• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Elemen-elemen Integrated Reporting (Studi Pada Perusahaan Non-keuangan Yang Listing Di Bei Tahun 2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Elemen-elemen Integrated Reporting (Studi Pada Perusahaan Non-keuangan Yang Listing Di Bei Tahun 2015)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP

ELEMEN-ELEMEN INTEGRATED REPORTING

(Studi Pada Perusahaan Non-Keuangan yang listing di BEI Tahun 2015) Oleh :

Ira Astria Novaridha

Pembimbing : Novita Indrawati dan Al-Azhar L

Faculty of Economics Riau University Pekanbaru - Indonesia Email : ira.novaridha@gmail.com

Effect of Institutional Ownership, Firm Size and Profitability on The Elements of Integrated Reporting

( Study on Non-Financial Companies Listed on Indonesian Stock Exchange 2015)

ABSTRACT

This research is aimed to examine and analyze influence of institutional ownership, firm size and profitability on the elements of integrated reporting in the annual report non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2015. Sample data is using simple random sampling methode to the non-financial companies that listed in Indonesian Stock Exchange during 2015. The number of companies taken as samples in this study covers about 85 company annual reports. This study uses content analysis to measure elements of integrated reporting in the annual report. Processing and analysis of data using multiple regression with SPSS v22. The result of this research showed those independent variables of institutional ownership, size and profitability does not affect the elements of integrated reporting in the annual report non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2015.

Keyword: institutional ownership, firm size , profitability and elements of integrated reporting

PENDAHULUAN

Salah satu bentuk penilaian kinerja dari pihak eksternal adalah dengan adanya laporan keuangan dari suatu entitas. Pesatnya perkembangan dalam bidang teknologi, informasi,

dan komunikasi turut serta

memberikan sumbangsi atas

terciptanya sistem pelaporan yang paripurna dan mencakup semua aspek dalam lingkup perusahaan. Entitas

bisnis atau korporasi tidak hanya dituntut untuk menyajikan laporan keuangan yang sebatas memberikan informasi finansial. Lebih dari itu, ternyata digitalisasi zaman menuntut

sebuah pelaporan yang lebih

menyeluruh dan komprehensif.

(Gobel, 2016).

Berbagai macam lembaga

standar internasional kemudian

menawarkan standar untuk digunakan oleh para perusahaan dalam rangka

(2)

melaporkan kegiatan mereka yang

tidak hanya mencakup aspek

finansial, melainkan kegiatan dalam konteks sosial dan lingkungan juga turut menjadi elemen penting atas pelaporan tersebut. Kondisi inilah yang kemudian melahirkan sebuah konsep atas laporan keuangan yang tidak parsial melainkan terintegrasi atau terpadu dan saling terhubung antara satu dengan yang lainnya. Konsepsi pelaporan yang menyeluruh

yang kemudian dikenal dengan

Integrated Reporting (Gobel, 2016).

The International Integrated

Reporting Council (IIRC)

mendefinisikan pelaporan terpadu

sebagai “suatu proses yang

menghasilkan komunikasi oleh

organisasi, yang paling jelas laporan terpadu periodik, tentang bagaimana

organisasi strategi, pemerintahan,

kinerja, dan prospek mengarah pada penciptaan nilai di atas pendek,

menengah dan jangka panjang”.

Menurut (Busco et al, 2013:7)

integrated reporting adalah proses

yang menghasilkan komunikasi

melalui penciptaan nilai laporan tahunan dari waktu ke waktu. Dari dua definisi tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa integrated

reporting juga merupakan mekanisme dalam mengkomunikasikan informasi mengenai strategi, tata kelola, kinerja dan prospek yang berkaitan satu dengan lainnya dalam suatu laporan tunggal melalui laporan tahunan.

Di Indonesia, fenomena

mengenai integrated reporting erat hubungannya dengan pelaporan yang tidak lengkap dan tidak terintegrasi. Pada tahun 2010, ICW (Indonesia Coruption Watch) selaku organisasi non pemerintah yang mempunyai

tujuan untuk mengawasi dan

melaporkan pada masyarakat tentang

aksi korupsi yang terjadi di Indonesia, menguak manipulasi penjualan batu bara oleh PT Bumi Resources Tbk.

Hasil perhitungan ICW dengan

menggunakan berbagai data primer termasuk laporan keuagan yang telah

diaudit, menunjukkan laporan

penjualan Bumi selama 2003-2008 lebih rendah US$ 1,06 miliar dari yang sebenarnya. Akibatnya, selama itu pula, diperkirakan kerugian negara dari kekurangan penerimaan Dana Hasil Produksi Batubara (royalti) sebesar US$ 143,18 juta (Wijaya, 2010). Dengan adanya fenomena tersebut, semakin memperkuat bahwa

diperlukannya pelaporan yang

lengkap dan terintegrasi serta terpadu.

