• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA PAGAR ALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA PAGAR ALAM"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA PAGAR ALAM

5.1. RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)

Dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyatakan bahwa Penataan ruang terdiri atas proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.

Adapun tujuan Penataan Ruang Kota Pagar Alam adalah :

a. Mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, berdaya saing dan berkelanjutan; b. Mewujudkan struktur ruang dan po la ruang Kota Pagar Alam yang memenuhi kebutuhan

dinamika kehidupan kota untuk dua puluh tahun kedepan;

c. Mewujudkan kota dengan basis ekonomi di sektor pertanian, pariwisata dan pelayanan jasa yang didukung oleh prasarana dan sarana perkotaan yang terencana.

Kebijakan dasar pengembangan tata ruang Kota Pagar Alam adalah

mempertahankan karakter dasar lingkungan kota dengan identitas sebagai kawasan pertanian dan pariwisata. Dalam pengembangan tata ruang kota, kawasan pertanian merupakan kawasan yang haru s dan terus dipertahankan. Pergeseran pemanfaatan ruang oleh komoditas yang berbeda lebih ditujukan sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan ruang. Suasana pedesaan sebagai basis kegiatan pertanian dan suasana rekreatif juga harus tercipta melalui penataan r uang kota. Arahan pemanfaatan ruang untuk berbagai komponen perkotaan harus mempertahankan karakteristik dasar/identitas kota sebagai agropolitan.

Berdasarkan kebijakan tersebut maka dalam pengembangan kawasan pusat kota, ciri kota dengan karakter daerah pertanian harus tetap dipertahankan. Pola landscape kawasan pusat kota ditata untuk memberikan suasana segar di pedesaan. Untuk itu maka didalam penataan ruang kawasan pusat kota, pertimbangan efisiensi pemanfaatan ruang

bukan menjadi tujuan utama, tetapi suasana segar dan nyaman yang menjadi dasar

pengembangan kawasan pusat kota. Kecenderungan yang ada pada kota-kota di Indonesia ialah melakukan uniformitas dimana dari kota metropolitan sampai ke kota kecil

menginginkan adanya pasar swalayan, bangunan ting gi, kemacetan dan kekisruhan lalu

lintas karena kegiatan perkotaan difokuskan pada kawasan yang relatif kecil. Efisiensi pemanfaatan ruang dianggap sebagai modernisasi.

Pengembangan lingkungan perumahan juga harus diupayakan menciptakan nuansa perumahan de ngan kepadatan sedang ke rendah dan bukan dengan mengambil model

(2)

pembangunan rumah RSS dimana efisiensi lahan mengakibatkan adanya kompleks perumahan yang karakternya sama dengan kota-kota lainnya. Untuk itu maka diperlukan adanya penetapan kepadatan bangunan terutama pada kawasan yang sudah ada. Demikian juga dengan tata bangunan, karakteristik rumah tradisional harus tetap dipertahankan. Dengan mempertahankan orisinalitas karakter lingkungan akan mendukung upaya

pengembangan sektor pariwisata, karena Kota Pagar Alam mempunyai karakter yang unik yang tidak ditemui pada kota-kota lainnya. Pengembangan perumahan dengan pola modern, mengikuti pola pembangunan perumahan pada kota-kota lainnya tidak ditutup

kemungkinannya, tetapi lokasi pengembangnya harus sejal an dengan karakter kawasan

yang dikembangkan. Dalam hal ini pengembangan kawasan baru di bagian timur kota dimana akan dikembangkan satu pusat kegiatan yang merupakan pengembangan kawasan yang dicirikan dengan karakter kawasan industri dan pusat transporta si (udara dan darat). Pada kawasan ini akan diarahkan untuk berkembang menjadi satu pusat bisnis yang

mempunyai jangkauan pelayanan regional. Sebagai transit dari perjalanan dengan pesawat terbang ke moda transport darat yang mengantarkan penumpang ke tuju an. Demikian juga dengan kegiatan kargo yang mengirim dan mendistribusikan barang dari dan ke Kota Pagar Alam. Pengembangan pusat kegiatan baru ini sejalan dengan konsep struktur kota yaitu

Multiple Nucley. Dalam hal penyediaan layanan prasarana dan sarana lingkungan kepada

masyarakat, Pemerintah kota berkewajiban mengembangkan jaringan utilitas yang memenuhi standar kota, dimana melalui penyediaan infrastruktur lingkungan masyarakat

dapat menikmati kenyamanan seperti kehidupan di kota-kota lainnya. Untuk i tu standar

kualitas pelayanan prasarana dan sarana lingkungan harus dijaga sehingga standar kehidupan kota dapat dirasakan dan nyata dalam kehidupan masyarakat.

