• Tidak ada hasil yang ditemukan

T MMB 1302663 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T MMB 1302663 Chapter1"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Masalah

Era Globalisasi merupakan zaman dimana perdagangan bebas mengharuskan

para pelaku bisnis yang bergerak dalam bidang industri perdagangan barang atau

jasa untuk mampu bersaing dalam dunia bisnis. Seiring dengan kemajuan dan

perkembangan yang pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi

menyebabkan perubahan diberbagai aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek

perubahan tersebut adalah dibidang komunikasi dan informasi. Komunikasi dan

informasi merupakan suatu hal penting yang dianggap mampu membantu

kehidupan manusia. Sejak ditemukannya alat komunikasi, pola dan cara hidup

manusia menjadi berubah serta gerak hidup manusia menjadi lebih mudah dan

terasa dekat.

Telekomunikasi merupakan bagian dari sektor jasa. Jasa merupakan semua

tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan suatu pihak ke pihak lain yang pada

intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan siapapun (Kotler &

Keller, 2012) yang memiliki karakteristik yang unik, yaitu produk (jasa) yang

dihasilkan tidak dapat dilihat (intangibility), produk yang diproduksi dan

dikonsumsi dilakukan pada saat itu pula (inseparability), adanya interaksi antara

2 pelanggan dan penyedia jasa (variability), dan jasa pariwisata tidak dapat

diproduksi saat ini untuk dikonsumsi di masa depan (perishability).

Perkembangan teknologi komunikasi kini terus mengalami perkembangan

dari sisi teknologi maupun layanan, serta perkembangan teknologi dalam

beberapa aspek sudah mengubah pola kehidupan masyarakat. Contoh nyata hasil

perkembangan teknologi komunikasi ialah munculnya telepon genggam. Pada

saat ini penggunaan telepon genggam bukanlah hal aneh karena hampir penduduk

Indonesia sudah menggunakan telepon genggam dalam kesehariannya. Namun

(2)

semakin berkembang. Telepon genggam sudah beralih fungsi dari alat

komunikasi jarak jauh menjadi sebuah benda yang sangat pintar yang dapat

digunakan berbagai macam hal oleh penggunanya.

Kondisi bisnis di Indonesia memiliki perubahan yang dinamis karena

terbantu dengan berkembangnya teknologi telekomunikasi. Pertukaran informasi

yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi

menjadi sangat penting. Telekomunikasi sebagai alat bagi pertukaran informasi

akan semakin memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di

bidang dunia informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun

teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

Sektor industri telekomunikasi semakin potensial pertumbuhannya karena

respon positif dari pengguna jasa telekomunikasi yang sangat antusias akibat dari

kemudahan dan keuntungan yang didapat. Fenomena tersebut terlihat dari

pertumbuhan jumlah pengguna seluler di Indonesia pada tahun 2010 - 2014 pada

Gambar 1.1 berikut:

0 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000

2010 2011 2012 2013 2014

318,150

206,447

199,062

184,445

167,710

GAMBAR 1.1

JUMLAH PENGGUNA SELULER DI INDONESIA TAHUN 2010 – 2014

(3)

Gambar 1.1 menunjukan angka dalam hitungan juta jiwa sebagai pengguna

seluler, bahwa jumlah pengguna seluler di Indonesia terus mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan tingkat kebutuhan konsumen

dan semakin bergantungnya kehidupan manusia dalam berkomunikasi jarak jauh.

Jika dilihat dari total pengguna seluler pada tahun 2014 mencapai angka

318.150.00 juta pengguna seluler dari total 242.013.000 juta jiwa penduduk

Indonesia (Berdasarkan data BPS 2013) hamper seluruhnya menggunakan

layanan seluler untuk berkomunikasi, artinya pengguna seluler di Indonesia

melebihi hitungan jumlah penduduknya, ada indikasi satu orang individu

berlangganan menggunakan beberapa sim card layanan telekomunikasi lebih dari

satu.

