• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN:"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pengisian poin C sampai dengan poin H mengikuti template berikut dan tidak dibatasi jumlah kata atau halaman namun disarankan seringkas mungkin. Dilarang menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus penjelasan di setiap poin.

Pendahuluan

Kota Bandung mengalami tingkat perkembangan yang cukup tinggi, namun terbatas dalam hal daya

dukung, daya tampung serta karakteristik lingkungan dan bangunan bersejarah. Salah satu kawasan

yang mendapat tekanan berat perkembangan adalah kawasan pusat kota, sehingga seharusnya dapat

dikendalikan perkembangannya karena nilai-nilai lokal dan aspek lingkungan didalamnya. Namun saat

ini, karena kepentingan ekonomis, telah banyak bangunan di kawasan pusat kota Bandung yang berubah

fungsi dan bentuk (Panduan Rancang Kota dan Raperwal 2016)

Dinamika perkembangan Kota Bandung yang cepat di bidang ekonomi dan sosial saat ini, sangat

berpengaruh terhadap perkembangan fisik kota dan kaitannya dengan pemanfaatan ruang kota. Banyak

investasi di bidang infrastruktur yang sedang dibuat, dan kota ini dengan cepat berubah menjadi kota

jasa, kebudayaan, pengetahuan dan pariwisata. Akselerasi dan dinamika perubahan tersebut terkadang

berdampak terhadap pengendalian pemanfaatan ruang kota yang semakin kompleks, yang tidak jarang

mengakibatkan terjadinya deviasi dan konflik dalam pemanfaatan ruang kota. (Panduan Rancang Kota

dan Raperwal 2016)

Kawasan Alun-alun Kota Bandung dalam Peraturan Daerah No. 18 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031 ditetapkan sebagai PPK (Pusat Pelayanan Kota) yaitu

: pusat pelayanan ekonomi, sosial dan atau administrasi yang melayani wilayah kota. Seharusnya

mencerminkan pola keruangan yang baik dan tertata. (Panduan Rancang Kota dan Raperwal Alun-alun,

2016).

Sebagai sebuah PPK, kawasan Alun-alun diamanatkan menjadi pusat kota Bandung bagian barat,

dengan dominasi fungsi pada sebuah kawasan pusat kota adalah perdagangan dan jasa, yang didukung

oleh fungsi hunian dan sarana pelayanan umum yang memadai. Berdasarkan dokumen Rencana Detail

Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Bandung 2015-2035, peruntukan pada Kawasan Perencanaan

didominasi oleh fungsi Perdagangan dan Jasa. Hampir 82% kawasan merupakan pola ruang rencana

perdagangan dan jasa, sedangkan 7% diperuntukan fungsi hunian yang tersebar di kelurahan Kebon

Jeruk dan kelurahan Braga, 5% untuk sarana pelayanan umum dan 3% untuk fungsi perkantoran

pemerintahan. (Panduan Rancang Kota dan Raperwal Alun-alun, 2016).

Kawasan Alun-alun Kota Bandung merupakan salah satu kawasan strategis yang terletak di pusat Kota

Bandung. Kawasan Alun-alun menjadi “embrio” awal terbentuknya Kota Bandung, dimana secara

simbolis kawasan ini melambangkan ditegakkannya sebuah kekuasaan atau pemerintahan, disamping

itu keberadaannya juga berfungsi sebagai ruang terbuka publik. Seiring dengan perkembangan Kota

Bandung, kawasan Alun-alun dan sekitarnya juga berkembang pesat sebagai kawasan

perbelanjaan/niaga, pemerintahan, olahraga/rekreasi, bina sosial dan peribadatan, didukung dengan

lokasi yang cukup strategis, kawasan Alun-alun menjadi kawasan yang cukup vital di Kota Bandung.

(Panduan Rancang Kota dan Raperwal 2016).

Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris kesesuaian pemanfaatan ruang dan pengetahuan

masyarakat tentang pemanfaatan ruang di Kawasan Pusat Kota Bandung, Metode penelitian ini

menggunakan metode analisis overlaying maps (tumpangsusun). Sampel penelitian ini adalah

penduduk di Kawasan Pusat Kota Bandung. Sampel dilakukan dengan metode purposive sampling.

Pengumpulan dilakukan dengan kuesioner disebarkan langsung ke penduduk di Kawasan Pusat Kota

Bandung sebanyak 384 responden.

C. HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan secara ringkas hasil pelaksanaan penelitian yang telah dicapai sesuai tahun pelaksanaan penelitian. Penyajian dapat berupa data, hasil analisis, dan capaian luaran (wajib dan atau tambahan). Seluruh hasil atau capaian yang dilaporkan harus berkaitan dengan tahapan pelaksanaan penelitian sebagaimana direncanakan pada proposal. Penyajian data dapat berupa gambar, tabel, grafik, dan sejenisnya, serta analisis didukung dengan sumber pustaka primer yang relevan dan terkini.

(2)

A.

Kesesuaian Pemanfaatan Ruang di Kawasan Pusat Kota Bandung

Berdasarkan analisis overlay yang dilakukan antara penggunaan ruang eksising dan Rencana Detail

Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Bandung Tahun 2015-2035, dapat diidentifikasikan berbagai

kondisi kesesuaian pemanfaatan ruang fungsi dan intensitas eksisting di Kawasan Pusat Kota Bandung.

Dominasi kesesuaian pemanfaatan ruang fungsi eksisting yang mengalami perubahan yaitu sesuai

sebesar 14.993,03 m2 atau 71,72% dari total pemanfaatan ruang fungsi yang mengalami perubahan,

dominasi kesesuaian pemanfaatan ruang fungsi eksisting yang tidak mengalami perubahan yaitu sesuai

sebesar 37.190,43 m2 atau 83,05% dari total pemanfaatan ruang fungsi yang tidak mengalami

perubahan.

Gambar 1

Peta Kesesuaian Fungsi Pemanfaatan Ruang Eksisting yang Mengalami Perubahan berdasarkan sampling terhadap RDTR dan PZ Di Kawasan Pusat Kota Bandung

Dominasi kesesuaian pemanfaatan ruang KDB eksisting yang mengalami perubahan yaitu sesuai sebesar 1.218,54 m2 atau 49,00% dari total pemanfaatan ruang KDB yang mengalami perubahan, dominasi

kesesuaian pemanfaatan ruang KDB eksisting yang tidak mengalami perubahan yaitu tidak sesuai sebesar 58.742,86 m2 atau 91,61% dari total pemanfaatan ruang KDB yang tidak mengalami perubahan. Penyimpangan

terbesar yaitu rencana 70% menjadi 100% di Kelurahan Balong Gede sebesar 7645,19 m2 atau 13,94% dari total

penyimpangan pemanfaatan ruang KDB yang tidak mengalami perubahan di Kawasan Pusat Kota Bandung Dominasi kesesuaian pemanfaatan ruang KLB eksisting yang mengalami perubahan yaitu tidak sesuai sebesar 21.421,68 m2 atau 80,50% dari total pemanfaatan ruang KLB yang mengalami perubahan,

Penyimpangan terbesar yaitu rencana 1,2 menjadi 2,0 di Kelurahan Cikawao sebesar 2367,44 m2 atau 8,87% dari

total penyimpangan pemanfaatan ruang KLB yang mengalami perubahan di Kawasan Pusat Kota Bandung, dominasi kesesuaian pemanfaatan ruang KLB eksisting yang tidak mengalami perubahan yaitu belum sesuai sebesar 28.020,38 m2 atau 71,49% dari total pemanfaatan ruang KLB yang tidak mengalami perubahan.

(3)

Gambar 2.

Peta Kesesuaian Intensitas Pemanfaatan Ruang KDB Eksisting yang Mengalami Perubahan berdasarkan sampling terhadap RDTR dan PZ Di Kawasan Pusat Kota Bandung

Dominasi kesesuaian pemanfaatan ruang KB eksisting yang mengalami perubahan yaitu sesuai sebesar 15.011,88 m2 atau 57,85% dari total pemanfaatan ruang KB yang mengalami perubahan, dominasi kesesuaian

pemanfaatan ruang KB eksisting yang tidak mengalami perubahan yaitu belum sesuai sebesar 31.171,55 m2 atau

78,21% dari total pemanfaatan ruang KB yang tidak mengalami perubahan

Dominasi kesesuaian pemanfaatan ruang KDH eksisting yang mengalami perubahan yaitu belum sesuai sebesar 1.531,66 m2 atau 62,46% dari total pemanfaatan ruang KDH yang mengalami perubahan, dominasi

kesesuaian pemanfaatan ruang KDH eksisting yang tidak mengalami perubahan yaitu belum sesuai sebesar 52.485,26 m2 atau 58,22% dari total pemanfaatan ruang KDH yang tidak mengalami perubahan

(4)

