4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SDN Kutowinangun 04 Salatiga. Total jumlah siswa di kelas V berjumlah 35 siswa, dengan jumlah 23 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas V SDN Kutowinangun 04 Salatiga disebabkan kondisi rendahnya ketuntasan belajar yang dialami oleh siswa.
4.2 Pelaksanaan Tindakan
Waktu penelitian dilakukan pada semester II, mulai dari bulan Januari hingga bulan April. Penelitian ini dilakukan selama dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan pada masing-masing siklus mempunyai alokasi waktu 2 x 35 menit, dimana pada pertemuan III disetiap siklus dilaksanakan evaluasi.
4.2.1 Kondisi Awal
Kondisi awal merupakan kondisi siswa sebelum dilaksanakannya tindakan. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga semester II tahun ajaran 2013/2014 masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai ulangan harian yang dilakukan oleh guru pada awal semester II pada mata pelajaran IPS, dengan pokok bahasan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, dimana sebagian besar siswa memperoleh nilai di bawah KKM 70. Data hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan penelitian menunjukan siswa yang mendapat nilai di atas KKM adalah sebanyak 12 siswa (34.2%) sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM adalah sebanyak 23 siswa (65.8%). Data disajikan dalam tabel 4.1 dan gambar diagram 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1
Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
Hasil Belajar Indikator Hasil Belajar
Siswa Frekuensi % Kesimpulan
≥ 70 = 23 65.8% ≤70 = 12 34.2% KKM = 90 %≥ 70 35 !00% Hasil belajar < KKM Gambar 4.1
Diagram Lingkaran Belajar IPS
Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
Sedangkan sebaran perolehan nilai hasil belajar IPS siswa berdasarkan interval kriteria ketuntasan diketahui bahwa jumlah siswa yang belum tuntas yang mendapat nilai pada interval <50 ada 1 siswa (3%), pada interval 50-59 ada 6 siswa (17.1%), dan pada interval 60-69 ada 16 siswa (45.7%). Sedangkan siswa dengan nilai tuntas yang mendapatkan nilai pada interval 70-79 ada 8 siswa (22.8%), pada interval 80-89 ada 4 siswa (11,4%) dan pada interval 90-100 tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval tersebut. Data ini disajikan dalam tabel 4.2 dan gambar diagram batang 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2
Sebaran Perolehan Hasil Belajar IPS Berdasarkan Interval Kriteria Ketuntasan Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014 Sebelum Tindakan No Interval Nilai Jumlah (%) Keterangan 1 <50 1 3 Belum tuntas 2 50-59 6 17.1 Belum tuntas 3 60-69 16 45.7 Belum tuntas 4 70-79 8 22.8 Tuntas 5 80-89 4 11.4 Tuntas 6 90-100 - - -Jumlah 35 100 Rata-rata 67.6 Nilai Tertinggi 88 Nilai Terendah 48 Gambar 4.2
Diagram Batang Hasil Belajar IPS
Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
Hasil ini memberi gambaran bahwa perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki ketuntasan belajar yang mencapai kriteria yang ditetapkan sekolah yaitu minimal 90% dari total jumlah siswa tuntas KKM = 70.
Setelah diobservasi lebih lanjut, ternyata banyaknya siswa yang mendapat nilai di bawah KKM memiliki kekurangan dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan metode konvensional yaitu
ceramah. Siswa hanya disuruh untuk memperhatikan penjelasan guru, menghafal banyak materi dan mengerjakan LKS. Hal ini membuat siswa tidak berminat mengikuti pelajaran IPS, bosan, mengantuk, dan bermain sendiri di dalam kelas selama proses belajar mengajar.
Dengan diperolehnya data hasil belajar sebagian besar siswa yang masih rendah dari siswa kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga semester II tahun ajaran 2013/2014, maka peneliti melakukan sebuah Penelitain Tindakan kelas (PTK). Dalam penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan guru kelas V menggunakan teknik akrostik untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga. Peneliti melakukan penelitian ini dalam dua siklus dengan menggunakan teknik akrostik dalam setiap pembelajarannya. Pada kondisi awal, peneliti juga memberikan angket minat sebagai langkah awal untuk mengetahui antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran IPS selama berada di kelas V. Pertanyaan yang disusun dalam angket minat berdasarkan indikator minat belajar siswa yaitu kesukaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan yang dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan. Angket minat berisi beberapa 25 pertanyaan dengan diberikan pilihan jawaban selalu (skor 5), sering (skor 4), kadang-kadang (skor 3), jarang (skor 2) dan tidak pernah (skor 1). Hasil perolehan nilai minat belajar siswa dianalisis dengan pedoman sebagai berikut (Yonny,dkk. 2012:176) :
Kualifikasi Persentase Minat Siswa 75% - 100% = Tinggi
50% - 74,99% = Cukup 25% - 49,99% = Sedang 0% - 24,99% = Rendah
Hasil skor angket minat belajar siswa IPS pada pra siklus disajikan pada tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3
Hasil Angket Minat Belajar Prasiklus
Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
Indikator minat belajar siswa
Kesukaan Ketertarikan Perhatian Keterlibatan
Presentase
Skor Kriteria 67,06%
58.10% 69.35% 64.65% 62.29% Cukup
Dari hasil tabel 4.3 dapat diketahui hasil kesukaan siswa terhadap mata pelajaran IPS memperoleh persentase 67.06%, ketertarikan memperoleh 58.10%, perhatian memperoleh 69.35% dan keterlibatan memperoleh 64.65%, dengan keseluruhan total persentase yang diperoleh adalah 62.29% dengan kriteria cukup. Dengan demikian terlihat bahwa minat belajar siswa kelas V terhadap mata pelajaran IPS masih rendah sehingga perlu diadakan tindakan untuk meningkatkan minat belajar siswa.