Seiring dengan semakin banyaknya penggunaan telepon seluler sehari-hari

juga, telah menjadi peluang yang besar bagi setiap pelaku usaha di bidang industri

telekomunikasi dalalm memberikan layanannya. Perusahaan-perusahaan yang

menyediakan jasa atau sarana komunikasi atau yang biasanya kita sebut dengan

SIM (Subscriber Identification Module) Card yang dalam operasionalnya

meningkatkan kebutuhan pelanggan terhadap telekomunikasi yang cepat, mudah,

dan memiliki jangkauan luas. Sebagai penunjang telepon genggam, setiap

operator penyedia jasa telekomunikasi yang cepat, mudah, menghasilkan suara

yang jernih saat berkomunikasi.

Bertambahnya perusahaan di industri operator telekomunikasi tersebut, selain

karena perkembangan teknologi, juga tidak bisa dilepaskan dari perubahan model

pengelolaan sektor telekomunikasi yang dilakukan Indonesia pada tahun 1999,

melalui UU No 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Sejak saat itu,

pengelolaan sektor telekomunikasi Indonesia berubah dari monopoli menjadi

persaingan (kompetisi). Sejak saat itulah beberapa perusahaan telekomunikasi dan

(4)

Setiap perusahaan dalam industri telekomunikasi berkompetisi untuk

mendapatkan pasar dengan menawarkan produk dengan berbagai layanan yang

diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga

semakin banyaknya kesempatan bagi konsumen untuk mendapatkan suatu produk

yang terbaik.

Persaingan yang ketat pada industri ini menyebabkan beragamnya jenis

operator seluler. Berikut Tabel 1.1 perusahaan-perusahaan dalam industri

telekomunikasi di Indonesia.

TABEL 1.1

PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI TELEKOMUNIKASI SELULER

Perusahaan Merek

Telkomsel Simpati, As

XL Axiata XL

Indosat Im3, Mentari

Tri Tri

Smart Telecom Smartfren

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Tabel 1.1 menunjukan terdapat lima perusahaan besar yang memproduksi

industri produk jasa telekomunikasi seluler, masing-masing perusahaan tersebut

saat ini tengah berkompetisi dalam mengembangkan keunggulan produknya

melalui berbagai inovasi guna mendominasi pasar persaingan yang seiring dengan

meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, maka peluang pasar untuk produk

jasa ini juga akan terus bertambah.

Globalisasi mengubah kondisi persaingan bisnis ke arah kondisi yang semakin

kompetitif. Perubahan lingkungan bisnis yang diakibatkan oleh pesatnya

kemajuan teknologi telah menyebabkan dunia bisnis untuk mengikuti

perkembangan yang terjadi. Keadaan pasar yang semakin berkembang dan

dinamis menuntut perusahaan menerjemahkan keadaan pasar, dimana pilihan

konsumen semakin banyak dan satu sama lain memberikan nilai akhir yang

(5)

Banyaknya pesaing di industri telekomunikasi saat ini membuat situasi

persaingan semakin kompetitif. Pelanggan diberikan penawaran-penawaran

terbaik dari setiap provider, hal ini berdampak baik dari sudut pandang

pelanggan, karena pelanggan akan semakin bebas dalam memilih produk yang

sesuai untuk memenuhi kebutuhannya.

Merek-merek yang ada dalam pasar industri telekomunikasi memiliki

masing-masing karakter keunggulan yang ditawarkan. Telkomsel yang sudah memiliki

nama besar dan tercatat sebagai provider yang paling awal muncul dalam

menawarkan layanan telekomunikasi mobile di Indonesia selalu melakukan

inovasi dalam fitur yang di sediakan untuk menjaga para pelanggan yang telah

setia menggunakan layanannya. Indosat dengan IM3 dan Mentari berusaha selalu

dekat dengan pelanggannya yang mayoritas anak muda, cenderung memunculkan

fitur paket layanan yang memudahkan penggunanya agar berkomunikasi lebih

mudah dengan teman maupun komunitas. Kebutuhan akses data yang terus

meningkat bagi setiap pengguna smartphone berusaha dimanfaatkan dengan baik

oleh provider 3 (three) dan Smartfren dengan fokus menyediakan promo-promo

paket akses data yang berkuota besar dan ditawarkan dengan murah.