Peta Kesesuaian Intensitas Pemanfaatan Ruang KLB Eksisting yang Mengalami Perubahan berdasarkan sampling terhadap RDTR dan PZ Di Kawasan Pusat Kota Bandung

Gambar 4

Peta Kesesuaian Pemanfaatan Ruang KB Eksisting yang Mengalami Perubahan berdasarkan sampling terhadap RDTR dan PZ Di Kawasan Pusat Kota Bandung

(5)

Gambar 5 Peta Kesesuaian Intensitas Pemanfaatan Ruang KDH Eksisting yang Mengalami Perubahan

berdasarkan sampling terhadap RDTR dan PZ Di Kawasan Pusat Kota Bandung

A. Pengetahuan Masyarakat terhadap Pemanfaatan Ruang di Kawasan Pusat Kota Bandung

Dilakukannya penyebaran kuisioner kepada masyarakat di Kawasan Pusat Kota Bandung adalah untuk mengetahui pengetahuan masyarakat terhadap pemanfaatan ruang di Kawasan Pusat Kota Bandung, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan uraian berikut ini.

Tabel I Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pengetahuan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Pusat Kota Bandung

No SWK Kecamatan Kelurahan Satuan

Pengetahuan RDTR dan PZ Pengetahuan Pemanfaatan Ruang Pengetahuan Peta Pemanfaatan Ruang Sosialisasi tentang Peta Pemanfaatan Ruang Pengetahuan ketidaksesuaian Pemanfaatan Ruang Sosialisasi Pemerintah tentang Pemanfaatan Ruang Monitoring pemanfaatan Ruang Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 Bojonagara Andir Kebon Jeruk jiwa 57 65 70 52 26 96 14 108 49 73 49 73 54 68 % 46,72 53,28 57,38 42,62 21,31 78,69 11,48 88,52 40,16 59,84 40,16 59,84 44,26 55,74 2 Karees Lengkong Cikawao jiwa 29 34 43 20 20 43 14 49 23 40 12 51 20 43

% 46,03 53,97 68,25 31,75 31,75 68,25 22,22 77,78 36,51 63,49 19,05 80,95 31,75 68,25 3 Tegallega Astana

Anyar Karanganyar

jiwa 28 32 47 13 22 38 17 43 11 49 16 44 15 45

% 46,67 53,33 78,33 21,67 36,67 63,33 28,33 71,67 18,33 81,67 26,67 73,33 25 75 4 Cibeunying Bandung Sumur Braga jiwa 17 29 13 33 13 33 0 46 13 33 11 35 17 29 % 36,96 63,04 28,26 71,74 28,26 71,74 0 100 28,26 71,74 23,91 76,09 36,96 63,04

5 Karees Regol Balonggede jiwa 35 58 31 62 2 91 0 93 17 76 27 66 42 51

% 37,63 62,37 33,33 66,67 2,15 97,85 0 100 18,28 81,72 29,03 70,97 45,16 54,84

Total Jiwa 166 218 204 180 83 301 45 339 113 271 115 269 148 236

% 43,23 56,77 53,13 46,88 21,61 78,39 11,72 88,28 29,43 70,57 29,95 70,05 38,54 61,46 Sumber: Hasil Kuisioner Tahun 2019

Hasil Kuisioner dapat diketahui bahwa sekitar 53% masyarakat di Kawasan Pusat Kota Bandung memiliki pengetahuan tentang pemanfaatan ruang dan sisanya sekitar 47% tidak mengetahui. Masyarakat yang paling banyak memiliki pengetahuan tentang pemanfaatan ruang berdasarkan kuisioner adalah di Kelurahan Karang Anyar sebesar 78%.

Hasil Kuisioner dapat diketahui bahwa sekitar 43% masyarakat mengetahui adanya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi di Kawasan Pusat Kota Bandung dan sisanya sekitar 57% tidak mengetahui. Masyarakat yang paling banyak memiliki pengetahuan tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi berdasarkan kuisioner adalah di Kelurahan Kebon Jeruk sebesar 47%.

(6)

ruang di Kawasan Pusat Kota Bandung dan sisanya sekitar 78% tidak mengetahui. Masyarakat yang paling banyak memiliki pengetahuan tentang peta pemanfaatan ruang berdasarkan kuisioner adalah di Kelurahan Karang Anyar sebesar 37%.

