• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Kepemilikan Keluarga dengan Kesuksesan Bisnis pada Usaha Kecil & Menengah (UKM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan antara Kepemilikan Keluarga dengan Kesuksesan Bisnis pada Usaha Kecil & Menengah (UKM)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan antara Kepemilikan Keluarga dengan Kesuksesan

Bisnis pada Usaha Kecil & Menengah (UKM)

Arista Natia Afriany* Dekeng Setyo Budiarto* Adelia Nurliani Afianti Putri*

Universitas PGRI Yogyakarta

*email : arista@upy.ac.id, dekengsb@upy.ac.id, harryadelfian.08@gmail.com

ABSTRACT INFO ARTIKEL

The relationship between small firm ownership and performance is an interesting issue, especially in accounting literature. The purpose of this study is to examine whether there are business success differences in SMEs based on ownership. The respondents of this study were 120 SMEs owners in Yogyakarta. The sampling technique uses purposive sampling with criteria based on the act No. 20/ 2008 concerning SMEs. The research hypothesis was tested with One Way ANOVA to prove the relationship between ownership and business success in SMEs. The results showed that there were significant differences between family ownership and non-family ownership in business success. The results of this study have implications for non-family SME owners in order to improve performance so they can compete with other SMEs. Diterima: 11 Februari 2019 Direview: 14 Maret 2019 Disetujui: 20 April 2019 Terbit: 30 April 2019 Keyword:

business success, family ownership, non-family ownership, SMEs

PENDAHULUAN

Pengembangan usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Pentingnya UKM menjadi harapan sistem ekonomi kerakyatan untuk mengurangi masalah kesenjangan antar pelaku usaha (Munizu, 2010). Sebagai bagian di antara usaha kecil, bisnis keluarga merupakan salah satu tipe bisnis yang berkembang pesat, khususnya kepada negara yang berkembang. Munculnya bisnis keluarga menjadi daya tarik masyarakat guna meningkatkan pendapatan dan dapat mempekerjakan anggota keluarga. Anggota keluarga yang memiliki keahlian serta yang berkeinginan untuk membangun bisnis dapat bergabung mendirikan sebuah usaha, sehingga menimbulkan persaingan yang sangat ketat dalam bisnis. Kepemilikan usaha oleh keluarga akan lebih menguntungkan karena kemudahan memperoleh modal yang dibutuhkan seperti perlengkapan dan peralatan. Modal yang berasal dari keluarga (family capital) merupakan kombinasi yang unik karena merupakan kombinasi dari berbagai unsur yang dibawa masing-masing anggota keluarga. Modal yang dibawa masing-masing anggota keluarga akan membawa nilai-nilai tersendiri, sehingga menghasilkan perilaku yang unik dalam menghadapi tantangan di masa yang akan datang (Setiono & Dhyah, 2014).

Perusahaan keluarga atau bisnis keluarga biasanya dimiliki oleh keluarga sehingga para pimpinan perusahaan biasanya memiliki hubungan keluarga. Pada perusahaan keluarga,

(2)

anggota keluarga (Gonzales, 2007). Anggota keluarga yang ikut bergerak dalam bisnis usaha memberikan dukungan yang besar terhadap usaha sehingga kinerja menjadi lebih baik (Arthadian & Ardianti, 2014). Bisnis keluarga terutama pada perusahaan kecil akan memiliki kinerja yang lebih baik karena hubungan kekerabatan yang dimiliki oleh pengambil kebijakan atau para pimpinan (Chu, 2011) selain itu anggota keluarga dapat melakukan kontrol dengan lebih mudah karena sudah memahami perilaku masing-masing anggota keluarga sehingga perusahaan berjalan lebih efisien dan efektif (Eisenhardt, 1989; Kim & Gao, 2013).

Sebagai tulang punggung perekonomian UKM memiliki peranan yang strategis karena menguasai hajat hidup sebagian besar masyarakat. Salah satu daerah yang mengalami peningkatan jumlah UKM adalah Yogyakarta. Beberapa faktor yang mendorong peningkatan jumlah UKM adalah pertama, jumlah pengangguran akibat jumlah sarjana tidak sebanding dengan jumlah pekerjaan. Kedua, pola konsumsi yang tinggi sehingga mendorong usahawan mendirikan usaha dengan modal yang kecil (Suarmawan et al., 2015).

Suatu bisnis akan berhasil atau sukses jika pemilik usaha mengelola organisasi dengan baik, selalu memiliki gagasan serta mampu membaca peluang yang ada (Suarmawan et al., 2015). Keberhasilan atau kesuksesan dan kinerja dalam bisnis sangat berhubungan satu sama lain (Ardiyanto & Astri, 2018). Kriteria kesuksesan bisnis terkait dengan pemilik bisnis, kinerja bisnis dan kinerja wirausaha terhadap tujuan usaha (Gorgievski et al., 2011). Salah satu faktor keberhasilan usaha adalah proses suksesi dalam bisnis keluarga, sehingga keberlangsungan usaha akan tergantung pada proses pergantian pemilik dalam bisnis keluarga (Tjiang & Mustamu, 2014). Suksesi baik terstruktur maupun tidak terstruktur akan berdampak pada kelangsungan hidup usaha. Suksesi yang terstruktur dapat menjamin keberlanjutan usaha, namun suksesi yang tidak terstruktur dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis karena generasi yang belum siap menghadapi tantangan bisnis (Lipman, 2010). Suksesi yang terstruktur dapat membawa bisnis menuju arah yang lebih baik sehingga perusahaan yang dimiliki keluarga (family ownership) dapat meningkatkan kinerjanya (Kim & Gao, 2013).

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena menguji hubungan antara kepemilikan keluarga dengan kesuksesan bisnis pada UKM. Penelitian ini menarik, karena : Pertama, penelitian yang meneliti unit usaha kecil (UKM) dengan kepemilikan keluarga masih jarang dilakukan. Kedua, keterlibatan keluarga berdampak pada kinerja UKM (Chrisman et al., 2012; Mazzi 2011; O'Boyle et al., 2010). Ketiga, kelangsungan hidup dan keunggulan bersaing pada UKM selalu melibatkan keluarga (Dyer, 2006). Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara kepemilikan keluarga dengan kesuksesan bisnis pada usaha kecil menengah. Hasil penelitian ini dapat memberikan peluang bagi peneliti selanjutnya untuk mengungkapkan berbagai faktor yang terlibat dalam kesuksesan bisnis pada usaha kecil menengah.

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Usaha Kecil Menengah

UKM merupakan salah satu tipe usaha kecil yang didirikan oleh masyarakat atau individu dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian (Suarmawan et al., 2015). Partisipasi peran UKM melalui hubungan lebih dekat dengan perusahaan multinasional di seluruh dunia dianggap sebagai cara ampuh untuk mempercepat peningkatan pertumbuhan UKM khususnya pada aspek produktivitas, teknologi, dan masalah manajerial (Tuan & Rajagopal, 2018). Sektor UKM adalah mesin utama yang mendorong pertumbuhan lapangan kerja dan penciptaan kekayaan dalam sistem ekonomi negara dan kinerja UKM bertindak sebagai bagian penting terkait dengan penguatan dan peningkatan pembangunan (Eniola & Ektebang, 2014). Keberhasilan usaha kecil menunjukkan tingkat pencapaian yang dapat diukur dengan berbagai dimensi seperti pertumbuhan penjualan, modal, peningkatan lapangan kerja dan peningkatan lini produksi (Abdulwahab & Al-Damen, 2015).

(3)

Kepemilikan keluarga

Secara umum bisnis keluarga merupakan bisnis atau perusahaan yang dikendalikan oleh beberapa orang yang memiliki hubungan darah atau keluarga. Perusahaan keluarga ini mayoritas kepemilikan adalah sekelompok orang yang memiliki hubungan kekeluargaan (Komalasari & Nor, 2014). Keberhasilan bisnis keluarga akan tergantung pada partisipasi atau manajemen anggota keluarga pemilik perusahaan (Giovannini, 2009). Keberhasilan transisi bisnis keluarga, dan kelanjutan bisnis keluarga, bergantung pada perencanaan yang jelas dalam melakukan kegiatan bersama antara generasi lama dengan generasi penerus. Keberhasilan bisnis keluarga juga tergantung pada perencanaan dan persiapan serta pemilihan pengganti (Zareie, 2011). Perusahaan keluarga memiliki lima sumber daya unik yang memberi keuntungan potensial yaitu modal manusia, modal sosial, modal kesabaran, modal survivabilitas, dan atribut struktur pemerintahan (Chu, 2009). Proses manajemen preventif yang sesuai dalam bisnis keluarga harus terdiri dari faktor-faktor berikut: partisipasi, transparansi informasi, respect, interaction (Zareie, 2011).

Kesuksesan bisnis

Sukses secara umum, berkaitan dengan pencapaian tujuan dan sasaran di bidang apapun dalam kehidupan manusia (Chowdhury et al., 2013). Kriteria kesuksesan bisnis, biasanya berkaitan dengan kinerja bisnis dan kinerja wirausaha terhadap tujuan pemilik dan sasarannya (Gorgievski et al., 2011). Kesuksesan diidentikan dengan perkembangan usaha meliputi meningkatnya jumlah pelanggan, bertambahnya omset, bertambahnya laba, pencapaian titik impas, brand image dan bertambahnya jumlah karyawan (Zimmerer & Scarborough, 2008). Kesuksesan bisnis merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan hasil dan tindakan yang dapat diterima (Van Praag, 2003; Marom & Lussier, 2014). Terdapat dua dimensi keberhasilan bisnis yang relevan yaitu finansial dan non-finansial, dan keberhasilan jangka pendek dan jangka panjang (Islam et al, 2011). Selain itu, cara untuk mengukur keberhasilan bisnis meliputi kelangsungan hidup, keuntungan, laba atas investasi, pertumbuhan penjualan, jumlah personil yang dipekerjakan, kebahagiaan dan reputasi perusahaan (Schmidpeter & Weidinger, 2014).

Hubungan antara kepemilikan keluarga dengan kesuksesas bisnis pada UKM

Berdasarkan pandangan berbasis sumber daya dari perusahaan dan teori agensi, studi ini menghubungkan keuntungan keluarga dengan karakteristik UKM dan memprediksi hubungan antara kepemilikan keluarga dan kinerja UKM (Chu, 2009). Faktanya, ada bukti teoritis dan empiris yang menunjukkan bahwa perusahaan keluarga memanfaatkan tenaga kerja dalam proses produksi secara berbeda dari perusahaan non-keluarga, dan tenaga kerja seperti itu menghasilkan kontribusi yang unik terhadap output (Barbera & Moores, 2013).

Perusahaan non keluarga memiliki keberagaman kepemilikan sehingga masalah agency yaitu pemisahan pemilik dan manajemen terkait lebih tinggi (Astuti et al., 2015). Dibandingkan dengan perusahaan keluarga, perusahaan non-keluarga memiliki motivasi lebih rendah dengan fokus jangka pendek dan resiko yang lebih tinggi dari sisi manajerial (Muttakin et al., 2014). Penelitian sebelumnya mengenai keterlibatan keluarga dalam kepemilikan dan manajemen, sangat umum pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan yang masih menjadi bahan perdebatan (Gedajlovic et al., 2012; Mazzi, 2011; O'Boyle, et al., 2010). Beberapa penelitian lain mengakui pentingnya UKM dalam memastikan pengetahuan yang digunakan dan dibagikan secara optimal di dalam perusahaan dengan cara mengembangkan keterampilan analitis dan kritis individu untuk mempertahankan dan memperoleh keunggulan yang kompetitif (Egbu et al., 2005; Ngah & Jusoff, 2009). Berdasarkan hasil beberapa riset diatas maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

(4)

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik usaha kecil (UKM) di Yogyakarta yang meliputi usaha kepemilikan tunggal, kepemilikan keluarga, dan kepemilikan bersama dengan orang lain non-keluarga (joint). Sampel pada penelitian ini adalah 120 usaha kecil menengah dari 5 kabupaten yang berada di Yogyakarta. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada pemilik UKM dengan menggunakan metode purposive sampling berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria UKM mengacu pada Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2008 tentang UKM. Pada riset ini, peneliti menyebarkan 170 kuesioner, dari 170 kuesioner hanya 150 kuesioner yang berhasil dikumpulkan kembali, dan hanya 120 yang dapat dianalisis karena 30 kuesioner tidak lengkap pengisiannya. Hasil penyebaran kuesioner menunjukkan bahwa 37 kuesioner merupakan jenis usaha kepemilikan sendiri, 74 kuesioner kepemilikan keluarga, dan sisanya 9 kuesioner kepemilikan joint.

Kesuksesan bisnis UKM diukur menggunakan 6 item pertanyaan dengan 6 indikator yang digunakan meliputi: kepuasan usaha yang dimiliki, pertumbuhan pendapatan bersih, pertumbuhan modal usaha, pengukuran kinerja usaha, berkembangnya usaha dimasa depan dan pangsa pasar (Radzi et al., 2017). Variabel kepemilikan keluarga pada penelitian ini diukur menggunakan skala nominal yang meliputi: (1) kepemilikan sendiri; (2) kepemilikan keluarga; (3) kepemilikan dengan joint (Chu, 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil analisis terhadap 120 kuesioner yang terkumpul selanjutnya diperoleh deskripsi responden yang ditunjukkan pada table 1.

Tabel 1: Hasil analisis diskripsi responden

Bantul Gunung Kidul Kotamadya Kulon Progo Sleman jumlah Kerajinan 12 0 2 5 1 20 Makanan 2 2 9 15 15 43 Kelontong 2 7 1 0 3 13 Pakaian/ aksesoris 5 10 12 6 1 34 Elektronik/ HP 1 1 1 0 2 5 Apotik 0 0 0 3 0 3 Lain-lain 0 2 0 0 0 2 jumlah 22 22 25 29 22 120

Keterangan: data primer diolah tahun 2019

Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen pada penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian validitas dilakukan untuk menguji pertanyaan sedangkan pengujian reliabilitas digunakan untuk menguji jawaban (Budiarto, 2019). Pengujian validitas menggunakan pearson correlation, sedangkan pengujian reliabilitas menggunakan cronbach alpha dengan cut-off 0,6. Hasil pengujian validitas ditunjukkan pada tabel 2. Sedangkan uji reliabilitas diperoleh nilai cronbach alpha sebesar 0,861.

(5)

Tabel 2. Hasil Uji Validitas

No Insrumen Pearson Correlation

1 Saya senang dengan cara bisnis saya beroperasi 0,730** 2 Saya puas dengan pertumbuhan bersih pendapatan 0,755** 3 Saya menganggap bisnis saya akan sukses 0,753** 4 Saya merasa bisnis saya sedang tumbuh 0,789** 5 Bisnis saya akan terus berkembang di masa depan 0,782** 6 Pangsa pasar perusahaan tumbuh dari tahun ke tahun 0,805** Keterangan: data primer diolah tahun 2019, ** sig < 1%

Pengujian Hipotesis

Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis

No Item Kepemilikan F ratio P value Tungga l Keluarga Joint 1. Saya senang dengan cara bisnis saya

beroperasi

4,16 4,34 3,89 2,103 0,127 2. Saya puas dengan pertumbuhan bersih

pendapatan

3,86 4,22 3,56 6,839 0,002* 3. Saya menganggap bisnis saya akan

sukses

3,49 4,14 3,78 9,425 0,000* * 4. Saya merasa bisnis saya sedang

tumbuh

3,78 4,28 3,33 12,37 9

0,000* * 5. Bisnis saya akan terus berkembang di

masa depan

4,19 4,34 3,78 2,953 0,056 6. Pangsa pasar perusahaan tumbuh dari

tahun ke tahun

3,78 4,24 3,44 7,453 0,001* Keterangan: data primer diolah tahun 2019, * sig < 5%, ** sig < 1%

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji apakah terdapat perbedaan kesuksesan bisnis UKM berdasarkan kepemilikan. Pengujian menggunakan One Way ANOVA menunjukkan bahwa terdapat 4 intrumen yang memiliki nilai p value < 5%, 1 instrumen memiliki p value < 10%, 1 intrumen memiliki p value > 5%. Hasil pengujian ini menunjukkan terdapat perbedaan kesuksesan bisnis berdasarkan kepemilikanp pada UKM. Sebagai contoh adalah pada pertanyaan No 5 rata-rata kepemilikan tunggal sebesar 3,78, kepemilikan keluarga sebesar 4,24, kepemilikan kerjasama sebesar 3,44 Hal ini membuktikan bahwa kepemilikan keluarga memiliki kinerja yang paling baik dibandingkan yang lain. Hasil penelitian mendukung temuan sebelumnya bahwa perusahaan non-keluarga memiliki motivasi lebih rendah dengan fokus jangka waktu yang pendek dan resiko yang lebih tinggi dari sisi manajerial (Muttakin et al., 2014).

PEMBAHASAN

Setelah pengujian hipotesis, selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut dengan bonferroni test untuk mengetahui perbedaan kinerja antar UKM berdasarkan kepemilikan (tabel 4). Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja antara kepemilikan tunggal kepemilikan keluarga serta kepemilikan kerjasama.

Table 4: hasil uji bonferroni

No Insrumen Tunggal x keluarga Tunggal x joint Joint x keluarga 1 Saya senang dengan cara bisnis saya 0,635 0,876 0,209

(6)

No Insrumen Tunggal x keluarga Tunggal x joint Joint x keluarga pendapatan

3 Saya menganggap bisnis saya akan sukses 0,000** 0,981 0,536 4 Saya merasa bisnis saya sedang tumbuh 0,001* 0,225 0,000** 5 Bisnis saya akan terus berkembang di masa

depan

0,835 0,316 0,063 6 Pangsa pasar perusahaan tumbuh dari tahun

ke tahun

0,010* 0,702 0,011* Keterangan: data primer diolah tahun 2019, * sig < 5%, ** sig < 1%

Pengujian bonferroni pada kolom 3 yaitu antara kepemilikan tunggal dengan kepemilikan keluarga terdapat perbedaan yang signifikan pada intrumen no 2, 3, 4 dan 6. Artinya perbedaan kesuksesan bisnis antara perusahaan yang dimiliki keluarga dengan kepemilikan tunggal sangat nyata. Pada kolom 5 perbedaan kesuksesan bisnis antara kepemilikan keluarga dengan kepemilikan kerjasama terdapat pada intrumen no 2, 4 dan 6. Kepemilikan keluarga pada UKM menjadi isu yang unik karena selain bertanggungjawab secara moral terhadap kesejahteraan keluarga, pengelola UKM juga bertanggungjawab pada kelangsungan hidup perusahaan sehingga akan mengelola organisasi dengan hati-hati termasuk mempersiapkan pengganti di masa yang akan datang (Zareie, 2011; Budiarto & Pramudiati, 2018). Bisnis yang dimiliki keluarga akan mengurangi agency problem karena pemilik akan berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan baik untuk perusahaan maupun untuk keluarga (Chu 2009). Selain mengurangi agency problem, kelebihan perusahaan keluarga adalah mekanisme kontrol yang lebih baik karena anggota organisasi memiliki hubungan kekeluargaan (Kim & Gao 2013). Anggota keluarga yang menjadi bagian dari perusahaan akan memiliki rasa tanggungjawab dalam pengambilan keputusan dan memberikan dukungan yang besar terhadap kesuksesan binsis yang dijalankan keluarga (Chu, 2011; Arthadian & Ardianti, 2014).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaaan kesuksesan bisnis UKM berdasarkan kepemilikan. Hasil pengujian mean menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan yang lain. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu pertama penelitian ini hanya meneliti variabel kepemilikan keluarga dan kesuksesan bisnis UKM. Penelitian yang akan datang dapat menguji berdasarkan karakteristik pemilik, karena pemilik yang agresif memiliki orientasi dan kinerja yang baik (Blackburn et al., 2013). Kedua penelitian ini hanya pada lingkup usaha kecil menengah. Saran penelitian yang akan datang untuk menggunakan perusahaan publik yang besar sebagai sampel penelitian, sehingga dapat menganalisis segala kemungkinan pengaruh kepemilikan keluarga secara umum (Chu, 2009). Ketiga, penelitian ini tidak menguji tingkat pendidikan pemilik. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah dengan memasukkan variabel pendidikan pemilik, karena pendidikan pemilik memiliki hubungan yang erat dengan kesuksesan UKM (Chowdhury et al., 2013).

REFERENSI

Abdulwahab, M. H., & Al-Damen, R. A. (2015). The Impact of enterpreneurs’ characteristics on small business success at medical instruments supplies organizations in Jordan.

International Journal of Business and Social Science, 6(8): 164-174

Ardiyanto, R., & Astri, G. (2018). Identifikasi kesuksesan bisnis kecil di kota Bandung (Studi Pada: Bisnis Madu Keluarga, Bisnis Mie Tegallega, Bisnis Ratu Basreng).

(7)

Arthadian, R., & Ardianti, R. R. (2014). Keterlibatan anggota keluarga dalam family business dan hubungannya terhadap kinerja bisnis (Studi pada perusahaan sektor makanan dan minuman di Surabaya dan Sidoarjo. Agora, 2(2): 1013-1023.

Astuti, A. D., Rahman, A., & Sudarno. (2015). Pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan dengan agency cost sebagai variabel moderating. Jurnal Dinamika Akuntansi, 7(2): 98-108.

Barbera, F., & Moores, K. (2013). Firm ownership and productivity: a Study of family and non-family SMEs. Small business economics, 40(4): 953-976.

Blackburn, R. A., Hart, M., & Wainwright, T. (2013). Small business performance: business, strategyand owner manager characteristics. Journal of Small Business and Enterprise Development, 20(1): 8-27.

