• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Nilai Investasi, Jumlah Unit Usaha Dan Upah Minimum Terhadap Permintaan Tenaga Kerja Industri Kecil Dan Menengah Di Provinsi Jawa Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Nilai Investasi, Jumlah Unit Usaha Dan Upah Minimum Terhadap Permintaan Tenaga Kerja Industri Kecil Dan Menengah Di Provinsi Jawa Tengah"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH NILAI INVESTASI, JUMLAH UNIT USAHA DAN UPAH

MINIMUM TERHADAP PERMINTAAN TENAGA KERJA INDUSTRI

KECIL DAN MENENGHAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah sati syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh: DIAN TRI UTAMI

B 300 120 082

PROGAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

2

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH NILAI INVESTASI, JUMLAH UNIT USAHA DAN UPAH

MINIMUM TERHADAP PERMINTAAN TENAGA KERJA INDUSTRI

KECIL DAN MENENGHAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

DIAN TRI UTAMI

B 300 120 082

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Dosen Pembimbing

Drs. Triyono M.Si

(3)
(4)

4

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelae kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam baskah dan disebutkan dalam

daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan

saya pertanggungjawabkan sepenuhya.

Surakarta, 9 April 2016 Penulis

DIAN TRI UTAMI B 300 120 082

(5)

5

PENGARUH NILAI INVESTASI, JUMLAH UNIT USAHA DAN UPAH

MINIMUM TERHADAP PERMINTAAN TENAGA KERJA INDUSTRI

KECIL DAN MENENGHAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

ABSTRAK

Peran Industri Kecil dan Menengah (IKM) dari tahun ketahun selalu mengalami peningkatan dalam permintaan tenga kerja dan mengurangi pengangguran dengan lapangan kerja yang dicipataknnya. Hal ini dapat dilihat dari rata- rata IKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90% dari total tenaga kerja di indonesia.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui beberapa faktor yaitu Nilai Investasi, Jumlah unit Usaha, dan Upah Minimum Kerja (UMK) yang mungkin mempengaruhi permintaan tenaga kerja sektor industri kecil menegah di jawa tengah. Sampel penelitian ini diambil dari buku statistik jawa tengah periode 1993-2010 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (OLS) mode lengkap.

Hasil Analisi menunjukkan bahwa Nilai Investasi berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri jawa tengah, sedangkan Jumlah Unit Usaha dan UMK tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan tenaga kerja sektor Industri Kecil Menengah di jawa tengah akan tetapi keduanya memiliki hubungan yang positif. Penelitian ini memiliki tingkat keakuratan sebesar 96, 8% dan sisanya 3, 2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Kata Kunci : Tenaga Kerja, Investasi, Unit Usaha, UMK.

ABSTRACT

The Role of Small and Medium Enterprises (SMEs) from year to year is always an increase in demand for labor and reducing unemployment tenga with employment dicipataknnya. It can be seen from the average SME is able to absorb the labor force by 90% of the total workforce in Indonesia.

This study was conducted to determine several factors: Investment Value, Total Business unit, and the Minimum Wage Employment (MSE) which may affect the demand for labor small medium industry in Central Java. The research sample is taken from a book java period 1993-2010 statistics published by the Central Statistics Agency (BPS). This study using multiple regression analysis (OLS) Full mode.

Analysis results showed that the investment value significantly influence the employment sector Central Java, while the Total Business Unit and MSE no significant effect on labor demand sector of Small and Medium Industries in Central Java but both have a positive relationship. This study has a level of accuracy of 96.8% and the remaining 3.2% is influenced by other factors not examined.

(6)

6

1. PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita (Suparmoko, 1994). Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara pada dasarnya merupakan interaksi dari berbagai kelompok variabel, antara lain sumber daya manusia, sumber daya alam, modal, teknologi dan lain-lain.

Proses pembangunan suatu negara sering pula dikaitkan dengan proses Industrialisasi. Proses industrialisasi merupakan salah satu perantara menuju proses pembangunan yang baik dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat. Dalam pembangunan ekonomi suatu negara pertumbuhan penduduk merupakan faktor yang cukup rentan dalam tingkat keberhasilan pembangunan, dimana pertumbuhan penduduk sering diiringi dengan pertambahan jumlah angkatan. Kondisi ini terjadi akibat jumlah lapangan pekerjaan yang pergerakannya lambat tidak mampu menyeimbangi kondisi pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis.

Industrialisasi salah satu tujuannya adalah untuk dapat menyerap tenaga kerja yang semakin meningkat dengan semakin tingginya laju pertumbuhan penduduk. Perluasan penyerapan tenaga kerja diperlukan untuk mengimbangi laju pertumbuhan penduduk usia muda yang masuk ke pasar tenaga kerja. Ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan lapangan kerja akan menyebabkan tingginya angka pengangguran. Kemudian, meningkatnya angka pengangguran akan mengakibatkan pemborosan sumber daya dan potensi angkatan kerja yang ada, meningkatnya beban masyarakat, merupakan sumber utama kemiskinan dan mendorong terjadinya peningkatan keresahan sosial, serta manghambat pembangunan ekonomi dalam jangka panjang (Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans), 2004).

Pengertian industri menurut Departemen Perindustrian adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau bahan jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunannya, tidak termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri (Disperindag, 2012).

Tujuan yang diharapkan agar tercapai melalui pembangunan industri antara lain (Fahmi Idris, 2012) : meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor Indonesia dan pemberdayaan pasar dalam negeri, memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian, mendukung perkembangan sektor infrastruktur, meningkatkan kemampuan teknologi. meningkatkan penyebaran industri, memperkuat struktur industry, struktur perekonomian seimbang, meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dan meningkatkan penerimaan devisa

Perluasan penyerapan tenaga kerja diperlukan untuk mengimbangi laju pertumbuhan penduduk usia muda yang masuk ke pasar tenaga kerja. Ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan lapangan kerja akan menyebabkan tingginya angka pengangguran. Kemudian, meningkatnya angka pengangguran akan mendorong terjadinya peningkatan keresahan sosial, serta manghambat pembangunan ekonomi dalam jangka panjang (Depnakertrans, 2004).

Beberapa kajian teoritis mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk memperluas kesempatan kerja adalah melalui pengembangan industri terutama industri yang bersifat padat karya. Pengembangan industri tersebut akan menyebabkan kapasitas produksi meningkat sehingga dapat menciptakan kesempatan kerja. Selain investasi swasta terdapat investasi pemerintah yang juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Investasi pemerintah ini berupa pengeluaran pembangunan pemerintah dan alokasi anggaran pembangunan sektoral merupakan bagian dari pengeluaran pemerintah, mungkin juga bagian dari

(7)

7

permintaan agregat sehingga timbulnya permintaan yang berasal dari APBD di Provinsi Jawa Tengah akan berdampak positif terhadap tambahan output. Tambahan output ini akan menyebabkan tambahan kesempatan kerja karena banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 unit output melalui kebijakan publik dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran. Melalui pengeluaran pembangunan pemerintah diharapkan mampu mempengaruhi besarnya kesempatan kerja dalam perekonomian (Hendra Esmara, 1999). Secara teoritis, semakin besar nilai investasi yang dilakukan maka semakin besar pula tambahan penggunaan tenaga kerja (Suparmoko,1994).

Selain investasi, faktor yang seringkali menjadi permasalahan dalam ketenagakerjaan adalah yang berkaitan dengan upah. Menurut Payaman J. Simanjuntak (2002) permintaan tenaga kerja memiliki hubungan antara tingkat upah dan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki untuk dipekerjakan dalam jangka waktu tertentu. Penentuan besarnya upah minimum menjadi salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan dari masing-masing usaha IKM. Secara praktis tenaga kerja berharap akan mendapatkan tingkat upah yang lebih besar sebagai sumber pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Namun sebaliknya jika pengusaha memberikan upah yang tinggi maka operasional dan biaya produksi akan semakin besar sehingga tingkat keuntungan akan semakin rendah. Dengan demikian jika tuntutan upah semakin tinggi maka untuk menjaga biaya operasional dan biaya produksi tetap sama maka kemungkinan besar pengusaha akan mengurangi jumlah tenaga kerjanya. Hal ini dapat berakibat pada rendahnya tingkat kesempatan kerja. Sehingga diduga tingkat upah mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kesempatan kerja (Payaman J. Simanjuntak, 2002).

Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi tertentu juga dikaitkan dengan hukum permintaan. Biasanya permintaan akan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan hasil (Sony Sumarsono, 2003). Hal ini berkaitan dengan biaya produksi yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan. Semakin tinggi upah atau gaji yang telah diberikan, maka akan mengakibatkan semakin sedikitnya permintaan tenga kerja, begitu sebaliknya dengan hukum permintaan.

Dengan latar belakang diatas sehingga peneliti ingin meneliti apakah variabel- variabel yang ada dalam ulasan diatas benar- benar berpengaruh terhadap permintaan tenaga kerja pada industri kecil dan menengah dengan judul penelitian PENGARUH NILAI INVESTASI, JUMLAH UNIT USAHA DAN UPAH MINIMUM TERHADAP PERMINTAAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI PROVINSI JAWA TENGAH.

2. METODE

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa data time series dari tahun 1993-2010. Data diperoleh dari instansi- instansi pemerintah yang terkait yaitu dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas perindustrian dan perdagangan. P enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka model yang digunakan adalah analisis data regresi linier berganda dengan menggunakan uji asumsi klasik (Ordinary Least Square) dan fungsi persamaan Cobb-Douglas.

Y = β

0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e

Keterangan :

Y = Penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil; X

1 = Variabel investasi; X

(8)

8

X

3 = Variabel Upah Minimum

β

0 = Konstanta;

β

1 = Besarnya pengaruh nilai investasi terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil menengah ;

β

2 =Besarnya pengaruh jumlah unit usaha terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil menengah;

β

3 = Besarnya pengaruh upah minimum terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil menengah; e = Variabel pengganggu;

Analisis data kuantitatif adalah bentuk analisa yang menggunakan angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik, maka data tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu, untuk mempermudah dalam menganalisis dengan menggunakan program Eviews.

Ada dua kriteria pengujian dalam OLS, yaitu Uji Asumsi klasik: Uji Normalitas Residual, Uji Heteroskedastisitas, Uji Multikolinearitas, Uji otokorelasu, Uji Spesifikasi Model. Dan Uji Statistik: Uji F, Uji R-Squared, Uji t.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Regresi OLS

Dependent Variable: L Method: Least Squares Date: 01/25/16 Time: 11:14 Sample: 1993 2010 Included observations: 18

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1987613. 137412.3 14.46459 0.0000

INV 0.335384 0.075751 4.427468 0.0006

JU 0.292975 0.215044 1.362398 0.1946

UMK 0.067168 0.095230 0.705324 0.4922

R-squared 0.968970 Mean dependent var 2575648.

Adjusted R-squared 0.962321 S.D. dependent var 104858.9

S.E. of regression 20354.31 Akaike info criterion 22.87310

Sum squared resid 5.80E+09 Schwarz criterion 23.07096

Log likelihood -201.8579 Hannan-Quinn criter. 22.90039

F-statistic 145.7255 Durbin-Watson stat 2.277639

Prob(F-statistic) 0.000000

3.1.1 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Residual

Hasil regresi model OLS menunjukkan statistik probabilitas JB= 0,723056 > 0,01. Maka H0 diterima sehingga distribusi normal.

(9)

9

2. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan tabel IV–5 di atas menunjukkan bahwa nilai = 0.4614 > 0,01, maka H0 diterima. Simpulannya adalah tidak terdapat masalah

heteroskedastisitas dalam model. 3.Uji Multikolinearitas

Uji miltikolinearitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji VIF.

Hasil uji VIF pada Tabel IV-4 menunjukkan bahwa variabel independen JU memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari pada angka 10, yaitu: 1.079391 > 10

Hal ini menunjukkan bahwa variabel JU tidak memiliki masalah multikolinearitas yang serius.

Sementara variabel independen INV memiliki nilai contered VIF: 16.15484 > 10 dan UMK memiliki nilai contered VIF: 15.86526 > 10,

Hal ini maka dapat disimpulkan keduanya terdapat masalah multikolinieritas pada variabel Investasi dan UMK.

Meskipun pada variabel Investasi dan UMK terdapat masalah multikolinearitas, hal ini tidak mempengaruhi kelayakan model asumsi klasik karena hal ini biasa terjadi pada regresi linearsederhana.

4.Uji Otokorelasi

Hasil output pada tabel menunjukkan bahwa = 0.3474 > 0,01, maka H0 diterima. Dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat masalah

otokolerasi dalam model.

5.Uji Spesifikasi Model

Berdasarkan tabel IV–10 nilai statistik F = 0.2061 > 0,01. Maka H0

diterima, sehingga spesifikasi model benar (model linier).

3.1.2Uji Statistik 1. Uji F

Dari tabel IV–6, terlihat nilai probabilitas statistik F adalah sebesar 0.000000 ≤ 0,01, jadi H0 ditolak. Simpulannya model yang dipakai eksis.

2. Uji R-Squared

Berdasarkan tabel IV–4, terlihat R-squared (R2) adalah sebesar

0.968970. Hal tersebut bearrti bahwa Variabel dependen Permintaan Tenaga Kerja Industri Kecil menengah provinsi Jawa Tengah dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu nilai investasi , jumlah unit usaha, UMK dalam model statistik sebesar 96,8%. Sedangkan sisanya variasi permintaan tenaga kerja industri kecil menengah provinsi Jawa Tengah dijelaskan oleh f aktor-faktor lain yang tidak dimasukan dalam model statistik sebesar 3,2%.

3. Uji t

1) Prob. tINV sebesar 0.0006 0,01. Maka, H0 ditolak. Variabel INV

memiliki pengaruh signifikan.

2) Prob. tJU sebesar 0.1946 0,01. Maka, H0 diterima. Variabel JU

tidak memiliki pengaruh signifikan.

3) Prob. tUMK sebesar 0.4922 0,01. Maka, H0 diterima. Variabel UMK

(10)

10

3.2 Pembahasan

3.2.1Investasi dan Permintaan Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil regresi yang dilihat dari tabel IV-4 menunjukkan bahwa nilai investasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap permintaan tenaga kerja sektor industri kecil menegah di Provinsi Jawa Tengah tahun 1993-2010 dan memiliki hubungan yang positif terhadap permintaan tenaga kerja dengan nilai koefisien Investasi sebesar 0.335384.

Hal tersebut berarti bahwa setiap kenaikan Nilai Investasi sebesar satu juta rupiah maka permintaan tenaga kerja akan mengalami kenaikan sebesar 0.335384 juta jiwa dan sebaliknya, jika investasi turun sebesar satu juta rupiah , maka permintaan tenaga kerja akan turun sebesar 0.335384 juta jiwa. Karena investasi tersebut memiliki hubungan yang positif maka, semakin besar kenaikan nilai investasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan atau unit usaha akan menimbulkan permintaan tenaga kerja yang lebih besar. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Andi Neno Harianti (2011) “Pengaruh Jumlah unit Usaha, Investasi dan Upah minimum Terhadap Permintaan Tenaga Kerja pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Pinrang” yang menyatakan bahwa Investasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap permintaan tenaga kerja pada industri kecil dan menengah di kabupaten pinrang.

Seperti di jelaskan pada teori fungsi produksi menurut Sadino Sukirno (1994) bahwa tingkat produksi suatu barang atau jasa tergantung pada jumlah modal, tenaga kerja, kekayaan alam dan tingkat teknologi yang digunakan. Hasi l penelitian yang diperoleh juga sesuai dengan teori oleh buku Sukirno (2002), yaitu kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan nasional. Lalu peningkatan dalam permintaan agregat akan membawa perubahan pada kapasitas produksi suatu perekonomian yang kemudian akan di ikuti oleh pertambahan dalam kebutuhan akan tenaga kerja untuk proses produksi, yang menandakan bertambahnya lapangan pekerjaan.

3.2.2 Unit Usaha dan Permintaan Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil regresi yang dapat dilihat pada tabel IV-4 di atas menunjukkan bahwa Jumlah Unit usaha tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap permintaan tenaga kerja industri kecil menengah di Jawa Tengah tahun 1993-2010. Akan tetapi jumlah unit usaha memiliki hubungan yang positif. Dapat dilihat pada tabel IV-3 bahwa Jumlah unit usaha hampir mengalami kenaikan setiap tahunnya, meskipun begitu perkembangan yang terjadi setiap tahunnya belum cukup untuk merangsang permintaan tenaga kerja sector industry kecil menengah di provinsi jawa tengah. Hal ini berarti tidak menutup kemungkinan ketika jumlah unit usaha mengalami perkembangan yang signifikan pada tahun mendatang akan berpengaruh signifikan pula terhadap permintaan tenaga kerja industri kecil menengah di provinsi Jawa Tengah.

Pada dasarnya jumlah industri mencerminkan suatu aktivas ekonomi rumah tangga produsen, yang artinya setiap industri yang ada pasti akan melakukan proses produksi baik barang maupun jasa. Maka untuk melakukan kegiatan prosuksi tersebut diperlukan adanya faktor input produksi yang antara lain adalah modal ataupun investasi serta tenaga kerja. Sehingga dengan meningkatnya jumlah unit usaha sektor industri

(11)

11

yang semuanya melakukan kegitan produsksi maka tenaga kerja yang dibutuhkan juga akan meningkat.

Hasil penelitian ini, berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Widyastuti (2011) “Faktor yang mempengaruhi permintaan Tenaga Kerja Industri Kecil dan Menengah di Provinsi Jawa Timur” yang menyatakan bahwa Jumlah unit usaha berpengaruh signifikan terhadap permintaan tenaga kerja industri kecil menengah di jawa timur. Penelitian ini menunjukkan sebaliknya, bahwasannya Jumlah Unit usaha tidak berpengaruh signifikan akan tetati berilai positif. Hal ini mungkin disebabakan oleh kurang besarnya pertumbuhan jumlah unit usaha setiap tahunnya atau pertumbuhan penduduk yang membutuhkan pekerjaan di provinsi jawa tengah lebih pesat dibandingkan pertumbuhan jumlah unit usaha yang terjadi. Adapun faktor lainnya harus ada penelitian yang menunjukkan mengapa hal itu dapat terjadi.

3.2.3 UMK dan Permintaan Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil regresi yang dapat dilihat pada tabel IV-4 diatas menunjukkan bahwa UMK tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap permintaan tenaga kerja sektor industri kecil menengah di provinsi Jawa Tengah tahun 1993-2010. Akan tetapi UMK memiliki hubungan yang positif terhadap permintaan tenaga kerja. Meskipun UMK selalu memngalami kenaikan di setiap tahunnya ternyata belum mampu merangsang permintaan tenaga kerja yang signifikan. Hal ini bearti tidak menutup kemungkinan bahwa UMK pada tahun mendatang akan berpengaruh signifikan pula terhadap permintaan tenaga kerja sektor industri kecil menengah di provinsi jawa tengan pada tahun mendatang apabila perkembangan UMK juga cukup signifikan, tentunya dengan adanya nilai tambah yang lebih besar dari hasil peningkatan jumlah tenaga kerja. Nicholson (1999) menjelaskan bahwa dalam teori pasar tenaga kerja dan dampak upah menjelaskan jika perusahaan menetapkan upah yang lebih tinggi, maka akan menimbulkan excess di pasar kerja karena kenaikan tingkat upah menyebabkan kenaikan biaya produksi sektor riil, maka sektor riil akan mengurangi pemakaian tenaga kerja. Itu artinya upah berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja.

