• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN OLEH GURU PEMBIMBING DALAM KEGIATAN PEGEMBANGAN DIRI EKSTRAKURIKULERDI SMA NEGERI 12 PADANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN OLEH GURU PEMBIMBING DALAM KEGIATAN PEGEMBANGAN DIRI EKSTRAKURIKULERDI SMA NEGERI 12 PADANG."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN OLEH GURU PEMBIMBING DALAM KEGIATAN PEGEMBANGAN DIRI

EKSTRAKURIKULERDI SMA NEGERI 12 PADANG Oleh:

Ratih Susanti* Fitria Kasih**

Gusneli**

*Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ** Dosen pembimbing

ABSTRACT

These research initiation and background by implementation service on channel and placement with counselor in developing selves extracurricular action at Senior High School Negeri 12 Padang, these research is purposed for description been doing by counselor at Senior High School Negeri 12 Padang. These research is purposed for seeing how is assignment service program on channel and placement extracurricular action at Senior High School Negeri 12 Padang, with lay out research that is (1) Assignment and planning service program on channel and placement by doing counselor extracurricular action. (2) Implementation service program on channel and placement extracurricular action. (3) Evaluation/Assessment. These research face off research qualitative, the research consist of all informant counselor at Senior High School Negeri 12 Padang. The collecting data by doing with document and questioner upon implementation on channel and placement service by counselor extracurricular action. The resulting research have found out that is 1) assignment and planning service program on channel and placement extracurricular action have implemented with good category, 2) Implementation service program on channel and placement extracurricular act have implemented with good category, 3) Evaluation/assessment of implementation service program on channel and placement extracurricular act into good category.

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri peserta didik.Pelayanan bimbingan dan konseling tetap sebagai bagian yang terintegrasi dalam sistem pendidikan (khususnya jalur pendidikan formal).Pelayanan pengembangan diri yang terkandung dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan bagian dari kurikulum. Pengembangan diri dalam kegiatan ekstrakurikuler program yang dibuat mengaju pada minat dan bakat yang sesuai potensi peserta didik pengembangan diri.Kemudian Menurut Herman, Nirwana dan Daharnis, (2007:2-4)

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah.Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan

sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir serta kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar sruktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa, agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan. Dan dapat dikembangkan melalui pelayanan konseling sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, siswa secara khusus dilaksanakan oleh guru yang berkompeten dibidangnya masing-masing.

Dewa ketut sukardi dan Nila kusumawati (2008:10) mengemukakan: Pelayanan penempatan dan penyaluran, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien/konseli) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko-rikuler atau ekstrakurikuler sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya).

Berdasarkan wawancara dengan guru pembimbing pada tanggal 23

(3)

April 2012 diperoleh berbagai informasi bahwa peran guru pembimbing di SMA Negeri 12 Padang masih ditemukan dalam pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran oleh guru pembimbing dalam kegiatan pengembangan diri ekstrakurikuler kurang terlaksana secara optimal, hal ini disebabkan guru pembimbing lebihmemprogramkan di bidang

kemampuanakademik saja

sepertipenjurusan IPA, IPS serta olimpiade disetiap mata pelajaran.

Selain itu dalam pengumpulkan data dan keterangan maupun mengetahui bakat dan minat peserta didik, guru pembimbing hanya melihat berdasarkan angket saja, sedangkan untuk mendapatkan data dan informasi juga dapat dilakukan melalui kegiatan pendukung lainya yaitu dengan aplikasi instrumentasi, baik tes mupun non tes (tes intelegensi, tes bakat, tes kepribadian, dan Alat Ungkap Masalah (AUM). Instrumentasi non tes seperti sosiometri, angket, observasi, dan inventori minat, catatan anecdok dan daftar cek) lebih mendukung untuk mengetahui bakat dan minat peserta didik dan

mempermudah guru pembimbing dalam menempatkan dan menyalurkan ke dalam kegiatan pengembangan diri ekstrakurikuler.

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1) Perencanaan penyusunan program layanan penempatan dan penyaluran oleh guru pembimbing dalam kegiatan pengembangan diri ekstrakurikuler di SMA Negeri 12 Padang.

2) Pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran oleh guru pembimbing kepada peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri ekstrakurikuler di SMA Negeri 12 Padang.

3) Evaluasi layanan penempatan dan penyaluran oleh guru pembimbing dalam kegiatan pengembangan diri ekstrakurikuler di SMA Negeri 12 Padang.

Tujuan yang di capai dalam penelitian ini adalah medeskripsikan: 1. Gambaran perencanaan layanan

penempatan dan penyaluran oleh guru pembimbing dalam kegiatan pengembangan diri ekstrakurikuler di SMA Negeri 12 Padang.

(4)

2. Gambaran pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran oleh guru pembimbing kepada peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri ekstrakurikuler di SMA Negeri 12 Padang.

3. Gambaran evaluasi layanan penempatan dan penyaluran oleh Guru Pembimbing dalam kegiatan pengembangan diri ekstrakurikuler di SMA Negeri 12

METODE PENELITIAN

Metode dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif.yang didapat dari informan dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa wawancara dan studi dokumentasiyang berjumlah empat guru pembimbing.