Faktor-faktor yang diduga

mempengaruhi elemen-elemen

integrated reporting adalah

kepemilikan institusional, ukuran

perusahaan dan profitabilitas yang menjadi karakteristik perusahaan.

Pertama yaitu, kepemilikan institusional atau kepemilikan saham oleh pihak- pihak yang berbentuk

institusi seperti yayasan, bank,

perusahaan asuransi, perusahaan

investasi, dana pension, perusahaan

berebntuk perseroan (PT), dan

institusi lainnya. Menurut Nuraina (2012: 116) Kepemilikan Institusional adalah presentase saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, dana pensiunan, atau perusahaan lain. Peningkatan kepemilikan institusional menyebabkan pengawasan yang ketat oleh pihak institusi terhadap kinerja manajemen sehingga secara otomatis

manajemen akan menghindari

perilaku yang merugikan prinsipal. Faktor kedua yang diduga

mempengaruhi elemen integrated

reporting yaitu ukuran perusahaan,

(3)

ukuran perusahaan adalah Besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan

atau nilai aktiva. Ukuran

perusahaan menurut Scott

(1981:235) dalam Torang (2013:93) adalah Ukuran Organisasi adalah

suatu variabel konteks yang

mengukur tuntutan pelayanan atau produk organisasi.

Dari kedua definisi di atas menunjukkan bahwa ukuran perusahaan merupakan nilai besar kecilnya perusahaan yang dilihat dari besarnya equity, nilai penjualan, dan aktiva yang berperan sebagai variabel konteks yang mengukur tuntutan pelayanan atau produk yang

dihasilkan oleh organisasi.

Perusahaan yang besar mampu

membiayai informasi untuk

kepentingan internal secara lengkap. Sebaliknya, perusahaan kecil tidak

memiliki informasi selengkap

perusahaan besar, sehingga biaya yang diperlukan menjadi lebih besar

apabila perusahaan ingin

mengungkapkan informasi secara

lengkap.

Selanjutnya variabel yang

mempengaruhi elemen integrated

reporting adalah profitabilitas. Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni

(2005:118) profitabilitas adalah

kemampuan perusahaan memperoleh

laba dalam hubungan dengan

penjualan total aktiva maupun modal

sendiri. Profitabilitas menurut

(Sartono, 2010:122) adalah

kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dari kedua definisi ini terlihat jelas bahwa sasaran yang akan dicari adalah laba perusahaan.

Rumusan masalah dari

penelitian ini adalah 1) Apakah

kepemilikan institusional berpengaruh

terhadap elemen-elemen integrated

reporting, 2) Apakah ukuran

perusahaan berpengaruh terhadap

elemen-elemen integrated reporting?, 3) Apakah profitabilitas berpengaruh

terhadap elemen-elemen integrated

reporting?

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemilikan institusional terhadap elemen-elemen integrated reporting pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2015, 2) Untuk menguji dan

menganalisis pengaruh ukuran

perusahaan terhadap elemen-elemen integrated reporting pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2015, 3) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas

terhadap elemen-elemen integrated

reporting pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2015.

TELAAH PUSTAKA

Elements of Integrated Reporting

The International Integrated

Reporting Council (IIRC)

mendefinisikan pelaporan terpadu

sebagai “suatu proses yang

menghasilkan komunikasi oleh

organisasi, yang paling jelas laporan terpadu periodik, tentang bagaimana

organisasi strategi, pemerintahan,

kinerja, dan prospek mengarah pada penciptaan nilai di atas pendek,

menengah dan jangka panjang”.

Menurut (Busco et al, 2013:7)

integrated reporting adalah proses

yang menghasilkan komunikasi

melalui penciptaan nilai laporan tahunan dari waktu ke waktu. Dari dua definisi tersebut maka dapat

(4)

reporting juga merupakan mekanisme dalam mengkomunikasikan informasi mengenai strategi, tata kelola, kinerja dan prospek yang berkaitan satu dengan lainnya dalam suatu laporan tunggal melalui laporan tahunan.

Berdasarkan defenisi diatas,

secara umum integrated reporting

merupakan penyajian laporan tahunan

yang lengkap, terpadu dan

terintegritas dimana dalam satu

laporan tunggal terdapat informasi mengenai strategi, tata kelola, kinerja dan prospek yang berkaitan satu dengan lainnya.

