• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UJI EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJ"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

UJI EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI PENDEKATAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATERI POKOK HAMA DAN PENYAKIT PADA TUMBUHAN DI SMP KRISTEN 1 AMANUBAN

BARAT TAHUN AJARAN 2013/2014

ARTIKEL

Oleh:

ROBERDSON KAUSE No. Reg: 141 09 083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

7

2014

(3)

7

UJI EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI PENDEKATAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATERI POKOK HAMA DAN PENYAKIT PADA TUMBUHAN DI SMP

KRISTEN 1 AMANUBAN BARAT TAHUN AJARAN 2013/2014

ABSTRAK

Oleh

Roberdson Kause1,Drs. Eduardus J. Eduk, M.Pd2, Dra. Dorothea Fatima3

Program Stusi Pendidikan Biologi, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang,

Jln. A. Yani No 50-52 Kupang-NTT

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif

pendekatan Student Facilitator and Explainingterhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada materi pokok Hama dan penyakit pada Tumbuhan di SMP Kristen 1 Amanuban Barat Tahun Ajaran 2013/2014.

Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen dengan menggunakan rancangan One Group

Pretest-Posttest Design.. Data dikumpulkan melalui teknik tes dan observasi. Data dianalisis dengan menggunakan

statistic deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata hasil belajar siwa secara klaisikal adalah 83,86, dengan ketuntatasan belajar secara klaisikal 90,91%. Rerata ketuntasan indikator 0,83. Sensitivitas butir soal 0,39. Guru mamapu menelola proses pembelajaran dengan kategori baik (3,45). Semua siswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung dengan aktivitas paling menonjol pada kegiatan berdiskusi dan mengerjakan tugas-tugas dalam LKS serta memperhatikan penjelasan guru dengan rata-rata persentase 33,75%.

Simpulan dari hasil penelitian ini adalah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif melalui Pedekatan

Student Facilitator and Explaining Efektif Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Materi Pokok

Hama dan Penyakit pada Tumbuhan di SMP Kristen 1 Amanuban Barat Tahun Ajaran 2013/2014.

Kata Kunci: Efektivitas,Model Pembelajaran Kooperatif, Pendekatan Student Facilitator and Explaining,

Hasil Belajar siswa , Hama dan Penyakit pada Tumbuhan.

ABSTRACT

This study aims to determine the effectiveness of the cooperative learning approach to the Student Facilitator and Explaining the learning outcomes of eighth grade students in the subject matter at Plant Pests and diseases in SMP 1 Amanuban Western Christian School Year 2013/2014 .

This research is a pre- experimental design using a pretest - posttest one group design .. The data collected through testing and observation techniques . Data were analyzed using descriptive statistics .

The results showed that the average learning outcomes in klaisikal Siwa is 83.86 , with ketuntatasan learning klaisikal 90.91 % . The mean completeness indicator 0.83 . Sensitivity items was 0.39 . Teachers mamapu menelola learning process with both categories ( 3.45 ) . All active students during the learning process takes place with the most prominent activity on discussion activities and tasks in the worksheets as well as pay attention to the teacher's explanation with an average percentage of 33.75 % .

The conclusions of this research is the application of Cooperative Learning Model through Pedekatan Student Facilitator and Explaining Effective Against Class VIII Student Results On Topic in Plant Pests and Diseases in SMP 1 Amanuban Western Christian School Year 2013/2014 .

Keywords : Effectiveness , Cooperative Learning Model , Student Facilitator and Explaining Approach, Results Learning students , Pests and Diseases in Plants .

(4)

7

PENDAHULUAN

Di era globalisasi saat ini, upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah berhenti. pendidikan, yakni memperbaiki pola hubungan sekolah dengan lingkungannya dan dengan pemerintah, pola pengembangan perencanaan serta pola pengembangan menajerialnya, pemberdayaan guru dan rekonstruksi model-model pembelajaran (Murphy, 1992: 10).

Dunia pendidikan dewasa ini lebih cenderung kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. Pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan materi terbukti dalam kompetensi pengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali persoalan dalam kehidupan jangka panjang. (Syamsuri.2007).

