• Tidak ada hasil yang ditemukan

T LING 1302845 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T LING 1302845 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Hendra Husnussalam, 2016

ANALISIS KARAKTERISASI TOKOH DALAM NOVEL LASKAR PELANGI

VERSI BAHASA INDONESIA DAN VERSI BAHASA INGGRIS BERDASARKAN TRANSITIVITAS DAN TEORI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan tentang Kesimpulan dan Saran terkait dengan hasil analisis

tentang penggambaran tokoh Lintang dan Mahar di bab sebelumnya serta

didasarkan atas pertanyaan penelitian. Kesimpulan ini kemudian dilanjutkan

dengan Saran mengenai hal – hal yang dapat dilakukan oleh peneliti berikut yang

memiliki minat serupa. Bab ini diakhiri dengan Penutup.

5.1Kesimpulan

Berdasarkan data dari klausa yang terdapat dalam novel, maka ada

beberapa hal yang menjadi kesimpulan seperti berikut ini:

Pertama, penggambaran karakter Lintang, baik dalam novel versi bahasa

Indonesia maupun bahasa Inggris, dapat terlihat dari jenis proses yang digunakan

dalam setiap klausa. Proses yang digunakan sangat mempengaruhi jenis partisipan

dalam klausa. Hal ini kemudian diperkuat dengan Teori Sastra tentang

penggambaran karakter. Dapat dikatakan bahwa aspek Transitivitas dan Teori

Sastra dalam penelitian ini saling mendukung dalam memunculkan karakter

Lintang. Sehingga, karakter Lintang yang dimunculkan melalui Transitivitas tidak

jauh berbeda dengan karakter Lintang yang dimunculkan melalui Teori Sastra.

Berdasarkan jenis proses yang digunakan di semua klausa tentang Lintang,

baik dalam novel versi bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, yang kemudian

didukung oleh Teori Sastra tentang karakter, maka dapat dikatakan bahwa Lintang

adalah siswa pintar yang terbiasa menggunakan otak kiri. Dengan kemampuannya

inilah, Lintang kemudian menjelma menjadi pahlawan Sekolah Muhammadiyah.

Kedua, sama seperti Lintang, penggambaran tokoh Mahar, baik dalam

novel versi bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, juga terlihat dari jenis

proses yang digunakan dalam setiap klausa. Proses yang digunakan sangat

(2)

102

Teori Sastra tentang penggambaran karakter. Sehingga, karakter Mahar yang

dimunculkan melalui Transitivitas kurang lebih sama dengan karakter Mahar yang

dimunculkan melalui Teori Sastra.

Berdasarkan jenis proses yang digunakan di semua klausa tentang Mahar,

baik dalam novel versi bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, yang kemudian

didukung oleh Teori Sastra tentang karakter, maka dapat dikatakan bahwa Mahar

adalah siswa pintar yang terbiasa menggunakan otak kanan. Dengan

kemampuannya inilah, Mahar pun menjelma menjadi pahlawan Sekolah

Muhammadiyah.

Ketiga, kesesuaian penggambaran karakter Lintang dan Mahar, baik dalam

novel versi bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, adalah tergambar dari

berbagai kesamaan karakter yang berhasil dimunculkan, baik melalui Transitivitas

maupun Teori Sastra.

5.2Saran

Berikut adalah beberapa saran yang dapat penulis sampaikan:

Pertama, agar peneliti berikut yang memiliki minat kajian sama dapat

mengkaji sebuah novel melalui fungsi klausa lain; misalnya, textual metafunction

(clause as message atau klausa sebagai pesan), sehingga analisis sebuah novel

dilakukan melalui Theme.

Kedua, kajian terhadap sebuah novel dapat pula dilakukan melalui fungsi

klausa berikutnya, yaitu interpersonal metafunction (clause as exchange atau

klausa sebagai pertukaran), sehingga peneliti berikut dapat menganalisis novel

melalui Mood.

Ketiga, dalam penelitian ini, plot tidak begitu ditonjolkan karena hanya

berfungsi untuk membagi klausa menjadi beberapa fase agar lebih mudah untuk

dianalisis. Maka, peneliti berikut dapat melakukan penelitian melalui analisis

terhadap plot, tema, atau sudut pandang.

Terakhir, penelitian ini mengkaji sebuah novel. Di luar novel, masih

(3)

103

peneliti berikut dapat melakukan penelitian terhadap bahan kajian lainnya;

misalnya, surat kabar, majalah, atau bahkan film.

5.3Penutup

Demikian hasil analisis tentang karakter Lintang dan Mahar berdasarkan

Transitivitas dan Teori Sastra yang diambil dari novel Laskar Pelangi versi bahasa

Indonesia dan bahasa Inggris. Dapat dikatakan bahwa salah satu faktor di balik

kesuksesan novel Laskar Pelangi adalah penggambaran karakter setiap tokohnya

yang begitu kuat, khususnya Lintang dan Mahar. Semoga penelitian ini

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena informan menderita gangguan berbahasa yang berkenaan dengan kesulitan dalam memproduksi bahasa, maka proses akses leksikal makna kata-kata tidak peka

dalam Hasan Alwi & Dendy Sogono (ed), Telaah Bahasa dan Sastra, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.. AFASIA, Gangguan Berbahasa

jenis kedua kelas pertama dan kelas kedua dalam kelas kata kerja pasif Bahasa.. Sunda.Adapun peran argument yang terdapat dalam konstruksi pasif

Proses morfologis yang terjadi, khususnya yang berkaitan dengan afiksasi dan abreviasi dalam bahasa remaja ini, serta pengaruh jenjang pendidikan terhadap proses

1) Perkembangan bahasa anak usia 4,11 tahun nyata-nyata telah melewati fase ke-2 dan memasuki fase ketiga, dimana, fungsi mathetic dan pragmatic yang merupakan

BAB II ANALISIS BENTUK KESALAHAN PADA TUTURAN PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS DAN EFEK KONTEKS DALAM INFERENSI

Bandung pada saat mereka berkomunikasi dalam bahasa Inggris. 2) Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab ill-formed. 3) Untuk mengetahui konteks apa yang membantu petutur di

Pada pembelajaran novel materi yang akan dibahas yaitu watak atau karakter tokoh utama pada novel yang dibaca dengan teori piskologi sastra.. Kemudian siswa diharapakan untuk