4.2.2 Siklus 1
Pada siklus 1 dilakukan pembelajaran dengan menggunakan teknik akrostik selama tiga kali pertemuan dengan pokok bahasan perjuangan bangsa Indonesia dalam memproklamasikan kemerdekaan dengan rincian sebagai berikut :
4.2.2.1 Perencanaan
a. Menyusun Lembar Angket Minat
Dalam penyusunan angket minat, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi angket berdasarkan indikator-indikator minat yang kemudian dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang akan diisi oleh siswa pada jawaban-jawaban yang sudah disediakan. Angket minat terdiri dari 25 pertanyaan dengan pilihan jawaban sebagai berikut Selalu (Skor 5), Sering (Skor 4), Kadang-kadang (Skor 3), Jarang (Skor 2), dan Tidak pernah (Skor 1).
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan teknik akrostik.
Materi yang disampaikan dalam siklus 1 adalah tentang Perjuangan Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Tujuan pembelajarannya ialah dengan menggunakan teknik akrostik, siswa dapat menceritakan peristiwa-peristiwa yang dimanfaatkan bangsa Indonesia menjelang Proklamasi Kemerdekaan dan menyebutkan tokoh-tokoh penting yang berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
c. Menentukan Alokasi Waktu
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembelajaran siklus 1 adalah 6 x 35 menit (3 kali pertemuan).
d. Menyiapkan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran.
Sumber belajar diambil dari beberapa buku IPS yang relevan, media audio berupa tipe recorder untuk mendengarkan pembacaan teks proklamasi, serta gambar para tokoh-tokoh pahlawan.
e. Membuat Lembar Observasi.
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas pengajar dan siswa saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Melalui lembar observasi ini dapat diketahui kendala-kendala yang terjadi sebagai bahan refleksi untuk memperbaiki pertemuan yang akan dilaksanakan berikutnya. f. Menyusun Lembar Evaluasi
Peneliti membuat soal-soal evaluasi berjumlah 25 soal berupa soal pilihan ganda. Soal evaluasi dikerjakan secara individu dengan alokasi waktu 50 menit. Soal evaluasi dikerjakan oleh siswa setiap berakhirnya siklus. 4.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 ini terdiri dari tiga pertemuan yaitu pertemuan I yang dilaksanakan pada 15 April 2014, pertemuan II dilaksanakan pada 16 April 2014 dan pertemuan III pada 17 April 2014.
1. Pertemuan I (2 x 35 menit)
A. Kegiatan Awal.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran pada pertemuan I dengan berdoa, mengucapkan salam kepada siswa dan menanyakan kabar siswa. Guru mengajak siswa menyanyikan lagi “Padamu negeri”, kemudian memberikan pertanyaan “Apakah ketika menyanyikan lagu tersebut masih ada siswa yang terbalik dengan kata-kata berjanji, berbakti dan mengabdi?”. Guru memberi cara untuk mengingat lagu tersebut dengan mudah yaitu dengan kata JaBaDi (JAnji, BAkti dan abDI), kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
B. Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disususn. Guru memberikan eksplorasi kepada siswa mengenai badan-badan persiapan kemerdekaan Indonesia serta hasil-hasil sidang yang dilakukan oleh badan tersebut. Pada kegiatan elaborasi guru menyampaikan materi menggunakan media gambar. Setelah itu guru melakukan tanya-jawab tentang isi materi dan memberikan langkah-langkah penggunakan teknik akrostik dalam menghafal nama-nama tokoh. Kemudian guru memberi kesempatan bagi siswa untuk berkreasi menggunakan teknik akrostik dalam menyusun dan menghafalkan materi. Pada kegiatan konfirmasi siswa diberi pelurusan pemahaman, memberikan penguatan dan diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. C. Kegiatan akhir
Pada akhir pertemuan siswa diberikan pertanyaan perbedaan cara mengahafalkan dengan menggunakan teknik akrostik dibanding dengan menghafal menggunakan cara konvensional.