Hasil Kuisioner dapat diketahui bahwa sekitar 12% masyarakat mengetahui tentang adanya sosialisasi peta pemanfaatan ruang di Kawasan Pusat Kota Bandung dan sisanya sekitar 88% tidak mengetahui. Masyarakat yang paling banyak memiliki pengetahuan tentang adanya sosialisasi peta pemanfaatan ruang berdasarkan kuisioner adalah di Kelurahan Karang Anyar sebesar 28%.

Hasil Kuisioner dapat diketahui bahwa sekitar 29% masyarakat mengetahui tentang ketidaksesuaian pemanfaatan ruang di Kawasan Pusat Kota Bandung dan sisanya sekitar 71% tidak mengetahui. Masyarakat yang paling banyak memiliki pengetahuan tentang ketidaksesuaian pemanfaatan ruang berdasarkan kuisioner adalah di Kelurahan Kebon Jeruk sebesar 40%.

Hasil Kuisioner dapat diketahui bahwa sekitar 30% masyarakat di Kawasan Pusat Kota Bandung mendapatkan sosialisasi tentang pemanfaatan ruang dan sisanya sekitar 70% tidak mengetahui. Masyarakat yang paling banyak mendapatkan sosialisasi tentang pemanfaatan ruang berdasarkan kuisioner adalah di Kelurahan Kebon Jeruk sebesar 40%.

Hasil Kuisioner dapat diketahui bahwa pemerintah baru melaksanakan monitoring pemanfaatan ruang di Kawasan Pusat Kota Bandung sekitar 39% dan sisanya sekitar 61% belum termonitor. Kelurahan yang sudah banyak termonitoring pemanfaatan ruang berdasarkan kuisioner adalah di Kelurahan Balonggede sebesar 45%.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan Perubahan Pemanfaatan Ruang kesesuaian pemanfaatan ruang dan pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan ruang di Kawasan Pusat Kota Bandung dapat disimpulkan:

1. Berdasarkan analisis overlay yang dilakukan terhadap Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Bandung Tahun 2015-2035, Kriteria kesesuaian pemanfaatan ruang fungsi dan intensitas eksisting di Kawasan Pusat Kota Bandung, yaitu :

a. Dominasi kesesuaian pemanfaatan ruang fungsi eksisting yaitu yang tidak mengalami perubahan dengan kriteria sesuai sebesar 83,05% dari total pemanfaatan ruang fungsi yang tidak mengalami perubahan.

b. Dominasi kesesuaian pemanfaatan ruang KDB eksisting yaitu yang tidak mengalami perubahan dengan kriteria tidak sesuai sebesar 91,61% dari total pemanfaatan ruang KDB yang tidak mengalami perubahan. Penyimpangan terbesar yaitu rencana 70% menjadi 100% di Kelurahan Balong Gede sebesar 13,94% dari total penyimpangan pemanfaatan ruang KDB yang tidak mengalami perubahan.

c. Dominasi kesesuaian pemanfaatan ruang KLB eksisting yaitu yang mengalami perubahan dengan kriteria tidak sesuai sebesar 80,50% dari total pemanfaatan ruang KLB yang mengalami perubahan. Penyimpangan terbesar yaitu rencana 1,2 menjadi 2,0 di Kelurahan Cikawao sebesar 8,87% dari total penyimpangan pemanfaatan ruang KLB yang mengalami perubahan. d. Dominasi kesesuaian pemanfaatan ruang KB eksisting yaitu yang tidak mengalami perubahan

dengan kriteria belum sesuai sebesar 78,21% dari total pemanfaatan ruang KB yang tidak mengalami perubahan.

e. Dominasi kesesuaian pemanfaatan ruang KDH eksisting yaitu yang tidak mengalami perubahan dengan kriteria belum sesuai sebesar 58,22% dari total pemanfaatan ruang KDH yang tidak mengalami perubahan.

2. Pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan ruang diketahui bahwa sebagian masyarakat di Kawasan Pusat Kota Bandung tidak mengetahui pemanfaatan ruang seperti Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi, keberadaan peta pemanfaatan ruang, serta informasi ketidaksesuaian pemanfaatan ruang. Masyarakat juga menilai kurangnya sosialisasi pemerintah kepada masyarakat tentang pemanfaatan ruang.

Rekomendasi

1. Diperlukannya evaluasi kondisi aktual terhadap rencana tata ruang perlu dilakukan secara rutin atau periodik agar perencanaan dimasa yang akan datang lebih banyak memperhatikan kondisi di

(7)

lapangan sehingga dapat menghasilkan kebijakan pemerintah yang baik dalam perencanaan tata ruang kota terutama rencana detail tata ruang kota.