Strategi Penataan Ruang adalah suatu bentuk upaya untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Strat egi penataan ruang kota Pagar Alam dimaksudkan sebagai langkah-langkah yang perlu diambil dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan penataan ruang yang sudah dirumuskan. Strategi untuk pengembangan struktur ruang yaitu

(1) Strategi untuk peningkatan pelayan an pusat kegiatan kawasan yang merata dan

berhierarki, meliputi :

a. Meningkatkan keterkaitan antar pusat-pusat kegiatan lokal;

b. Menjaga berfungsinya secara optimal pusat-pusat kegiatan yang sudah ada;

c. Mengendalikan pusat-pusat kegiatan yang tid ak sesuai dengan fungsi dan panduan rancang kota; dan

(3)

(2) Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana

transportasi, telekomunikasi, ene rgi, dan sumber daya air yang terpadu serta merata di seluruh kawasan, meliputi :

a. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat, dan udara, serta keterpaduan intra dan antar moda;

b. Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi;

c. Meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tidak terbarukan serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik, minyak, dan gas bumi secara optimal;

d. Meningkatkan kualitas jari ngan prasarana dan mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air, mempercepat konservasi sumber air, serta meningkatkan pengendalian daya rusak air;

e. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana perkotaan yang meliputi air minum, air limbah, d rainase, persampahan, ruang terbuka hijau dan non hijau, jalur sepeda dan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal, dan jalur evakuasi bencana

Strategi untuk pengembangan kawasan lindung yaitu :

(1) Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup meliputi: a. Menetapkan kawasan lindung di ruang darat, dan ruang udara termasuk ruang

didalam bumi;

b. Mewujudkan kawasan berfungsi lindung ayah sesuai dengan kondisi ekosistemnya; c. Mengembalikan dan meningka tkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun

akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah;

d. Mengembangkan kerjasama antar Kabupaten Perbatasan dalam meningkatkan fungsi lindung.

(2). Strategi pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup meliputi:

a. Menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup terutama kawasan tangkapan air, sungai, danau/waduk dan mata air;

(4)

b. Melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;

c. Melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau

komponen lain yang dibuang kedalamnya;

d. Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik ligkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;

e. Mengendalikan pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana untuk menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;

f. Mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya;

(3). Strategi perlindungan kawasan-kawasan situs purbakala meliputi: menetapkan dan melindungi kawasan situs purbakala megalith dan telaga alam.

(4). Strategi pengembangan kawasan budidaya, yaitu:

(1) Strategi perlindungan lahan pertanian terhadap alih fungsi lahan untuk kegiatan perkotaan meliputi: menetapkan kawasan yang sudah dan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian.

(2) Strategi pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar sesuai fungsi dan tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan meliputi:

a. Menetapkan ketentuan-ketentuan peraturan zonasi pada masing-masing kawasan budidaya sesuai dengan karakteristiknya;

b. Membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana;

c. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang secara vertikal dan kompak di kawasan perkotaan;

d. Membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan tangkapan air untuk mempertahankan ketersediaan sumber air;

e. Mengendalikan pemanfaatan di kawasan budidaya melalui mekanisme perizinan;

(5)

f. Memberikan insentif bagi kegiatan yang sesuai dengan fungsi dan d isinsentif bagi kegiatan yang mengakibatkan gangguan bagi fungsi utamanya; dan g. Melakukan penertiban bagi kegiatan-kegiatan yang tidak sesuai fungsi. (3) Strategi perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan

budi daya meliputi:

a. Menetapkan kawasan budidaya dan memanfaatkan sumberdaya alam di ruang darat dan ruang udara, termasuk ruang didalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pengembangan wilayah;

b. Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan meliputi pariwi sata, pertanian, perkebunan dan perikanan beserta prasarana secara sinergis dan

berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian wilayah;

c. Mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek politik,

pertahanan dan keamanan, sosial budaya se rta ilmu pengetahuan dan

teknologi.

(4) Strategi perwujudan pusat kota sebagai pusat pelayanan jasa meliputi: a. Melakukan penataan pola ruang pada kawasan pusat kota berdasarkan

dominasi kegiatan seperti pasar, perdagangan retail, perdagangan grosir, kantor-kantor dagang, terminal angkutan umum, dan penataan RTH; b. Penyediaan ruang untuk kegiatan sektor informal, khususnya untuk

pedagang kaki lima;

c. Menata prasarana jalan dengan pembangunan pedestrian, terutama pada areal perdagangan retail; m engembangkan kawasan pusat kota sebagai pusat pelayanan jasa kota;

d. Penataan perparkiran kendaraan di kawasan pusat kota. (5) Strategi Pengembangan Oibjek Wisata Alam meliputi:

a. Menetapkan areal sekitar objek wiasata alam sebagai kawasan pariwis ata

alam;

b. Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung pada areal pengembangan pariwisata alam.

