• Tidak ada hasil yang ditemukan

t adp 0706962 chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t adp 0706962 chapter3"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Khusus Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan kepemimpinan di lingkungan Pesantren Santi Asromo Majalengka pada Era Perubahan. Secara lebih khusus

penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan data tentang: 1. Perubahan yang terjadi di Pesantren ?

2. Pelaksanaan fungsi kepemimpinan di Pesantren Santi Asromo ?

3. Pelaksanaan gaya kepemimpinan kepemimpinan di Pesantren Santi Asromo ?

4. Pelaksanaan proses pengambilan keputusan di Pesantren Santi Asromo ?

B. Latar Penelitian

Penelitian tentang Kepemimpinan di Lingkungan Pesantren Santi Asromo dilaksanakan di Pesantren Santi Asromo, pada bulan Januari - Juli 2009. Pesantren Santi Asromo (SA)

terletak di kawasan perbukitan, Majalengka Selatan. Bila memasuki kota Majalengka dari arah Bandung - Cirebon dan Indramayu, anda akan melalui Kadipaten belok kanan menuju kota Majalengka lalu ke jalan raya Maja-Cikijing. Sebelum ke kantor camat Maja, ke kiri jalan Ciomas, sertelah melalui desa Cicalung akan menemui jalan kecil menurun. Tepat di turunan ini

ada petunjuk kecil di sebelah kanan, selepas turunan akan menanjak menuju lokasi pesantren melewati satu gugus penduduk desa Pagaraji. Jarak dari Majalengka sekitar 17 kilometer. Dalam penjelasan ini kota Majalengka menjadi patokan. Setelah gugus kiri kanan penduduk lurus

(2)

Gambar 1. Pesantren Santi Asromo Majalengka

C. Pendekatan dan Metode yang Digunakan

Pendekatan dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yakni metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan pada kondisi objek

yang alami, dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Metode ini dipilih karena peneliti bermaksud mendeskripsikan pelaksanaan kepemimpinanan di lingkungan Pesantren Santi Asromo sebagaimana adanya tanpa ada intervensi dari pihak peneliti. Selain itu penelitian ini

tidak bermaksud membuat generalisasi terhadap Pesantren lain tetapi semata-mata hanya menggambarkan keadaan yang sesunguhnya di lingkungan Pesantren Santi Asromo Majalengka tersebut berdasarkan data dan informasi dari berbagai informan yang terlibat langsung dalam berbagai aktifitas pendidikan di lingkungan Pesantren Santi Asromo Majalengka. Data dan

(3)

D. Data dan Sumber Data

Data yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif tentang kepemimpinan di lingkungan Pesantren Santi Asromo Majalengka. Data kepemimpinan tersebut dibatasi kepada data tentang gaya kepemimpinan, fungsi kepemimpinan, dan pengambilan keputusan.Informan

penelitian terdiri atas beberapa unsur pimpinan yang menguasai dan terlibat langsung dalam pelaksanaan kepemimpinan di Pesantren Santi Asromo . Selain itu untuk melengkapi data yang diperoleh dari unsur pimpinan digunakan pula informan dari karyawan yang telah lama bekerja

di Pesantren Santi Asromo Majalengka. Jumlah informan disesuaikan dengan kebutuhan sampai diperoleh data yang lengkap dan komprehensif. Dan melakukan analisis swot.

E. Prosedur Pengumpulan dan Perekaman Data

Setelah peneliti mempunyai surat ijin penelitian, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian lapangan. Pada awalnya peneliti melakukan orientasi lapangan. Orientasi

lapangan dimaksudkan untuk pengenalan a wall tentang situasi dan kodisi lingkungan Pesantren Santi Asromo Majalengka melalui orang yang bermukim di daerah tersebut. Dengan demikian peneliti akan mempunyai gambaran umum tentang kondisi Pesantren Santi Asromo Majalengka.

Selama melakukan penelitian lapangan, secara teknis peneliti melakukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

(1) Menetapkan informan;

(2) Melakukan wawancara terhadap informan;

(3) Membuat catatan etnografi;

(4) Mengajukan pertanyaan deskriptif; (5) Melakukan analisis wawancara;

(4)

(7) Membuat analisis swot; (8) Menulis laporan etnografi.

Secara operasional ketujuh langkah tersebut masing-masing dapat diuraikan sebagi berikut:

Pertama, menetapkan informan. Dengan membawa surat izin penelitian tersebut kemudian

peneliti menghubungi dan mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat setempat untuk mencari informan kunci yaitu memilih informan yang sudah mengenal lingkungan Pesantren Santi Asromo Majalengka. Berdasarkan hasil pertemuan tersebut, selanjutnya peneliti memilih

seorang informan yang dapat memberikan informasi kepada peneliti. Informan dalam penelitian ini adalah orang yang dianggap mempunyai kapabilitas atau kemampuan dalam mendeskripsikan informasi yang terkait dengan kepemimpinan di lingkungan Pesantren Santi Asromo Majalengka

Pada Era Perubahan ini.