XL Axiata dengan merek XL pun berusaha memperbaiki tingkat layanan,

promo-promo, dan inovasi pada produk sehingga dapat memberikan pelayanan

yang terbaik bagi pelanggannya yang cukup banyak anak muda dan kalangan

professional muda.

Merek-merek tersebut bersaing dan mengembangkan keunggulan produknya

masing-masing agar tidak kalah bersaing dengan kompetitor sejenis. Setiap

penyedia layanan menawarkan nilai yang berbeda bagi para pelanggan nya

dengan harapan dapat diterima dengan baik oleh para pelanggan aktif maupun

untuk mendapatkan pelanggan baru. Produk yang dijadikan sebagai objek

penelitian ini yaitu XL dari XL Axiata

Kondisi pangsa pasar yang kompetitif terlihat pada tinggi rendahnya market

(6)

Market share dapat menunjukan tingkat keputusan menggunakan pada

pelanggan. Berikut ini market share industri telekomunikasi dapat dilihat pada

Tabel 1.2

TABEL 1.2

MARKET SHARE INDUSTRI TELEKOMUNIKASI

Merek

Market Share

2011 2012 2013 2014

Simpati 35,9% 33,4% 28,0% 32,9%

IM3 18,5% 20,7% 18,0% 14,0%

XL 19,0% 19,2% 16,0% 14,1%

AS 11,6% 11,9% 14,1% 9,7

3 (Three) 3,7% 7,3% 9,2% 10,1%

Axis 5,6% 8,0% 8,6% 7,5%

Sumber: Modifikasi dari Majalah SWA 21/XXVII/3-12 Oktober 2011, SWA 24/XXVIII/8-21 November 2012, SWA 24/XXIX/14-27 November 2013, dan SWA 22 XXX 20-29 Oktober 2014

Berdasarkan Tabel 1.2 memberikan gambaran tentang pangsa pasar di industri

telekomunikasi seluler, dimana XL dalam pangsa pasar mengalami penurunan

secara fluktuatif. Penurunan ini menjadi sebuah acaman bagi XL karena hal ini

akan berdampak pada jumlah pelanggan yang dimiliki.

Perpindahan merek pada operator seluler lain maupun tidak dapat

menjangkau konsumen baru tidak sebanding dengan pertumbuhan pengguna

seluler di Indonesia, ini dapat menjadi sebuah indikasi konsumen tidak puas

terhadap layanan dan tidak mendapatkan pengalaman yang sesuai dengan apa

yang diharapkan terhadap produk XL dan lebih tertarik pada penawaran provider

lain yang mungkin lebih menarik dari sisi produk yang ditawarkannya sesuai

dengan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan telekomunikasi mobile.

Kondisi pasar saat ini menuntut adanya perubahan yang dapat memberikan

nilai lebih dari suatu produk yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan

(7)

untuk menarik perhatian konsumen baik dari sisi produk, tempat distribusi

maupun promosinya untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Keberhasilan sebuah produk dipasaran tergantung pada seberapa baik produk

tersebut diposisikan pada pasar, dalam melakukan proses pengiriman

manfaat-manfaat atau nilai keunggulan yang dimiliki produk harus dikomunikasikan

secara tepat pada pasar sasaran. Mengkomunikasikan bahwa produk memiliki

keunggulan terutama keunggulan yang berbeda dari pesaingnya dapat

membangun persepsi konsumen yang menciptakan kebutuhan.

Penurunan market share merek XL tersebut diperkirakan karena tingkat

kepuasan pelanggan terhadap XL menurun, sehingga terjadi perpindahan merek.