Pengembangan Konsep Struktur Ruang Kota Pagar Alam di sesuaikan dengan fungsi serta kegiatan lokal di wilayah perencanaan serta kebijaksanaan ruang yang te lah

(6)

ada. Penetapan rencana struktur ruang wilayah Kota Pagar Alam bertujuan untuk meningkatkan pelayanan pusat kegiatan, kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana. Rencana struktur ruang wilayah meliputi rencana sistem pusat kegiatan dan sistem j aringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, sumber daya air, serta prasarana perkotaan.

Rencana Pola Ruang Wilayah Kota membahas rencana pemanfaatan ruang wilayah

kota yang terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Yang tergolong dala m

rencana pengelolaan pemanfaatan ruang kawasan lindung adalah kawasan resapan air, kawasan sempadan sungai, danau, dan jalur hijau, kawasan cagar alam dan suaka

margasatwa, kawasan cagar budaya dan kawasan rawan bencana alam. Sedangkan yang termasuk dalam rencana pengelolaan kawasan budidaya perkotaan adalah kawasan permukiman, kawasan pertanian, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan pusat

pemerintahan, kawasan perindustrian, kawasan pariwisata dan kawasan pemakaman umum. Rencana pengembangan kawasan strat egis Kota Pagar Alam didasarkan pada penetapan kawasan strategis dengan sudut pandang kepentingan pengembangan ekonomi, Sosial budaya dan lingkungan hidup Kota Pagar Alam. Prinsip pengembangan kawasan

strategis adalah dengan upaya mempertahankan kondisi ek sisting kawasan dengan

seoptimal mungkin tidak terjadinya konfersi kawasan, sehingga dalam strategi

pengembangan kawasan lebih dititik beratkan kepada mengoptimalkan potensi kawasan strategis.

Dalam penetapan kawasan strategis terdapat tiga karakter sudut pandang, yaitu ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup. Dari ketiga karakter tersebut upaya

pengembangan kawasan strategis akan berbeda dalam konsep pengembangannya. Kawasn strategis ekonomi diupayakan akan terus berkembangan sehingga akan menimbulkan

dinamika perekonomian kota yang sangat signifikan, dengan demikian strategi pengembangan kawasan strategis dari sudut ekonimi adalah pengembangan dan

peningkatan. Kemudian dua karakter kawasan strategis dari sudut pandang social budaya

dan aspek lingkunga n hidup dalam pengembangannya lebih difokuskan terhadap

mempertahankan kondisi eksisting, dan bahkan upaya pengembangan bukan berarti pengurangan luasan kawasan, akan tetapi penamahan luas kawasan. Rencana

pengembangan kawasan strategi Kota Pagar Alam dian taranya adalah dengan penepatan luas kawasan, diantaranya adalah Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi :

Kawasan sekitar bandara dengan luas pengembangan kawasan sebesar 500 Ha

(7)

Kawasan perkebunan komoditas kopi dan teh dengan luas pengembangan kawasan sebesar 8825 Ha

Koridor Jalan Arteri Sekunder yang berada di Pusat Kota dengan total panjang jalan sebesar 21.766 m

Kawasan strategis sosial budaya, yaitu dengan mempertahankan dan

mengembangakan keberadaan situs purbakala yang ada di Kota Pagar Alam, tersebar di beberapa dusun.

Kawasan strategis aspek lingkungan hidup :

Kawasan hutan lindung denga luas kawasan sebesar 28,740 Ha.

Kawasan perlindungan setempat sempadan Sungai Selangis dan Sungai Lematang sejauh 100 meter kanan dan kiri. Sungai Endikat Kanan, Sungai

Endikan Kiri, Sungai Kera, Sungai Putih, Sungai Cawa ng, dan Sungai Selangis

Besar, beserta dengan anak sungai sejauh 50 meter kiri-kanannya.

Kawasan rawan bencana letusan gunung berapi, pada radius 15 Km dari kawah termuda.

5.2. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) 5.3. RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RI-SPAM)

Dimana penyusunannya akan dilaksanakan pada tahun 2014 (Tidak ada data)

5.4 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK)

Sanitasi merupakan salah satu komponen infrastruktur yang penting dan sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan serta merupakan prioritas utama dalam praktik hidup bersih dan sehat dalam tananan kehidupan di masyarakat. Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan tingkat pendidikan, kepadatan

penduduk, kemiskinan dan a khirnya pada masalah kesehatan lingkungan. Sanitasi

lingkungan pada gilirannya akan menentukan taraf produktivitas penduduk. Situasi ini memberikan tantangan signifikan dimana Pemerintah Daerah masih dihadapkan pada persoalan belum tertanganinya tingkat ke miskinan dan permasalahan lain. Hal ini masih menjadi persoalan pembangunan Nasional dan Daerah, tidak terkecuali Kota Pagar Alam.