Teknik yang digunakan untuk menetukan jumlah informan dengan teknik Snowball sampling. Artinya penentuan informan selanjutnya ditentukan berdasarkan pada informasi dari informan awal. Proses ini beriangsung secara terus-menerus sehingga semakin lama semakin banyak

jumlah informan yang dapat diperofeh oleh peneliti.

Jumlah informan yang diminta untuk membenkan informasi pada penelitian ini sebanyak 6 orang. Jumlah tersebut dipilih secara purposive dan jumlah informan sudah dianggap cukup oleh

(5)

Tahap kedua, melakukan wawancara dengan informan. Setelah dipilih seorang informan,

kemudian dilakukan wawancara dengan informan tersebut untuk menggali informasi mengenai fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian. Wawancara dilanjutkan dengan informan Eainnya sampai dengan enam informan agar diperoleh data secara lengkap.

Tahap ketiga, membuat catatan. Selama melakukan wawancara peneliti membuat catatan dan

melakukan perekaman dengan tape recorder. Untuk mendukung informasi yang lebih lengkap peneliti juga melakukan observasi lapangan, memotret lokasi, kegiatan, tempat, dan orang-orang yang terlibat. Selama melakukan pengumpulan data lapangan, peneliti juga melakukan konsultasi

dengan promoter untuk mendapatkan masukan-masukan dan arahan.

Tahap keempat, mengajukan pertanyaan deskriptif. Pada tahap ini peneliti mengajuklan

pertanyaan deskriptif yang intinya dimaksudkan untuk menggali informasi yang

sebanyak-banyaknya tentang kepemimpinan di lingkungan Pesantren Santi Asromo Majalengka.

Tahap kelima, melakukan analisis wawancara. Setelah peneliti, melakukan wawancara dengan

informan, maka hasil dari rekaman itu didengarkan lagi dan ditranskripsikan secara tertulis. Hasil transkripst ini kemudian dianalisis untuk memperoleh makna yang terkandung di dalamnya.

Catatan observasi lapangan setelah sampai dirumah juga akan dibaca kembali dan dikembangkan informastnya berdasarkan pada fakta yang telah diamati oleh peneliti.

Tahap keenam, analisis tema/isi. Pada tahap ini peneliti memilih hasil wawancara informan

terpilih yang mempunyai informasi lebih lengkap. Dengan didukung informasi data hasil observasi lapangan selanjutnya dilakukan analisis tema/isi. Analisis isi dimaksudkan untuk

menjelaskan tentang pengertian atau makna konseptual berkaitan dengan tema/fokus penelitian ini.

(6)

Tahap ini peneliti menganalisis hasi observasi dan wawancara tentang kepemimpinan, fungsi dan proses pengambilan keputusan serta perubahan.

Tahap kedelapan, membuat laporan penelitian. Data penelitian diolah sedemikian rupa

sehingga dengan didukung teori yang relevan kemudian peneliti menyusun laporan. Untuk

mewujudkan laporan yang baik, peneliti secara intensif melakukan konsultasi dengan promotor untuk mendapatkan arahan dan bimbingan sehingga hasil laporan mempunyai isi yang sesuai dengan fokus penelitian.

F. Analisis Data

Analisis data diawali dari wawancara dengan informan. Selama wawancara dengan informan dilakukan perekaman dengan tape recorder. Hasil dari wawancara tersebut setelah

sampai di rumah, kemudian didengarkan kembali dan ditranskripsikan dalam bentuk catatan tertulis.1 Sedang catatan atau ceklist hasil observasi lapangan, setibanya di rumah akan diolah dengan mengembangkan catatan-catatan hasil observasi. Hasil transkripsi beberapa informan

tersebut kemudian dipilih hasil wawancara dengan informan terpilih yang mempunyai muatan informasi lebih lengkap dan didukung dengan catatan hasil observasi kemudian dicari makna konseptual berdasarkan fokus dan pertanyaan penelitian.

Langkah selanjutnya melakukan analisis isi/tema. Analisis tema dilakukan dengan

membuat tema-tema yang sesuai dengan fokus penelitian berdasarkan pada data informasi yang ada. Datam analisis tema ini peneliti membuat pola Kepemimpinan di Lingkungan Pesantren Santi Asromo Majalengka. Sesuai dengan fokus penelitian, bahwa tema Kepemimpinan di

Lingkungan Pesantren Santi Asromo Majalengka, akan dibuat empat tema yaitu: (1) Perubahan yang terjadi di Pesantren Santi Asromo

(7)

(3) Gaya kepemimpinan

(4) Proses pengambilan keputusan.

Keluaran dari hasil analisis data tersebut akan diperoleh gambaran Kepemimpinan di Lingkungan Pesantren Santi Asromo Majalengka.