Berikut beberapa

elemen-elemen integrated reporting yaitu, 1) Organizational overview and external environment yang menjelaskan visi, misi, apa yang dilakukan oleh perusahaan dan dalam lingkungan seperti apa perusahaan beroperasi, 2) Governance atau tata kelola yang menjelaskan bagaimana struktur tata kelola perusahaan, dan bagaimana struktur ini mendukung penciptaan

nilai dalam jangka pendek,

menengah, dan panjang, 3)

Opportunities and risks dimana perusahaan menyajikan faktor kunci dari risiko dan peluang yang dihadapi oleh perusahaan, bagaimana faktor

kunci ini akan mempengaruhi

penciptaan nilai perusahaan, dan

bagaimana perusahaan

menanggulangi hal tersebut, termasuk di dalamnya ketersediaan, kualitas, dan keterjangkauan sumber daya yang

relevan dalam jangka pendek,

menengah, dan panjang, 4) Strategy and resource allocation yang berisi tujuan strategis perusahaan dalam

jangka pendek, menengah, dan

panjang, bagaimana strategi

perusahan dalam mencapai tujuan tersebut, rencana alokasi sumber daya dalam rangka implementasi strategi,

serta bagaimana perusahaan akan mengukur pencapaian dan target

outcome dalam jangka pendek,

menengah, dan panjang, 5) Business

model yang menggambarkan

bagaimana sistem perusahaan dalam mengubah input menjadi output dan outcome melalui kegiatan bisnis dengna tujuan untuk memenuhi

tujuan strategis perusahaan dan

penciptaan nilai dalam jangka pendek,

menengah, dan panjang, 6)

Performance menjelaskan bagaimana

pencapaian tujuan strategis

perusahaan yang bisa berisi baik

informasi kuantitatif maupun

kualitatif serta apa saja key outcomes yang berpengaruh terhadap sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, 7) Outlook berisi apa saja tantangan dan ketidakpastian yang bisa saja dihadapi oleh perusahaan dalam rangka menjalankan strategi serta dampak potensial tantangan dan

ketidakpastian tersebut terhadap

model bisnis serta kinerja dan outcome di masa yang akan datang.

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional

adalah kepemilikan saham oleh pihak- pihak yang berbentuk institusi seperti yayasan, bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi, dana

pension, perusahaan berebntuk

perseroan (PT), dan institusi lainnya.

Menurut Nuraina (2012: 116)

Kepemilikan Institusional adalah

presentase saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, dana pensiunan, atau perusahaan lain. Peningkatan

kepemilikan institusional

menyebabkan pengawasan yang ketat oleh pihak institusi terhadap kinerja manajemen sehingga secara otomatis

(5)

perilaku yang merugikan prinsipal. Institusi biasanya dapat menguasai mayoritas saham karena mereka sumber daya yang lebih besar

dibandingkan dengan pemegang

saham lainnya. Oleh karena

menguasai saham mayoritas, maka pihak institusional dapat melakukan

pengawasan terhadap kebijakan

manajemen secara lebih kuat

dibandingkan dengan pemegang

saham lain (Tamba, 2011).

Pengawasan dari pihak institusional tentunya akan menjamin kemakmuran

pemegang saham, pengaruh

kepemilikan institusional sebagai

agen pengawas ditekankan melalui investasi mereka yang cukup besar di pasar modal.

Ukuran Perusahaan

Riyanto (2008:313)

menyatakan ukuran perusahaan

adalah Besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan atau nilai aktiva. Ukuran

perusahaan menurut Scott

(1981:235) dalam Torang (2013:93) adalah Ukuran Organisasi adalah

suatu variabel konteks yang

mengukur tuntutan pelayanan atau produk organisasi.

Dari kedua definisi di atas menunjukkan bahwa ukuran perusahaan merupakan nilai besar kecilnya perusahaan yang dilihat dari besarnya equity, nilai penjualan, dan aktiva yang berperan sebagai variabel konteks yang mengukur tuntutan pelayanan atau produk yang dihasilkan oleh organisasi. Secara

umum, perusahaan besar akan

mengungkapkan informasi lebih

banyak dari pada perusahaan kecil. Ini dikarenakan perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan

kecil. Secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan politis, yaitu tekanan untuk mengungkapkan laporan yang lengkap, diluar dari non-finansial.

Profitabilitas

Menurut G. Sugiyarso dan F.