(8)

Visi dan Misi Sanitasi

Kota Pagaralam memiliki beberapa permasalahan. Salah satunya adalah

permasalahan lingkungan serta san itasi yang buruk. Permasalahan tersebut tidak lepas dari persoalan kemiskinan yang mempunyai kaitan erat dengan persoalan sanitasi. Kemiskinan bisa menjadi penyebab buruknya akses dan layanan sanitasi yang tidak memadai, dimana hal ini akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan dan lingkungan yang pada gilirannya akan berdampak pada tingkat produktifitas masyarakat. Kondisi ini menjadi tantangan bagi Pemerintah Daerah Kota Pagaralam untuk membenahi sanitasi.

Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangu nan memiliki fungsi penting dalam

menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Sanitasi seringkali dianggap sebagai urusan “belakang”, sehingga sering termarjinalkan dari urusan-urusan yang lain, namun seiring dengan tuntutan peningkatan standart kualitas hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri menjadikan sanit asi menjadi salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan.

Salah satu aspek dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan yang sehat, perlu diperhatikan masalah drainase, persampahan dan air limbah serta promosi h igiene. Masih sering dijumpai bahwa a spek-aspek pembangunan sanitasi, yaitu air limbah, persampahan, drainase, dan promosi higiene masih berjalan sendiri-sendiri. Masing-masing aspek tersebut ditangani secara terpisah, meskipun masuk dalam satu bidang pembangunan yaitu sanitasi, sehingga masih terdapat tumpang tindih kegiatan pembangunan bidang sanitasi oleh institusi yang berbeda-beda, yang kadang-kadang membingungkan masyarakat sebagai subyek dan obyek pembangunan.

Apabila kualitas lingkungan terjaga dengan baik, derajat kesehatan manusia ak an meningkat pula. Oleh karena itu, Pemerintah maupun masyarakat bertanggungjawab untuk menjaga dan mengelola lingkungannya agar tidak membawa dampak buruk bagi

penghuninya. Dampak tersebut notabene merupakan efek samping dari aktivitas manusia sehari-hari, sehingga permasalahan yang timbul biasanya adalah masalah sosial kesehatan masyarakat itu sendiri.

Pembangunan sanitasi Kota Pagaralam diharapkan berkontribusi dalam pencapaian visi misi kota dan sanitasi yang telah disusun oleh Pemerintah Daerah K ota Pagaralam dan Tim Sanitasi Kota sebagai Visi misi Kota Pagaralam merupakan acuan dari visi misi sanitasi di Kota Pagar Alam. Adapun visi dan misi Kota Pagar Alam adalah sebagai berikut :

(9)

Terwujudnya Keseimbangan Masyarakat Pagar Alam Yang Sehat, Cerdas, Berakhlaq Mulia, Dan Didukung Oleh Ekonomi Kerakyatan Yang Tangguh Dalam Lingkungan Yang Alami

Untuk mencapai segala apa yang dicita-citakan sebagaimana terkandung dalam visi

diatas, maka rumusan misi Kota Pagar Alam dalam rangka pencapaian visi Pagar A lam

ditetapkan dalam 7 misi yaitu :

Terjaminnya kesehatan SDM yang adil, beradab dan merata diseluruh wilayah Kota Pagar 1.

Alam.

Tersedianya pendidikan yang terjangkau, bermutu, trampil, bercitra diri dalam penguasaan 2.

ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

Terbangunnya modal sosial yang berakhlaq mulia yang dilandasi dengan iman dan taqwa 3.

dalam sendi-sendi kehidupan politik, ekonomi, sosioal, kebudayaan, ketentraman, dan ketertiban.

Memperkuat tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dalam kerangka pel ayanan

4.

publik.

Memperkuat ekonomi kerakyatan dengan basis sumber daya alam, agrobisnis, dan 5.

kelestarian lingkungan hidup.

Mengembangkan kepariwisataan Kota Pagar Alam berbasis wisata alam, wisata budaya, 6.

beserta atraksinya yang bercirikan nilai dan kearifan lokal.

Mengembangkan infrastruktur dalam rangka layanan dasar dan daya saing daerah. 7.

Berdasarkan visi dan misi Kota Pagaralam tersebut, maka dapat dirumuskan visi dan misi untuk sanitasi di Kota Pagaralam, Visi Sanitasi yaitu :

“Terwujudnya Kota Paga ralam Yang Lebih Baik Melalui Pembangunan dan

Peningkatan Layanan Sanitasi Yang Berbasis Masyarakat Tahun 2017” Sedangkan misi sanitasi Kota Pagaralam adalah :

Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah 1.

rumah tangga yang berwawasan lingkungan

Meningkatkan Pengurangan timbulan sampah semaksimal mungkin dari hulu ke hilir 2.

dengan sistem perberdayaan masyarakat

Mengurangi jumlah genangan dengan system drainase yang memiliki kualitas dan 3.