Berdasarkan observasi di kelas VIII SMP Kristen 1 Amanuban Barat, diketahui bahwa terdapat beberapa masalah, diantaranya siswa tidak mempunyai semangat dalam belajar Biologi, minat belajar siswa masih sangat kurang dan kemampuan berpikir siswa masih rendah. Hal ini disebabkan oleh dominannya proses pembelajaran konvensional dimana dalam proses pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian, guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab cukup menjelaskan konsep-konsep

yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Selain itu kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Dalam hal ini, siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri, padahal aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Permasalahan seperti ini akan menyebabkan tujuan pembelajaran tidak tercapai karena tuntutan kurikulum bertolak belakang dengan kenyataan yang ada di lapangan. Menyikapi masalah tersebut maka perlu di terapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila kita ingin meningkatkan prestasi, tentunya tidak terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah dalam hal ini adalah berkaitan dengan model serta pendekatan yang digunakan oleh seorang guru, maka peneliti menawarkan suatu alternatif untuk mengatasi masalah yang ada, dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Model pembelajaran yang dimaksudkan disini adalah model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran tumbuh dari suatu tradisi pendidikan yang lebih menekankan pada pola berpikir dan latihan bertindak secara demokratis, pembelajaran aktif, perilaku kooperatif dan menghormati perbedaan dalam masyarakat multibudaya.

(5)

7

Dalam pelaksanaannya pembelajaran kooperatif dapat mengubah peran guru dari peran terpusat pada guru ke peran pengelolaan aktivitas kelompok kecil. Dengan demikian peran guru yang selama ini monoton akan berkurang dan siswa akan semakin terlatih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, bahkan menghafal konsep akan menyebabkan siswa jenuh, dan tidak mampu memperdalam materi yang mangakibatkan kemampuan berpikir siswa menjadi rendah.

Pendekatan pembelajaran Student facilitator and explaining merupakan salah satu pendekatan Dimana model pembelajaran yang dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan tentunya dengan kemasan dan kreativitas guru. Pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Student facilitator and explaining adalah salah satu solusi terhadap masalah yang menyediakan kesempatan untuk membantu siswa mengalami langsung apa yang sedang dipelajarinya sehingga mudah bagi mereka untuk mengingat apa yang telah dipelajari dan juga membantu mereka mengingat kembali dalam jangka waktu yang panjang (long memory).

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Uji Efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif melalui pendekatan Student facilitator and explaining terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada materi Pokok Hama dan

Penyakit pada Tumbuhan di SMP Kristen 1 Amanuban Barat Tahun ajaran 2013/2014”

Berdasarkan latar belakang sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi dasar permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif melalui Pendekatan Student facilitator and explaining efektif terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Pada materi pokok Hama dan penyakit pada Tumbuhan di SMP Kristen 1 Amanuban Barat Tahun Ajaran 2013/2014? “

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif melalui pendekatan Student facilitator and explaining terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada materi pokok Hama dan penyakit pada Tumbuhan di SMP Kristen 1 Amanuban Barat tahun ajaran 2013/2014.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

Penulis dapat secara langsung mempelajari model pembelajaran kooperatif pendekatan Student facilitator and explaining baik secara teoritik maupun secara langsung.

Bagi Guru SMP Kristen 1 Amanuban Barat, sebagai bahan masukan dalam memilih model pembelajaran yang sesuai untuk proses pembelajaran selanjutnya.

Bagi siswa, untuk menambah minat belajar dalam mengikuti pembelajaran biologi, serta melatih siswa untuk saling menghormati dan bekerja sama satu sama lain.

METODE PENELITIAN

(6)

7

dilakukan pada satu kelompok tanpa kelompok pembanding.

Menurut desain ini, sebelum diberi perlakuan siswa terlebih dahulu diberikan tes awal/pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah itu dibuat perlakuan yaitu implementasi model PBM dan dilanjutkan dengan pemberian tes akhir/posttest. Instrumen yang digunakan untuk posttest dan pretest adalah instrumen evaluasi yang sama sehingga dapat diketahui seberapa besar efek dari proses pembelajaran yang terjadi dengan melihat perbandingan hasil pretest dan posttest.