Dengan demikian teori Nicholson (1999) terbukti dengan adanya penelitian ini bahwasanya upah tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan tenaga kerja.

4 PENUTUP

4.2 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisi data dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai investasi berpengaruh signifikan terdadap permintaan tenaga

kerja sektor industri kecil menegah di provinsi Jawa Tengah. Hasil regresi memiliki niai coeifien sebesar 0.335384 yang berarti setiap kenaikan nilai investasi sesbesar satu juta rupiah akan membuat permintaan tenaga kerja naik sebesar 0.335384 juta jiwa dan sebaiknya, jika terjadi penurunan sebesar satu juta rupiah maka permintaan tenaga kerja akan turun sebesar 0.335384juta jiwa.

2. Jumlah Unit Usaha dan UMK dinyatakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan tenaga kerja industri kecil menengah di Provinsi Jawa Tengah.

3. Hasil penelitian yang telah dilakukan ini memiliki tingkat kepercayaan sebesar 96,8% yang di buktikan dengan nilai R-squared 0.968970. dengan sisa 3,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

(12)

12

4.3 Saran

Dari hasil dan kesimpulan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang yang dapat diberikan :

1. Nilai Investasi merupakan faktor yang memiliki kontribusi paling dominan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah. Dalam hal ini pastinya sangat berpengaruh terhadap tingkat permintaan tenaga kerja pada setiap perusahaan. Semakin tinggi nilai investasi maka tenaga kerja yang diminta semakin meningkat. Oleh sebab itu kondisi yang demikian harus terus dipertahankan oleh setiap perusahaan sehingga perusahaan dapat meringankan beban Pemerintah Provinsi untuk menekan tingginya tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Timur

2. Sektor Industri kecil menengah harus dikembangkan menjadi lebih banyak sehingga permintaan tenaga kerja akan terus meningkat yang pada akhirnya dapat mengurangi pengangguran. Dalam hal ini Pemerintah dapat memberikan binaan kepada masyarakat agar dapat membuat lapangan pekerjaan sendiri, contohnya dengan membangun usaha kecil mandiri. Proses ini akan berpengaruh kepada permintaan tenaga kerja apabila usaha kecil tersebut terus berkembang.

3. Pemerintah yang telah memberikan binaan kepada masyarakat maupun industry kecil menengah yang berjalan dapat membantu dengan memberikan investasi, contohnya mesin-mesin yang dapat digunakan untuk memproduksi barang/ jasa, sehingga masyarakat pemula juga akan mudah dalam membangun usahanya. Bantuan ini dapat di dedikasikan kepada masyarakat kurang mampu yang belum mempunyai pekerjaan (pengangguran). Hal ini tentunya pemerintah telah memiliki anggaran yang sudah ditetapkan.

4. Intervensi pemerintah dalam pasar tenaga kerja hendaknya bermuara pada terciptanya pasar tenaga kerja yang fleksibel. Salah satu cara untuk meningkatkan fleksibiltas pasar tenaga kerja ini adalah kebijakan penetapan UMR (upah minimum regional) yang lebih sesuai dengan upah pasar. Intervensi pemerintah yang mendorong fleksibilitas pasar tenaga kerja dapat pula dilakukan dengan cara memperbanyak dan memperluas posko-posko informasi ketenagakerjaan.