(10)

Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui Promosi higiene dan sanitasi (Prohisan) 4.

Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kota.

Kota Pagaralam merumuskan strategi layanan sanitas d idasarkan pada isu-isu

utama/strategis yang dihadapi pada saat ini . Paparan isu strategis dan tantangan layanan sanitasi kota ini mencakup isu strategis aspek non teknis yang terdiri dari aspek; kebijakan daerah dan kelembagaan, k euangan, komunikasi, keterlibatan pelaku bisnis, pemberdayaan masyarakat, aspek jender dan kemiskinan, serta aspek monitoring dan evaluasi. Sedangkan paparan isu strategis aspek teknis terdiri dari; sektor air limbah domestik, sektor

persampahan, sub sekto r drainase lingkungan dan sektor promosi higiene sanitasi (Prohisan).

TUJUAN, SASARAN, DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

Tujuan, sasaran dan indikatornya serta strategi untuk mencapai visi dan misi sanitasi yang telah dirumuskan berdasarkan kon disi terkini dari pengelolaan sanitasi subsektor Air Limbah seperti tercantum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 5.1

Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan sasaran Indikator sasaran

Tercapainya standar pelayanan minimum (SPM) untuk layanan air limbah domestik di tahun 2018 . Meningkatkan Pengelolaan 1.

akses terhadap layanan air limbah sistem on site individual (Tangki Septik) di Kota Pagaralam dari 4,35% menjadi 93,25% di tahun 2018

Meningkatkan Pengelolaan 2.

akses terhadap layanan air limbah sistem Komunal MCK, MCK ++, Sanimas) di Kota Pagaralam dari 3,25% menjadi 7,25% di tahun 2018 Mengurangi Kebiasaan 3.

masyarakat buang air besar dengan menggunakan cubluk di kota Pagaralam dari 1% menjadi 0% di tahun

Bertambahnya 1.

Pengelolaan akses

terhadap layanan air limbah sistem on site individual (Tangki Septik) di Kota Pagaralam dari 4,35% menjadi 93,25% di tahun 2018

Bertambahnya Pengelolaan 2.

akses terhadap layanan air limbah sistem Komunal MCK, MCK ++, Sanim as) di Kota Pagaralam dari 3,25% menjadi 7,25% di tahun 2018

Berkurangnya Kebiasaan 3.

masyarakat buang air besar

Melakukan peningkatan 1.

pelayanan air limbah dengan sitem on-site dan off-site serta membangun IPLT. Membuat Peraturan 2. Perundang-undangan dan kelembagaan Pembiayaaan 3. Pembangunan

(11)

2018

Meningkatkan Akses 4.

Pelayanan terhadap air Limbah Sistem of site IPLT) skala kota dari 0% menjadi 60 % di tahun 2018

Mengurangi Kebiasaan 5.

masyarakat buang air besar sembarangan (BAB) dikota pagaralam dari 91,40% menjadi 0% di tahun 2018. .

dengan menggunakan cubluk di kota Pagaralam dari 1% menjadi 0% di tahun 2018

Meningkatnya Akses 4.

Pelayanan terhadap air Limbah Sistem of site ( IPLT) skala kota dari 0% menjadi 60 % di tahun 2018 Mengurangi Kebiasaan 5.

masyarakat buang air besar sembarangan (BAB) dikota pagaralam dari 91,40% menjadi 0% di tahun 2018

Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran masyarakat Meningkatkan 5 pembiayaan melalui kemitraan pemerintah dan swasta Meningkatkan peran 6 serta masyarakat Meningkatkan 7 pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

Dalam Tabel 5.1. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik merupakan pernyataan tujuan yang ingin dicapai dalam pengelolaan pengembangan air li mbah domestik di Kota Pagar Alam dengan target sasaran dalam pernyataan sasaran dan indikator sasaran untuk mencapai strategi penanganan

permasalahan air limbah domestik di Kota Pagar Alam.