Budiarto, D. S., & Pramudiati, N (2018) Does technology improve SMEs business success? Empirical

research on Indonesian SMEs, Journal of Economics and Management Sciences, 1(2): 115-121. Budiarto, D. S. (2019) Panduan Riset Kuantitatif: Trik Publikasi Bagi Pemula, (Edisi 1), Penerbit

UPY-Press, Yogyakarta

Chu, W. (2009). The influence of family ownership on SME performance: evidence from public firms in Taiwan. Small Business Economics, 33(3): 353-373.

Chu, W. (2011). Family ownership and firm performance: influence of family management, family control, and firm size, Asia Pacific Journal of Management. 28(4): 833-851.

Chowdhury, M. S., Alam, Z., & Arif, M. I. (2013). Success factors of entrepreneurs of small and medium sized enterprises: Evidence from Bangladesh. Business and Economic Research, 3(2): 38-52.

Chrisman, J. J., Chua, J. H., Pearson, A. W., & Barnett, T. (2012). Family involvement, family influence, and family centered non-economic goals in small firms. Entrepreneurship Theory and Practice 36(2): 267-293.

Dyer, W. G. Jr. (2006). Examining the ‘‘family effect’’ on firm performance. Family Business Review, 19(4): 253-273.

Egbu, C. O., Hari, S., & Renukappa, S. H. (2005). Knowledge management for sustainable competitiveness in small and medium surveying practices. Structural Survey, 23(1): 7-21

Eisenhardt, K. M. (1989). Agency theory: An assessment and review. Academy of Management Review, 14(1): 57–74.

Eniola, A. A., & Ektebang, H. (2014). SME firms performance in Nigeria: Competitive advantage and its impact. International Journal of Research Studies in Management, 3(2): 75-86.

Gedajlovic, E., Carney, M., Chrisman, J. J., & Kellermanns, F. W. (2012). The adolescence of family firm research: Taking stock and planning for the future. Journal of Management,

38(4): 1010-1037.

Giovannini, R. (2009). Corporate governance, family ownership and performance. Journal of Management & Governance, 14(2): 145-166.

Gonzales, M.R. (2007). A research about of family firm definition. Working Paper. Universitat De Lleida.

(8)

Gorgievski, M. J., Ascalon, M. E., & Stephan, U. (2011). Small business owners’ success criteria, a values approach to personal differences. Journal of Small Business Management, 49(2): 207-232.

Islam, M. A., Khan, M. A., Obaidullah, A. Z. M., & Alam, M. S. (2011). Effect of entrepreneur and firm characteristics on the business success of small and medium enterprises (SMEs) in Bangladesh. International Journal of Business and Management, 6(3):289-299

Kim, Y., & Gao, F. Yi. (2013). Does family involvement increase business performance? Family-longevity goals’ moderating role in Chinese family firms. Journal of Business Research, 66(2): 265-274.

Komalasari, P. T., & Nor, M. A. (2014). Pengaruh struktur kepemilikan keluarga, kepemimpinan dan perwakilan keluarga terhadap kinerja perusahaan. AKRUAL: Jurnal Akuntansi, 5(2): 133-150.

Gambar

Tabel 1: Hasil analisis diskripsi responden
Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Penyebaran kuesioner atau wawancara ini adalah murni untuk penelitian guna memenuhi syarat dalam pengambilan gelar Master Kesehatan (M.Kes) pada Sekolah Pascasarjana USU Program

Menurut Gabel (1984), penyelesaian masalah merupakan kaedah terbaik untuk mendapat maklumat daripada pelajar mengenai sesuatu konsep kimia yang telah dikuasai. Berdasarkan

Bahwa untuk keperluan tersebut dipandang perlu menetapkan Surat Keputusan Dekan.. Keuangan &amp; Kepegawaian

“Hanya VoIP yang di selenggarakan untuk umum melalui jaringan PSTN Telkom secara komersial yang membutuhkan ijin (lisensi) dari POSTEL.” Melalui PSTN (Public

Semakin lama waktu osmosis dalam ekstraksi pembuatan sari apel maka semakin banyak kandungan lain yang terekstrak sehingga dapat menurunkan nilai total asam.. Grafik korelasi

Menurut Sugiyono (2010), kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

Tingginya indeks korupsi Indonesia di peringkat ke -100 dari 183 dengan indeks 3,0 (2011) 7 serta masih maraknya kecurangan pada saat diselenggrakannya ujian nasional di

Sehubungan dengan pelelangan yang dilakukan oleh Pokja V Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2017 untuk kegiatan :. Peningkatan Jalan Talang