Winarni (2005:118) profitabilitas

adalah kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas menurut

(Sartono, 2010:122) adalah

kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dari kedua definisi ini terlihat jelas bahwa sasaran yang akan dicari adalah laba perusahaan. Profitabilitas menunjukkan seberapa besar kinerja keuangan perusahaan memperoleh laba atau keuntungan. Profitabilitas merupakan faktor yang membuat

manajemen menjadi bebas dan

fleksibel untuk mengungkapkan

laporan non-finansial kepada

stakeholders. Sehingga semakin

tinggi tingkat profitabilitas

perusahaan, maka semakin besar pula

informasi yang diungkapkan

perusahaan. Perusahaan yang

memiliki tingkat profitabilitas yang

tinggi akan menarik investor

institusional untuk melakukan

penanaman modal dalam perusahaan tersebut.

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Kepemilikan

Institusional Terhadap Elemen-elemen Integrated Reporting

Menurut Nuraina (2012: 116)

Kepemilikan Institusional adalah

presentase saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga

(6)

(perusahaan asuransi, dana pensiunan, atau perusahaan lain.

Seluruh perusahaan yang

berstatus go public dan telah listing di BEI adalah perusahaan-perusahaan

yang sebagian besar sahamnya

dimiliki oleh publik. Sehingga,

seluruh aktivitas yang dilakukan perusahaan harus di publish kepada publik agar masyarakat sebagai salah satu pemegang saham mengetahui

keadaan perusahaan. Dengan

demikian, perusahaan dituntut untuk mengungkapkan laporan yang lebih

luas. Sehingga, perusahaan

mengungkapkan laporan finansial dan non-finansial mereka.

Semakin tinggi tingkat atau rasio kepemilikan institusional dalam saham perusahaan, maka perusahaan tersbeut diprediksi akan melakukan pengungkapan yang lebih tinggi (Hasibuan, 2001). Hal itu disebabkan karena tingkat pengawasan yang tinggi dari institusi sebagai pemegang saham terbesar dari perusahaan. Dengan tingginya tingkat pengawasan dari pihak institusi, pihak manajemen perusahaan akan mengungkapkan laporan yang lebih lengkap.

H1 : Kepemilikan Institusional Berpengaruh Terhadap Elemen-elemen Integrated Reporting

Pengaruh Ukuran Perusahaan

Terhadap Elemen-elemen

Integrated Reporting

Riyanto (2008:313)

menyatakan ukuran perusahaan

adalah Besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan atau nilai aktiva. Ukuran

perusahaan menurut Scott

(1981:235) dalam Torang (2013:93) adalah Ukuran Organisasi adalah

suatu variabel konteks yang

mengukur tuntutan pelayanan atau

produk organisasi. Jensen dan

Mckling (1976) mengungkapkan

bahwa perusahaan yang besar

cenderung akan mengungkapkan

lebih banyak informasi dari pada perusahaan yang kecil. Hal ini

disebabkan besarnya perusahaan

dianggap mampu membiayai

informasi untuk kepentingan internal secara lengkap. Perusahaan yang

besar dapat merekrut karyawan

dengan skill tinggi yang digunakan untuk menerapkan sistem pelaporan manajemen yang baik. Wallace et al. (1994:49) menyatakan bahwa indeks kelengkapan pengungkapan dari

item-item yang wajib (mandatory)

meningkat sesuai dengan ukuran perusahaan.

H2 : Ukuran Perusahaan Berpengaruh Terhadap Elemen-elemen Integrated Reporting

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Elemen-elemen Integrated Reporting

Menurut G. Sugiyarso dan F.

Winarni (2005:118) profitabilitas

adalah kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Sartono

(2008:122) profitabilitas adalah

kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan laba/keuntungan dalam

satu periode tertentu dengan

menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Rentabilitas ekonomi dan profit margin yang tinggi akan

mendorong para manajer untuk

memberikan informasi yang lebih

rinci, sebab manajer ingin

meyakinkan investor terhadap

profitabilitas perusahaan Singhvi dan Desai (1971) dalam Benardi et al. (2009:7). Hal ini terkait dengan bonus/kompensasi yang diterima oleh

(7)

manajer atas pencapaian profit yang dicapainya.

Secara umum, perusahaan

yang memiliki profitabilitas yang

tinggi, cenderung akan

mengungkapkan informasi lebih

banyak karena kekuatan perusahaan untuk mendapatkan informasi tersebut lebih besar daripada perusahaan yang

memiliki profitabilitas rendah.

Dengan demikian, profit sebagai perwujudan dari hasil usaha atau kinerja dari manajer, dapat diartikan bahwa semakin tinggi profitabilitas

suatu perusahaan, kemungkinan

pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan juga semakin luas.

H3 : Profitabilitas

Berpengaruh Terhadap Elemen-elemen Integrated Reporting

Gambar 1 Model Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2015. Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara simple random sampling, yaitu desain pemilihan sampel yang paling sederhana dan mudah. Untuk menentukan jumlah sampel yang

dibutuhkan dari populasi, akan

digunakan rumus Slovin (Umar, 2002:141) seperti berikut: n=N/〖1+N(e)〗^2 Dimana: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = kelonggaran ketidak

telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditorerir, dalam perhitungan menggunakan 10%

Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. data primer meliputi informasi mengenai elemen-elemen integrated reporting yang terdapat didalam laporan tahunan perusahaan melalui lampiran yang

diisi langsung oleh peneliti.

Sedangkan data sekunder yang

diperoleh dari situs resmi BEI (www.idx.co.id). Data yang digunakan adalah laporan tahunan atau annual report perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2015 dan telah melaporkan laporan tahunan 2015.

Metode pengumpulan data

dari penelitian ini adalah

pengumpulan data sekunder dengan cara mendownload annual report tahun 2015 perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2015

melalui situs resminya

(www.idx.co.id).

Definisi Operasional dan Pengu-kuran Variabel

Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel

independen (bebas) yakni

kepemilikan institusional, ukuran

perusahaan serta profitabilitas dan variabel dependen (terikat), yakni elemen-elemen integrated reporting.

Elemen-elemen Integrated Reporting (Y)

Integrated reporting

merupakan penyajian laporan tahunan

yang lengkap, terpadu dan

terintegritas dimana dalam satu

laporan tunggal terdapat informasi Kepemilikan Institusional (X1) Ukuran Perusahaan (X2) Profitabilitas (X3) Elemen – Elemen Integrated Reporting

(8)

mengenai strategi, tata kelola, kinerja dan prospek yang berkaitan satu dengan lainnya. Pengukuran terhadap

elemen-elemen integrated reporting

dalam penelitian ini menggunakan metode content analysis.

IR = Jumlah kalimat topik spesifik

Jumlah keseluruhan kalimat topik spesifik x 100%

Kepemilikan Institusional (X1)

Kepemilikan saham

institusional adalah kepemilikan

saham oleh pihak- pihak yang berbentuk institusi, seperti bank,

perusahaan asuransi, perusahaan

investasi, dana pensiun, dan institusi lainnya (Edy, 2009). Variabel ini diukur dari jumlah prosentase saham yang dimiliki oleh institusi.

Ukuran Perusahaan (X2)

Ukuran perusahaan adalah jumlah nilai kekayaan yang dimiliki

perusahaan. variabel ukuran

perusahaan diukur dengan

mentranformasikan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan ke dalam bentuk logaritma natural.

Size = Ln total assets

Profitabilitas (X3)

Profitabilitas menunjukkan

seberapa besar kinerja keuangan perusahaan memperoleh laba atau keuntungan. Untuk mengukur tingkat

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan

menggunakan rasio return on equity (ROE).

ROE = Net Profit Equity

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda dengan bantuan komputer melalui SPSS Versi 22 for Windows. Adapun uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas) uji determinasi, uji regresi berganda dan uji hipotesis.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Analisis tatistik Deskriptif

Pada bagian ini akan

dideskripsikan atau dijelaskan data masing-masing variabel yang telah

diolah dan dianalisis sehingga

menjadi informasi yang jelas dan mudah dipahami.

Tabel 1

Hasil Uji Statistik Deskriptif N Minim um Maximu m Mean Std. Deviation SQRTIR 85 0.05 0.89 0.4584 0.19329 KI 85 0.06 1.00 0.6571 0.24862 UP 85 19.19 32.74 27.898 2 2.49533 P 85 -1.62 0.81 0.0255 0.24102 Valid N (listwise) 85

Sumber: Data Olahan, 2017 Tabel 2

Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandar dized Residual

N 85

Normal

Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .19139901 Most Extreme Differences Absolute .087 Positive .060 Negative -.087 Test Statistic .087

Asymp. Sig. (2-tailed) .155c

Sumber: Data Olahan, 2017 KI= jumlah saham dimiliki institusi

Jumlah saham biasa X 100%

(9)

Dari hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov diatas dapat dilihat nilai signifikansi 0,155 dimana angka tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti data dalam penelitian ini terdistribusi secara normal.