Kepuasan pelanggan dapat memberikan gambaran mengenai mungkin tidaknya

seseorang pelanggan beralih ke merek lain, terutama jika merek tersebut terdapat

perubahan, baik itu aspek harga ataupun atribut lainnya, terutama jika merek

tersebut tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Kepuasan merupakan sebuah ukuran bagi konsumen dalam memberikan

penilaian setelah merasakan manfaat dan efek dari penggunaan sebuah produk.

Perbedaan kebutuhan fungsi produk yang tidak sama membuat timbulnya

berbagai macam penilaian yang variatif.

Persepsi pelanggan yang beragam dapat menjadikan ukuran dalam

menggambarkan tingkat kinerja produk jika dirangkum dalam beberapa indikator.

Survei yang dilakukan oleh Majalah Swa untuk mengukur tingkat kepuasan

terhadap produk dengan kriteria memberikan kualitas layanan QSS (Quality

Satifaction Score), nilai kepuasan pelanggan terhadap harga yang mereka bayar

VSS (Value Satisfaction Score), dan keyakinan pelanggan bahwa merek yang

digunakan sebagai merek terbaik PBS (Perceived Best Score). Berikut Tabel 1.3

(8)

Berdasarkan Tabel 1.3 dalam menilai kinerja kepuasan pelanggan, tingkat

kualitas produk yang dirasakan pelanggan, tingkat kepuasan harga yang

dibayarkan, hingga keyakinan penggunaan merek terbaik dari berbagai

kompetitor dengan beberapa indikator yang telah di uraikan sebelumnya

mendapatkan tanggapan dengan nilai yang variatif, termasuk XL.

Penurunan kepuasan di beberapa indikator ini merupakan ancaman bagi

perusahaan karena pelanggan dapat merasa tidak puas dan akan berpindah ke

provider lain. Persaingan antar provider juga saling berlomba dalam hal desain

produk, kualitas produk dan persaingan harga. Kepuasan konsumen sebuah TABEL 1.3

TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK

Merek

Customer Satisfaction Index

QSS VSS PBS Expectation TSS

2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014 Simpati 4,259 4,252 4,294 4,068 4,046 4,139 4,209 4,201 4,265 4,004 3,922 4,019 4,140 4,101 4,177

IM3 4,076 3,932 3,294 3,962 3,893 3,894 4,046 3,973 3,988 3,827 3,598 3,650 3,979 3,855 3,860

XL 3,973 3,996 3,878 3,828 3,888 3,878 3,994 4,002 3,953 3,719 3,719 3,745 3,882 3,893 3,893

AS 3,971 4,002 4,040 3,840 3,943 3,097 3,958 4.023 4,014 3,793 3,805 3,930 3,793 3,939 3,973

3 3,879 3,932 3,855 3,809 3,894 3,865 3,809 3,870 3,812 3,673 3,532 3,614 3,800 3,795 3,781

Axis 3,808 3,777 3,757 3,881 3,749 3,757 3,784 3,780 3,721 3582 3,449 3,546 3,733 3,679 3,700

Sumber: Modifikasi dari majalah SWA 24/XXVIII/8-12 November 2012, SWA 24/XXIX/14-27 November 2013 dan SWA XXX 20-29 Oktober 2014

Keterangan :

QSS = Quality Satisfaction Score VSS = Value Best Score

(9)

provider harus selalu dipertahankan dan ditingkatkan, supaya konsumen percaya

terhadap produk yang dihasilkan, sehingga produk tersebut mempunyai reputasi

yang baik di mata konsumen.

Penurunan kepuasan ini terjadi dengan semakin banyaknya provider penyedia

layanan telekomunikasi mobile Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi

informasi yang menyebabkan konsumen lebih mudah untuk memahami dan

memiliki banyak alternatif atau pilihan terhadap suatu produk.

Kinerja merek mampu memberikan ukuran kesuksesan sebuah merek di pasar.