Perlakuan dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan kepada sejumlah siswa kelas SMP Kristen 1 Amanuban Barat .

Adapun variabel-variabel yang akan diukur saat perlakuan adalah kemampuan guru dalam menerapkan model PBM dan aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung serta hasil belajar siswa yang merupakan akibat dari perlakuan yang diberikan.

Data yang terkumpul melalui hasil pengamatan maupun hasil tes, diolah dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, yang secara umum terdiri atas persentase, proporsi, dan skor. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data hasil penelitian diuraikan sebagai berikut.

1. Ketuntasan hasil belajar

a. Ketuntasan secara individu. Siswa dikatakan tuntas dalam pembelajaran jika telah mencapai ketuntasan minimal P ≥ 0,75 sesuai ketentuan Depdiknas (2003) dalam Seno (2011) dan P ≥ 70 sesuai dengan ketentuan SMP Kristen 1 Amanuban Barat Rumus perhitungannya adalah:

P=Skor yang diperole h siswa Skor maksimum individu. Rumus perhitungannya adalah:

TK=Banyaknya siswa yang tuntas Jumlah peserta tes x100 2. Ketuntasan indikator. Indikator

dikatakan tuntas tercapai apabila nilai mengetahui seberapa besar soal-soal yang digunakan dapat mengukur efektivitas pembelajaran. Acuan maksimal yang digunakan adalah S ≥

RA = Jumlah siswa yang benar saat pretest

RB = Jumlah siswa yang benar saat posttest

T = Banyaknya siswa yang mengikuti ujian.

4. Kemampuan guru

Untuk menganalisis kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan model PBI maka penilaian dilakukan dengan pemberian skor yang diberikan oleh dua orang pengamat. Skor yang diberikan memiliki rentangan mulai dari 1,00 sampai dengan 4,00.Pedoman kualifikasi penilaiannya sebagai berikut:

Skor Kategori

1,00 – 1,99 Kurang Baik

2,00 – 2,99 Cukup Baik

3,00 – 3,49 Baik

3,50 – 4,00 Sangat Baik

(7)

7

Analisis aktivitas siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dianalisis dengan menggunakan rumus:

y=Jumlah frekuensi tiap aktivitas seluruh frekuensi aktivitas x100 %

6. Reliabilitas instrumen pengamatan Dalam penelitian ini, setiap instrumen yang digunakan akan dihitung

reliabitasnya. Instrumen dikatakan reliabel jika nilai R ≥ 75%. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Percentage

of Agreement = 1−AB

A+B x100 % Keterangan:

A = Frekuensi Tertinggi Pengamatan B = Frekuensi Terendah Pengamatan (Borich, 1994:385 dalam Ibrahim,2005:4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Table 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pendekatan Student facilitator and Explaining

(8)

7

Berdasarkan data pada Tabel 4.1, diketahui bahwa nilai hasil posttest lebih besar dari nilai hasil pretest. Hal ini dapat dilihat pada kisaran nilai saat pretest antara 20-65% dan setelah posttest naik menjadi 70-95%. Begitupula ditunjukkan pada rata-rata pretest dan posttest mengalami peningkatan dari 45,00 % ke 83,86 % dengan rata-rata peningkatan sebesar 38,86 %. oleh SMP Kristen 1 yaitu 0,70 atau 70% dan berdasarkan acuan patokan yang diberlakukan oleh Depdiknas 2006 yaitu 0,75 atau 75 %. Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif pendekatan Student Facilitator And Explaining terjadi peningkatan yaitu dari 22 peserta yang diikutsertakan dalam penelitian ini, Dua siswa dinyatakan tidak tuntas berdasarkan ketentuan Depdiknas 2006, dan semua siswa dinyatakan tuntas berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang berlaku di SMP Kristen 1 Amanuban Barat.

b. Ketuntasan Klasikal

Standar ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh Depdiknas tahun 2006 yaitu 85%. Dari hasil

persentase ketuntasan hasil belajar di kelas VIII, 20 orang dikatakan

Jumlah indikator pembelajaran yang harus dicapai siswa dalam mengikuti proses pembelajaran adalah tiga (3) indikator. Indikator-indikator tersebut dikatakan tuntas jika nilai proporsinya (Pi) mencapai ≥0,75.

Soal dikatakan bersifat sensitif apabila sensitivitas butir soal pada soal-soal yang digunakan untuk pretest dan posttest memiliki efek terhadap pembelajaran. Apabila hasil perhitungan nilai sensitivitas (S) butir soal positif maka butir soal tersebut memiliki efek yang tinggi terhadap pembelajaran, yang berarti proses pembelajaran efektif. Sebaliknya jika hasil perhitungan negatif maka soal tersebut memiliki efek yang rendah terhadap

Tabel 4.2 Ketuntasan indikator dan sensitivitas butir soal

(9)

7

7 0.59 0.86

0.86 T

0.27

8 0.59 0.86 0.27

9 0.45 0.86 0.41

10 0.41 0.77 0.36

11 0.64 0.82 0.18

12 0.50 0.91 0.41

13 0.14 0.86 0.73

14 0.32 0.91 0.59

15 0.23 0.91 0.68

16 0.41 0.91

0.83 T

0.50

17 0.59 0.82 0.23

18 0.59 0.73 0.14

19 0.32 0.86 0.55

20 0.59 0.82 0.23

Proporsi Rata-rata 0.83 T 0.39 Keterangan: K= Ketuntasan : Pi=Proporsi

Indikator: S= Sensitivitas soal Berdasarkan data pada Tabel 4.2,

diketahui bahwa nilai Pi berkisar antara 0,81 – 0,86 dengan proporsi rata-ratanya adalah 0,83. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator pada materi pokok Hama dan Penyakit pada Tumbuhan berhasil dicapai dan dinyatakan tuntas.

Selain perhitungan proporsi indikator, dihitung pula sensitivitas butir soal dimana pada Tabel 4.2 tersebut menunjukkan bahwa rata-rata sensitivitas butir soal adalah 0,39.

.

Tabel 4. 3 Rekapitulasi persentase hasil pengamatan aktivitas siswa

Tabel 4.4 Persentase reliabilitas instrumen pengamatan

No Observasi Terhadap

Persentase

Reliabilitas /RPP Reliabilitas Rata-rata

I II

1 Aktivitas siswa 91,83 91,31 91,57

(10)

7

Tabel 4.5 Rekapitulasi hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

Tabel 4.6 Reliabilitas Instrumen Pengelolaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif Pendekatan Student Facilitator And Explaining Dari Tabel 4.3 diatas menunjukkan

bahwa aktivitas siswa yang paling menonjol pada pertemuan I adalah Berdiskusi dan menuliskan pokok-pokok materi pembelajaran 36,07%. Secara berturut-turut diikuti dengan Memperhatikan Penjelasan Guru 18,85%, Menjawab pertanyaan 13,11%, Membaca Buku Siswa 12,30%, Menyimpulkan pelajaran 10,66% dan Mengajukan pertanyaan 9,02%. Sedangkan pada pertemuan II aktivitas siswa yang paling menonjol adalah Berdiskusi dan mengerjakan tugas-tugas dalam LKS dengan persentase 31,43%. Secara berturut-turut diikuti dengan Menjawab pertanyaan 19,29%, Membaca Buku Siswa dan memperhatikan penjelasan guru 15,00%, Menyimpulkan pelajaran 10,00% dan Mengajukan pertanyaan 9,29%.

Tabel 4.4 Reliabilitas Instrumen Aktivitas Siswa

Dari hasil analisis reliabilitas instrumen pengamatan dalam tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa instrumen pengamatan aktivitas siswa yang digunakan adalah reliabel dengan tingkat reliabilitasnya (tingkat kepercayaannya) 91,57%.

Dari Tabel 4.5 diatas skor rata-rata untuk masing-masing aspek pengamatan proses pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup, pengelolaan waktu, dan suasana kelas menunjukkan bahwa secara umum kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata 3,45.

Hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa secara umum, guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif pendekatan Student Facilitator And Explaining adalah baik. Guru mampu melatih keterampilan kooperatif siswa serta mengoperasikan perangkat pembelajaran dengan alokasi waktu yang sesuai, Bahkan guru dapat membuat siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran.

