Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 1
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi
Dinas Tenaga Kerja dan Sosial
Pembangunan ketenagakerjaan berkaitan erat dengan kondisi
penduduk usia kerja, angkatan kerja dan ketersediaan lapangan kerja,
serta menyangkut dimensi ekonomi dan sosial. Permasalahan yang
dihadapi tidak saja berpengaruh pada diri pribadi, namun berimbas
sampai ke terhambatnya pencapaian tujuan nasionoal. Pembangunan
ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka menempatkan tenaga
kerja pada kondisi yang lebih mapan baik secara ekonomi maupun
sosial. Sesuai dengan Undang-undang nomor 13 tahun 2013 tentang
Ketenagakerjaan, pembangunan ketenagakerjaan memiliki tujuan
untuk :
a. memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal
dan manusiawi;
b. mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga
kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan
daerah.
c. memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan
kesejahteraan; dan
d. meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
Sejalan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan tenaga
kerja dan keluarganya, juga menjadi bagian dari upaya mengatasi
permasalahan sosial. Bertambahnya Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan permasalahan sosial yang
semakin komplek, membutuhkan penanganan yang lebih intensif.
PMKS diartikan sebagai seseorang, keluarga atau kelompok yang
karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat
melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin
hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga
tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan
Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 2 Berdasarkan Undang-undang nomor 11 tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial, penyelenggaraan kesejahteraan sosial
merupakan upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang
dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Penyelenggaraan kesejahteraan berupa pelayanan sosial guna
memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi
rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan
perlindungan sosial.
3.1.1.
Ketenagakerjaan dan KetransmigrasianPembangunan ketenagakerjaan terkait dengan kondisi
penduduk usia kerja, angkatan kerja dan ketersediaan lapangan
kerja, serta menyangkut dimensi ekonomi dan sosial.
Permasalahan yang dihadapi antara lain :
1) Perluasan lapangan kerja belum sebanding dengan
pertumbuhan angkatan kerja;
2) Kualitas dan daya saing calon tenaga kerja belum sesuai
kebutuhan pasar; (kondisi tenaga kerja : siap pakai, tidak
siap kerja dan tidak siap pakai, siap kerja)
3) Sebaran lokasi perusahaan dan serapan tenaga kerja yang
tidak merata;
4) Masih berkembangnya “local minded” pada sebagian pencari
kerja, sehingga kurang tertarik untuk bekerja di luar
daerah.
5) Belum optimalnya pemanfaatan media komunikasi untuk
mempertemukan penawaran dan permintaan tenaga kerja.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan transmigrasi
antara lain :
1) Program transmigrasi masih sepenuhnya tergantung dari
kebijakan pemerintah pusat;
2) Animo masyarakat untuk bertransmigrasi tinggi pada lokasi
tertentu
3) Keinginan calon transmigran terhadap lokasi penempatan dari
pemerintah tidak sesuai.
4) Kesiapan dan legalitas lahan tidak sesuai dengan Perjanjian
Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 3
3.1.2.
Kesejahteraan SosialPenyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah
seseorang, keluarga atau kelompok yang karena suatu
hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan
fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan
yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak
dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan
sosial) secara memadai dan wajar. Permasalahan yang dihadapi
dalam pembangunan kesejahteraan sosial antara lain :
1) Meningkatnya penyandang masalah kesejahteraan sosial yang
semakin komplek;
2) Terbatasnya aksesibilitas untuk produktivitas dan
kemandirian penyandang disabilitas;
3) Keterbatasan disabilitas dalam mengakses pelayanan publik;
4) Penyediaan fasilitas umum bagi disabilitas belum optimal;
5) Sebagian besar kapasitas lembaga kesejahteraan sosial
kurang profesional;
6) Keterbatasan SDM dan profesionalisme petugas sosial dalam
penanganan PMKS;
3.1.3.
Penyelenggaraan PelatihanPermasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan kerja, antara lain :
1) Pemahaman masyarakat terhadap jenis kejuruan dan
peluang kerja masih rendah
2) Kejuruan yang ada belum semuanya memiliki Standart
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
3) Instruktur yang ada belum semuanya mempunyai sertifikat
uji kompetensi (assesor).
4) Keterbatasan SDM kepelatihan dan instruktur.
5) Sebagian alat peraga pelatihan sudah tidak sesuai dengan
perkembangan pasar kerja dan industri
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih
Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses
penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai
Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 4 sumber daya yang ada. Visi merupakan arah pembangunan atau
kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun
mendatang (clarity of direction). Visi juga harus menjawab
permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang
harus diselesaikan dalam jangka menengah serta sejalan dengan visi
dan arah pembangunan jangka panjang daerah.
