPA 2005 1,288 0,717 1,511 10,226 0,291 0,032 0,049 0,108 0,548 1,214 2,214 89,000 10,787 14 MPPA 2004 1,499 1,164 1,375 13,697 0,314 0,023 0,031 0,068 0,540 1,174 2,174 51,000 11,275 15 MPPA 2003 1,137 0,798 1,480 13,000 0,305 0,023 0,034 0,066 0,489 0,956 1,956 45,000 11,667 16 MTSM 2007 1,565 1,532 0,342 89,481 0,227 0,095 0,032 0,042 0,225 0,290 1,290 55,000 9,091 17 MTSM 2006 0,474 0,463 0,373 176,341 0,318 0,123 0,046 0,060 0,242 0,319 1,319 76,000 5,921 18 MTSM 2005 0,262 0,249 0,347 113,701 0,289 0,138 0,048 0,071 0,321 0,473 1,473 84,000 14,286 19 MTSM 2004 0,264 0,187 0,375 17,536 0,182 0,137 0,051 0,089 0,426 0,741 1,741 98,000 9,949 20 MTSM 2003 0,207 0,150 0,371 15,459 0,189 0,091 0,034 0,068 0,506 1,023 2,023 69,000 13,768 21 RALS 2007 2,805 2,044 1,677 9,817 0,271 0,075 0,126 0,170 0,262 0,354 1,354 51,930 16,368 22 RALS 2006 3,182 2,438 1,771 12,686 0,275 0,070 0,124 0,161 0,230 0,299 1,299 44,400 19,595 23 RALS 2005 2,873 2,079 1,839 11,906 0,267 0,070 0,129 0,172 0,246 0,326 1,326 43,100 18,794 24 RALS 2004 2,187 1,828 1,485 14,697 0,270 0,082 0,122 0,188 0,353 0,545 1,545 44,540 17,400 25 RALS 2003 1,935 1,631 1,414 14,631 0,277 0,085 0,121 0,201 0,400 0,666 1,666 43,300 20,208 26 RIMO 2007 0,852 0,220 2,057 4,571 0,328 0,009 0,018 0,084 0,781 3,647 4,667 3,340 53,892 27 RIMO 2006 0,704 0,210 2,995 7,999 0,082 -0,262 -0,786 -4,197 0,807 4,311 5,343 -154,000 -0,422 28 RIMO 2005 1,416 0,340 1,793 3,566 0,285 -0,052 -0,093 -0,180 0,476 0,923 1,936 -34,000 -2,206 29 RIMO 2004 1,333 0,439 1,490 3,856 0,284 -0,099 -0,147 -0,263 0,434 0,800 1,791 -59,000 -1,102 30 RIMO 2003 1,347 0,473 1,274 3,535 0,271 -0,075 -0,096 -0,165 0,412 0,710 1,722 -47,000 -2,128 Sumber: Hasil Perhitungan
4.2 Economic Value Added (EVA)
Hasil Perhitungan EVA
EVA Tahun
4.3 Harga Saham(Dalam Rupiah)
Harga Saham (Dalam Rupiah) Harga
Saham
Tahun
2007 2006 2005 2004 2003 ALFA 2.100 1.020 1.340 1.000 1.250 HERO 4.950 4.800 7.000 2.800 1.000 MPPA 690 800 960 575 525 MTSM 500 450 1.200 975 950 RALS 850 870 810 775 875
RIMO 180 65 75 65 100
Sumber: http://www.yahoofinance.com
4.4 Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true significance. *.
Lilliefors Significance Correction a.
Sumber: Hasil SPSS
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Nilai Signifikansi Variabel Bebas Terhadap Absolut Residual
No. Variabel Bebas Nilai Signifikansi No. Variabel Bebas Nilai Signifikansi
1. EVA 0,949 8. ROA 0,501
2. CR 0,679 9. ROE 0,421
3. QR 0,569 10. DR 0,232
4. TAT 0,598 11. DER 0,484
5. IT 0,719 12. LR 0,490
6. GPM 0,925 13. EPS 0,180
7. NPM 0,923 14. PER 0,542
Sumber: Hasil SPSS
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Variabel VIF Model Variabel VIF Model Variabel VIF
1
Sumber: Hasil SPSS
Dari hasil SPSS, kita dapat mengetahui bahwa terdapat keseluruhan 12 model regresi. Dari model ke-1 sampai dengan model ke-6 masih terdapat variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 5, dengan kata lain terdapat gangguan Multikolinearitas pada model regresi. Namun mulai dari model ke-7 sampai dengan model ke-12 sudah tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF yang lebih besar dari 5, dengan kata lain sudah tidak terdapat gangguan Multikolinearitas pada model regresi.
Regresi ke-7 semakin berkurang (dieliminasi) sampai akhirnya pada Model Regresi ke-12 variabel bebas yang tersisa hanya NPM dan EPS.
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
.891a .793 .727 828.652 2.014
Model
Predictors: (Constant), EPS, EVA, LR, GPM, ROE, NPM, CR a.
Dependent Variable: Harga Saham b.
Sumber: Hasil SPSS - Nilai Durbin Watson Tabel n = 30; k = 7
dL = 0,926; dU = 2,034; 4-dL =3,074; 4-dU = 1,966
Gambar 5.1
Daerah Penerimaan Pada UjiDurbin Watson
4 – dU
4.5 Analisis Descriptive Statistic
Descriptive Statistics
30 65 7000 1318.33 1586.568
30 -80707 235213 49015.47 85677.978
30 .133 3.182 1.26580 .789585
30 -.442 2.438 .71717 .707437
30 .342 5.436 2.16027 1.447079
30 3.535 176.341 23.29133 37.175729
30 .058 .328 .21952 .087572
30 -.262 .138 .02207 .077773
30 -.786 .129 .00353 .161694
30 -4.197 .201 -.08627 .783385
30 .225 .807 .49220 .159545
30 .290 4.311 1.22127 .911792
30 1.290 5.343 2.22373 .917131
30 -154.000 209.000 45.02033 74.444758
30 -14.925 233.333 27.67553 45.006711
30 Harga Saham
EVA CR QR TAT IT GPM NPM ROA ROE DR DER LR EPS PER
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sumber: Hasil SPSS
Dari tabel di atas, kita dapat mengetahui bahwa jumlah data observasi (N), nilai minimum (Minimum), nilai maksimum (Maksimum), nilai rata-rata (Mean), serta nilai standar deviasi (Std. Deviation) masing-masing variabel.
4.6 Analisis Regresi Linier Berganda
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 PER, NPM, CR, IT, GPM, EPS,
LR, EVA, TAT, ROE, DR, QR, ROA(a)
. Enter
2
. PER Backward (criterion: Probability
of F-to-remove >= .100). 3
. IT Backward (criterion: Probability
of F-to-remove >= .100). 4
. ROA Backward (criterion: Probability
of F-to-remove >= .100).
5 . TAT Backward (criterion: Probability
of F-to-remove >= .100).
6 . QR Backward (criterion: Probability
of F-to-remove >= .100).
7 . DR Backward (criterion: Probability
of F-to-remove >= .100).
8 . LR Backward (criterion: Probability
of F-to-remove >= .100).
9 . ROE Backward (criterion: Probability
of F-to-remove >= .100). 10
. CR Backward (criterion: Probability
of F-to-remove >= .100).
11 . EVA Backward (criterion: Probability
of F-to-remove >= .100).
12 . GPM Backward (criterion: Probability
of F-to-remove >= .100). Sumber: Hasil SPSS
Tabel di atas menunjukkan berapa banyak variabel bebas yang dimasukkan dan dikeluarkan. Untuk Model 1 semua variabel bebas dimasukkan ke dalam model regresi, kemudian satu per satu yang tidak memenuhi kriteria dikeluarkan. Untuk Model 2 variabel bebas yang dikeluarkan adalah PER yang berarti variabel bebas dari Model 1 (14 buah variabel bebas) semua dimasukkan ke Model 2 kecuali variabel PER (jumlah variabel bebasnya berkurang menjadi 13 buah), begitu selanjutnya sampai Model 12. Adapun kriteria variabel bebas mana yang dikeluarkan terlebih dahulu akan dijelaskan pada analisis selanjutnya.
Model Summary
.906a .821 .676 903.652
.906b .821 .695 876.672
.906c .821 .711 853.099
.905d .819 .724 833.650
.904e .817 .735 816.776
.896f .803 .728 827.027
.891g .793 .727 828.652
.889h .791 .736 815.300
.883i .780 .735 817.436
.872j .761 .722 836.203
.868k .753 .724 833.307
.853l .728 .708 857.854
Model
Predictors: (Constant), PER, NPM, CR, IT, GPM, EPS, LR, EVA, TAT, ROE, DR, QR, ROA
a.