2. Pertemuan II ( 2 x 35 menit)
A. Kegiatan Awal
Guru mengawali kegiatan pembelajaran pada pertemuan II dengan berdoa, mengucapkan salam kepada siswa dan menanyakan kabar siswa. Guru memutar pembacaan teks proklamasi yang di kumandangkan oleh Presiden Soekarno melalui pemutar suara, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
B. Kegiatan Inti
Pada kegiatan eksplorasi, guru melakukan tanya-jawab mengenai waktu dan tempat dari pembacaan teks proklamasi yang di kumandangkan oleh Presiden Soekarno yang sudah didengarkan serta peristiwa apa saja yang dilakukan saat proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan. Pada kegiatan elaborasi guru mempersiapkan beberapa gambar tokoh kemerdekaan, kemudaian siswa diminta maju kedepan untuk menyusun gambar tokoh yang termasuk dalam tokoh dalam tokoh yang menawarkan konsep dasar Negara (Pancasila). Siswa mengalami kesulitan dan belum menyusun gambar dengan benar. Disinilah guru berperan untuk kembali menggunakan teknik akrostik untuk mengingat dengan cara yang mudah. Siswa bersama teman sebangkunya diberi kesempatan berkreatifitas menggunakan teknik akrostik dalam menyusun hafalan. Kemudian guru melakukan tanya-jawab dengan siswa tentang jasa-jasa dari para tokoh dapat diteladani. Pada kegiatan konfirmasi siswa diberi pelurusan pemahaman, memberikan penguatan dan diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. C. Kegiatan akhir
Pada akhir pertemuan siswa diberikan pertanyaan perbedaan cara mengahafalkan dengan menggunakan teknik akrostik dibanding dengan menghafal menggunakan cara konvensional.
3. Pertemuan III (2 x 35 menit)
A. Kegiatan Awal
Guru mengawali kegiatan pembelajaran pada pertemuan III dengan berdoa, mengucapkan salam kepada siswa dan menanyakan kabar siswa. Guru bersama siswa menyanyikan lagu “Tujuh Belas Agustus”. B. Kegiatan Inti
Pada kegiatan eksplorasi guru bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai pelajaran yang sudah dilaksanakan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Siswa diberi kesempatan untuk menceritakan ulasan peristiwa penting Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pada Kegiatan elaborasi, guru bersama siswa membuat peta konsep mengenai runtutan peristiwa penting dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kemudian Siswa mengerjakan soal evaluasi. Pada saat mengerjakan soal evaluasi ada beberapa siswa yang menengok ke kanan dan ke kiri untuk mencontek pekerjaan milik temannya. Namun setelah ditegur oleh guru, siswa akhirnya mengerjakan soal evaluasi dengan kemampuannya sendiri. Pada kegiatan konfirmasi siswa diberi pelurusan pemahaman, memberikan penguatan dan diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
C. Kegiatan akhir
Pada akhir pertemuan siswa diberikan pertanyaan perbedaan cara mengahafalkan dengan menggunakan teknik akrostik dibanding dengan menghafal menggunakan cara konvensional.
4.2.2.3 Observasi
Observasi atau pengamatan dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan. peneliti dibantu oleh salah satu guru wali kelas V untuk melakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan dari siklus I pada pertemuan I dan II hingga siklus II pada pertemuan I dan II, dari awal sampai akhir pembelajaran dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Pertemuan III pada setiap siklus tidak dilakukan observasi dikarenakan pada pertemuan ini siswa hanya mengerjakan soal evaluasi. Pengamatan dilakukan untuk mengamati perilaku siswa selama proses pembelajaran serta aktivitas guru selama proses pembelajaran
menggunakan teknik akrostik. Dari hasil lembar observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.
Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti meminta bantuan guru wali kelas V sebagai observer untuk dapat mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran. Observer mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Hal-hal yang diamati dari kinerja guru adalah kesesuai antara perencanaan langkah-langkah teknik akrostik dengan pelaksanaan pembelajaran didalam kelas. Dari hasil perolehan skor pada pengamatan kinerja guru dikualifikasikan dengan rumus berikut ini (Depdiknas, 2003):
% 100 x maksimum Skor diperoleh yang Skor Nilai
Dengan kriteria sebagai berikut >86% = baik sekali
70-85% = baik 55-69% = cukup baik <54% = kurang
Hasil pengamatan kinerja guru siklus I pada pertemuan I dan pertemuan II disajikan pada tabel 4.4 dan tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.4
Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus I Pertemuan I Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014 Indikator Pelaksanaan
Teknik pembelajaran
Hasil pelaksanaan Teknik
Pembelajaran Kesimpulan 4 = 7
3 = 12 2 = 6 Rata-rata dari skor 1-4
adalah 3,2
1 = 0
Rata-rata 3.04
Tabel 4.4 menunjukan bahwa implementasi pelaksanaan pembelajaran oleh peneliti yang diamati oleh observer pada siklus I pertemuan 1, terdapat 6 poin untuk skor 2, 12 poin untuk skor 3 dan 7 poin untuk skor 4. Dapat diketahui skor perolehan pada siklus I pertemuan I ini mencapai rata-rata 3,04 dimana indikator minimal 3.2 belum tercapai.