2. Diperlukannya tindakan yang tegas dan disiplin terhadap penyimpangan yang terjadi seperti pemberian ijin mendirikan bangunan dengan mempertimbangkan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.

3. Diperlukannya sosialisasi serius mengenai rencana tata ruang oleh pemerintah kepada masyarakat, pengembang, pengusaha maupun orang-orang yang berkepentingan.

……… ……… ……… ……… ………

D. STATUS LUARAN: Tuliskan jenis, identitas dan status ketercapaian setiap luaran wajib dan luaran tambahan (jika ada) yang dijanjikan pada tahun pelaksanaan penelitian. Jenis luaran dapat berupa publikasi, perolehan kekayaan intelektual, hasil pengujian atau luaran lainnya yang telah dijanjikan pada proposal. Uraian status luaran harus didukung dengan bukti kemajuan ketercapaian luaran sesuai dengan luaran yang dijanjikan. Lengkapi isian jenis luaran yang dijanjikan serta mengunggah bukti dokumen ketercapaian luaran wajib dan luaran tambahan melalui Simlitabmas mengikuti format sebagaimana terlihat pada bagian isian luaran

Status luaran wajib berupa Publikasi Ilmiah Jurnal

Internasional dengan status capaian submitted terlampir. Sedangkan luaran tambahan berupa abstrak

dan artikel lengkap dalam seminar nasional.

……… ……… ……… ……… ………

E. PERAN MITRA: Tuliskan realisasi kerjasama dan kontribusi Mitra baik in-kind maupun in-cash (jika ada). Bukti pendukung realisasi kerjasama dan realisasi kontribusi mitra dilaporkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Bukti dokumen realisasi kerjasama dengan Mitra diunggah melalui Simlitabmas mengikuti format sebagaimana terlihat pada bagian isian mitra

Tidak melibatkan mitra

……… ……… ……… ……… ………

F. KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan kesulitan atau hambatan yang dihadapi selama melakukan penelitian dan mencapai luaran yang dijanjikan, termasuk penjelasan jika pelaksanaan penelitian dan luaran penelitian tidak sesuai dengan yang direncanakan atau dijanjikan.

Kendala pelaksanaan terutama berupa ketersediaan data fungsi dan intensitas ruang yg tidak lengkap

untuk seluruh kawasan

(8)

……… ……… ……… ……… ………

G. RENCANA TINDAK LANJUT PENELITIAN: Tuliskan dan uraikan rencana tindaklanjut penelitian selanjutnya dengan melihat hasil penelitian yang telah diperoleh. Jika ada target yang belum diselesaikan pada akhir tahun pelaksanaan penelitian, pada bagian ini dapat dituliskan rencana penyelesaian target yang belum tercapai tersebut.

Tindak lanjut kajian perubahan ruang kawasan perencanaan yang

lain……… ……… ……… ……… ……… ……… ………

H. DAFTAR PUSTAKA: Penyusunan Daftar Pustaka berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan. Hanya pustaka yang disitasi pada laporan akhir yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

1.

Budiono, Arif. 2008.

Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Di Kecamatan Sukoharjo,

Kabupaten Sukoharjo Tahun 1998 – 2004. Surakarta. Universitas Muhamadiah surakarta.

2.

Casley, Dennis J, Krishna Kumar. 1991.

Pemantauan dan Evaluasi Proyek Pertanian.

Universitas Indonesia Press.

3.

Hermanto,H.2008. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perubahan Fungsi Ruang Di

Serambi Pasar Induk Wonosobo.Semarang.Universitas Diponogoro.

4.

Indriatno,dkk. 1998. Aplikasi Analisis Tabulasi Silang (Crosstab) dalam Perencanaan Wilayah

dan Kota.Bandung. Jurnal PWK No.2

5.

Jayadinata, T. Johara.1999.

Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan

Wilayah. Institut Teknologi Bandung

6.

Setiadi,Yusuf.2007.Kajian Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya di Kecamatan UmbulHarjo. Semarang. Universitas Diponegoro.

7.

Suryana. 2010.

Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

8.

Peraturan Pemerintah

9.

Pemerintah Kota Bandung. 2011.

Peraturan Daerah Kota Bandung No. 18 Tahun 2011

Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011 – 2031. Lembaran Daerah

Kota Bandung Tahun 2011, No. 18.

10.

Pemerintah Kota Bandung. 2015.