G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Suatu penelitian akan mempunyai nilai ilmiah, apabila hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Data penelitian akan mempunyai nilai keabsahan apabila memenuhi

persyaratan kesahihan dan keterandalan. Dalam penelitian kualitatif teknik yang digunakan untuk menguji kesahihan dan keterandalan data

Lampiran...: Contoh Transkrip wawancara dengan Informan terpilih digunakan dengan (1)

triangulasi sumber, (2) triangulasi metode dan (3) triangulasi teori.

Dalam metode triangulasi dilakukan dengan cara: (1) triangulasi sumber; (2) triangulasi metode, (3) triangulasi teori.

Triangulasi sumber adalah melakukan pengumpulan data untuk mengkaji informasi

bagaimana peristiwa yang dialami oleh masyarakat atau orang-orang yang berbeda, pada waktu yang berbeda, dan pada situasi yang berbeda pula. Pada triangulasi sumber dilakukan dengan memilih berbagai sumber untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian.

Dalam hal ini sumber data dilakukan dengan mengklasifikasikan jenis informan yang terdiri dari: pimpinan yayasan, pimpinan lembaga pendidikan den karyawan. Klasifikasi tersebut diharapkan dapat sebagai sumber-sumber informasi yang dapat memberikan tingkat keabsahan data dalam

(8)

Dalam melakukan wawancara mendalam direkam dengan tape recorder, kemudian hasil wawancara dibuat transkrip. Dalam hal ini peneliti juga melakukan pengecekan kepada berbagai sumber yang berbeda untuk mendapatkan informasi yang sama.

Triangulasi metode adalah menggunakan berbagai metode (dua atau lebih) dalam

prosedur pengumpulan data. Triangutasi metode memungkinkan peneliti untuk melengkapi kekurangan informasi yang diperoleh melalui metode tertentu dengan menggunakan metode lain. Peneliti menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data secara bersamaan, misalnya

pada waktu peneliti sedang melakukan wawancara mendalam dengan informan juga melakukan foto, dan observasi. Triangulasi metode memungkinkan adanya pengecekan informasi yang disampaikan oleh masyarakat dengan realita yang terjadi di lapangan. Hasil wawancara dan observasi dapat direkam dan foto sebagai bukti dari hasil penetitian. Alasan dilakukan trianguiasi

metode karena dalam rekaman kaset (tape recorder) belum bisa dipercaya informasinya sehingga perlu dilakukan pengecekan atau dikompensasi dengan observasi lapangan, teknik fotografi, studi dokumentasi, serta diskusi dengan kelompok masyarakat. Obervasi lapangan

dilakukan dengan cara diam-diam dan secara terang-terangan. Dengan cara diam-diam, bahwa peneliti melakukan komunikasi dengan obyek yang diteliti tetapi melakukan pengamatan terhadap pimpinan yang sedang memimpin rapat. Dari hasil tersebut kemudian dianalisis oleh

peneliti untuk melakukan pengecekan dan dicocokkan dengan hasil wawancara mendalam, hasil studi dokumentasi dan didukung dengan foto-foto sehingga kesahihan dan keterandalan data dapat dipercaya. Sedang observasi secara terang-terangan dilakukan dengan wawancara kepada informan. Observasi tersembunyi dan terang-terangn dikombinasikan untuk mendapatkan

(9)

Triangulasi teori dimaksudkan untuk mendukung konsep perilaku masyarakat dalam

pengelolaan lingkungan. Dalam hal ini konsep tersebut dihubungkan dengan berbagai teori yang mendukung. Dalam triangulasi teori ini dilakukan dengan menggunakan kerangka kerja atau perspektif teoritis yang berbeda untuk mengkaji fenomena yang sama. Semua informasi yang

dicatat harus memiliki sumber yang jelas dan akurat, bukan sebagai hasil dari asumsi dan pendapat atau reka-reka peneliti. Dengan melakukan kajian berbagai teori yang mendukung diharapkan adanya kecukupan rujukan untuk merefleksikan secara obyektif hasil informasi yang

Referensi

Dokumen terkait

Teramati dengan jelas bahwa tegangan tidak berubah atau konstan dengan perubahan nilai volume elektrolit ekstrak buah nanas baik tanpa (sampel A) maupun melalui penyaringan

Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk memutuskan keefektifan ventilasi atau

Atribut-atribut tersebut antara lain adalah bahwa ekologi industri: merupakan suatu pendekatan sistem yang meng- interaksikan antara sistem ekologis dengan in- dustri,

Dari hasil kuesioner pre-test dan post-test tersebut juga telah menjawab dari tujuan program yang kami jalankan yaitu untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan mengenai

Prasasti mempunyai sifat resmi sebagai suatu keputusan atau perintah yang diturunkan oleh seorang raja atau penguasa, sehingga dalam penulisannya ada aturan- aturan penulisan

Program 5NG terdiri dari 4 fase, pase pertama yaitu sebelum hamil, fase kedua yaitu hamil yang berisi dideteksi, didata, dilaporkan secara sistem melalui

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif, Untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam