• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI (8)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI (8)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. V, No. 2, A gustus 2008, 101 - 109 ISSN : 1693-9883

PEM ERIKSAAN BAKTERIOLOGIS

AIR M IN UM ISI ULAN G DI BEBERAPA

DEPO AIR M IN UM ISI ULAN G

DI DAERAH LEN TEN G AGUN G DAN

SREN GSEN G SAW AH JAKARTA SELATAN

M aksum Radji, Her ia Oktavia dan Her man Sur yadi

Labor ator ium M ikr obiologi dan Bioteknologi Depar temen Far masi FM IPA UI, Depok.

ABSTRACT

Recently, refilled drinking water stores are flourishing in the some cities of Indonesia. This research tries to find out the quality of refilled drinking water at some shop in Jagakarsa, South Jakarta. The samples of refilled drinking water were taken from thir-teen shops around Lenteng A gung and Srengseng Sawah, Jagakarsa area. The bacte-riological test of refilled drinking water was to detect the availability of Coliform bacteria and identification of some bacterial pathogens such as Escherichia coli, Sal-monella, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens and Pseudomonas aeruginosa. It had been concluded that two of thirteen samples of refilled drinking water had the total number of bacteria above of the limit number according to the standard about the quality and requirement of drinking water. Four of the thirteen samples contain Sta-phylococcus aureus and none of the samples contain Escherichia coli, Salmonella, Clostridium perfringens and Pseudomonas aeruginosa.

Key words: refilled drinking water, coliform bacteria.

A BSTRA K

(2)

ada satupun sampel yang diuji mengandung Escherichia coli, Salmonella, Clostridium perfringens dan Pseudomonas aeruginosa.

Kata kunci : air minum isi ulang, bakteri coliform.

PEN D A HULUA N

A ir m erup akan m ateri y ang sangat penting d alam kehid upan, baik tanaman, hew an maupun ma-nusia. Kehid up an manusia tentu tidak terlepas dari kebutuhan akan air bersih terutama air minum. Selama ini kebutuhan akan air dipenuhi dari berbag ai sum ber antara lain air tanah, air sungai, air hujan, air pegu-nungan dan air laut yang diolah sede-mikian rupa dan ditawarkan sebagai bahan baku air. Kebutuhan akan air semakin lama semakin meningkat sesuai dengan keperluan dan taraf kehidupan penduduk.

Masalah utama yang harus di-hadapi dalam pengolahan air adalah sem akin ting g iny a ting kat p en-cemaran air, baik penen-cemaran yang berasal dari air limbah rumah tangga maupun limbah industri, sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan untuk mend ap atkan sumber air, khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang memenuhi persya-ratan yang telah ditetapkan.

Standar air minum di Indonesia mengikuti standar WHO yang dalam beberap a hal d isesuaikan d engan ko nd isi d i Ind o nesia. Pad a tahun 2002, Departemen Kesehatan RI telah menetap kan kriteria kualitas air secara mikrobiologis, melalui Kepu-tusan Menteri Kesehatan No . 907

tahun 2002 bahw a air minum tidak diperbolehkan mengandung bakteri coliform d an Escherichia coli. (1). Sedangkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3553-2006, air minum dalam kemasan selain tidak boleh mengandung bakteri patogen yaitu Salmonella d an Pseudomonas aeruginosa, juga tidak boleh mengan-dung cemaran mikroba lebih besar dari 100 koloni/ ml. (2).

(3)

cemaran bakterinya secara berkala. Dalam lampiran Kepmenkes No. 907 tahun 2002 ditetapkan bahwa peme-riksaan kualitas bakteriologi air mi-num dalam kemasan dan air mimi-num isi ulang disebutkan bahw a peme-riksaan bakteriologis air baku untuk air minum harus dilakukan setiap 3 bulan sekali sed angkan untuk air minum yang siap d imasukkan ke dalam kemasan minimal 1 kali setiap bulan (1).