Peraturan Daerah Kota Bandung No. 10 Tahun 2015

Tentang Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Kota Bandung Tahun 2015 – 2035.

11.

Pemerintah Indonesia. 2011. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2011 Tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.

12.

Adnan,K.N.2000.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Pemanfaatan Ruang Kota Di

Kota Yogyakarta.Semarang.Universitas Diponogoro.

13.

Fitriani. 2013.

Analisis Deviasi Pemanfaatan Ruang Aktual Terhadap Rencana Detil Tata

Ruang Kota (Rdtrk) Kecamatan Ngaglik Tahun 2009-2013.

Surakarta. Universitas

Muhammadiyah Surakarta

14.

Putra,I.K.J.2003.Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan

Di Kota Mataram.Semarang.Universitas Diponogoro.

(9)

Tata Ruang Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Bogor. Institut Pertanian Bogor

16.

Sutrisno. 2017. Analisis Keselarasan Penggunaan Lahan Aktual Terhadap Rencana Tata

Ruang Wilayah Di Kota Tegal. Semarang. Universitas Negeri Semarang.

17.

Yusran,Aulia.2006.

Kajian

Perubahan

Tata

Guna

Lahan

Pada

Pusat

Kota

Cilegon.Semarang.Universitas Diponogoro.

18.

Bulamei, Taroreh, Moniaga. 2015.

Perubahan Penggunaan Lahan Di Sekitar Kawasan

Pelabuhan Bitung. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Sam Ratulangi

Manado.

19.

Fauzi, Awaluddin, Bambang. 2016.

Analisis Kesesuaian Penggunaan Lahan Terhadap

Rencana Tata Ruang/Wilayah Di Kecamatan Kutoarjo Menggunakan Sistem Informasi

Geografis. Jurnal Geodesi Undip Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016.

20.

Hapsari, Anindyakusuma. 2010. Kesesuaian Perubahan Penggunaan Lahan Dengan Rencana

Detail Tata Ruang (Rdtr) Di Wilayah Peri-Urban Kasus: Kecamatan Godean Tahun

2009-2014

21.

Hairul, Syukur, Aris. 2013.

Penyimpangan Penggunaan Lahan Berdasarkan Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Barat. Rona Teknik Pertanian Vol. 6 No. 1 April 2013

22.

Puteri, Mussadun. 2015. Analisis Kesesuaian Rencana Pengembangan Wilayah Pulau Dompak

Dengan Kondisi Eksisting Bangunan (Studi Kasus: Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang,

Provinsi Kepulauan Riau). Jurnal Pengembangan Kota (2015) Volume 3 No. 1 (26–39).

23.

Priambudi,B.N dan Pigawati,B.2014.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan

Pemanfaatan Lahan Dan Sosial Ekonomi di sekitar apartemen Mutiara Garden. Semarang.

Universitas Diponegoro

24.

-………

25.

………

26.

dst.

Gambar

Gambar 5  Peta Kesesuaian Intensitas Pemanfaatan Ruang KDH Eksisting yang Mengalami Perubahan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh EPS, DPR, struktur modal, profitabilitas, inflasi, suku bunga dan kurs terhadap return saham perusahaan

dengan lembaga pengembangan benih jagung Ketergantungan petani terhadap benih hibrida pabrik, sehingga. menurunkan kemandirian petani di

Aspek yang diamati dalam kecerdasan interpersonal meliputi menghargai perbedaan (toleransi), kerjasama dengan orang lain, dan membantu orang lain menunjukkan tidak ada yang

Laki-laki berumur 38 tahun dengan keluhan nyeri perut hebat terutama bagian kanan atas yang menjalar ke punggung didiagnosis menderita abses

Kita ketahui bahwa dua buah vektor dapat dijumlahkan dan menghasilkan sebuah vektor baru yang disebut vektor resultan. Secara logika kita dapat menganggap setiap vektor

Berdasarkan hasil pengujian data yang telah dilakukan dan analisis deskripsi diperoleh kesimpulan bahwa berdasarkan garis kontinum Auditor yang bekerja pada BUMN

Nomor judul Nomor bab Waktu pemutaran T01 C0 0 1 00 : 00 : 19 Bahasa Indonesia Buku Petunjuk Mengubah sudut pengambilan gambar Pada disk DVD video yang gambar direkam dari 2 sudut

Dalam pembahasan ini, kenerja pembangunan yang dimaksud adalah kinerja pembangunan manusia yang disajikan dalam satu indikator komposit (angka tunggal) yaitu Indeks