Tabel 4.5
Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus I Pertemuan II Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014 Indikator Pelaksanaan
Teknik pembelajaran
Hasil pelaksanaan Teknik
Pembelajaran Kesimpulan 4 = 11
3 = 9 2 = 5 Rata-rata dari skor 1-4
adalah 3,2
1 = 0
Rata-rata 3.16
Indikator belum tercapai
Tabel 4.5 menunjukan bahwa implementasi pelaksanaan pembelajaran oleh peneliti yang diamati oleh observer pada siklus I pertemuan II, terdapat 5 poin untuk skor 2, 9 poin untuk skor 3 dan 11 poin untuk skor 4. Dapat diketahui skor perolehan pada siklus I pertemuan II ini rata-rata 3.16 dimana indikator minimal 3.2 belum tercapai.
4.2.2.4 Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran pada siklus 1 selesai dilaksanakan, selanjutnya dilakukan refleksi terhadap rangkaian kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan hasil penelitian.
Hasil angket minat belajar IPS siswa menunjukan prosentase sebesar 82,58%. Meskipun minat belajar IPS siswa sudah mengalami kenaikan dari prasiklus ke siklus 1, namun pada siklus 1 ini minat belajar siswa belum mencapai indicator yang telah ditetapkan yaitu 90%.
Pada hasil tes siklus 1, diperoleh hasil 26 siswa tuntas KKM≥70. Hal ini menunjukan adanya peningkatan hasil tes dari prasiklus ke siklus 1. Peningkatan
ini belum dikatakan berhasil karena belum tercapainya indikator yang ditetapkan, yaitu ketuntasanhasil belajar siswa mencapai 90%.
Hasil pengamatan yang dilakukan observer terhadap guru pada siklus I pertemuan I memperoleh hasil rata-rata 3,04 dan pada siklus I pertemuan II memperoleh hasil rata-rata 3.16. Meskipun terlihat adanya kenaikan dari pertemuan I ke pertemuan II, namun hasil ini belum dikatakan berhasil karena belum tercapainya indicator 3,2. Belum tercapainya indicator disebabkan oleh beberapa aspek yang mendapat poin rendah yaitu pada poin 2.
Berdasarkan temuan pada hasil penelitian diketahui bahwa belum tercapainya target KKM minat dan hasil belajar karena terdapat kelemahan guru pada item belum disampaikannya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai kepada siswa, guru belum berimbang untuk membimbing siswa, guru belum memberikan kesempatan bertanya dan memberikan tanggapan kepada hasil kelompok, dan belum memberikan stimulus kepada peserta didik untuk aktif dan kreatif menemukan konsep/ide pokok pembelajaran dari materi yang sudah dipelajari.
Oleh karena itu penelitian dilanjutkan pada siklus II dengan perbaikan-perbaikan sebagai berikut :
1. Guru harus menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai kepada siswa agar siswa mengetahui arah dari pembelajaran.
2. Guru harus berimbang dalam membimbing siswa supaya materi dapat dipahami oelh siswa secara keseluruhan.
3. Guru perlu memberikan kesempatan bertanya dan memberikan tanggapan kepada hasil kelompok, supaya siswa yang mengalami kesulitan dapat terbantu.
4. Guru harus memberikan stimulus kepada peserta didik untuk aktif dan kreatif menemukan konsep/ide pokok pembelajaran dari materi yang sudah dipelajari supaya siswa dapat menangkap kesimpulan pembelajaran secara mandiri.
4.2.3 Siklus II
Pada siklus 1 dilakukan pembelajaran dengan menggunakan teknik akrostik selama tiga kali pertemuan dengan pokok bahasan perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Pelaksanaan pembelajaran siklus II sebagai tindak lanjut dalam penyempurnaan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I.
Pelaksanaan siklus II dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut :
4.2.3.1 Perencanaan
a. Menyusun Lembar Angket Minat
Dalam penyusunan angket minat, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi angket berdasarkan indikator-indikator minat yang kemudian dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang akan diisi oleh siswa pada jawaban-jawaban yang sudah disediakan. Angket minat terdiri dari 25 pertanyaan dengan pilihan jawaban sebagai berikut Selalu (Skor 5), Sering (Skor 4), Kadang-kadang (Skor 3), Jarang (Skor 2), dan Tidak pernah (Skor 1).
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan teknik akrostik.
Materi yang disampaiakan dalam siklus II adalah tentang perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Tujuan pembelajarannya ialah dengan menggunakan teknik akrostik siswa dapat menyebutkan peristiwa pertempuran dalam rangka mempertahankan kemerdekaan, menyebutkan usaha-usaha diplomasi para pemimpin bangsa, dan menceritakan jasa-jasa yang telah dilakukan pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan.
c. Menentukan Alokasi Waktu
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembelajaran siklus II adalah 6 x 35 menit (3 kali pertemuan).
Sumber belajar diambil dari beberapa buku IPS yang relevan, media audio visual berupa proyektor untuk melihat video tentang pertempuran Ambarawa, serta gambar para tokoh-tokoh pahlawan.
e. Membuat Lembar Observasi.
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas pengajar dan siswa saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung.
f. Menyusun Lembar Evaluasi
Peneliti membuat soal-soal evaluasi berjumlah 25 soal berupa soal pilihan ganda. Soal evaluasi dikerjakan secara indivisu dengan alokasi waktu 35 menit. Soal evaluasi dikerjakan oleh siswa setiap berakhirnya siklus. 4.2.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 ini terdiri dari tiga pertemuan yang dilaksanakan dalam 70 menit dalam setiap pertemuannya.