Tabel 3

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics Keterangan Tolerance VIF 1 (Constant) Kepemilikan Instittusional 0,985 1,015 Bebas Multikolonieritas Ukuran Perusahaan 0,970 1,031 Bebas Multikolonieritas Profitabilitas 0,984 1,016 Bebas Multikolonieritas Sumber: Data Olahan, 2017

Dari data diatas nilai VIF kecil dari <10 dan nilai toleransi >0,10 yang artinya variabel yang digunakan tidak terdapat multikolinearitas.

Tabel 4

Hasil Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson

1 1.924

Sumber: Data Olahan, 2017

Dari tabel diatas didapat nilai durbin watson sebesar 1,924 dan nilai du yang diperoleh dari tabel distribusi durbin watson 1,721 dan 4-du=2,076. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi karena du 1,721< d 1,924 < 4-du 2,076.

Gambar 2

Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber: Data olahan, 2017

Dari gambar diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak

artinya data terbebas dari

heterokedastisitas.

Tabel 5

Hasil Uji Regresi Berganda

Model Unstanda rdized Coefficie nts Stand ardize d Coeffic ients T Si g. B Std. Erro r Beta (Const ant) .3 3 4 .255 1. 34 6 .1 8 2 Kepe milika n Institu sional .1 0 9 .086 .140 1. 26 5 .2 0 9 Tidak Berpen garuh Ukura n Perusa haan .0 0 2 .009 .020 .1 79 .8 5 9 Tidak Berpen garuh Profita bilitas .0 0 8 .089 .010 .0 94 .9 2 6 Tidak Berpe ngaru h Sumber: Data Olahan, 2017

Hasil Pengujian dan Pembahasan Hipotesis Pertama (H1)

Hipotesis pertama dalam

penelitian ini adalah untuk menguji

apakah kepemilikan institusional

berpengaruh terhadap elemen-elemen integrated reporting. Dari hasil

perhitungan SPSS V.22 diperoleh

nilai Thitung 1,265 < Ttabel 1,292 ,

ttabel (α = 0,1 dan df = 81) dan

signifikansi sebesar 0,209 lebih besar

dari α = 0,1.

Dari hasil penelitian diatas

dapat disimpulkan hipotesis H0

diterima dan Ha ditolak yang berarti variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap elemen-elemen integrated reporting. Tidak

berpengaruhnya kepemilikan

institusional terhadap elemen

integrated reporting dikarenakan pihak institusional di Indonesia belum

(10)

memiliki kesadaran penuh terhadap

pentingnya keberlanjutan jangka

panjang perusahaan dengan penyajian laporan tahunan perusahaan yang

lengkap dan terpadu sebagai

pertimbangan utama dalam

berinvestasi dan kemungkinan pihak institusional masih melihat potensi dari posisi keuangan perusahaan tanpa melihat aspek lain yang mempengaruhi perusahaan. Selain itu pihak institusional di Indonesia belum mempertimbangkan aspek diluar laba, seperti tanggung jawab sosial sebagai salah satu kriteria dalam melakukan investasi sehingga para investor institusi ini cenderung tidak menekan perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial secara detail dalam laporan tahunan perusahaan.

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Nabor (2014) yang membuktikan

bahwa Kepemilikan Institusional

tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela.

Hasil Pengujian dan Pembahasan Hipotesis kedua (H2)

Hipotesis kedua dalam

penelitian ini adalah untuk menguji

apakah ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap elemen-elemen integrated reporting. Dari hasil

perhitungan SPSS V.22 diperoleh

nilai Thitung 0,179 < Ttabel 1,292 ,

ttabel (α = 0,1 dan df = 81) dan signifikansi sebesar 0,859 lebih besar

dari α = 0,1.

Dari hasil diatas dapat

disimpulkan H0 diterima dan Ha

ditolak atau ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap elemen-elemen integrated reporting. Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sudarmadji dan Lana (2007) dan

Wiguna (2012) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap luas voluntary disclosure.

Tidak berpengaruhnya ukuran perusahaan terhadap elemen-elemen integrated reporting dikarenakan besar kecilnya total asset dari perusahaan tidak menjadi patokan bahwa semakin besar total asset

perusahaan maka semakin luas

pengungkapan yang diungkapkan

perusahaan itu sendiri. Hal ini bisa jadi disebabkan tingginya variance dan kesediaan perusahaan untuk

menanggung biaya keagenan

sehingga perusahaan tidak

memerlukan pengungkapkan

informasi yang lebih banyak untuk mengurangi biaya keagenan tersebut.