Sebagaimana yang dinyatakan Burhan Bugi wawancara (2011:111) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanggung jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau orang yang diwawancarai, dengan tanpa menggunakan pedoman (guide),Studi Dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh

informasi dan keterangan langsung yang mendukung kelengkapan data dalam penelitian. Miles dan Hubeman (Sugiono, 2008:338) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif ada 3 tahapan analisis, yaitu: 1) Reduksi Data (Data Reduction) 2) Penyajian Data (Display Data) 3) Penarikan Kesimpulan (verifikasi).

TEMUAN PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Perencanaan Penyusunan Program Layanan Penempatan dan Penyaluran ke Kegiatan Ekstrakurikuler

Berdasarkan wawancara dengan guru pembimbing di SMA Negeri 12 Padang mengenai Penyusunan program layanan penempatan dan penyaluran sudah terlaksana dengan baik, pertama kali yang dilakukan menganalisis kebutuhan

peserta didik guru pembimbing

menggunakan aplikasi instrumentasi

non tes berupa angket, AUM UMUM, AUM PTSDL dan sosiometri aplikasi instrumentasi dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Guru pembimbing memantau situasi dan kondisi sekolah dari ketersediaan waktu yang disediakan dan kelengkapan

(5)

sarana dan prasarana dan kemudian dikonsultasikan dengan personil sekolah untuk disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan, hasil dari analisis tersebut baru dibicarakan kegiatan yang akan dilakukan. Setelah guru pembimbing melihat situasi dan kondisi sekolah kemudian juga dapat menentukan jenis-jenis kegiatan yang akan diberi layanan penempatan dan penyaluran khususnya ekstrakurikuler, dalam menentukan jenis kegiatan berdasarkan need assesment/kebutuhan peserta didik, dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan kegiatan yang akan diadakan.

Kegiatan itu disusun di dalam program layanan penempatan dan penyaluran dan kemudian jenis-jenis kegaiatan tersebut dibina oleh satu guru pembimbing yang langsung merangkap menjadi koordinator. Sedangkan untuk penetapan personil yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dengan memberikan angket kepada masing-masing guru yang bisa membina bidang kegiatan ekstrakurikuler, sedangkan penetapan personil lain dalam kegiatan yang akan dilakukan

terlebih dahulu dilaporkan kepada kepala sekolah dan hasilnya dilaporkan oleh pembina khusus serta kerjasama dengan personil sekolah lainnya.

Untuk perlengkapan administrasi ditentukan oleh pihak sekolah yang sesuai dengan permintaan dari pembina khusus dan peserta didik, sedangkan untuk anggaran biaya langsung diminta kepada pihak sekolah yang sudah disediakan sebelum kegiatan dilaksanakan sesuai dengan proposal yang telah diajukan.

Dalam penyusunan program layanan penempatan dan penyaluran pada kegiatan ekstrakurikuler tidak ada hambatan yang sangat berarti, namun pada saat pelaksanaan ada beberapa kendala yang ditemukan seperti tidak berminatnya peserta didik dengan kegiatan yang telah dipilihnya karena sulitnya seleksi di bidang tersebut.Sebagaiman dijelaskan oleh Dewa, Ketut Sukardi dan dkk (2008:37) dengan adanya studi kelayakkan yang

dilakukan oleh guru pembimbing

sebelum persiapan penyusunan program

dapat menjadi tolak ukur untuk

(6)

konseling yang perlu dikembangkan disekolah.Seiring dengan hal di atas Sarono menjelaskan (2005:71) sebelum layanan penempatan dan penyaluran dilaksanakan, rencana yang dibuat oleh guru pembimbing terlebih dahulu disampaikan kepada peserta didik dan personil sekolah lainnya, serta meyampaikan tujuan dari penempatan dan penyaluran yang akan dilaksanakan terhadap peserta didik, atas dasar dan pertimbangan yang dipakai dan kemana masing-masing peserta didik itu ditempatkan dan disalurkan.

2. Pelaksanaan Program Layanan Penempatan dan Penyaluran ke Kegiatan Ekstrakurikuler.

Sehubungan dengan pelaksanaan program layanan penempatan dan penyaluran aspek penting yang dilakukan oleh guru pembimbing yaitu sasaran dari pelaksanaan kegiatan yang akandilaksanakan.

Hasil wawancara dapat diketahui bahwa sasaran pelaksanaan program layanan penempatan dan penyaluran yang paling utama adalah peserta didik, pembina khusus masing-masing kegiatan, serta personil sekolah yang bertujuan untuk

mengetahui apakah layanan penempatan dan penyaluran sesuai diberikan kepada peserta didik pada kegiatan ekstrakurikuler, serta untuk menyalurkan bakat dan minat peserta didik, agar pelaksanaan tersebut dapat terlaksana dengan baik maka guru pembimbing harus memberikan materi yang sesuai dengan kegiatan, secara umum materi diberikan oleh guru pembimbing seperti: apa saja bidang kegiatan ekstrakurikuler yang ada, kemudian apa tujuan dari diadakan kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan untuk secara detail dijelaskan oleh pembina khusus di setiap bidang masing-masing,