1. Pertemuan I (2x 35 menit)
Siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 21 April 2014. A. Kegiatan Awal.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran pada pertemuan I dengan berdoa, mengucapkan salam kepada siswa dan menanyakan kabar siswa. Guru bersama siswa melihat video tentang “pertempuran Ambarawa”,kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
B. Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disususn. Guru memberikan eksplorasi kepada siswa berupa tanya jawab mengenai video pertempuran Ambarawa yang telah ditonton. Guru juga melakukan tanya-jawab tentang monumen-monumen bersejarah yang pernah dikunjungi oleh siswa atau yang ada dikota tempat mereka tinggal. Pada kegiatan elaborasi siswa dibagi dalam 5 kelompok, dimana setiap kelompok mendapat tugas untuk membahas 1 pertempuran dengan pertanyaan apa-kapan-dimana-siapa-mengapa-bagaimana, kemudian setiap
kelompok menyampaikan hasil kerja kelompoknya kepada kelompok lain. Kemudian secara kelompok, siswa berlomba membuat singkatan menggunakan teknik Akrostik tentang materi yang menjadi bagiannya. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok didepan kelas. Kelompok yang membuat singkatan paling menarik, mudah diingat dan bermakna adalah pemenangnya.
Pada kegiatan konfirmasi siswa diberi pelurusan pemahaman, memberikan penguatan dan diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
C. Kegiatan akhir
Pada akhir pertemuan siswa diberikan pertanyaan mengenai intisari pelajaran. Guru memberi salam penutup.
2. Pertemuan II (2 x 35 menit)
Siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 April 2014 A. Kegiatan Awal
Guru mengawali kegiatan pembelajaran pada pertemuan II dengan berdoa, mengucapkan salam kepada siswa dan menanyakan kabar siswa. Gurumengajak siswa menyanyikan lagu “Halo-halo Bandung”. kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
B. Kegiatan Inti
Pada kegiatan eksplorasi, guru melakukan tanya-jawab mengenai tentang arti penting kemerdekaan, mengapa kemerdekaan Indonesia perlu diakui oleh dunia Internasional. Pada kegiatan elaborasi guru menyampaiakan materi mengenai usaha-usaha diplomasi yang dilakukan Bangsa Indonesia menggunakan media gambar. Lalu siswa dibagi dalam 5 kelompok, dimana setiap kelompok mendapat tugas untuk membahas 1 usaha diplomasi yang dilakukan Indonseia dengan pertanyaan apa-kapan-dimana-siapa-mengapa-bagaimana, kemudian setiap menyampaikan hasil kerja kelompoknya kepada kelompok lain. Kemudian secara kelompok, siswa berlomba membuat singkatan
menggunakan teknik akrostik tentang materi yang menjadi bagiannya. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok didepan kelas. Kelompok yang membuat singkatan paling menarik, mudah diingat dan bermakna adalah pemenangnya. Pada kegiatan konfirmasi siswa diberi pelurusan pemahaman, memberikan penguatan dan diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. C. Kegiatan akhir
Pada akhir pertemuan siswa diberikan pertanyaan mengenai intisari pelajaran. Guru memberi salam penutup.
3. Pertemuan III
Siklus II pertemuan III dilaksanakan pada hari Rabu, 23 April 2014 A. Kegiatan Awal
Guru mengawali kegiatan pembelajaran pada pertemuan III dengan berdoa, mengucapkan salam kepada siswa dan menanyakan kabar siswa. Guru bersama siswa menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”. B. Kegiatan Inti
Pada kegiatan eksplorasi guru bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai pelajaran yang sudah dilaksanakan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Siswa diberi kesempatan untuk menceritakan ulasan peristiwa penting dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Pada Kegiatan elaborasi, Guru bersama siswa melakukan tanya-jawab mengenai tindakan-tindakan yang dapat dilakukan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kemudian siswa diberi tugas untuk membuat slogan bertema pertahanan kemerdekaan Indonesia. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi dengan waktu 50 menit. Pada kegiatan konfirmasi siswa diberi pelurusan pemahaman, memberikan penguatan dan diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
C. Kegiatan akhir
Pada akhir pertemuan siswa diberikan pertanyaan mengenai intisari pelajaran. Guru memberi salam penutup.
4.2.3.3 Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan saat pembelajaran menggunakan teknik akrostik di dalam kelas. Dari hasil lembar observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.
Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti meminta bantuan guru wali kelas V sebagai observer untuk dapat mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran. Observer mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Hal-hal yang diamati dari kinerja guru adalah kesesuai antara perencanaan langkah-langkah teknik akrostik dengan pelaksanaan pembelajaran didalam kelas. Dari hasil perolehan skor pada pengamatan kinerja guru dikualifikasikan dengan rumus berikut ini Dari hasil perolehan skor pada pengamatan kinerja guru dikualifikasikan dengan rumus berikut ini (Depdiknas, 2003):
% 100 x maksimum Skor diperoleh yang Skor Nilai
Dengan kriteria sebagai berikut >86% = baik sekali
70-85% = baik 55-69% = cukup baik <54% = kurang
Hasil pengamatan kinerja guru siklus II pada pertemuan I dan pertemuan II menunjukan bahwa implementasi pelaksanaan pembelajaran oleh peneliti yang diamati oleh observer pada siklus II pertemuan 1, terdapat 12 poin untuk skor 3 dan 13 poin untuk skor 4. Total skor perolehan pada siklus II pertemuan I ini mencapai 88 yang termasuk dalam kriteria baik sekali. Dan pada pelaksanaan pembelajaran oleh peneliti yang diamati oleh observer pada siklus II pertemuan II, terdapat 8 poin untuk skor 3 dan 17 poin untuk skor 4. Total skor perolehan pada siklus II pertemuan I ini mencapai 92 yang termasuk dalam kriteria baik sekali. Data observasi ini disajikan dalam tabel 4.6 dan tabel 4.7 dibawah ini.
Tabel 4.6
Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II Pertemuan I Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014 Indikator Pelaksanaan
Teknik pembelajaran
Hasil pelaksanaan Teknik
Pembelajaran Kesimpulan 4 = 13
3 = 12 2 = 0 Rata-rata dari skor 1-4
adalah 3,2
1 = 0
Rata-rata 3.54
Indikator sudah tercapai
Tabel 4.7
Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II Pertemuan II Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014 Indikator Pelaksanaan
Teknik pembelajaran
Hasil pelaksanaan Teknik
Pembelajaran Kesimpulan 4 = 17
3 = 8 2 = 0 Rata-rata dari skor 1-4
adalah 3,2
1 = 0
Rata-rata 3.68
Indikator sudah tercapai
4.2.3.4 Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran siklus II selesai dilaksanakan, selanjutnya dilakukan refleksi terhadap rangkaian kegiatan yang dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari pelaksanaan siklus II.
Hasil minat belajar IPS siswa pada siklus II mencapai prosentase 94%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan hasil minat belajar dari siklus I ke siklus II. Minat hasil be;lajar IPS siswa sudah dinyatakan berhasil karena sudah memnuhi indicator kinerja yaitu 90%. Keberhasilan minat belajar siswa pada siklus II dikarenakan tingginya aspek kesukaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan siswa terhadap mata pelajaran IPS.
Pada hasil tes siklus II, diperoleh hasil 35 siswa tuntas KKM≥70. Dapat diakatakan bahwa 100% siswa sudah mencapai ketuntasan. Hal ini menunjukan bahwa hasil tes pada siklus II sudah mencapai indicator yang ditetapkan, yaitu
ketuntasanhasil belajar siswa mencapai 90%.
Hasil pengamatan yang dilakukan observer terhadap guru pada siklus II pertemuan I memperoleh hasil rata-rata 3,54 dan pada siklus II pertemuan II memperoleh hasil rata-rata 3.68. Hasil observasi kinerja guru pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan disbandingkan dengan siklus I. Ketercapaian nilai rata-rata diatas 3,2 ini menyatakan bahwa hasil observasi kinerja guru pada siklus II sudah mencapai indicator kinerja.
Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan teknik akrostik telah dilaksanakan dengan baik hingga indikator kinerja penggunaan teknik akrostik pada minat belajar dan hasil belajar IPS telah tercapai. Begitu juga dengan indicator pada observasi kinerja guru yang sudah tercapai.
4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Deskripsi Data
Deskripsi data adalah upaya menampilkan data agar data tersebut dapat dipaparkan secara baik dan diinterpretasikan secara mudah. Deskripsi data meliputi penyusunan data dalam bentuk tampilan yang mudah terbaca secara lengkap.
Tabel frekuensi merupakan cara penyajian paling umum untuk deskripsi data, yang sering ditampilkan pula secara visual dalam bentuk diagram batang atau histogram. Sedangkan ukuran-ukuran deskriptif digunakan untuk menyatakan ciri lokasi pesebaran peubah pengukuran.
4.3.1.1 Data Siklus I a. Hasil Belajar
Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dengan menggunakan teknik akrostik pada kegiatan pembelajaran IPS, analisis penelitian mengenai perolehan
nilai siswa berdasarkan interval kriteria ketuntasan hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini :
Tabel 4.8
Hasil Belajar Siklus I Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
No Interval Nilai Jumlah Persentase
1 <50 - -2 50-59 - -3 60-69 9 25.7% 4 70-79 4 11.4% 5 80-89 7 20% 6 90-100 15 42,9% Jumlah 35 100% Rata-rata 83.2 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 60
Dari tabel 4.8 diketahui bahwa ada 9 siswa yang memperoleh nilai pada sebaran interval nilai 60-69 dengan persentase 11.4%, 4 siswa pada interval nilai 70-79 dengan persentase 11,4%, 7 siswa pada interval nilai 80-89 dengan persentase 20% dan 15 siswa pada interval nilai 90-100 dengan persentase 42,9%. Rata-rata hasil belajar siklus I ini adalah 83.2 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Untuk lebih jelasnya, data disajikan dengan diagaram batang 4.3 sebagai berikut :
Gambar 4.3
Diagram Batang Hasil Belajar Siklus I
Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
b. Minat Belajar
Tabel 4.9
Tabel Hasil Minat Belajar Siklus 1
Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
Indikator minat belajar siswa
Kesukaan Ketertarikan Perhatian Keterlibatan
Presentase
Skor Kriteria
77,08% 88.09% 86.01% 79.15% 82.58% Tinggi
Hasil perolehan nilai minat belajar siswa dianalisis dengan pedoman sebagai berikut (Yonny, dkk. 2012: 176) :
Kualifikasi Persentase Minat Siswa 75% - 100% = Tinggi
50% - 74,99% = Cukup 25% - 49,99% = Sedang 0% - 24,99% = Rendah
Dari tabel 4.9 terlihat bahwa kesukaan siswa terhadap mata pelajaran IPS memperoleh persentase 77.08%, ketertarikan memperoleh 88.09%, perhatian memperoleh 86.01% dan keterlibatan memperoleh 79.15%, dengan keseluruhan total persentase yang diperoleh adalah 82.58% dengan kriteria minat tinggi.