Depo air minum isi ulang ini merupakan usaha yang berkembang pesat sejak tahun 2002, dengan harga yang relatif lebih murah jika diban-d ingkan diban-d engan harga air minum dalam kemasan.

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran akan kua-litas air minum isi ulang yang sampel-nya diambil dari depo air minum isi ulang di kelurahan Lenteng A gung d an kelurahan Srengseng Saw ah, kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Diharapkan dari hasil penelitan ini dapat memberikan manfaat baik bagi Dinas Kesehatan setemp at untuk melakukan pengaw asan secara ber-kala terhadap kualitas air minum isi ulang, maupun bagi masyarakat se-bagai konsumen air minum isi ulang dan para pemilik depo air minum isi ulang agar dapat melakukan peme-liharaan dan perbaikan secara terus menerus d alam p enang anan d an p eng o lahan air minum isi ulang secara baik, sehingga terhindar dari pencemaran mikroba sebagai upaya untuk melindungi kesehatan masya-rakat.

M ETO D O LO G I

Bahan

Sampel air minum isi ulang ber-asal dari 13 depo air minum isi ulang yang berada di kelurahan Lenteng A gung dan Srengseng Saw ah keca-matan Jag akarsa Jakarta Selatan. Pengambilan sampel dilakukan secara aseptis masing-masing 500 ml, se-banyak 2 botol.

Media perbenihan yang diguna-kan ad alah Lactose Broth, Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB), Lac-tose Broth, Eosin M ethylene Blue A gar (EM BA ), N utrient A g ar, N utrient Broth, Simmon’ s Citrate A gar, Salmo-nella Shigella A gar (SSA). Plate Count A g ar, M annit ol Salt A g ar (M SA ), Centrimide A gar, med ium MR-PV. Larutan pereaksi yang d igunakan adalah pereaksi IMViC, larutan ?-naf-tol 1% dan larutan Kalium Hidrok-sida (KOH) 40%.

A lat

A uto klaf (H iray am a,Jap an), lemari bersih yang dilengkapi dengan laminar air flow (ESCO), incubato r (M m m ert-W G, Im p erial III Lab-Line), mikroskop (Euromex C. Ra-nge), vortex (Fischer Scientific), oven (WTB binder, Lab-Line), timbangan analitik (A ND Japan), lemari pen-dingin dan alat-alat gelas.

Cara kerja

(4)

botol steril masing-masing sebanyak 500 ml secara aseptis. Sampel dikocok homogen dan dipipet sebanyak 25,0 ml ke dalam labu steril yang telah berisi 225 ml larutan pengencer dan dikocok sampai homogen. Selanjut-nya dilakukan pengenceran secara serial sehingga didapatkan pengen-ceran 100 kali dan 1000 kali. (3).

Pengujian angka lempeng total

Pengujian angka lempeng total dilakukan sesuai dengan prosedur y ang telah d itetap kan (3). D ari masing-masing hasil pengenceran sampel dipipet 1,0 ml ke dalam cawan Petri steril, kemudian dituangkan 15-20 ml media Plate Count A gar (PCA), yang telah dicairkan dan didinginkan hingga temperaturnya 450C. Caw an Petri segera digoyang dan diputar sampai media tersebar merata dan ho m o g en. Perco baan d ilakukan secara duplo dan disertakan caw an Petri yang mengandung media dan larutan pengencer yang tidak me-ngandung sampel sebagai kontrol uji (blanko). Setelah media membeku, inkubasi cawan petri pada suhu 370C selama 24 jam dengan posisi terbalik. Dihitung koloni yang tumbuh pada setiap caw an p etri. A ng ka to tal bakteri dalam 1 ml sampel adalah dengan mengalikan jumlah rata-rata ko lo ni p ad a caw an p etri d eng an faktor pengenceran yang digunakan.

Pengujian bakteri coliform

Coliform adalah golongan bakteri yang merupakan campuran antara bakteri fekal dan bakteri non fekal.