TUJUAN, SASARAN, DAN STRATEGI PERSAMPAHAN



Pada subsektor persampa han Kota Pagar Alam tujuan, Strategi dan sasaran dapat dilihat pada table 5.2 di bawah ini

Tabel 5.2

Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan sasaran Indikator sasaran Tercapainya

standar pel ayanan minimum (SPM) untuk layanan Persampahan domestik di tahun 2018

Meningkatkan Pengelolaan akses 1.

terhadap layanan penanganan langsung (direct) di Kota Pagaralam dari 37,30% menjadi 42,30% di tahun 2018

Meningkatkan Pengelolaan akses 2.

terhadap layanan penanganan langsung (direct) di Kota Pagaralam dari 1,30% menjadi 29,50% di tahun 2018

Meningkatknya Pengelolaan akses 1.

terhadap layanan penanganan langsung (direct) di Kota Pagaralam dari 37,30% menjadi 42,30% di tahun 2018

Meningkatnya Pengelolaan akses 2.

terhadap layanan penanganan langsung (direct) di Kota Pagaralam dari 1,30% menjadi 29,5% di thn 2018

Meningkatkan sistem per-1.

sampahan dan merubah sitem pengelolaan sampah dari open dumping menjadi sanitary landfill di tahun 2018.

penerapan sanksi hukum 2.

(pidana) dari Perda yang ada belum efektif.

(12)

Berkurangnya kebiasaan masyarakat membuang sampah di kebun dan di hutan dari 17,10% menjadi 7,70% di tahun 2018

Berkurangnya kebiasaan masyarakat 4.

membiarkan sampah sam pai membusuk dari 0,59% menjadi 0,1% di tahun 2018

Berkurangnya kebiasaan masyarakat 5.

membuang sampah di sungai dari 9.70% menjadi 4,70% di tahun 2018

Berkurangnya kebiasaan masyarakat 6.

membuang sampah ketanah tetapi tidak ditutup dengan tanah dari 5,80 % menjadi 3,0% di tahun 2018

Berkurangnya kebiasaan masyarakat 7.

membuang sampah ketanah dan ditutup dengan tanah dari 1,80% menjadi 0,9% di tahun 2018

Berkurangnya kebiasaan masyarakat 8.

membakar sampah dari 24.80%

menjadi 12,40% di tahun 2018

Meningkatnya kesadaran masyarakat dan berkurangnya kebiasaan masyarakat membuang sampah di kebun dan di hutan dari 17,10% menjadi 7,70% di tahun 2018

Meningkatnya kesadaran masyarakat dan 4.

berkurangnya kebiasaan masyarakat membiarkan sampah sampai membu suk dari ,59% menjadi 0,1% di tahun 2018

Meningkatnya kesadaran masyarakat dan 5.

berkurangnya kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai dan di hutan dari 9.70% menjadi 4,70% di tahun 2018

Meningkatnya kesadaran masyarakat dan 6.

berkurangnya kebiasaan m asyarakat membuang sampah di tanah dan tidak ditutup 5,80% menjadi 3,0% di tahun 2018

Meningkatnya kesadaran masyarakat dan 7.

berkurangnya kebiasaan masyarakat membuang sampah di tanah dan ditutup dengan tanah dari 1,80% menjadi 0,9% di tahun 2018

Meningkatnya kesadaran masyarakat dan 8.

berkurangnya kebiasaan masyarakat membakar sampah di dari 24.80%

menjadi 12,40% di tahun 2018

Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan.

Mendorong peningkatan 4.

perioritas pendanaan pemerintah daerah dalam pengembangan sistem. Pengembangan a lternatif 5. sumber pembiayaan. Mengikutsertakan media 6.

cetak maupun media elektronik untuk advokasi pengelolaan persampahan Mengikut sertakan 7.

partisipasi pihak swasta dalam pengelolaan.

Pelibatan gender dan 8.

masyarakat miskin dalam pengelolaan air limbah. Melakukan monitoring dan 9.

evaluasi secara periodik 9.

Pada Tabel 5.2. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan merupakan pernyataan tujuan yang ingin dicapai dalam pengelolaan

pengembangan persampahan di Kota Pagar Alam dengan target sasaran dalam pernyataan sasaran dan indikator sasaran untuk mencapai strategi penanganan permasalahan

persampahan di Kota Pagar Alam.

TUJUAN, SASARAN, DAN STRATEGI PENGEMBANGAN DRAINASE

(13)

Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini.

Tabel 5.3

Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan sasaran Indikator sasaran

Tercapainya Peningkatan 1.

Pelayanan akses layanan melalui menyediakan sara dan prasarana Drainase di kota Pagaralam dari ditahun 2018

Peningkatan akses layanan 2.

untuk mengurangi genangan akibat tersumbatnya drainase sampai dengan tahun 2018 Melakukan Peningkatan 3.

kegiatan Penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya hidup bersih dan sehat.

Meningkatkan la yanan 1.

melalui Rehab dan pembangunan Drainase di kota Pagaralam dari 63.50% menjadi 65.5% ditahun 2018 Berkurangya genangan 2.

akibat pembuangan air limbah ke saluran drainase sampai dengan tahun dari 23.83% ditahun 2018

Meningkatkan kegiatan 3.

