• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ISUE STRATEGIS 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB III ISUE STRATEGIS 2016"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 1

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS

BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial

Pembangunan ketenagakerjaan berkaitan erat dengan kondisi

penduduk usia kerja, angkatan kerja dan ketersediaan lapangan kerja,

serta menyangkut dimensi ekonomi dan sosial. Permasalahan yang

dihadapi tidak saja berpengaruh pada diri pribadi, namun berimbas

sampai ke terhambatnya pencapaian tujuan nasionoal. Pembangunan

ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka menempatkan tenaga

kerja pada kondisi yang lebih mapan baik secara ekonomi maupun

sosial. Sesuai dengan Undang-undang nomor 13 tahun 2013 tentang

Ketenagakerjaan, pembangunan ketenagakerjaan memiliki tujuan

untuk :

a. memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal

dan manusiawi;

b. mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga

kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan

daerah.

c. memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan

kesejahteraan; dan

d. meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

Sejalan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan tenaga

kerja dan keluarganya, juga menjadi bagian dari upaya mengatasi

permasalahan sosial. Bertambahnya Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan permasalahan sosial yang

semakin komplek, membutuhkan penanganan yang lebih intensif.

PMKS diartikan sebagai seseorang, keluarga atau kelompok yang

karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat

melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin

hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga

tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan

(2)

Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 2 Berdasarkan Undang-undang nomor 11 tahun 2009 tentang

Kesejahteraan Sosial, penyelenggaraan kesejahteraan sosial

merupakan upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang

dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Penyelenggaraan kesejahteraan berupa pelayanan sosial guna

memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi

rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan

perlindungan sosial.

3.1.1.

Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

Pembangunan ketenagakerjaan terkait dengan kondisi

penduduk usia kerja, angkatan kerja dan ketersediaan lapangan

kerja, serta menyangkut dimensi ekonomi dan sosial.

Permasalahan yang dihadapi antara lain :

1) Perluasan lapangan kerja belum sebanding dengan

pertumbuhan angkatan kerja;

2) Kualitas dan daya saing calon tenaga kerja belum sesuai

kebutuhan pasar; (kondisi tenaga kerja : siap pakai, tidak

siap kerja dan tidak siap pakai, siap kerja)

3) Sebaran lokasi perusahaan dan serapan tenaga kerja yang

tidak merata;

4) Masih berkembangnya “local minded” pada sebagian pencari

kerja, sehingga kurang tertarik untuk bekerja di luar

daerah.

5) Belum optimalnya pemanfaatan media komunikasi untuk

mempertemukan penawaran dan permintaan tenaga kerja.

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan transmigrasi

antara lain :

1) Program transmigrasi masih sepenuhnya tergantung dari

kebijakan pemerintah pusat;

2) Animo masyarakat untuk bertransmigrasi tinggi pada lokasi

tertentu

3) Keinginan calon transmigran terhadap lokasi penempatan dari

pemerintah tidak sesuai.

4) Kesiapan dan legalitas lahan tidak sesuai dengan Perjanjian

(3)

Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 3

3.1.2.

Kesejahteraan Sosial

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah

seseorang, keluarga atau kelompok yang karena suatu

hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan

fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan

yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak

dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan

sosial) secara memadai dan wajar. Permasalahan yang dihadapi

dalam pembangunan kesejahteraan sosial antara lain :

1) Meningkatnya penyandang masalah kesejahteraan sosial yang

semakin komplek;

2) Terbatasnya aksesibilitas untuk produktivitas dan

kemandirian penyandang disabilitas;

3) Keterbatasan disabilitas dalam mengakses pelayanan publik;

4) Penyediaan fasilitas umum bagi disabilitas belum optimal;

5) Sebagian besar kapasitas lembaga kesejahteraan sosial

kurang profesional;

6) Keterbatasan SDM dan profesionalisme petugas sosial dalam

penanganan PMKS;

3.1.3.