4.3.1.1 Data Siklus II a. Hasil Belajar
Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dengan menggunakan teknik akrostik pada kegiatan pembelajaran IPS, analisis penelitian mengenai perolehan nilai siswa berdasarkan interval nilai. Dari hasil belajar diketahui bahwa ada 2 siswa yang memperoleh nilai pada sebaran interval nilai 70-79 dengan persentase 5.8%, 11 siswa pada interval nilai 80-89 dengan persentase 31.4% dan 22 siswa pada interval nilai 90-100 dengan persentase 62.8%. Rata-rata hasil belajar siklus I ini adalah 92 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 76. Data ini disajikan pada tabel 4.10 dan gambar diagram batang 4.4 di bawah ini
Tabel 4.10 Hasil Belajar Siklus II
Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 Sebelum Tindakan No Interval Nilai Jumlah Persentase 1 <50 - -2 50-59 -3 60-69 - -4 70-79 2 5.8% 5 80-89 11 31.4% 6 90-100 22 62.8% Jumlah 35 100 Rata-rata 92 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 76
Gambar 4.4
Diagram Batang Hasil Evaluasi Siklus I
Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
b. Minat belajar
Tabel 4.11
Tabel Hasil Minat Belajar Siklus 1I
Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
Indikator minat belajar siswa
Kesukaan Ketertarikan Perhatian Keterlibatan
Presentase
Skor Kriteria
94.27% 96.3% 88.74% 95.79% 94% Tinggi
Hasil perolehan nilai minat belajar siswa dianalisis dengan pedoman sebagai berikut (Yonny dkk 2012: 176) :
Kualifikasi Persentase Minat Siswa 75% - 100% = Tinggi
50% - 74,99% = Cukup 25% - 49,99% = Sedang 0% - 24,99% = Rendah
Dari tabel 4.11 diketahui bahwa hasil minat belajar siswa sudah mencapai 94% dan termasuk dalam kriteria minat tinggi. Hal ini menunjukan bahwa dengan menggunakan teknik akrostik pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V.
4.3.2 Analisis Data
Analisis data dilakukan dalam dua tahapan yaitu analisis ketuntasan dan analisis komparatif.
4.3.2.1 Analisis Ketuntasan Siklus I a. Hasil Belajar
Analisis ketuntasan ini menyajikan data mengenai perbandingan ketuntasan nilai hasil belajar siswa dengan KKM mata pelajaran IPS yaitu 70.
Tabel 4.12
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014 Hasil Belajar
Indikator Hasil Belajar
Siswa Frekuensi % Kesimpulan
≥ 70 = 26 74.3 % ≤ 70 = 9 26.7 % KKM = 90 %≥ 70
35 100%
Hasil belajar > KKM
Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat bahwa perolehan nilai siswa pada siklus I terdapat 26 siswa (74.3%) siswa yang tuntas KKM dan terdapat 9 siswa (25.7%) siswa yang belum tuntas. Dengan demikian hasil evaluasi pada siklus 1 belum maksimal apabila dibandingan dengan kriteria peneliti yaitu 90% siswa tuntas KKM=70 untuk setiap individu siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram lingkaran 4.5 berikut ini :
Gambar 4.5
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
b. Minat belajar
Tabel 4.13
Analisis Ketuntasan Hasil Minat Belajar Siklus 1 Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
Siklus Kategori Nilai Kinerja Kriteria
Minat 82.58%≤90% Siklus 1 Belum berminat 17.42 Belum mencapai indikator
Dari tabel 4.13 diketahui bahwa hasil minat belajar siswa sudah mencapai 82,58% namun belum mencapai indicator kinerja. Dengan demikian diketahui masih ada 17,42% dari persentase siswa yang harus ditingkatkan minat belajarnya dalam mata pelajaran IPS dengan penggunaan teknik akrostik. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 4.6 di bawah ini.
Gambar 4.6
Diagram Lingkaran Ketuntasan Minat Belajar Siklus I Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
4.3.2.2 Analisis Ketuntasan Siklus II a. Hasil Belajar
Analisis ketuntasan ini menyajikan data mengenai perbandingan ketuntasan nilai hasil belajar siswa siklus II dengan KKM mata pelajaran IPS yaitu 70.