Dengan mempertimbangkan kondisi daerah, permasalahan
pembangunan, tantangan yang dihadapi serta isu-isu strategis,
dirumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka
menengah daerah. Visi Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021.
“Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih Sejahtera, Mandiri, Berbudaya dan Terintegrasikannya sistem e-government menuju
smart regency pada tahun 2021"
Masyarakat Sleman yang sejahtera mengandung arti bahwa
pembangunan di Kabupaten Sleman mengarah pada terwujudnya
Suatu keadaan di mana masyarakat terpenuhi kebutuhan dasarnya,
baik kebutuhan lahir maupun batin, secara merata. Beberapa indikator
untuk mengukur pencapaian sejahtera adalah Indeks Pembangunan
Manusia, menurunnya ketimpangan ekonomi, menurunnya angka
kemiskinan, meningkatnya kualitas lingkungan hidup, dan
pertumbuhan ekonomi.
Masyarakat mandiri merupakan Suatu keadaan di mana
Pemerintah Kabupaten Sleman memiliki kemampuan mendayagunakan
potensi lokal dan sumber daya yang ada, memiliki ketahanan terhadap
dinamika yang berlangsung serta kemampuan untuk mengidentifikasi
kebutuhan dan masalah yang ada di sekitarnya sehingga mampu
mencari solusi dan mengoptimalkan sumber daya dan potensi yang
berlangsung serta kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan
masalah yang ada di sekitarnya sehingga mampu mencari solusi dan
mengoptimalkan sumber daya dan potensi yang dimilikinya. Beberapa
indikator untuk mengukur pencapaian kemandirian adalah
meningkatnya daya saing daerah, meningkatnya kontribusi sektor lokal
ekonomi daerah.
Berbudaya berarti suatu keadaan di mana di dalam masyarakat
Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 5 meninggalkan warisan budaya dan seni. Terintegrasinya sistem e-Govt,
bahwa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat diperlukan
sistem pelayanan yang lebih baik yang merupakan paduan sistem
regulasi, kebijakan, sikap dan perilaku, yang didukung dengan
teknologi informasi yang modern yang mampu memberikan respon dan
efektivitas yang tinggi dalam penyelenggaraan pemerintahan untuk
mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik dalam rangka menuju
Smart Regency.
Terintegrasinya sistem e-Govt, bahwa dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat diperlukan sistem pelayanan yang lebih baik yang
merupakan paduan sistem regulasi, kebijakan, sikap dan perilaku, yang
didukung dengan teknologi informasi yang modern yang mampu
memberikan respon dan efektivitas yang tinggi dalam penyelenggaraan
pemerintahan untuk mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik
dalam rangka menuju Smart Regency.
Misi merupakan penjabarkan dari visi dan disusun dalam rangka
mengimplementasikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
mewujudkan visi tersebut. Rumusan misi merupakan penggambaran visi
yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus
dilakukan. Rumusan misi disusun untuk memberikan kerangka bagi
tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan
menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi.
1. Misi 1 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik
melalui peningkatan kualitas birokrasi yang responsif dan
penerapan e-govt yang terintegrasi dalam memberikan
pelayanan bagi masyarakat.
Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang efektif, dengan cara peningkatan kualitas birokrasi menjadi
birokrasi yang profesional sehingga bisa menjadi pelayanan
masayarakat. Disamping kemampuan aparat, pelayanan masyarakat
juga didukung oleh pemanfaatan teknologi informasi yang
terintegrasi yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.
Peningkatan kualitas birokrasi harus sejalan dengan keberhasilan
pelaksanaan reformasi birokrasi dan kepuasan terhadap layanan
Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 6 2. Misi 2 : Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan
yang berkualitas dan menjangkau bagi semua lapisan
masyarakat
Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan
pendidikan baik dari sisi tenaga pendidik maupun prasarana, sarana
penunjang pendidikan dan peningkatan manajeman pendidikan
sesuai standar. Di bidang kesehatan, dengan layanan kesehatan
yang sudah terakreditasi diharapkan kualitas layanan kesehatan
masyarakat dapat lebih baik. Peningkatan pelayanan pendidikan dan
kesehatan diharapkan dapat memenuhi standar pelayanan minimal
yang ditetapkan dan tentu saja terjangkau bagi seluruh masyarakat
Kabupaten Sleman.