Promosi kesehat an melalui Penyuluhan di masyarakat dan promosi kesehatan melalui media.

Meningkatknya layanan 1.

melalui Rehab dan pembangunan Drainase di kota Pagaralam dari 63.50% menjadi 65.5% ditahun 2018

Berkurangya genangan akibat 2.

pembuangan air limbah ke saluran drainase menjadi 1% ditahun 2018

Meningkatnya kegiatan 3.

Promosi kesehatan melalui Penyuluhan di masyarakat dan promosi kesehatan melalui media.

Mengembangkan 1.

perencanaan sistem drainase Kabupaten yang terintegrasi dan komprehensif.

Mengoptimalkan daya 2.

dukung kebijakan pengelolaan drainase lingkungan

Meningkatkan kapasitas 3.

kelembagaan, Peningkatan koordinasi antar instansi terkait dan Pengembangan Kapasitas SDM

Prioritas pendanaan baik 4.

APBD maupun APBN Mengikutsertakan media 5.

cetak maupun media elektronik Mendorong

6.

swasta/masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengelolaan drainase

Meningkatkan peran serta 7.

masyarakat

Melakukan monev secara 8.

periodic.

8.

Pada Tabel 5.3. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan

Drainase merupakan pernyata an tujuan yang ingin dicapai dalam pengelolaan

pengembangan Drainase di Kota Pagar Alam dengan target sasaran dalam pernyataan sasaran dan indikator sasaran untuk mencapai strategi penanganan permasalahan Darinase di Kota Pagar Alam.

(14)

Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Promosi Higiene dan Sanitasi



(Prohisan)

Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini.

Tabel 5.4

Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan sasaran Indikator sasaran

Tercapainya

peningkatan Pelayanan berkaitan dengan Promosi Higiene dan Sanitasi serta meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat din

kota Pagar Alam

Meningkatkan Penyuluhan 1. Promosi Kesehatan di Masyarakat dari 14,2 9% menjadi 100% ditahun 2018 di Kota Pagaralam Meningkatnya presentase 2.

PHBS tatanan rumah tangga di

tahun 2018

Meningkatnya Kegiatan 1.

Penyuluhan Promosi Kesehatan di Masyarakat dari 14,29% menjadi 100% ditahun 2018 di Kota Pagaralam

Meningkatnya cakupan PHBS 2.

Kesadaran Masyarakat tentang

pola hidup bersih dan sehat.

Pengembangan upaya kesehatan 1.

bersumber masyarakat

Kegiatan promosi merupakan 2.

kegiatan terdepan dan terintegrasi serta terpadu dengan program kesehatan lainnya melalui kemitraan mulai d ari perencanaan tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten / Kota dan berlandaskan kepada fakta

Pembiayaan Promosi Higiene & 3.

Sanitasi

bekerja sama dengan media 4.

elektronik dan cetak untuk berperan serta dalam melaksanakan Promosi dan kampanye dalam menyebarkan informasi kesehatan.

Peningkatan kemitraan dengan 5.

LPM, BKM, LSM dan Swasta.. pemberdayaan masyarakat bidang 6.

kesehatan baik individu, keluarga dan kelompok-kelompok dalam masyarakat dengan pendekatan melalui individu, keluarga meupun melalui pengorganisasian da n penggerakan masyarakat

Peningkatan kemampuan 7.

masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat; .

Menyusun rencana, pelaksanaan 8.

monitoring dan evaluasi program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

8.

(15)

Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Sekolah

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan

sasaran Indikator sasaran

Meningkatkan PHBS di Lingkungan Pendidikan Meningkatkan Pengetahuan anak-sekolah tentang makna hidup bers ih

dan sehat)

Meningkatnya Kesadaran Siswa Tentang makna hidup bersih dan

sehat Promosi Kesehatan , Pemicuan BABS di sekolah Serta sosialisasi pada instansi Pendidikan. Meningkatkan Akses Pelayanan Air bersih Meningkatkan Sarana dan Prasarana CTPS Pada Tabel 5.5. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan) merupakan pernyataan tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan) di Kota Pagar Alam dengan target sasaran dalam pernyataan sasaran dan indikator sasaran untuk mencapai strategi

penanganan permasalahan Kesehatan dimasyarakat dan di sekolah di Kota Pagar Alam.