Penyelenggaraan Pelatihan

Permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan kerja, antara lain :

1) Pemahaman masyarakat terhadap jenis kejuruan dan

peluang kerja masih rendah

2) Kejuruan yang ada belum semuanya memiliki Standart

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

3) Instruktur yang ada belum semuanya mempunyai sertifikat

uji kompetensi (assesor).

4) Keterbatasan SDM kepelatihan dan instruktur.

5) Sebagian alat peraga pelatihan sudah tidak sesuai dengan

perkembangan pasar kerja dan industri

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah Terpilih

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses

penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

(4)

Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 4 sumber daya yang ada. Visi merupakan arah pembangunan atau

kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun

mendatang (clarity of direction). Visi juga harus menjawab

permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang

harus diselesaikan dalam jangka menengah serta sejalan dengan visi

dan arah pembangunan jangka panjang daerah.

Dengan mempertimbangkan kondisi daerah, permasalahan

pembangunan, tantangan yang dihadapi serta isu-isu strategis,

dirumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka

menengah daerah. Visi Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021.

“Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih Sejahtera, Mandiri, Berbudaya dan Terintegrasikannya sistem e-government menuju

smart regency pada tahun 2021"

Masyarakat Sleman yang sejahtera mengandung arti bahwa

pembangunan di Kabupaten Sleman mengarah pada terwujudnya

Suatu keadaan di mana masyarakat terpenuhi kebutuhan dasarnya,

baik kebutuhan lahir maupun batin, secara merata. Beberapa indikator

untuk mengukur pencapaian sejahtera adalah Indeks Pembangunan

Manusia, menurunnya ketimpangan ekonomi, menurunnya angka

kemiskinan, meningkatnya kualitas lingkungan hidup, dan

pertumbuhan ekonomi.

Masyarakat mandiri merupakan Suatu keadaan di mana

Pemerintah Kabupaten Sleman memiliki kemampuan mendayagunakan

potensi lokal dan sumber daya yang ada, memiliki ketahanan terhadap

dinamika yang berlangsung serta kemampuan untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan masalah yang ada di sekitarnya sehingga mampu

mencari solusi dan mengoptimalkan sumber daya dan potensi yang

berlangsung serta kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan

masalah yang ada di sekitarnya sehingga mampu mencari solusi dan

mengoptimalkan sumber daya dan potensi yang dimilikinya. Beberapa

indikator untuk mengukur pencapaian kemandirian adalah

meningkatnya daya saing daerah, meningkatnya kontribusi sektor lokal

ekonomi daerah.

Berbudaya berarti suatu keadaan di mana di dalam masyarakat

(5)

Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 5 meninggalkan warisan budaya dan seni. Terintegrasinya sistem e-Govt,

bahwa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat diperlukan

sistem pelayanan yang lebih baik yang merupakan paduan sistem

regulasi, kebijakan, sikap dan perilaku, yang didukung dengan

teknologi informasi yang modern yang mampu memberikan respon dan

efektivitas yang tinggi dalam penyelenggaraan pemerintahan untuk

mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik dalam rangka menuju

Smart Regency.

Terintegrasinya sistem e-Govt, bahwa dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat diperlukan sistem pelayanan yang lebih baik yang

merupakan paduan sistem regulasi, kebijakan, sikap dan perilaku, yang

didukung dengan teknologi informasi yang modern yang mampu

memberikan respon dan efektivitas yang tinggi dalam penyelenggaraan

pemerintahan untuk mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik

dalam rangka menuju Smart Regency.

Misi merupakan penjabarkan dari visi dan disusun dalam rangka

mengimplementasikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

mewujudkan visi tersebut. Rumusan misi merupakan penggambaran visi

yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus

dilakukan. Rumusan misi disusun untuk memberikan kerangka bagi

tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan

menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi.

1. Misi 1 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik

melalui peningkatan kualitas birokrasi yang responsif dan

penerapan e-govt yang terintegrasi dalam memberikan

pelayanan bagi masyarakat.

Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan

yang efektif, dengan cara peningkatan kualitas birokrasi menjadi

birokrasi yang profesional sehingga bisa menjadi pelayanan

masayarakat. Disamping kemampuan aparat, pelayanan masyarakat

juga didukung oleh pemanfaatan teknologi informasi yang

terintegrasi yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.

Peningkatan kualitas birokrasi harus sejalan dengan keberhasilan

pelaksanaan reformasi birokrasi dan kepuasan terhadap layanan

(6)

Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 6 2. Misi 2 : Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan

yang berkualitas dan menjangkau bagi semua lapisan

masyarakat

Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan

pendidikan baik dari sisi tenaga pendidik maupun prasarana, sarana

penunjang pendidikan dan peningkatan manajeman pendidikan

sesuai standar. Di bidang kesehatan, dengan layanan kesehatan

yang sudah terakreditasi diharapkan kualitas layanan kesehatan

masyarakat dapat lebih baik. Peningkatan pelayanan pendidikan dan

kesehatan diharapkan dapat memenuhi standar pelayanan minimal

yang ditetapkan dan tentu saja terjangkau bagi seluruh masyarakat

Kabupaten Sleman.

3.Misi 3 : Meningkatkan penguatan sistem ekonomi kerakyatan,

aksesibilitas dan kemampuan ekonomi rakyat, serta

penanggulangan kemiskinan

Misi ini dimaksudkan untuk memberikan dukungan dan

pendampingan yang terus menerus kepada masyarakat dalam

penguatan sistem ekonomi kerakyatan yang berbasis kekuatan lokal,

peningkatan infrastruktur dan prasarana perekonomian dan

peningkatan akses bagi masyarakat agar lebih mudah berusaha,

sehingga kemampuan ekonomi rakyat lebih berkembang dan

semakin kuat. Disisi lainnya penanggulangan kemiskinan

dilanjutkan secara konsisten dengan berbagai program yang

bersinergi.

4. Misi 4 : Memantapkan dan meningkatkan kualitas pengelolaan

sumberdaya alam, penataan ruang, lingkungan hidup dan

kenyamanan

Misi ini dimaksudkan untuk mengelola infrastruktur khususnya

untuk mewujudkan penguatan sistem ekonomi kerakyatan dan

meningkatkan kenyamanan masyarakat dengan tidak meninggalkan

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, sehingga perlu

adanya formulasi penataan ruang yang baik agar sinergi antara berbagai

aspek dengan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan yang

terbatas, sehingga memungkinkan masyarakat untuk hidup lebih sehat

(7)

Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 7 3.2. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Propinsi

3.2.1. Telaahan Renstra Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Sosial dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Kementerian Sosial

Pada hakekatnya pembangunan di bidang ketenagakerjaan, sosial dan ketransmigrasian yang berwawasan lingkungan bersih

(green job), serta berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia, penciptaan kesempatan kerja,

pembangunan kawasan serta pengembangan ekonomi lokal daerah. Oleh karena itu berbagai kebijakan meningkatkan kualitas

dan produktivitas sumberdaya manusia, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan dalam rangka

meningkatkan daya saing daerah.

Sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan

ketenagakerjaan dan sosial bermuara pada peningkatan kesejahteran masyarakat. Pembangunan ketenagakerjaan dapat

diartikan sebagai upaya pemerintah untuk mengoptimalkan sumberdaya yang ada sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan. Sementara pembangunan bidang sosial merupakan upaya mengentaskan masyarakat dari kondisi kesejahteraan yang

belum bisa dikatakan baik.

Tabel 3.1

Permasalahan Pelayanan SKPD Kabuapeten Berdasarkan Sasaran RenstraK/L beserta Penghambat dan Pendorong Keberhasilan

Penanganannya

A. Kementerian Tenaga

(8)

Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 8

B. Kementerian Sosial

(9)

Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 9

C. Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

1. Terbangunnya 279

kawasan untuk

2. Berkembangnya 48

Kawasan Perkotaan

3.2.2. Telaahan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan dan Dinas Sosial

DIY

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY dalam Rencana

Strategis 2012-2017 menetapkan visi “Terwujudnya Tenga Kerja

dan calon transmigran yang berkarakter, berdaya saing, mandiri, produktif, dan terlindungi‟ dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Guna

mewujudkan visi tersebut, telah ditetapkan misi sebagai berikut :

a. Mewujudkan tenaga yang berkualitas dan berdaya saing;

b. Menurunkan jumlah pengangguran

c. Meningkatkan perlindungan dan pengawasan ketenagakerjaan

(10)

Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 10 Sejalan dengan upaya mewujudkan visi, misi Kemenakertrans

yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY

adalah :

a. Meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja dan

masyarakat transmigrasi;

b. Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan

penempatan dan perlindungan tenaga kerjha di dalam dan di

luar negeri;

c. Meningkatkan pembinaan hubungan industrial dan jaminan

sosial tenaga kerja;

d. Meningkatkan perlindungan ketenagakerjaan;

e. Membangun kawasan serta memfasilitasi perpindahan dan

penempatan transmigrsigrasi.

Sejalan dengan visi misi Kementerian Sosial dan tinjauan terhadap

RPJMD DIY 2012-2017 bidang sosial, Rencana Strategis Kementerian

Sosial, maka ditetapkan Visi Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai berikut : „Penggerak dan Penyelenggara Pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial yang Profesional guna Mewujudkan Masyarakat

yang Sejahtera, Mandiri, Berkarakter, dan Berbudaya‟. Untuk

mewujudkan Visi Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta, maka misi

yang akan dijalankan adalah :

1. Menyelenggarakan perlindungan sosial, bantuan dan jaminan

sosial, serta rehabilitasi sosial;

2. Menanggulangi kemiskinan dengan melakukan pengembangan

dan pemberdayaan sosial;

3. Mengembangkan partisipasi masyarakat, lembaga atau organisasi

sosial dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

4. Mengembangkan dan memperkuat nilai-nilai keperintisan,

kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial.

Dinas Sosial juga akan menjadi pengelenggara pembangunan

kesejahteraan sosial dengan melaksanakan program pelayanan dan

rehabilitasi sosial, perlindungan, bantuan dan jaminan sosial serta

pemberdayaan dan pengembangan partisipasi sosial masyarakat.

Dalam menjalankan perannya sebagai penyelenggara, Dinas Sosial

mengedepankan partisipasi penuh dari masyarakat dan menjalin

(11)

Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 11 Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang terpenuhi

kebutuhan hidupnya baik material, spiritual maupun sosialnya.

Masyarakat yang sejahtera adalah juga masyarakat yang dapat hidup

layak, bermartabat dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat

melaksanakan fungsi sosialnya.

Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang mampu menggali

dan memanfaatkan potensi dan kekuatan yang dimilikinya untuk

memenuhi kebutuhannya, mempunyai ketrampilan dalam pemecahan

masalah, pengambilan keputusan, menghadapi tantangan serta

memberi kontribusi kepada kemajuan masyarakat dan peradaban

bangsa. Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang sudah tidak

bergantung sepenuhnya kepada pemerintah daerah dalam

menyelesaikan permasalahan-permasalahan dan dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan.

Masyarakat yang berkarakter adalah masyarakat yang mempunyai

kualitas moral, filosofi, nilai-nilai dan jiwa yang menghargai harkat dan

martabat manusia. kualitas moral yang dimiliki masyarakat yang

berkarakter adalah moral yang inklusif, tidak mendiskriminasi,

mempunyai kepedulian, empathi dan kesetiakawanan sosial yang

tinggi, menjaga harmoni, menerima perbedaan, mengutamakan dialog

dan mencegah tindakan kekerasan.

Masyarakat yang berbudaya adalah masyarakat yang mampu

mengenali, menggali dan mengggunakan budaya lokal sebagai

landasan berpijak dalam membangun kehidupan masyararakat dan

peradaban. Masyarakat yang berbudaya adalah juga masyarakat yang

mempunyai ketahanan yang tinggi dalam mendialogkan budaya lokal

dengan budaya kontemporer, sehingga kearifan lokal tetap terjaga dan

semakin berkembang seriing dengan perubahan jaman dan

perkembangan peradaban baru.

3.4.Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah

Penataan ruang wilayah Kabupaten Sleman bertujuan untuk

mengembangkan struktur dan pola ruang Kabupaten Sleman agar

mampu mendukung perkembangan pariwisata, pendidikan, pertanian,

industri kecil dan menengah, serta sebagai tempat hunian yang nyaman

(12)

Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 12 demokratis, dan berdaya saing dengan tetap menjaga kelestarian fungsi

lingkungan.

Berkaitan dengan penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS) dalam bidang sosial mengarah pada rekomendasi pelaksanaan

program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah

sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dan

program peningkatan sarana dan prasarana olah raga.

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis

Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dalam

proses penyusunan rencana pembangunan daerah. Isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan karena

dampaknya yang signifikan bagi daerah dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan tugas dan

fungsi SKPD.

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan pelayanan Dinas Tenaga Kerja dan Sosial dan telaahan terhadap Renstra Kementerian,

Renstra Dinas Propinsi, Rencana Tata Ruang, FGD maka dapat diidentifikasi isu-isu strategis yang dihadapi sebagai berikut :

a. Angka pengangguran di Kabupaten Sleman masih relatif tinggi

yaitu 6,12% atau 34.859 orang dari jumlah angkatan kerja

sebesar 569.584 orang pada tahun 2015.

b. Angkatan kerja didominasi mereka yang berpendidikan SLTA

yang rata-rata belum siap pakai atau belum siap kerja.

c. Pemanfaatan media teknologi informasi dalam penempatan

tenaga kerja.

d. Perkembangan jumlah perusahaan.

e. Perlindungan tenaga kerja dan penegakan norma ketenagakerjaan.

f. Animo masyarakat untuk bertransmigrasi tinggi hanya pada lokasi tertentu.

g. Minat peserta pelatihan pada jenis kejuruan tertentu tanpa

mempertimbangkan peluang pasar kerja.

h. Jumlah instruktur terbatas dan belum semuanya mempunyai

sertifikat uji kompetensi

i. Masih tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Sleman dengan

jumlah penerima raskin 60.485 RTS PM.

j. Masih tingginya angka Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(13)

Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial III - 13 k. Sebagian besar penyandang disabilitas masih mengalami

hambatan untuk memcapai kehidupan yang sejahtera dan mandiri.

l. Wilayah Kabupaten Sleman rentan terhadap bencana alam, baik

itu bencana letusan Gunung Merapi, tanah longsor, gempa bumi, banjir lahar dingin, angin ribut maupun bencana kekeringan.

m. Peran serta lembaga kesejahteraan sosial dalam penanganan

Gambar

Tabel 3.1 Permasalahan Pelayanan SKPD Kabuapeten Berdasarkan Sasaran

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari dokumenter potret “Kisah Tani Disabilitas” ini dimana visualisasi menjadi bagian sangat penting pada karya ini karena menampilkan inti dari cerita yang

Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kota Surabaya dalam mewujudkan Surabaya Smart city khususnya dengan mengembangkan layanan publik berbasis pada teknologi, informasi,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari strategi Active Group Resume terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara menciptakan Sistem Informasi Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dalam hal ini aplikasi yang dinamakan yaitu Info

Selain itu, untuk menunjang pencapaian kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik, diperlukan juga memberikan pelajaran tambahan, baik dalam bentuk les atau

Kritik atas Teori Keadilan Rawls and Niebuhr Tantangan bagi teori Rawls tentang keadilan sebagai fairness adalah mengenai konsep epistemologisnya tentang ‗selubung

3.2.1 Evaluasi tahap 2 (dua) dilaksanakan melalui audit proses produksi dan sistem manajemen mutu serta pengujian produk yang diajukan untuk disertifikasi. 3.2.2

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Thawing Terhadap Kandungan Protein, Lemak, Kadar Air dan pH Daging Halus Ikan Patin