3.Misi 3 : Meningkatkan penguatan sistem ekonomi kerakyatan,
aksesibilitas dan kemampuan ekonomi rakyat, serta
penanggulangan kemiskinan
Misi ini dimaksudkan untuk memberikan dukungan dan
pendampingan yang terus menerus kepada masyarakat dalam
penguatan sistem ekonomi kerakyatan yang berbasis kekuatan lokal,
peningkatan infrastruktur dan prasarana perekonomian dan
peningkatan akses bagi masyarakat agar lebih mudah berusaha,
sehingga kemampuan ekonomi rakyat lebih berkembang dan
semakin kuat. Disisi lainnya penanggulangan kemiskinan
dilanjutkan secara konsisten dengan berbagai program yang
bersinergi.
4. Misi 4 : Memantapkan dan meningkatkan kualitas pengelolaan
sumberdaya alam, penataan ruang, lingkungan hidup dan
kenyamanan
Misi ini dimaksudkan untuk mengelola infrastruktur khususnya
untuk mewujudkan penguatan sistem ekonomi kerakyatan dan
meningkatkan kenyamanan masyarakat dengan tidak meninggalkan
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, sehingga perlu
adanya formulasi penataan ruang yang baik agar sinergi antara berbagai
aspek dengan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan yang
terbatas, sehingga memungkinkan masyarakat untuk hidup lebih sehat
Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 7 3.2. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Propinsi
3.2.1. Telaahan Renstra Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Sosial dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Kementerian Sosial
Pada hakekatnya pembangunan di bidang ketenagakerjaan, sosial dan ketransmigrasian yang berwawasan lingkungan bersih
(green job), serta berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia, penciptaan kesempatan kerja,
pembangunan kawasan serta pengembangan ekonomi lokal daerah. Oleh karena itu berbagai kebijakan meningkatkan kualitas
dan produktivitas sumberdaya manusia, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan dalam rangka
meningkatkan daya saing daerah.
Sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan
ketenagakerjaan dan sosial bermuara pada peningkatan kesejahteran masyarakat. Pembangunan ketenagakerjaan dapat
diartikan sebagai upaya pemerintah untuk mengoptimalkan sumberdaya yang ada sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan. Sementara pembangunan bidang sosial merupakan upaya mengentaskan masyarakat dari kondisi kesejahteraan yang
belum bisa dikatakan baik.
Tabel 3.1
Permasalahan Pelayanan SKPD Kabuapeten Berdasarkan Sasaran RenstraK/L beserta Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya
A. Kementerian Tenaga
Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 8
B. Kementerian Sosial
Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 9
C. Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
1. Terbangunnya 279
kawasan untuk
2. Berkembangnya 48
Kawasan Perkotaan
3.2.2. Telaahan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan dan Dinas Sosial
DIY
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY dalam Rencana
Strategis 2012-2017 menetapkan visi “Terwujudnya Tenga Kerja
dan calon transmigran yang berkarakter, berdaya saing, mandiri, produktif, dan terlindungi‟ dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Guna
mewujudkan visi tersebut, telah ditetapkan misi sebagai berikut :
a. Mewujudkan tenaga yang berkualitas dan berdaya saing;
b. Menurunkan jumlah pengangguran
c. Meningkatkan perlindungan dan pengawasan ketenagakerjaan
Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 10 Sejalan dengan upaya mewujudkan visi, misi Kemenakertrans
yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY
adalah :
a. Meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja dan
masyarakat transmigrasi;
b. Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan
penempatan dan perlindungan tenaga kerjha di dalam dan di
luar negeri;
c. Meningkatkan pembinaan hubungan industrial dan jaminan
sosial tenaga kerja;
d. Meningkatkan perlindungan ketenagakerjaan;
e. Membangun kawasan serta memfasilitasi perpindahan dan
penempatan transmigrsigrasi.
Sejalan dengan visi misi Kementerian Sosial dan tinjauan terhadap
RPJMD DIY 2012-2017 bidang sosial, Rencana Strategis Kementerian
Sosial, maka ditetapkan Visi Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai berikut : „Penggerak dan Penyelenggara Pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial yang Profesional guna Mewujudkan Masyarakat
yang Sejahtera, Mandiri, Berkarakter, dan Berbudaya‟. Untuk
mewujudkan Visi Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta, maka misi
yang akan dijalankan adalah :
1. Menyelenggarakan perlindungan sosial, bantuan dan jaminan
sosial, serta rehabilitasi sosial;
2. Menanggulangi kemiskinan dengan melakukan pengembangan
dan pemberdayaan sosial;
3. Mengembangkan partisipasi masyarakat, lembaga atau organisasi
sosial dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
4. Mengembangkan dan memperkuat nilai-nilai keperintisan,
kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial.