Untuk pengujian dan penghitungan bakteri coliform ini digunakan media Brilliant Green Lactose Bile 2% (BGLB). Prinsip penentuan angka bakteri coliform adalah bahw a adanya per-tumbuhan bakteri coliform yang di-tandai dengan terbentuknya gas pada tabung Durham, setelah diinkubasi-kan pada media yang sesuai (3,4).

Setelah sampel dihomogenisasi-kan dan dilakudihomogenisasi-kan pengenceran sam-pel dalam larutan pengencer yang sesuai sehingga d id ap atkan hasil pengenceran 10 kali, 100 kali dan 1000 kali, pipet 1 ml larutan pengenceran samp el 10 kali ke d alam masing-masing 3 tabung reaksi yang berisi 5 ml medium Lactose Broth yang di dalamnya terdapat tabung Durham terbalik. Lakukan juga terhadap la-rutan hasil pengenceran 100 kali pada 3 deret tabung kedua dan 1000 kali pada 3 deret tabung ketiga.

Seluruh tabung diinkubasi pada suhu 370C selama 24 – 48 jam. Setelah 24 jam catat jumlah tabung yang membentuk gas pada masing-masing pengenceran dan inkubasi kembali tabung yang tidak membentuk gas selama 24 jam, kemudian catat jumlah tabung yang membentuk gas.

Untuk uji konfirmasi dilakukan dengan cara memindahkan sebanyak 1 sengkelit d ari tiap tabung yang membentuk gas pada media Lactose Broth ke dalam tabung yang berisi 10 ml Brilliant Green Lactose Bile 2%. Inkubasikan semua tabung pada suhu 370C selama 24 - 48 jam.

(5)

memper-kuat adanya bakteri coliform. Hasil angka bakteri coliform d id apatkan d ari tabel yang memberikan nilai duga terdekat dengan kombinasi ta-bung yang positif dan tata-bung yang negatif pada uji konfirmasi.

Identifikasi bakteri Escherichia coli Masing-masing biakan po sitif pada uji konfirmasi bakteri coliform, diambil satu sengkelit dan diinoku-lasikan pada media Eosin M ethylene Blue A gar (EMBA ), dan diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Dipilih ko lo ni w arna hijau d engan kilap logam dan bintik biru kehijauan dari media EMBA dan digoreskan pada media Nutrient A gar. Setelah diin-kubasi pada suhu 370C selama 24 jam dilakukan identifikasi Escherichia coli dengan uji IMViC (Indol, Metil merah Voges Praskauer dan Sitrat) (5).

Identifikasi bakteri patogen

Sampel yang diperoleh dipipet sebanyak 10,0 ml ke d alam 90 ml Nutrient Broth dan diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Hasil biakan dipipet masing-masing 0,25 ml ke-mudian diinokulasikan pada media selektif yang sesuai dengan jenis bak-teri patogen yang akan diidentifikasi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (3, 5).

HA SIL DA N PEM BA HA SA N

Dalam rangka memberikan per-lind ung an kep ad a ko nsumen air minum isi ulang, Menteri Perindus-trian dan Perdagangan

mengeluar-kan keputusan No. 705 tahun 2003 yang menyebutkan bahw a industri air m inum isi ulang d isam akan dengan industri air minum dalam kemasan, sehingga seluruh ketentuan yang terdapat pada keputusan ter-sebut juga berlaku bagi air minum isi ulang (6).

Berdasarkan Standar Nasio nal Indonesia (SNI) No. 01-3553 tahun 2006, tentang persyaratan air minum dalam kemasan, ditetapkan bahw a persyaratan mutu air minum dalam kem asan harus m em enuhi batas cemaran mikroba yang terdiri dari p enentuan ang ka lemp eng to tal, angka bakteri coliform dan identifikasi bakteri patogen (2).

Pengujian angka lempeng total merupakan salah satu cara untuk menentukan jumlah mikroba dalam sampel air minum isi ulang secara tidak langsung dengan metode hi-tung mikroba yang hidup dalam me-dia agar. Cara ini lebih akurat diban-dingkan dengan cara hitung lang-sung melalui pengamatan di bawah mikro sko p, karena cara ini d apat menentukan jumlah mikroba hidap melalui kemampuannya membentuk koloni pada media agar yang dapat langsung dilihat dengan mata tanpa bantuan mikroskop.

(6)

menunjukkan bahwa ada dua sampel yang angka lempeng totalnya mele-bihi batas cemaran mikro ba yang dipersyaratkan oleh Standar Nasio-nal Indonesia (SNI) No. 01-3553 tahun 2006 yaitu 1,0 x 102.

Pemeriksaan angka lempeng to-tal tidak selalu mengindikasikan kua-litas sam p el sebag ai air m inum karena dengan pemeriksaan jumlah bakteri yang terdapat dalam sampel tidak dapat menunjukkan keberada-an dari suatu mikroba patogen pada manusia. Oleh sebab itu pemeriksaan untuk mengetahui cemaran bakteri patogen perlu dilakukan untuk meng-identifikasi lebih lanjut bakteri pato-gen dalam sampel air minum isi ulang tersebut.

A ir minum yang layak untuk dikonsumsi tidak boleh mengandung bakteri coliform dan bakteri patogen termasuk Escherichia coli, Salmonella

dan Clostridium perfringens dan Pseu-domonas aeruginosa (2, 7). Bakteri coliform adalah golongan bakteri yang hid up d alam saluran p ercernaan manusia antara lain golongan Ente-robacter, Klebsiella, Proteus dan Escheri-chia coli. Golongan bakteri patogen lainnya yang p erlu mend ap atkan perhatian dan sering ditemukan di dalam air minum adalah Salmonella, Staphylococcus dan Pseudomonas.

Dalam pemeriksaan bakteri coli-form dengan cara uji nilai duga ter-dekat, dilakukan melalui uji prakiraan dan uji ko nfirmasi. Uji ko nfirmasi dilakukan untuk meyakinkan keber-ad aan uji coliform karena pad a uji prakiraan hasil yang po sitif tid ak selalu disebabkan oleh adanya bak-teri coliform. Hasil uji positif dapat juga d isebabkan o leh bakteri lain yang dapat memfermentasi laktosa yang disertai dengan pembentukan Tabel 1. Hasil pengujian angka lempeng total dari sampel air minum isi ulang

yang diambil dari beberapa depo air minum isi ulang di daerah Jagakarsa Jakarta Selatan

No Kode sampel Angka lempeng total (bakteri/ml)

1 A 8,4 x 102

2 B < 10

3 C 2 x 103

4 D < 10

5 E < 10

6 F 30

7 G 15

8 H 10

9 I < 10

10 J 10

11 K < 10

12 L 10

(7)

gas dan asam atau dikarenakan oleh bakteri-bakteri yang bersifat sinergis sehingga dapat menguraikan karbo-hidrat dan membentuk gas. Dalam uji konfirmasi digunakan media selektif yaitu media Brilliant Green Lactose Bile 2%. (BGLB) yang mengandung ga-ram empedu yang dapat mengham-bat pertumbuhan bakteri gram positif yang tidak hidup dalam saluran pen-cernaan manusia dan mengandung hijau brilian yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif tertentu selain coliform (5, 8).

Pemeriksaan bakteri Escherichia coli dilakukan dengan menginokulasi sampel yang ditelah ditanam dalam media uji ko nfirmasi, pada media selektif yaitu Eosin M ethy lene Blue A gar (EMBA). Media ini bersifat

se-lektif dalam menumbuhkan Escheri-chia coli karena dalam media ini me-ngandung eosin yang dapat meng-hambat pertumbuhan bakteri gram p o sitif d an hanya d ap at menum-buhkan bakteri gram negatif. Bila dalam biakan terdapat bakteri Es-cherichia coli m aka asam y ang d ihasilkan d ari ferm entasi akan menghasilkan w arna ko lo ni yang spesifik untuk bakteri Escherichia coli yaitu ko lo ni yang berw arna hijau dengan kilap logam. (5, 9). Dalam penelitian ini tidak ditemukan ada-nya bakteri coliform dan Escherichia coli dari 13 sampel yang diperiksa.

Hasil identifikasi bakteri patogen dari ke 13 sampel yang diperikasa dalam dilihat pada Tabel 2. Dalam Tabel ini terbukti bahw a seluruh

No Kode E. coli Coliform Salmonella S. aureus Pseudomonas Clostridium

sampel aeruginosa perfringens

1 A - - - (+) -

-2 B - - -

-3 C - - - (+) -

-4 D - - -

-5 E - - -

-6 F - - -

-7 G - - - (+) -

-8 H - - -

-9 I - - -

-10 J - - -

-11 K - - -

-12 L - - - (+) -

-13 M - - - -

-(+) ada pertumbuhan koloni bakteri (-) tidak ada pertumbuhan koloni bakteri

Tabel 2. Hasil identifikasi bakteri patogen dari sampel air minum isi ulang yang diambil dari beberapa depo air minum isi ulang

(8)

sampel yang diperiksa tidak mengan-dung bakteri Salmonella, Clostridium perfringens dan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Sedangkan bakteri Staphy-lococcus aureus d itemukan pad a 4 sampel dari 13 sampel yang dipe-riksa.

Identifikasi keberadaan bakteri patogen pada air minum isi ulang sangat penting untuk dilakukan di samping bakteri coliform dan Escheri-chia coli yang merupakan indikator adanya pencemaran air oleh bakteri fekal manusia. Dalam penelitian ini ditemukan adanya bakteri Staphylo-coccus aureus pada sampel nomer 1, 3, 4 dan 7.

Persyaratan batas cemaran bak-teri dalam air minum minum yang tercantum p ad a Surat Kep utusan Badan POM No. 037267 tahun 1989 (7) dan persyaratan batas cemaran bakteri air minum dalam kemasan p ad a Stand ar N asio nal Ind o nesia (SN I) N o . 01-3553 tahun 2006 (2) hanya mencantumkan bahwa bakteri Salmonella, Pseudomonas aeruginos, Es-cherichia coli dan Clostridium perfringens yang tidak boleh ada di dalam air minum d alam kemasan d an tid ak diharuskan untuk mengidentifikasi keberad aan bakteri Staphy lococcus aureus. Namun demikian pada pene-litian ini kami memand ang p erlu untuk mengidentifikasi keberadaan bakteri Staphylococcus aureus karena bakteri yang sering ditemukan se-bagai flo ra no rmal pada kulit dan selap ut lend ir manusia ini d ap at menghasilkan enterotoksin yang se-ringkali menjadi penyebab keracunan

pada makanan dan minuman (10). Adanya berbagai informasi yang menyatakan bahw a air minum isi ulang yang diedarkan oleh depo air m inum isi ulang terko ntam inasi dengan bakteri coliform dan Escheri-chia coli perlu mendapatkan perhatian yang serius. Pada air minum isi ulang terjadinya proses kontaminasi tidak saja dapat disebabkan oleh tingginya kandungan cemaran mikroba yang berasal dari air baku yang diguna-kan, akan tetapi juga dapat disebab-kan oleh kurang memadainya proses filtrasi, proses sterilisasi yang meng-gunakan sinar ultra violet (UV) atau ozonisasi yang dilakukan di depo air isi ulang, serta sanitasi d an pad a proses pengisian air ke dalam gallon air minum isi ulang tersebut. Oleh karena itu pemantauan akan kualitas air minum isi ulang ini khususnya pemantauan terhadap cemaran bak-teri harus terus menerus dilakukan baik o leh pemilik sarana depo air minum isi ulang sendiri maupun oleh Dinas Kesehatan setemp at untuk memberikan jaminan bagi masyarakat dalam memperoleh air minum yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

KESIM PULA N

Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan :

(9)

2006 yaitu 1,0 x 102 koloni/ ml air minum.

2. Seluruh sampel yang diuji tidak mengand ung bakteri coliform, Escherichia coli. Salmonella, Pseu-domonas aeruginosa dan Clostridium perfringens.

3. Empat dari ke 13 sampel yang diuji terkontaminasi oleh bakteri Staphylococcus aureus.

DA FTA R PUSTA KA

1. Anonim. 2002. Keputusan teri Kesehatan RI. No. 907/ Men-kes / SK/ VII/ 2002 tentang Sya-rat-syarat dan Pengawasan Kua-litas A ir Minum. Departemen Kesehatan RI.

2. Anonim. 2006. Air Minum Dalam Kemasan, Standar Nasional In-donesia, SNI 01-3553-2006, Ba-dan Standar Nasional.

3. Anonim.1992. Cara Uji Cemaran Mikroba, Standar Nasional Indo-nesia, SNI 01-2897-1992, Badan Standar Nasional.

4. Harmita dan Radji M. 2008. Buku A jar A nalisis H ay ati, Ed isi 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

5. Rad ji M. 2006, Penuntun Prak-tikum M ikrobiologi Farmasi, Edisi 2, Departemen Farmasi FMIPA-UI, Depok.

6. Anonim. 2003, Keputusan Men-teri Perind ustrian d an Perd a-gangan No. 705/ MPP/ Kep/ II/ 2003, tentang Persyaratan Teknis Ind ustri A ir M inum D alam Kemasan dan Perdagangannya. Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI.

7. A nonim. 1994. Kumpulan Per-aturan Perundang-undangan di Bid ang Makanan. Bhakti Hu-sada. Dirjen POM, Depkes RI. 8. A no nim. 2003. Brilliant Green

Bile Broth 2%, Product Manual Info rmatio n. A lpha Bio science Inc.

9. Anonim. 2001. Eosin Methylene Blue A gar, Levine, Product In-formation. A cumedia Manufac-tures Inc.

10. Jaw etz E, JL Melnick, and EA Adelberg. 2002. M edical M icrobi-ology, 22nd ed . Lange Med ical

Gambar

Tabel 2. Hasil identifikasi bakteri patogen dari sampel air minum isi ulangyang diambil dari beberapa depo air minum isi ulangdi daerah Jagakarsa Jakarta Selatan

Referensi

Dokumen terkait

1) Demografis seseorang, seperti tingkat pendidikan dan usia. Semakin tinggi seseorang semakin banyak kebutuhan informasinya. 2) Konteks, misalnya kebutuhan khusus,

Kriminologi adalah kumpulan ilmu pengetahuan tentang kejahatan yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengertian tentang gejala kejahatan dengan

Pokja ULPD Kepulauan Riau melaksanakan Pelelangan Seleksi Sederhana untuk paket pekerjaan Jasa Konsultan Perencana Kontruksi Fisik Renovasi Ruang Pelayanan pada

Air cadangan akan selalu ada apabila daerah peresapan air selalu tersedia. Daerah resapan air terdapat di hutan-hutan. Tumbuhan hutan mampu memperkukuh struktur tanah.

Condo looked on interestedly as Solon fussed round the tank, checking that the brain had come to no harm.. ‘Master put brain

7 Bukti pengalaman perusahaan Kontrak / Surat Perjanjian / SPK 8 Bukti pengalaman dalam bidang / subbidang yang sama / sejenis Kontrak / Surat Perjanjian / SPK 9 Bukti

Bahan pengikat yang dipakai umumnya adalah jenis semen Portland atau disebut juga Portland Cement (PC). Agregat kasar umumnya adalah dipakai krikel atau batu