Predictors: (Constant), NPM, CR, IT, GPM, EPS, LR, EVA, TAT, ROE, DR, QR, ROA
b.
Predictors: (Constant), NPM, CR, GPM, EPS, LR, EVA, TAT, ROE, DR, QR, ROA
c.
Predictors: (Constant), NPM, CR, GPM, EPS, LR, EVA, TAT, ROE, DR, QR
d.
Predictors: (Constant), NPM, CR, GPM, EPS, LR, EVA, ROE, DR, QR
e.
Predictors: (Constant), NPM, CR, GPM, EPS, LR, EVA, ROE, DR
f.
Predictors: (Constant), NPM, CR, GPM, EPS, LR, EVA, ROE
g.
Predictors: (Constant), NPM, CR, GPM, EPS, EVA, ROE h.
Predictors: (Constant), NPM, CR, GPM, EPS, EVA i.
Predictors: (Constant), NPM, GPM, EPS, EVA j.
Predictors: (Constant), NPM, GPM, EPS k.
Predictors: (Constant), NPM, EPS l.
Sumber: Hasil SPSS
Dari tabel di atas kita dapat memperoleh besarnya nilai R, R2, dan Adjusted R2 masing-masing model regresi. Menurut Singgih Santoso (2005) untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas, digunakan Adjusted R2 sebagai Koefisien Determinasi.
ANOVAm
59933337 13 4610256.696 5.646 .001a
13065380 16 816586.226
72998717 29
59933314 12 4994442.794 6.499 .000b
13065403 17 768553.125
72998717 29
59898718 11 5445338.030 7.482 .000c
13099998 18 727777.685
72998717 29
59794245 10 5979424.506 8.604 .000d
13204472 19 694972.190
72998717 29
59656243 9 6628471.499 9.936 .000e
13342473 20 667123.659
72998717 29
58635287 8 7329410.824 10.716 .000f
14363430 21 683972.861
72998717 29
57892117 7 8270302.466 12.044 .000g
15106599 22 686663.609
72998717 29
57710279 6 9618379.762 14.470 .000h
15288438 23 664714.700
72998717 29
56961882 5 11392376.37 17.049 .000i
16036835 24 668201.451
72998717 29
55517810 4 13879452.48 19.849 .000j
17480907 25 699236.270
72998717 29
54944310 3 18314769.87 26.375 .000k
18054407 26 694400.272
72998717 29
53129052 2 26564526.12 36.097 .000l
19869664 27 735913.497
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), PER, NPM, CR, IT, GPM, EPS, LR, EVA, TAT, ROE, DR, QR, ROA
a.
Predictors: (Constant), NPM, CR, IT, GPM, EPS, LR, EVA, TAT, ROE, DR, QR, ROA b.
Predictors: (Constant), NPM, CR, GPM, EPS, LR, EVA, TAT, ROE, DR, QR, ROA c.
Predictors: (Constant), NPM, CR, GPM, EPS, LR, EVA, TAT, ROE, DR, QR d.
Predictors: (Constant), NPM, CR, GPM, EPS, LR, EVA, ROE, DR, QR e.
Predictors: (Constant), NPM, CR, GPM, EPS, LR, EVA, ROE, DR f.
Predictors: (Constant), NPM, CR, GPM, EPS, LR, EVA, ROE g.
Predictors: (Constant), NPM, CR, GPM, EPS, EVA, ROE h.
Predictors: (Constant), NPM, CR, GPM, EPS, EVA i.
Predictors: (Constant), NPM, GPM, EPS, EVA j.
Predictors: (Constant), NPM, GPM, EPS k.
Predictors: (Constant), NPM, EPS l.
Dependent Variable: Harga Saham m.
Sumber: Hasil SPSS
Untuk mengetahui apakah semua rasio dalam Analisis Fundamental dan EVA secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap Harga Saham, kita perlu memperhatikan Model Regresi ke-1. Terlihat pada Model Regresi ke-1 nilai F hitung adalah sebesar 5,646 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 yang artinya semua variabel bebas dalam Model Regresi ke-1 secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham.
Sumber: Hasil SPSS
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh EVA dan Analisis Fundamental terhadap harga saham objek penelitian. Berikut ini adalah kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu:
1. EVA tidak memiliki pengaruh terhadap Harga Saham, sehingga EVA kurang tepat untuk digunakan dalam memprediksi Harga Saham.