Dinas Sosial juga akan menjadi pengelenggara pembangunan
kesejahteraan sosial dengan melaksanakan program pelayanan dan
rehabilitasi sosial, perlindungan, bantuan dan jaminan sosial serta
pemberdayaan dan pengembangan partisipasi sosial masyarakat.
Dalam menjalankan perannya sebagai penyelenggara, Dinas Sosial
mengedepankan partisipasi penuh dari masyarakat dan menjalin
Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 11 Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang terpenuhi
kebutuhan hidupnya baik material, spiritual maupun sosialnya.
Masyarakat yang sejahtera adalah juga masyarakat yang dapat hidup
layak, bermartabat dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya.
Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang mampu menggali
dan memanfaatkan potensi dan kekuatan yang dimilikinya untuk
memenuhi kebutuhannya, mempunyai ketrampilan dalam pemecahan
masalah, pengambilan keputusan, menghadapi tantangan serta
memberi kontribusi kepada kemajuan masyarakat dan peradaban
bangsa. Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang sudah tidak
bergantung sepenuhnya kepada pemerintah daerah dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalahan dan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan.
Masyarakat yang berkarakter adalah masyarakat yang mempunyai
kualitas moral, filosofi, nilai-nilai dan jiwa yang menghargai harkat dan
martabat manusia. kualitas moral yang dimiliki masyarakat yang
berkarakter adalah moral yang inklusif, tidak mendiskriminasi,
mempunyai kepedulian, empathi dan kesetiakawanan sosial yang
tinggi, menjaga harmoni, menerima perbedaan, mengutamakan dialog
dan mencegah tindakan kekerasan.
Masyarakat yang berbudaya adalah masyarakat yang mampu
mengenali, menggali dan mengggunakan budaya lokal sebagai
landasan berpijak dalam membangun kehidupan masyararakat dan
peradaban. Masyarakat yang berbudaya adalah juga masyarakat yang
mempunyai ketahanan yang tinggi dalam mendialogkan budaya lokal
dengan budaya kontemporer, sehingga kearifan lokal tetap terjaga dan
semakin berkembang seriing dengan perubahan jaman dan
perkembangan peradaban baru.
3.4.Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Penataan ruang wilayah Kabupaten Sleman bertujuan untuk
mengembangkan struktur dan pola ruang Kabupaten Sleman agar
mampu mendukung perkembangan pariwisata, pendidikan, pertanian,
industri kecil dan menengah, serta sebagai tempat hunian yang nyaman
Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 12 demokratis, dan berdaya saing dengan tetap menjaga kelestarian fungsi
lingkungan.
Berkaitan dengan penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) dalam bidang sosial mengarah pada rekomendasi pelaksanaan
program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah
sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dan
program peningkatan sarana dan prasarana olah raga.
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dalam
proses penyusunan rencana pembangunan daerah. Isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan karena
dampaknya yang signifikan bagi daerah dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan tugas dan
fungsi SKPD.
Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan pelayanan Dinas Tenaga Kerja dan Sosial dan telaahan terhadap Renstra Kementerian,
Renstra Dinas Propinsi, Rencana Tata Ruang, FGD maka dapat diidentifikasi isu-isu strategis yang dihadapi sebagai berikut :
a. Angka pengangguran di Kabupaten Sleman masih relatif tinggi
yaitu 6,12% atau 34.859 orang dari jumlah angkatan kerja
sebesar 569.584 orang pada tahun 2015.
b. Angkatan kerja didominasi mereka yang berpendidikan SLTA
yang rata-rata belum siap pakai atau belum siap kerja.
c. Pemanfaatan media teknologi informasi dalam penempatan
tenaga kerja.
d. Perkembangan jumlah perusahaan.
e. Perlindungan tenaga kerja dan penegakan norma ketenagakerjaan.
f. Animo masyarakat untuk bertransmigrasi tinggi hanya pada lokasi tertentu.
g. Minat peserta pelatihan pada jenis kejuruan tertentu tanpa
mempertimbangkan peluang pasar kerja.
h. Jumlah instruktur terbatas dan belum semuanya mempunyai
sertifikat uji kompetensi
i. Masih tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Sleman dengan
jumlah penerima raskin 60.485 RTS PM.
j. Masih tingginya angka Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 13 k. Sebagian besar penyandang disabilitas masih mengalami
hambatan untuk memcapai kehidupan yang sejahtera dan mandiri.
l. Wilayah Kabupaten Sleman rentan terhadap bencana alam, baik
itu bencana letusan Gunung Merapi, tanah longsor, gempa bumi, banjir lahar dingin, angin ribut maupun bencana kekeringan.
m. Peran serta lembaga kesejahteraan sosial dalam penanganan