Media yang digunakan yaitu jika dilapangan berupa media gambar, sedangkan untuk dalam ruangan menggunakan infokus, laptop dengan metode/teknik ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi pada waktu yang telah disediakan dari sekolah yaitu hari sabtu untuk dilapangan selama 2x45 menit sedangkan untuk di dalam kelas selama 1x45 menit.Sebagaimana dijelaskan oleh Achmad Juntika Nurihsan (2009:40) faktor yang harus diperhatikan guru pembimbing dalam

(7)

merencanakan program bimbingan dan konseling adalah faktor waktu.Dalam perencanaan program bimbingan dan konseling, guru pembimbing harus dapat mengatur waktu untuk menyusun, melaksanakan, menilai, manganalisis, dan mentindak lanjuti program bimbingan dan konseling dengan memperhatikan semua program bimbingan dan konseling.

3. Evaluasi/penilaian Program Layanan Penempatan dan Penyaluran ke Kegiatan Ekstrakurikuler

Setelah program layanan

penempatan dan penyaluran disusun dan dilaksanakan maka guru pembimbing harus melihat sejauh mana layanan

penempatan dan penyaluran ini

bermanfaat untuk menempatkan dan

menyalurkan peserta didik dalam

kegiatan ekstrakurikuler baik berupa penilaian proses maupun hasilnya.

Berdasarkan hasil wawancara guru pembimbing untuk penilain proses guru pembimbing memantau setiap kegiatan yang telah diikuti oleh peserta didik dengan melihat adanya perubahan dari peserta didik berdasarkan absen peserta didik yang ikut, sejauh mana peserta

didik mengalami peningkatan dalam latihan pada bidangnya masing-masing dan jika ada peserta didik yang bolos akan diberi sanksi lapornya tidak diberikan sesuai dari penilaian hasil dari pembina khusus, sedangkan yang tidak ada absen akan diberi reword berupa pujian.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran oleh guru pembimbing dalam kegiatan pengembangan diri ekstrakurikuler di SMA Negeri 12 Padang di dari segi

Perencanaan penyusunan program,

pelaksanaan dan evaluasi layanan

penempatan dan penyaluran ke

kegiatan ekstrakurikuler sudah

terlaksana dengan baik. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diajukan beberapa saran kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut:

1. Guru pembimbing diharapkan lebih mengoptimalkan perencanaan dan pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dalam kegiatan pengembangan diri ekstrakurikuler

(8)

terutama pada penyesuain kondisi fisik baik keadaan panca indera, ukuran badan, jenis kelamin, dan keadaan fisik lainya serta kondisi psikofisik peserta didik, sehingga layanan penempatan dan penyaluran dapat dirasakan manfaatnya oleh peserta didik dan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

2. Kepala Sekolah diharapkan lebih mendukung pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran telah direncanakan dan disusun oleh guru pembimbing baik program tahunan, bulanan, semesteran, mingguan, dan harian berupa penyediaan administrasi yang dibutuhkan untuk program yang telah direncanakan. 3. Peserta didik diharapkan untuk lebih

disiplin dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler serta memahami pentingnya layanan penempatan dan penyaluran ini diberikan pada peserta didik dalam kegaiatan ekstrakurikuler.

KEPUSTAKAAN

Bugin, Burhan. 2011. Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press.

Nirwana, Herman dan

Darhanis.2007.Modul Spektrum dan Keprofesian Profesi Konseling (Bahan Pendidikan dan Latihan Guru dalam Jabatan). Padang: UNP.

Nurisan, Juntika Achmad. 2009. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Refika Aditama.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D). Bandung: IKAPI (Aanggota Ikatan Penerbit Indonesia).

Sukardi, Dewa Ketut dan Nila Kusumawati. 2008. Proses Bimbingan dan konseling sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sarono. 2005. Naskah Layanan Oriantasi dan Informasi, Penempatan dan Penyaluran, Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP) Jakarta: Dapertamaen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Referensi

Dokumen terkait

Sensus pokok kelapa sawit adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan sawit yang sebenarnya dalam areal atau dalam perkebunan sering di sebut

Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa Hasil penelitian paritas dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil menunjukkan paling banyak yaitu 48,8 % atau

Kesimpulan dari Sistem Pendukung Keputusan Triage Pada Rumah Sakit Islam Jemursari kota Surabaya ini adalah sistem yang dibuat dapat melakukan proses hitung SAW pada

Oleh karena itu, dapat diindikasikan bahwa bank-bank di Indonesia masih membentuk asimetri informasi sehingga investor yang menerapkan green economy di ketiga

Secara mikroskopik menunjukkan perubahan berupa radang, pada penambahan ampas VCO pada level R-1,0 dan R-2,0%, hal ini dimungkinkan disebabkan karena semua senyawa yang

Hal tersebut sama dengan pernyataan yang dikemukakan oleh peneliti (18) pada penelitiannya dengan menyatakan tingkat risiko akan semakin meningkat seiring dengan

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik kelas VIII MTs NU Mu’allimat Kudus telah mengalami miskonsepsi materi optik yaitu: pada hukum pemantulan cahaya,