Tabel 4.14
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014 Hasil Belajar
Indikator Hasil Belajar
Siswa Frekuensi % Kesimpulan
≥ 70 = 0 0 %
≤ 70 = 35 100 % KKM = 90 %≥ 70
35 100%
Hasil belajar≥ KKM
Berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa perolehan nilai siswa pada siklus I terdapat 35 siswa (100%) siswa yang tuntas KKM dan tidak ada siswa (0%) siswa yang belum tuntas. Dengan demikian hasil evaluasi pada siklus II sudah sangat baik sesuai dengan kriteria peneliti yaitu 90% siswa tuntas KKM 70. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam diagram lingkaran berikut ini :
Gambar 4.7
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
b. Minat Belajar
Tabel 4.15
Analisis Ketuntasan Hasil Minat Belajar Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
Siklus Kategori Nilai Kinerja Kriteria
Minat 94%>90% Siklus II Belum berminat 6% Sudah mencapai indikator
Dari tabel 4.15 dapat dilihat hasil angket minat belajar siswa terlihat bahwa kesukaan siswa terhadap mata pelajaran IPS memperoleh persentase 94.27%, ketertarikan memperoleh 96.3%, perhatian memperoleh 88.74% dan keterlibatan memperoleh 95.79%, dengan keseluruhan total persentase yang diperoleh adalah 94% dan sudah mencapai indicator kinerja. Data hasil minat siswa disajikan dalam gambar 4.6 dibawah ini.
Gambar 4.8
Diagram Lingkaran Ketuntasan Minat Belajar Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
4.3.2.2 Analisis Komparatif a. Hasil Belajar
Berdasarkan hasil analisis ketuntasan maka dilakukan analisis komparatif ketuntasan hasil belajar pada setiap siklus. Analisis dilakukan dengan menyajikan data ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II untuk mengetahui perkembangan yang terjadi yang disajikan pada tabel 4.16 dan gambar diagram batang 4.7 berikut ini :
Tabel 4.16
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
Hasil Belajar Kondisi Awal Siklus I Siklus II Keterangan Rata-rata kelas 67.6 83.2 92 Rata-rata kelas
meningkat
KKM 90%>70 65% 74.3% 100% KKM tercapai
Gambar 4.9
Diagram Batang Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
Dari tabel 4.16 dapat dilihat kenaikan hasil belajar siswa dari sebelum dilakukan tindakan hingga selesainya dilakukan tindakan sebesar 34.2%. Pada pra siklus ke siklus I kenaikan persentase hasil belajar siswa sebesar 8.5%. Lalu kenaikan persentase dari siklus I ke siklus II adalah 25.7%, dengan kenaikan hasil belajar yang terjadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar teknik akrostik dsudah mencapai indikator kinerja dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga.
b. Minat Belajar
Tabel 4.17
Analisis Komparatif Hasil Angket Minat Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
No Siklus Nilai Kinerja Keterangan
1 Pra Siklus 62.29%≤90% Belum mencapai indikator 2 Siklus 1 82.58%≤90% Terjadi peningkatan namun
belum mencapai indikator 2 Siklus II 94%≥90% Sudah mencapai indikator
Gambar 4.10
Diagram Batang Analisis Komparatif Hasil Minat Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
Dari tabel 4.17 dapat dilihat kenaikan minat belajar siswa dari sebelum dilakukan tindakan hingga selesainya dilakukan tindakan sebesar 33.71%. Pada pra siklus ke siklus I kenaikan persentase hasil belajar siswa sebesar 20.71%. Lalu kenaikan persentase dari siklus I ke siklus II adalah 13%. Dengan kenaikan hasil belajar yang terjadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa sudah mencapai indikator kinerja dan teknik akrostik dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa penggunaan teknik akrostik dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga semester II tahun ajaran 2013/2014.
Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Penanaman konsep-konsep IPS di SD dengan benar dan tepat akan berpengaruh terhadap penguasaan materi IPS ditingkat selanjutnya.
Teknik akrostik adalah salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk memudahkan siswa untuk mengingat konsep-konsep penting sebuah materi yang ingin diingat dengan cara menggunakan huruf awal, tengah atau akhir dalam sebuah kalimat atau frase tertentu. Hal ini sesuai dengan karakteristik anak usia SD (7-12 tahun) yang memiliki ingatan tajam apabila ingatan tersebut menggunakan teknik yang tepat dalam merangsang otak anak.
Penggunaan teknik pembelajaran akrostik adalah teknik yang menekankan pada peningkatan ingatan siswa dalam mengaitkan konsep-konsep penting dalam pembelajaran, tidak hanya itu teknik akrostik juga meningkatan minat siswa dalam belajar karena siswa dapat membuat hafalan sesuai keinginan masing-masing.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik akrostik merupakan teknik yang tepat digunakan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Teknik pembelajaran akrostik ini juga dapat digunakan pada mata pelajaran yang lain, tentu dengan harapan yang sama untuk menigkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran yang diajarkan.