2. Rasio-rasio dalam Analisis Fundamental tidak semuanya berpengaruh terhadap Harga Saham. Adapun rasio yang berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham hanya NPM dan EPS saja, sedangkan sisanya yaitu CR, QR, TAT, IT, GPM, ROA, ROE, DR, DER, LR, dan PER tidak memiliki pengaruh terhadap Harga Saham.
3. Semua rasio-rasio dalam Analisis Fundamental dan EVA jika secara bersama-sama digunakan akan berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham. Hal ini terlihat pada Tabel ANOVA, Model Regresi ke-1, nilai F hitung sebesar 5,646 dengan tingkat signifikansi 0,001. Hal ini berarti bahwa semua variabel bebas dalam Model Regresi ke-1 secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham. Dari Tabel Model Summary diperoleh nilai R dan Adjusted R2 untuk Model Regresi ke-1 adalah sebesar 0,901 dan 0,676. Hal ini berarti secara bersama-sama variabel bebas dalam Model Regresi ke-1 memiliki pengaruh yang “Sangat Kuat” karena nilai R di antara 0,800 – 1,000. Nilai Adjusted R2 sebesar 0,676 yang artinya variabel bebas dalam Model Regresi ke-1 secara bersama-sama dapat menjelaskan 67,6% Harga Saham, sementara sisanya 32,4% dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
5.2 Keterbatasan Penelitian
1. Periode penelitian yang menggunakan periode tahunan, sementara harga saham yang bergerak di Pasar Modal bergerak dalam periode harian (bahkan dapat berubah dalam hitungan menit) sehingga kesimpulan yang diperoleh kurang akurat bila digunakan untuk menganalisis perubahan harga saham dalam periode singkat (harian, mingguan, ataupun bulanan).
2. Variabel penelitian hanya berkisar pada faktor akuntansi yaitu analisis laporan keuangan saja, tanpa memperdulikan faktor-faktor lain seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, situasi ekonomi global, dll.
5.3 Saran
1. Bagi investor yang hendak menilai kinerja emiten melalui laporan keuangan, rasio yang harus mendapatkan perhatian lebih ialah rasio NPM dan EPS. 2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah sampel
dalam penelitian agar kesimpulan yang dihasilkan dapat lebih meyakinkan untuk digeneralisasikan.
4. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan faktor-faktor lain selain faktor akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA
Aryo Tifandanu, 2007, Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Return On Asset (ROA) Terhadap Keuntungan Yang Diterima Oleh Pemegang Saham, Skripsi, Universitas Gunadarma.
Bambang Kustituanto dan Rudy Badrudin, 1994. Statistika 1 (Deskriptif). Gunadarma.
Duwi Priyatno, 2008, Mandiri Belajar SPSS, Edisi Pertama, MediaKom, Yogyakarta.
Gloria Margaret, 2007, Pengukuran Kinerja Keuangan Dengan Metode Economic Value Added Dan Metode Konvensional: Studi Kasus Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Periode 1996-2005, Skripsi, Universitas Gunadarma.
Haryono Subiyakto, 1994. Statistika 2, Gunadarma.
Lembaga Pengembangan Pasar Modal LEPMA, 2001, Modul Kursus Pasar Modal, Universitas Gunadarma.
Lisa L. Utomo, 1999, Economic Value Added Sebagai Ukuran Keberhasilan Manajemen Perusahaan, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.1 No.1, Mei 1999, 28-42.
Lukas S. Atmaja, Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta.
Noer Sasongko dan Nila Wulandari, 2006, Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Probabilitas Terhadap Hara Saham, Empirika Vol.19 No.1, Juni 2006, 64-80.
Shinta Herdiani, 2007, Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Return Saham (Studi empiris pada Emiten Sektor Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Jakarta), Skripsi, Universitas Gunadarma.
Singgih Santoso, 2005, Mengatasi Berbagai Masalah Statistik Dengan SPSS Versi 11.5, Edisi Ketiga, PT Elex Media komputindo, Jakarta.
Yulius J. Christawan, 2004, Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Yang Diterima Oleh Pemegang Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta), urnal Akuntansi dan Keuangan Vol.6 No.2, November 2004, 140-166.
www.yahoofinance.com www.idx.co.id