Hasil Pengujian dan Pembahasan Hipotesis Ketiga (H3)

Hipotesis ketiga dalam pene-litian ini adalah untuk menguji apakah profitabilitas berpengaruh terhadap elemen-elemen integrated reporting. Dari hasil perhitungan SPSS V.22 diperoleh nilai Thitung 0,094 >Ttabel

1,292 , Ttabel (α = 0,1 dan df = 81) dan signifikansi sebesar 0,926 lebih

kecil dari α = 0,1.

Dari penelitian tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa H0

diterima dan Ha ditolak atau

profitabilitas tidak berpengaruh

terhadap elemen-elemen integrated

reporting.

Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sudarmadji dan Lana (2007) bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap luasnya

voluntary disclosure.

Tidak berpengaruhnya

profitabilitas terhadap elemen

(11)

perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi belum tentu banyak melakukan pengungkapan sukarela karena perusahaan lebih berorientasi pada laba semata, pada saat perusahaan memperoleh laba

yang rendah, maka perusahaan

memiliki pendapat bahwa pengguna laporan senang untuk membaca berita baik tentang kinerja perusahaan dalam bidang selain aspek keuangan. Perusahaan yang memiliki laba yang

tinggi menganggap tidak perlu

melaporkan selain aspek keuangan yang dapat menganggu informasi

tentang kesuksesan keuangan

perusahaan. Sebaliknya, ketika

perusahaan memiliki tingkat

profitabilitas yang rendah, maka mereka berharap para pengguna

laporan akan membaca “good news” tentang kinerja perusahaan.

Koofisien Determinasi (R2)

Hasil analisis data untuk

koefisien determinasi dalam

penelitian ini dapat dilihat di tabel dibawah ini :

Tabel 6

Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model R Square Adjusted R Square

1 .020 -.017

Sumber: Data Olahan, 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat besar nilai R2 sebesar 0.020 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 2%. Hal ini berarti variable independen dalam penelitian ini mempengaruhi elemen-elemen integrated reporting sebesar 2%. Sedangkan sisanya sebesar 98% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti didalam penelitian ini

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai t hitung sebesar 1,265. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,1% yaitu sebesar 0,209% menunjukkan bahwa kepemilikan

institusional tidak berpengaruh

terhadap elemen-elemen integrated reporting pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode.

2. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai t hitung sebesar 0,179. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0.1% yaitu sebesar 0,859%

menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan tidak berpengaruh

terhadap elemen-elemen integrated reporting pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015.

3. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai t hitung sebesar 0,094. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,1% yaitu sebesar 0,926% menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap elemen-elemen integrated reporting pada

perusahaan non-keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015.

Saran

Berikut saran untuk penelitian selanjutnya:

1. Bagi penelitian selanjutnya

yang menggunakan pengukuran

content analysis bisa memakai

software-software yang ada agar lebih akurat dan meminimalisir pengaruh oleh tingkat kejelian dan sebyektivitas pada saat membaca laporan tahunan.

(12)

2. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian terkait dengan

hal yang dapat mempengaruhi

elemen-elemen integrated reporting

seperti tipe industri, aktivitas

internasional dan growth

opportunities yang diduga dapat

berpengaruh terhadap asimetri

informasi.

3. Bagi penelitian selanjutnya

juga perlu memperpanjang periode amatan, karena semakin lama interval waktu pengamatan, semakin besar

kesempatan untuk memberikan

gambaran hasil penelitian yang

maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Benardi, Meliana, Sutrisno, dan

Prihat Assih (2009). “

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Luas Pengungkapan dan

Implikasinya terhadap Asimetri

Informasi”. Simposium

Nasional Akuntansi 12.

Busco, Cristiano, Mark L. Firgo, Angelo Riccaboni and Paolo Quattrone. (2013). Integrated Reporting: Concepts and Cases

That Redefine Corporate

Accountability. Springer:

Switzerland

Edy Sutrisno (2009). Manajemen

Sumber Daya Manusia. Edisi

Pertama. Cetakan Pertama,

Jakarta: Prenada Media.

Gobel, Fariz (2016). “Integrated

Reporting Solusi Atas

Degradasi Bisnis Dan Tren Pelaporan Korporasi Di Masa Mendatang” https://bursanom.com/pengertia n-integrated-reporting/ (Diakses tanggal 06 Oktober 2016) Hasibuan, M. Rizal, (2001). “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap

Pengungkapan Sosial (Social Disclosures) Dalam Laporan Tahunan Emitmen Di Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Efek

Surabaya”. Universitas

Diponegoro

Jensen & Meckling (1976). “the theory of the firm: manajerial behaviour, agency cost, and ownership structure” journal of financial and economics.