5.5 RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL)

Pengembangan kawasan akan bertitik tolak pada kond isi dan fungsi kawasan

tersebut dalam konstelasi wilayah Kota Pagar Alam.Adapun konsep pengembangannya adalah sebagai berikut :

Pengembangan kawasan pusat pemerintahan terpadu sebagai kawasan pemerintahan 1.

dan kegiatan yang mendukung kegiatan pemerintahan d an Pelayanan kepada

masyarakat

Pengembangan kawasan sebagai kawasan pertumbuhan kota yang berfungsi untuk 2.

menyebarkan kegiatan dan aktipitas social dan ekonomi dan menjadi pusat pertumbuhan kota baru

Perwujudan elemen fisik kota dengan member wadah yang fl eksibel bagi

3.

pengembangan kawasan dalam koridor peruntukan kawasan yang sesuai dengan fungsi kawasan

Pengembangan kawasan kota tanpa mengurangi fungsi kawasan sebagai kawasan 4.

(16)

Pengembangan kawasan yang menyatu dengan pengembangan kawasan sekitarnya 5.

dalam rangka untuk meningkatkan kualitas lingkungan kota. kawasan a. Visi Pembangunan;

• Skenario pengembangan kawasan meliputi :

* Tahap I

Tujuan pembangunan kawasan 1.

Rencana struktur ruang kawasan 2.

Rencana peruntukan laha mikro 3.

Rencana perpetakan 4.

Rencana Tapak 5.

Rencana system pergerakan 6.

Rencana Prasarana dan sarana lingkunga 7.

Rencana aksesibiliti lingkungan 8.

Rencana wujud bangunan 9.

Rencana Pengendalian dan pelaksanaan 10.

Rencana pengelolaan kawasan 11.

* Tahap II

Legalisasi rencana untuk mengoperasikan r encana tata bangunan dan lingkungan (RTBL), dalam bentuk surat keputusan Walikota atau dalam bentuk Peraturan Daerah

* Tahap III

Pembuatan dan penguatan struktur ruang kota dengan cara : 1.

Membuka jalur – jalur jalan sebagai struktur ruang kota yang utama

Memplot area – area peruntukan kawasan sesuai dengan rencana tapak kawasan

dengan cara member patok – patok batas area peruntukan kawasan

Mempertahankan vegetasi yang masih bias dipertahankan untuk memperkuat struktur

kawasan dan konservasi kawasan

Pembangunan infra struktur utama keseluruhan kawasan

Penataan kawasan Pemerintahan 2.

Melanjutkan penyusunan site plant dan DED akntor dinas – dinas

Melanjutkan pembangunan fisik kantor dinas dan lembaga teknis kabupaten

Pembuatan dan perkerasan jalan

Penataan sirkulasi dan jalur pedestrian

Penataan Lansekap kawasan

Penataan ruang terbuka public di kawasan pemerintahan

(17)

Penambahan infrastruktur kota untuk menunjang kegiatan pemerintahan

Pengembangan kawasan Islamic center 3.

Penyusunan siteplan dan DED Islamic center

Pembangunan Fisik Islamic Center

Penataan lansekipkawasan Islamic center

Penambahan infrastruktur kota untuk menunjang kegiatan Islamic center

Pengembangan kawasan perumahan 4.

Penyusunan site plan dan DED perumahan dinas

Pembangunan fisik perumahan dinas

Penyusunan lisiba kawasan perumahan

Pemasaran perumahan ke masyarakat melalui developer atau badan pengelola yang

dibentuk

Pembangunan rumah dan infrastruktur kawasan

Pengembangan taman dan ruang terbuka hijau 5.

Penyusunan site plan ruang ruang terbuka

Pembangunan fisik

Penataan Lansekap kawasan

Pengelola kawasan rekreasi

5.5 STRATEGI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

Visi dan Misi bidang Permukiman dan Infrastruktur; 1.

Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Kabupaten/Kota; dan 2.

Penetapan kawasan permukiman prioritas. 3.

5.6 RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil perhitungan didapat bahwa terdapat perbedaan persepsi diantara kedua tipe konsumen terhadap elemen atau faktor brand loyalty seperti brand

14 Dalam penelitian kualitatif, temuan data dapat dinyatakan valid jika tidak terdapat perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi pada

Perusahaan yang membangun hubungan dengan bank besar cenderung untuk menggunakan kontrak   forwar d  dibanding kontrak   futur es karena jumlah mata uang dalam

SEZNAM SLIK, TABEL IN GRAFIKONOV Slika 1: Model internega in eksternega marketinga v organizaciji Slika 2: Osnovni model kadrovske dejavnosti Slika 3: Pogled na dobrnsko cerkev

1. Dalam akta kelahiran si anak. Dalam akta perkawinan ayah atau ibu kalau kemudian meneruskan dengan perkawinan. Dalam akta pengakuan / pengesahan anak. Peristiwa kelahiran

Hal tersebut selaras dengan ketentuan Pasal 71 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang menyatakan

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten

Cord rewind button Nút thu dây điện nguồn Tuas penggulung kabel Power control dial Vòng điều khiển mức điện Tombol pengatur daya Curved wand Thanh cắm cong Pipa