PERSANTUNAN

Penulis mempersembahkan skripsi yang telah terselesaikan ini untuk orang tua yang selalu mendukung dan melimpahkan doa kepada saya. Dan tidak lupa menyampaikan terimakasih kepada Allah SWT yang melimpahkan Rohmad dan hidayah-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini hingga akhir. Terimakasih yang sebesar- besarnya kepada Dosen fakultas ekonomi dan bisnis khususnya kepada Drs. Triyono, M.Si yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta teman teman satu perjuangan ekonomi pembangunan. Dan untuk Almamater UMS.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Abba.2015. An Analysis of Employment Potentials Of Cottage, Micro and Small Scale Enterprises In Jigawa State Of Nigeria. Economic scientific journal july 2015 edition VOL11, NO19 ISSN: 1857-7851 e-1857-7431.Nigeria : Federal University Duste.

(13)

13

Amri, Yassir.2013. Peran Usaha Indistri Mikro dan Kecil Dalam Penyerapan Tenaga Kerja Di Provinsi Aceh. Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN :2302-0172 PP. 77-85.ACEH :Universitas Syiah Kuala.

Andayani, Widya.2013. Pengaruh Upah, Modal Usaha dan Nnilai Produksi Terhadap Penawaran Tenaga Kerja pada UMKM sektor Riil. Jurnal Ekonomi Ep Unud, 2(4) : 200-207 ISSN : 2303-017. Bali :Universitas Udayana.

Ananta, Aris. 1990. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga Demografi FE dan Pusat Antar Universitas Bidang Ekonomi UI. Jakarta.

Ardjouman, Diabate. Abada, Othman, 2015. Establishing the Factors Affecting the Growth of Small and Medium-sized Enterprises in Algeria. American International journal of Social science Vol 4 no, 2 April 2015.China: Shanghai University.

Asruni.2012. Pengaruh Faktor Upah Minimum Kabupaten, Investasi dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil di Kabupaten Tanah Bambu. Jurnal_31_Kindai Vol 8 No 2 2012 Asruni.doc.Kalimantan.

Aziz Prabowo, 1997. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Subsektor Industri Kecil Di Kabupaten Tegal. Semarang: Universitas Diponegoro.

Boediono, 1992, Teori Pertumbuhan Ekonomi, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu ekonomi, Edisi 1, Cetakan Ke 5, BPFE, Jogyakarta

Chusna, Arifatul. 2011. Pengaruh Laju Pertumbuhan Sektor Industri, Investasi, dan Upah terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1980-2011. Jurnal Ekonomi ISSN 2252-6889.Semarang:Universitas Negeri Semarang.

Departemen Tenaga Kerja Dan Transmigrasi. 2004. Jakarta: Depnakertrans.

Ghozali, I. (2001). Analisis Multivanate dengan program SPSS. Edisi ke 2. Semarang: Universitas Diponegoro

Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar : Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

J. Supranto, 2001. Statistik : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Keputusan Menteri no.1 Tahun 1999 pasal 1 ayat 1 Tentang Upah Minimum.

Karib, Abdul.2012. Analisis Pengaruh Produksi, Investasi dan Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Sumatera Barat. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, September 2012 ISSN : 2086-5031.Padang: Universitas Andalas.

Maulidia, Yusni. 2014. Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di KabupatenPelalawan. Jom Fekom 1 nomoe 2 Oktober . Riau: Universitas Riau.

(14)

14

Payaman J Simanjuntak, 2002, Pengantar Sumber Daya Manusia, Lembaga Penerbit UI, Jakarta.

Priyono, Eddy. 2002. Situasi Ketenagakerjaan dan Tinjauan Kritis terhadap ebijakan Upah Minimu. Jurnal Analisis Sosial. Volume 7, Nomor 1, Februari 2002. www.akademika.or.id

Rofiqoh, wirda. 2012. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada SektorIndustri Kecil Di Kabupaten Jember Tahun 2006-2012.Jurnal ekonomi. Jember: Universitas Jember (UNEJ).

Sadono Sukirno, 2003. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sonny Sumarsono. 2003. Manajemen Koperasi Teori & Praktek. Jakarta: Graha Ilmu.