(11)

7

Explaining dapat dilihat dalam tabel 4.6 sedangkan rinciannya dapat dilihat pada lampiran 15. Dari tabel 4.6 di atas terlihat bahwa reliabilitas instrumen pengelolaan model pembelajaran kooperatif pendekatan Student Facilitator And Explaining untuk masing-masing RPP melebihi 75% artinya termasuk dalam instrumen baik atau reliabel (Borrich, 1994 dalam Trianto, 2009). Hal ini berarti instrumen ini layak dipakai.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif melalui pendekatan student facilitator and explaining efektif terfadap hasil belajar siswa kelas VIII pada materi pokok hama dan penyakit pada Tumbuhan di SMP rerata sensitivitas butir soal sebesar 0,39.

2. Guru mengelalo proses pembelajaran dengan kategori baik (3,45).

3. Semua siswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung, dengan aktivitas paling menonjol pada beberapa hal kepada para pembaca sebagai berikut:

1. Bagi guru biologi atau calon guru yang ingin mengimplementasikan pendekatan

Student Facilitator and Explaining untuk: pokok yang ingin diajarkan dan kondisi kelas atau subjek belajar yang bersangkutan. pendekatan Student Facilitator and Explaining, agar mengambil masalah penelitian yang berhubungan dengan keadaan eksternal maupun internal subjek belajar lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Asep. 2008. Evaluasi Pembelajaran. PT.Multi Pressindo:Jakarta

Beetlestone, 2011. Creative Learning: Strategi Pembelajaran untuk Melesatkan Kreatifitas Siswa

facilitator and-explaining.ht ml. diakses tanggal 22 nopember 2013

(12)

7

Munadi, 2010, Media Pembelajaran Rineka Cipta. :Jakarta

Na’u, G. 2012.Uji Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dalam pembelajaran Biologi Materi Pokok Hama dan Penyakit pada Tumbuhan terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMPK Adisucipto Penfui Kupang Tahun Ajaran 2011/2012. Skirpsi Unwira: Kupang

Nasar, 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.: Rajawali Pers Jakarta

Patris, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.Rineka Cipta. :Jakarta

Rohani A, 1997, Media Instruksional Edukatif: IKAPI:Jakarta

Sa’ud. 2008. Inovasi Pendidikan, IKAPI :Bandung:

Syaddad, F. 2010. Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional.Farhansyaddad

Syamsuri I, dkk. 2007. IPA Biologi Jilid II untuk Kelas VII SMP. PT. Erlangga: :Jakarta.

Sanjaya 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan.PTRaja

GrafindoPersada :Jakarta

Trianto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Prestasi Pustakaraya: Jakarta. Trianto. 2009. Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif-Progresif. PT. Kencana Predana Media Group: Jakarta.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran

Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. PT. Prestasi Pustakaraya: Jakarta.

weblog.htm. Diakses pada 10 Agusus 2013

Sofyan T,2009. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Nusantara: Surakarta

(13)

Gambar

Table 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pendekatan Student facilitator and Explaining
Tabel 4. 3 Rekapitulasi persentase hasil pengamatan aktivitas siswa

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul: “Analisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Margin, dan Return On Equity berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dan juga penelitian yang dilakukan oleh Insi (2011) yang menyatakan bahwa secara

Berdasarkan usulan program pada tahun 2015-2019 terdapat beberapa KSK yang diusulkan untuk diprioritaskan penanganannya, ternyata tidak ada konsistensi antara

sistem informasi geografis tempat dan fasilitas umum berbasis android dapat dilihat pada tabel 4.1 sampai tabel 4.4. Terdapat 4 tabel yang digunakan untuk menyimpan data

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan APBD pada Bagian Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung

Justeru, kajian ini memberi tumpuan untuk mengkaji penglibatan guru dalam membuat keputusan di Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) serta pengaruhnya terhadap perlakuan

menggunakan obat secara benar yang sangat terpenting kewajiban seorang farmasis baik diminta ataupun tidak harus selalu pro aktif melaksanakan KIE ( komunikasi,

Saya memilih obat maag sesuai dengan obat yang diiklankan Saya memilih obat sesuai dengan saran dari apoteker Ketika saya ingin tau informasi obat maka saya membaca di kemasan