Menurut survey yang dilakukan oleh Majalah marketing dengan Top brand index

melalui tiga pengukuran dimensi. Ketiga pengukuran dimensi tersebut adalah

TOM (Top of Mind) dengan bobot 40%, LU (Last Usage) dengan bobot 30%, dan

FI (Future Intention) dengan bobot 30%. Ketiga dimensi ini bisa dikatakan

mampu memberikan gambaran secara cepat tentang kondisi merek di pasar. TOM

mencerminkan seberapa dikenal merek oleh khalayak luas, LU menunjukkan

seberapa besar penetrasi merek di khalayak luas, kemudian FI menunjukkan

seberapa menarikah sebuah merek bagi khalayak luas di masa datang. Ketiga

dimensi mampu mendiagnosa kondisi merek dengan lebih cepat. Berikut tabel 1.4

Top brand index dari merek XL.

TABEL 1.4 TOP BRAND INDEX

Merek

Top Brand Index

2012 2013 2014 2015

Simpati 37,9% 34,9% 30,2% 34,6%

IM3 17,8% 20,0% 16,9% 14,0%

XL 17,2% 13,4% 16,7% 15,4%

AS 10,9% 12,0% 13,9% 10,1%

3 (Three) 3,0% 6,8% 8,9% 9,0%

Axis 5,9% 7,7% 8,1% 6,9%

(10)

Tabel 1.4 menunjukan kinerja merek XL yang mengalami penurunan.

Terdapat indikasi adanya sebuah kejenuhan terhadap merek XL tersebut. Brand

yang kuat serta mempunyai value akan dapat menciptakan kekuatan merek yang

kemudian akan dapat menjadi keunggulan dari brand tersebut bila dibandingkan

dengan brand lainnya juga sebagai nilai lebih yang menjadikan brand tersebut

dinilai berbeda oleh konsumen ketika konsumen melakukan keputusan

pembelian. Apabila hal ini diabaikan akan berdampak terhadap menurunnya

angka penjualan dan mendapati bahwa kepemimpinan pasar berkurang bahkan

tidak akan dapat merasakan experience dari produk tersebut.

Perusahaan, kini menyadari bahwa merek merupakan asset perusahaan yang

paling bernilai, karena bukan hanya sekedar nama, istilah, symbol,dan

kombinasinya. Lebih dari itu mereka adalah janji perusahan untuk secara

konsisten memberika features, benefit, dan service kepada konsumen. Janji inilah

yang kemudian membuat masyarakat mengenali merek tersebut lebih daripada

merek yang lain. Menurut Kotler dan Keller (2009:258) merek adalah produk dan

jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara

dari produk dan jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang

sama. Perbedaan ini bisa fungsional, rasional dan nyata (berhubugan dengan

kinerja produk dari merek).

Menjalankan suatu bisnis bukan hanya mengenai keuntungan melainkan

bagaimana menciptkan nilai bagi pelanggan (Customer value) dan menambah

nilai bagi pelanggan. Customer value perlu menjadi perhatian untuk memacu

kepuasan pengguna dari sebuah produk. Agar produk yang dihasilkan oleh

produsen dikonsumsi oleh konsumen, maka produsen harus memberikan nilai

yang tinggi kepada konsumen dengan memberikan produk atau jasa yang

berkualitas dengan harga yang bersaing. Hal ini disebabkan oleh sikap konsumen

dalam membeli sebuah produk yang tidak hanya sebatas membeli produk yang

(11)

suatu produk dikarenakan produk tersebut mampu menawarkan atribut produk

yang terbaik.

Kunci keberhasilan dalam dunia bisnis saat ini adalah nilai pelanggan

(Customer Value), perusahaan harus dapat menciptakan nilai bagi pelanggan

mereka atau menghadapi konsekuensi menurunnya loyalitas pelanggan, pangsa

pasar, memburuk, atau menurunya keuntungan perusahaan.

Istilah nilai (value) digunakan dalam berbagai konteks berbeda, Slywotzky

dalam Tjiptono (2011:374) menegaskan bahwa menciptakan nilai pelanggan

(Customer Value) superior kepada high value customers dan value of an

organization mencerminkan nilai dari sudut pandang organisasi perspektif

pelanggan organisasi bersangkutan, dengan mempertimbangkan apa yang mereka

inginkan dan yakini bahwa mereka dapatkan dari pembelian dan penggunaan

produk tertentu.

XL menghadirkan beberapa program yang berusaha memberikan nilai tambah

bagi pelanggannya, tidak hanya mendapatkan layanan bagi pelangganya secara

rasional saja akses telpon atau pun (short messages service) SMS, dengan

perkembangan teknologi smartphone maka kebutuhan pengguna dari telpon

genggam meningkat membutuhkan layanan akses data dalam menunjang

kebutuhan bisnis maupun entertainment. Aplikasi – aplikasi Chating, social

media yang kini turut menjadi kebutuhan bagi setiap orang terutama XL yang

juga berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat masa kini yang telah menjadi

sebuah keharusan untuk mendapatkan layanan tersebut.

Tinggi peluang dalam bisnis industri telekomunikasi, XL mengambil

langkah lebih untuk memberikan kepuasan bagi pelanggannya dan mengingat

pangsa pasar yang cukup besar untuk mendapatkan konsumen baru sehingga XL

dapat menciptakan kreasi dan inovasi antara perusahaan dengan konsumen

sehingga menciptakan Customer value yang lebih agar menjadi produk unggulan

dan memberikan kepuasan sesuai apa yang diharapkan oleh konsumen, dengan

(12)

Strategi co-creation tersebut merupakan suatu strategi untuk membangun

karakter dan memperbaiki kinerja produk dengan kreatif melalui kolaborasi baik

dengan para ahli atau pelanggan, sehingga dapat mendorong penjualan dan

mampu meningkatkan pasar potensial. Coates (2009:3) menjelaskan “Co-creation

is an active, creative and social process, based on collaboration between

producers and users, that is initiated by the firm to generate value for

customers”.

Pada era new wave marketing adalah era dimana produsen dapat berkreasi

bersama konsumen yang pada praktek pengembangan produk co-creation yang

dinamis, interaktif dan berdasarkan multisumber dimana terdapat proses terkait

dengan penciptaan nilai dilakukan yang bukan lagi sekedar mengkoordinir segala

sesuatu yang berhubungan dengan quality, cost and delivery tetapi harus

dilakukan secara kolaborasi (Hermawan Kertajaya 2009:137).

XL melakukan inovasi dalam usahanya memberikan kepuasan bagi

pelanggan berusaha untuk memenuhi dua kebutuhan telekomunikasi setiap orang

pada saat ini, yaitu internet dan berkomunikasi satu dengan lainnya dengan

melakukan co-creation pada produk XL dalam memberikan pilihan bagi

konsumen. Produk yang ditawarkan oleh XL dibangun bersama lewat kolaborasi

dipandang sangat inovatif dan bagus.

Konsumen dalam melakukan co-creation bersama-sama dengan produsen

sangat menguntungkan dalam situasi persaingan dan perkembangan kebutuhan

pelanggan yang dinamis, penciptaan value tidak bisa hanya menggunakan

alat-alat atau media konvensional.

XL melaksanakan Co creation dengan menghadirkan layanan my.xl.co.id.

Sebuah situs layanan bagi pelanggan XL dalam menciptakan paket layanan yang

akan digunakan oleh konsumen itu sendiri sesuai apa yang diinginkan tanpa

membuang percuma layanan yang tidak dibutuhkan. XL realistis dalam

melakukan strategi co creation melalui website sebagai saluran komunikasi agar

(13)

karena jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat sangat signifikan dan

kini dapat di akses oleh siapa saja dan kapan saja. Berikut Tabel 1.5 Jumlah

pengguna Internet di Indonesia

TABEL 1.5

JUMLAH PENGGUNA INTERNET INDONESIA

0 20 40 60 80 100 120

2010 2011 2012 2013 2014

42 Juta

55 Juta

63 Juta

82 Juta

107 Juta

Sumber : Modifikasi APJII 2014 dan SWA 01 XXXI 8- 21 Januari 2015

Tingginya pengguna internet di Indonesia itu maka XL memilih melalui

internet untuk menawarkan co creation dalam memberikan kepuasan dan

pengalaman berbeda bagi pelangganya untuk menciptakan paket tersendiri,

dengan mengakses kedalam situs layanan tersebut setiap pelanggan XL tersebut

perlu melakukan pendaftaran nomer sim card yang digunakan kemudian

melakukan aktifasi. Pelanggan yang sudah terdaftar pada my.xl.co.id selanjutnya

dapat membuat paket pilihan yang sesuai. Penawaran beragam dihadirkan pada

tampilan awal seperti akses internet, layanan voice, dan SMS sebagai standar

kebutuhan telekomunikasi masyrakat masa kini. Langkah selanjutnya pelanggan

(14)

pilihan yang akan digunakan, kemudian membayar paket hasil kostumisasi

tersebut dengan tagihan yang harus dibayarakan masuk pada smartphone

pengguna. Experience lain pada tahap akhir penggunaan my.xl.co.id adalah

pengguna dapat memberi nama paket yang telah dibuatnya sendiri. Pengalaman

tersebut merupakan ciri sebuah kolaborasi antara produsen dan konsumen untuk

menghasilkan Produk. Pelanggan dan XL bekerjasama sebagai partner dalam

mengembangkan produk melalui ide-ide atau masukan yang disampaikan

sehingga tercipta sebuah ruang dimana pelanggan diberi kebebasan dalam

melakukan pilihan, berekspresi untuk menunjang gaya bertelekomunikasi

masing-masing dirinya.

Keberhasilan produk baru tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas produk,

namun juga kondisi pasar, pemilihan target pelanggan, bahkan waktu peluncuran

produk. Pada proses pengembangan produk di era new wave marketing

perusahaan berusaha melakukan kreasi bersama para ahli yang mampu

mengidentifikasi dan menciptakan produk yang berkualitas. Hermawan Kertajaya

(2009:132) berpendapat apabila perusahaan sudah menjalankan proses

co-creation dengan baik,maka value dari produk tersebut akan lebih baik dari produk

yang dihasilkan. Literatur lain ”Relation Glue” dalam Akhter Javaid &

Shrivastava Priyanka, I.J.E.M.S., VOL.5 (2) 2014:146 menyatakan, Co-creation

terjadi ketika perusahaan berkolaborasi dengan pelanggan untuk memahami

kebutuhan dan harapan mereka, sehingga menciptakan pengalaman pelanggan

ditingkatkan dan menghasilkan nilai lebih bagi pelanggan.

Pada Industri telekomunikasi ini, aktifitas kolaborasi kreatif antara

konsumen dan produsen dalam menciptakan produk merupakan sebuah hal yang

baru di implementasikan, maka dari itu peneliti tertarik memilih XL untuk diteliti.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Co-Creation terhadap Customer Value Serta Dampaknya Pada Kepuasan Pelanggan (Survei Pada Pengguna Sim card XL di Fanpage XL

(15)

1.2. Identifikasi Masalah

Jumlah pengguna seluler di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Hal ini dikarenakan tingkat kebutuhan konsumen dan semakin

bergantungnya kehidupan manusia dalam berkomunikasi jarak jauh. Memahami

perilaku konsumen bukanlah suatu hal yang mudah. Setiap konsumen bisa jadi

memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda dalam hal menggunakan

suatu produk. XL dalam pangsa pasar mengalami penurunan begitu juga dari

tingkat kinerja produk yang dinilai dari beberapa indicator, tingkat kepuasan

pengguna XL menurun secara fluktuatif. Penurunan kepuasan pengguna ini

menjadi sebuah acaman bagi XL karena hak ini akan berdampak pada jumlah

pelanggan yang dimiliki.

(16)

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan

diteliti sebagai berikut.

1. Bagaimana Kinerja pelaksanaan Co Creation pada produk XL, Kesesuaian

Customer Value, dan Tingkat Kepuasan Pelanggan Pengguna Sim Card XL

2. Adakah Pengaruh dari Kinerja Co Creation pada produk XL Terhadap Kesesuaian

Customer Value Pengguna Sim Card XL

3. Adakah Pengaruh dari Kinerja Co-Creation terhadap tingkat Kepuasan Pelanggan

Pengguna Sim Card XL

4. Adakah Pengaruh dari Kesesuaian Customer Value terhadap tingkat Kepuasan

Pelanggan Pengguna Sim Card XL

1.1Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap data dan informasi yang

berhubungan dengan Co Creation terhadap Customer Value dan dampaknya pada

Kepuasan Pelanggan Pengguna sim card XL dengan tujuan untuk memperoleh

temuan mengenai:

1. Memperoleh gambaran Kinerja pelaksanaan Co Creation pada produk XL,

Kesesuaian Customer Value, dan Tingkat Kepuasan Pelanggan Pengguna Sim

Card XL

2. Memperoleh gambaran Pengaruh dari Kinerja Co Creation pada produk XL

Terhadap Kesesuaian Customer Value Pengguna Sim Card XL

3. Memperoleh gambaran Pengaruh dari Kinerja Co-Creation terhadap tingkat

Kepuasan Pelanggan Pengguna Sim Card XL

4. Memperoleh gambaran Pengaruh dari Kesesuaian Customer Value terhadap

(17)

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian diharapkan berguna antara lain :

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis

(keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu manajemen pemasaran, melalui

pendekatan serta metode-metode yang digunakan terutama dalam upaya

menggali pendekatan-pendekatan baru dalam aspek strategi pemasaran yang

menyangkut pengaruh Co Creation terhadap Customer Value dan dampaknya

pada Kepuasan Pelanggan, sehingga diharapkan penelitian ini dapat

memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam pengembangan teori

pemasaran.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan-perusahaan

khususnya Xl Axiata dalam upaya meningkatkan Customer Value dan

Kepuasan Pelanggan bagi para pengguna Produk XL melalui strategi Co

Creation dan memberikan gambaran tentang Customer Value dan dampaknya

pada Kepuasan Pelanggan konsumen, mengingat masih banyak faktor-faktor

Gambar

Gambar 1.1 berikut:
TABEL 1.1 PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI TELEKOMUNIKASI SELULER
Tabel 1.2 TABEL 1.2 MARKET SHARE INDUSTRI TELEKOMUNIKASI
TABEL 1.3 TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN
+3

Referensi

Dokumen terkait

Situs ini dibangun melalui beberapa tahap, tahap pertama yaitu observasi langsung dengan mewawancarai pihak SMA Kemala Bhayangkari 1 guna untuk mengetahui kebutuhan pengguna,

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penelitian ini mencoba menguraikan dan menganalisis fakta-fakta tentang Dukungan Marga Terhadap Calon Kepala Desa Laumil, Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi Tahun 2012..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, leverage , jenis industri, umur perusahaan terhadap pengungkapan modal intelektual dan dampaknya

MASTER

Penulisan hukum dengan judul “Penegakan Hukum terhadap Anak di Bawah Umur dalam Kasus Kecelakaan yang Menimbulkan Korban Jiwa (Studi Kasus di Polres Semarang No. Pol :

(1) Pelaporan keuangan untuk realisasi penggunaan anggaran dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan dilakukan langsung oleh pemimpin Satker dekonsentrasi sebagai penanggung jawab

Pertemuan 4 Analisa Laporan Keuangan Bringham & Houston B.3 Pertemuan 5 Lingkungan keuangan : Pasar, lembaga keuangan, dan suku bunga Bringham & Houston B.4 Pertemuan 6