Subri, Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan. Rajawali Pers. Jakarta

Suparmoko, 1994, Pengantar Ekonomika Makro,BPFE, Yogyakarta.

Sukartawi, 1991. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. Jakarta. Rajawali Pers.

Sulistiawati, Rini. 2012. Pengaruh Upah Minimum terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di Indonesia. Jurnal Ekonomi ISSN 1693 – 9093 Volume 8, Nomor 3, Oktober 2012 hal 195 - 211. Pontianak: Universitas Tanjungpura.

Syuhada, Siti. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Jambi. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah vol. 2 no 2, oktober-desember 2014 issn: 2338-4603 . Jambi : Universitas Jambi.

Tambunan, T.H., Tulus, Dr., 2001, Perekonomian Indonesia, Teori dan Temuan Empiris, Jakarta : Ghalia Indonesia.

Tjiptoherijanto, Prijono. 1997. Migrasi, Urbanisasi dan Pasar Kerja di Indonesia. Jakarta: UI Press.

Woyanti, Nenik.2011. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil dan Menengah (Studi Kasus Pada Industri Kecil dan Menengah Furniture Kayu di Kabupaten Jepara) . Jurnal Economy Volume 2, Nomor 4, tahun 2013, Halaman 1-9 ISSN(online) : 2337-3814.Semarang : Universitas Diponegoro.

Wilson Mark. 2012. The Negative Effects of Minimum Wage Laws. Journal of Policy Analysis VOL no 701June 21,2012.America.

Winardi. 1982. Pengantar Ekonomi Pembangunan. Bandung: Tasrsito.

Xinema Del, Ha Nguyen. 2012. Does The Minimum wage affect Employment? Evidence from the manufacturing sector in IndoneSIA. The World Bank.

(15)

15

Scale Industries: Evidence from Sri Lanka.Global Journal of Management and Business Research volume 12 issue 21 version 1.0 year 2012 online ISSN: 2249-4588 & Print ISSN: 0975-5853. Sri Lanka : University of Jaffna.

Badan Pusat Statistik. 2013. Industri Kecil Dan Menengah. Jawa Tengah: BPS. . 1997-2013. Produk Domestik Regional Bruto. Jawa Tengah: BPS. Dinas Perindustrian Dan Perdagangan. 2012. Jakarta: Disperindag.

. 1997-2013. Tentang Perkembangan Jumlah IKM dan Tenaga Kerja Industri Kecil dan Menengah. Jawa Tengah. Disperindag.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Perindustrian dan Perdagangan. Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian foklor pada permainan rakyat dipilih di wilayah kebudayaan Sunda dengan lokasi kampung Cikondang Pangalengan Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena secara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedelai yang ditanam sesudah padi sawah dengan cara TOT lebih baik dibanding dengan cara pengolahan tanah karena pada

Berdasarkan hasil pengujian Lagrange Multiplier diperoleh bahwa model SUR-Spasial untuk data kemiskinan di Provinsi Jawa Barat adalah SUR- Spatial Lag Model

Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita sesungguhnya membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan; (2) kemampuan mengelola emosi : kemampuan yang bergantung

Hasil penelitian efek hepatoprotektif serbuk kering teripang emas ( Stichopus variegatus ) dapat disimpulkan bahwa pemberian serbuk kering teripang emas ( Stichopus

Vuonna 1995 naisten välisen yhteisyyden teemat ovat väistyneet HALUN kehyksestä sekä Suomessa että Ranskassa. Muilta osin kehys eriytyy suomalaisessa ja ranskalaisessa

 Patikan nomor HP masing masing nama pemesan ( ada/aktif) untuk memudahkan dalam komunikasi VIA SMS nantinya.  Beri Nama Tebal Koordinaor

Guru yang mengajar lebih dari satu sekolah berimplikasi ketika murid. mencari guru yang bersangkutan untuk menanyakan akan