Nabor, Maria Karlina M Dan Ketut

Alit S (2014). “Pengaruh

Struktur Kepemilikan Dan

Profietary Cost Terhadap

Pengungkapan Sukarela”.

Universitas Udayana

Nuraina, Elva. (2012). “Pengaruh

Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan”. Jurnal Bisnis dan

Ekonomi (JBE), September

2012, Hal 110-125

Riyanto, Bambang. (2008).

Dasar-dasar Pembelanjaan

Perusahaan. Yogyakarta:

Penerbit GPFE

Sartono, Agus (2008). Manajemen

keuangan teori, dan aplikasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Sartono, Agus (2010). Manajemen

Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF Yogyakarta Sudarmadji, Ardi M dan Lana Sularto

(13)

Perusahaan, Profitabilitas,

Laverage Dan Tipe

Kepemilikan Perusahaan

Terhadap Luas Voluntary

Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”. Proceeding PESAT Vol 2 ISSN: 1858-2559

Sugiyarso, G. dan F. Winarni, (2005).

Manajemen Keuangan

(Pemahaman Laporan

Keuangan, Pengelolaan

Aktiva, Kewajiban dan Modal serta Pengukuran Kinerja

Perusahaan). Yogyakarta:

Media Pressindo.

Sujianto, Agus Eko (2001). “Analisis

Variabel-Variabel Yang

Mempengaruhi Struktur

Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal

Ekonomi dan Manajemen.

Vol.2.No.2.

Tamba, Erida G. Handayani (2011).

Pengaruh Struktur

Kepemilikan Terhadap

Pengungkapan Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan

(Studi Empiris pada

Perusahaan Manufacturing

Secondary Sectors yang Listing di BEI tahun 2009)” Universitas Diponegoro

Torang, Syamsir. (2013). Organisasi dan Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya & Perubahan Organisasi. Alfabeta. Bandung.

Umar, Husein (2005). Metode

Penelitian. Jakarta : Salemba Empat

Wallace, R. S. Olusegun, Kamal

Naser, dan Araceli Mora

(1994). “The Relationship

Between the

Comprehensiveness of

Corporate Annual Reports and Firm Characteristics in Spain.

Accounting and Business

Research”. Vol. 25, No. 97, hal. 41-53. Wild

Wiguna, Putu Wisnu (2012).

Pengaruh Laverage, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Dan

Likuiditas Terhadap Luas

Pengungkapan Sukarela”.

Universitas Udayana.

Wijaya, Agoeng (2010). “ICW Ungkap Manipulasi Penjualan

Batubara Grup

Bakrie”.Sumber:https://m.temp o.co/read/news/2010/02/15/087

225895/icw-ungkap- manipulasi-penjualan-batu-bara-grup-bakrie

http://integratedreporting.org/the-iirc-2/ (Diakses tanggal 01 Juli 2016)

(www.idx.co.id https://bursanom.com/pengertian-integrated-reporting/ r:https://m.temp 225895/icw-ungkap- manipulasi-penjualan-batu-bara-grup-bakrie http://integratedreporting.org/the-iirc-2/

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hal lain yang menjadikan Sungai Mahakam dijadikan sumber air baku untuk WTP I dan WTP II oleh tim perencanaan teknis DED air bersih kota sendawar yang

Analisis komparatif kausal digunakan dalam penelitian ini karena penelitian perlu Corporate Social Responsibility (CSR) Good Corporate Governance (GCG) : - Dewan

Dalam sebuah perancangan tentu memiliki suatu pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat, dengan tujuan untuk mewadahi suatu informasi mengenai wisata alam

Sebab konsep ini merupakan hasil langsung dari implementasi kurikulum sekolah, dan merupakan keinginan yang akan dicapai negara kita saai tini (baik kurikulum 2004 yang telah

Kata absurd mengalami proses pembentukan nomina dengan penambahan afiks –ity sebagai sufiks pembentuk nomina menjadi kata absurdity dan mengubah kelas kata dari ajektiva

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Boyolali yang telah memberikan ijin penelitian dan memberikan informasi yang dibutuhkan dalam

Namun apabila perbuatan direksi telah sesuai dengan maksud dan tujuan Korporasi dan telah melakukan prinsip kehati-hatian maupun itikad baik, tetapi tetap terjadi

Sejak saat itu batik di pulau Jawa berkembang sangat pesat, sehingga membuat pulau Jawa terkenal sebagai pusat batik di Indonesia, dan akhir-akhir ini sering muncul isu