• Tidak ada hasil yang ditemukan

t ling 0907821 chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t ling 0907821 chapter5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

147

INE SUKARTINI, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Di dalam Bab I telah dikemukakan bahwa tujuan penelitian ini ialah untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang terkait dengan jenis alih kode

dan campur kode yang terjadi dalam ceramah para ustadz di kawasan perbatasan

Bandung-Sumedang; tataran terjadinya alih kode dan campur kode tersebut;

ciri-ciri alih kode dan campur kode tersebut; dan faktor-faktor yang menjadi penyebab

terjadinya alih kode dan campur kode tersebut.

5.1 Simpulan

Pada analisis dan pembahasan dalam bab sebelumnya, kaidah dan simpulan

aspek-aspek variasi kode bahasa pada kalangan ustadz di kawasan perbatasan

Bandung-Sumedang telah mendasarkan, memperhitungkan, dan mengaitkan data

kepada konteks. Hasil dari analisis dan pembahasan tersebut sekurangnya dapat

dirangkai ke dalam beberapa simpulan.

1. Jenis peralihan yang terjadi dalam ceramah para ustadz di kawasan perbatasan

Bandung-Sumedang adalah alih bahasa. Peralihan bahasa yang paling

dominan pada ketiganya adalah alih bahasa Indonesia ke bahasa Sunda karena

kode dasar bahasa Indonesia dipergunakan secara konsisten oleh para ustadz.

Peralihan yang mencakup penggunaan bahasa Inggris dan Arab juga

(2)

148

INE SUKARTINI, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Tataran terjadinya alih kode yang umum menunjukkan bahwa tataran kalimat

menjadi tataran yang paling dominan. Walau demikian, alih kode pada tataran

frasa dan kata juga ditemukan pada ketiga responden.

3. Ciri-ciri alih kode sangat menekankan kepada peralihan yang fungsional. Ini

ditunjukkan dengan peralihan ke dalam bahasa Sunda yang signifikan, sebagai

fungsi penyampaian yang efektif untuk jama’ah yang mayoritas dari etnis

Sunda.

4. Faktor yang menjadi penyebab terjadinya alih kode meliputi faktor

keagamaan, sebagai faktor yang dominan, dan faktor psikologis. Sejalan

dengan peran ustadz sebagai pihak yang menyampaikan ajaran agama,

peralihan ke dalam bahasa Arab menjadi dominan. Faktor psikologis yang

menjadi faktor lainnya memicu peralihan ke bahasa Sunda sebagai upaya

yang disengaja untuk mendekatkan penyampaian dengan penyimak yang

mayoritas adalah etnis Sunda. Selain itu, peralihan yang berulang ke dalam

kode bahasa Sunda kemungkinan diyakini dapat lebih menyampaikan maksud

yang hendak disampaikan oleh ustadz.

5. Jenis campur kode yang terjadi dalam ceramah para ustadz di kawasan

perbatasan Bandung-Sumedang adalah campur bahasa. Campur bahasa paling

dominan adalah campur bahasa Indonesia dengan bahasa Arab. Penggunaan

bahasa Arab memiliki alasan yang sangat khusus karena bahasa Arab adalah

bahasa yang dipergunakan dalam Al Quran, kitab suci umat Islam. Maka

campuran dengan bahasa Arab menjadi sesuatu yang tak terhindarkan dan

(3)

149

INE SUKARTINI, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6. Tataran terjadinya campur kode yang umum adalah tataran kata. Walau

demikian, alih kode pada tataran frasa dan kalimat juga ditemukan pada ketiga

responden.

7. Ciri-ciri campur kode sangat menekankan kepada penggunaan konsep-konsep

agama yang tentunya tersirat melalui istilah-istilah berbahasa Arab. Selain itu

ciri juga menekankan kepada penggunaan konsep-konsep keilmuan melalui

istilah-istilah berbahasa Inggris dan ciri yang menekankan kepada lokalitas

melalui ungkapan-ungkapan berbahasa Sunda.

8. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya campur kode mencakup

faktor keagamaan; faktor psikologis; faktor keilmuan; dan faktor kebiasaan

atau prestise. Faktor keagamaan dipicu oleh ungkapan-ungkapan berbahasa

Arab dalam campuran untuk menegaskan konsep-konsep agama yang sedang

dibicarakan. Sementara, faktor psikologis sangat dimungkinkan dalam

masyarakat bilingual, mengingat bahasa Indonesia dan bahasa Sunda

sama-sama digunakan oleh penutur maupun kelompok yang menjadi mitra tuturnya,

dalam hal ini ustadz dan jama’ah. Faktor keilmuan tersirat melalui kata atau

istilah berbahasa Inggris yang dilakukan untuk lebih menegaskan cakupan

ilmu yang menjadi sisipan dalam tuturan-tuturan yang dibuat para ustadz.

Sedangkan faktor kebiasaan atau prestise tampak dari campur kode dengan

frasa-frasa atau kata-kata yang sebenarnya memiliki padanan yang lazim

(4)

150

INE SUKARTINI, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5.1 Saran

Penelitian tentang alih dan campur kode sebagai strategi komunikasi dapat

memberikan banyak implikasi kepada perkembangan ilmu linguistik secara

umum. Untuk itu, penelitian ini juga diharapkan dapat mendorong munculnya

penelitian-penelitian lain yang berkaitan dengan alih dan campur kode.

Sekurangnya ada beberapa saran yang relevan dengan kepentingan ini.

Pertama, penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang

berhubungan dengan masalah pemilihan kode di kalangan para ustadz dengan

lokalitas konteks di kawasan perbatasan Bandung-Sumedang. Pada tataran

masyarakat secara umum, penelitian semacam ini masih memiliki daya jangkau

yang luas. Karena itu, penelitian ini masih memerlukan tindak lanjut dengan

penelitian lain yang serupa namun pada ruang lingkup lain, baik yang lebih sempit

maupun yang lebih luas. Dengan penelitian lainnya, analisis yang dilakukan dapat

lebih mengeksplorasi masalah-masalah pemilihan bahasa secara umum.

Kedua, perspektif sosiolinguistik memungkinkan adanya fenomena

diglosia pada masyarakat dwibahasa, terutama pada masyarakat tutur di kawasan

perbatasan Bandung-Sumedang yang diteliti dalam penelitian ini. Untuk itu,

penelitian lanjut juga dapat melakukan kajian yang lebih mendalam pada

subyek-subyek lain. Penelitian seperti ini sangat bermakna dalam upaya pembinaan dan

pengembangan bahasa–bahasa di kawasan ini.

Ketiga, mengingat adanya kekhawatiran akan pergeseran dan kepunahan

bahasa daerah, penelitian selanjutnya mungkin dapat mempertimbangkan konsep

Referensi

Dokumen terkait

TSP dan pupuk kandang ayam terhadap ketersediaan dan serapan fosfor pada tanah Inceptisol Kwala Bekala serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Universitas

Sebelum melakukan penelitian guru telah mempersiapkan pembelajaran terlebih dahulu seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), mempersiapkan alat dan

Kebermaknaan ini merupakan tujuan utama dari kurikulum tahun 2013 (K.13) bagi terwujudnya perilaku peserta didik yang menjadi aktif, inovatif, interaktif,

Hasil analisis lanjut menunjukkan remaja yang memilih kebiasaan mengkonsumsi fast food tradisional memiliki resiko sebanyak 1,692 kali lebih tingi terjadinya status gizi

1) Menarik wisatawan dalam atau luar negeri dengan obyek daya tarik wisata alam melihat secara langsung hidupan liar satwa endemik Kalimantan yaitu bekantan.

dipertanggun$awabkan sesuai peraturan perundang-uudangan yang berlaku... bertempat di dilaksanakar pembayaran atas pekeiaan ...,.. telah membayar untuk pekerjaan kepada

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka hipotesis pada penelitian ini adalah Asosiasi merek berdasarkan fungsi merek (jaminan, identifikasi personal, identifikasi

konsumenmakanan/minuman dapat mengetahui apakah barang tersebut masih layak dikonsumsi atau tidak hal ini tertera dalam ketentuan Kadaluarsa menurut Undang- Undang Nomor 8 Tahun