Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI
SEBAGAI PARTISIPAN
Judul penelitian : Peran lingkungan sosial terhadap pengambilan
keputusan mengenai kesehatan maternal di
Desa Binaus Kecamatan Mollo Tengah,
Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Tujuan : Mengetahui bagaimana Peran Lingkungan
Sosial terhadap Pengambilan Keputusan
mengenai Kesehatan Maternal di Desa Binaus
Kecamatan Mollo Tengah, Kabupaten Timor
Tengah Selatan.
Pengambilan data : Penelitian ini menggunakan 2 teknik
pengumpulan data yaitu Focus Group Discussion (FGD) pada kepala keluarga dan wawancara mendalam (in-depth interview) pada perangkat desa (kepala desa, kepala dusun),
dan tua adat (orang yang dituakan).
Waktu : Pengambilan data akan dilaksanakan selama
peneliti membutuhkan data dari partisipan dan
sesuai kesepakatan bersama antara peneliti dan
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN
Fakultas : Fakultas Ilmu Kesehatan
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Universitas : Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Judul penelitian : Peran lingkungan sosial terhadap
pengambilan keputusan mengenai
kesehatan maternal di Desa Binaus
Kecamatan Mollo Tengah, Kabupaten Timor
Tengah Selatan
Peneliti : Glorya Pretty Ndoen
NIM : 462012097
Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan oleh
Peneliti tentang penelitian yang akan dilaksanakan sesuai dengan
judul di atas, maka saya mengetahui tujuan dari penelitian ini, yaitu
untuk mengetahui bagaimana Peran Lingkungan Sosial terhadap
Pengambilan Keputusan mengenai Kesehatan Maternal di Desa
Binaus Kecamatan Mollo Tengah, Kabupaten Timor Tengah
Selatan.
Saya memahami bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian
ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan maternal, terutama bagi pencegahan kematian ibu
hamil, ibu melahirkan dan nifas.
Saya juga mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini
akan dijaga kerahasiaannya dan berkas yang mencantumkan
identitas saya hanya digunakan untuk keperluan pengolahan data
saja dan bila sudah tidak digunakan lagi, kerahasiaan data tersebut
Selanjutnya saya secara sukarela dan tidak ada unsur
paksaan, saya menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian
ini.
Peneliti
(Glorya Pretty Ndoen)
Binaus, Oktober 2016
Partisipan
Lampiran 4 Panduan Pertanyaan FGD (Kepala Keluarga)
1. Bolehkah bapak/ibu ceritakan apa yang anda ketahui tentang
kesehatan ibu?
2. Seberapa pentingkah kesehatan ibu bagi anda?
3. Kondisi apa yang anda anggap sebagai prioritas dalam
kesehatan ibu?
4. Bagaimana cara menyelesaikan masalah kesehatan ibu yang
terjadi?
5. Siapakah yang berhak untuk mengambil keputusan dalam
keluarga, apakah pendapat ibu dipertimbangkan?
6. Bagaimana cara anda memilih layanan kesehatan untuk ibu?
7. Sumber informasi manakah yang membantu anda untuk
menentukan pilihan layanan kesehatan untuk ibu?
8. Siapa yang menentukan bentuk dan lokasi layanan kesehatan
Lampiran 5 Panduan Wawancara Mendalam (Perangkat Desa)
1. Bolehkan bapak/ibu menceritakan apa yang anda ketahui
tentang kesehatan ibu?
2. Bolehkan bapak/ibu menceritakan bagaimana bentuk hubungan
komunikasi anda dengan masyarakat setempat?
3. Bagaimana peran anda untuk menyelesaikan masalah
kesehatan ibu di masyarakat?
4. Masalah apa saja yang anda ketahui terjadi di Desa Binaus ini,
terkait kesehatan ibu?
5. Bagaimana anda menyikapi masalah yang terjadi?
6. Adakah hambatan yang anda alami dalam menyelesaikan
masalah yang terjadi?
7. Hambatan apa saja yang dialami dalam proses penyelesaian
masalah kesehatan ibu?
8. Pendekatan apa saja yang anda lakukan dalam menghadapi
hambatan tersebut?
9. Kegiatan apa saja yang diselenggarakan oleh pemerintah atau
inisiatif perangkat desa berkaitan dengan kesehatan ibu?
10. Apakah ada organisasi atau komunitas tertentu yang diacu
sebagai sumber informasi keadaan kesehatan ibu di Desa
Binaus?
11. Dilihat dari organisasi diatas, siapa saja atau organisasi mana
yang paling berperan penting dalam menyelesaikan masalah
Lampiran 6 Tabel 6.1 Verbatim Wawancara Partisipan
Pewawancara (P) : Glorya Pretty Ndoen (Peneliti)
Partisipan 1 (P1) : Tn. NT (Riset Partisipan)
Waktu : Senin, 26 September 2016, pukul 11.10 –
11.40
Tempat : Ruang Kerja Kantor Desa Binaus
Pelaku Uraian Wawancara Kode
P Slamat pagi bapak. P1.1
P1 Iya slamat pagi (sambil berjabatan tangan).
P Trima kasih bapak sudah meluangkan waktu
untuk melakukan wawancara dengan saya, akan
ada beberapa pertanyaan yang akan saya ajukan
terkait dengan topik penelitian saya disini bapak.
Apakah sudah bisa dimulai bapak?
P1.2
P1 Oia silahkan silahkan.
P Yang pertama bapak bisa menceritakan atau
memberitahukan kepada saya apa yang bapak
ketahui tentang apa itu kesehatan ibu dan
seberapa pentingkah kesehatan ibu bagi bapak?
P1.3
P1 Iya, kalo soal kesehatan ibu dan anak itu kami
peduli sekali karena dulu itu angka kematian bayi
dan ibu itu cukup tinggi khususnya di desa
Binaus. Dengan sudah ada dua periode saya
pimpin kelihatan dulukan contoh ke dulu orang
mau melahirkan di rumah padahal sudah ada
tempat-tempat yang ditunjuk untuk pergi
tunggu untuk melahirkan. Waktu itu kan belum
mempunyai puskesmas tapi pustu itu ada dan
kami biasa buat supaya, ini apa e e kalau bisa dia
melahirkan di tempat-tempat umum, karena itu
juga ada Perda yang mengatur. Kalo melahirkan
di rumah itu dikenakan sanksi. Hanya adakalanya
dia kurang aktif di posyandu jadi hitung-hitung
tafsiran mau melahirkan kapan itu salah.
Kadang-kadang bisa melahirkan di rumah tapi itu harus di
bawa ke puskesmas.
P Berarti itu tetap dilayani bapak? P1.4
P1 Iya tetap dilayani. Memang perda sudah
mengatur tentang itu tapi ya masyarakat
pedesaan ini mau karmana? Dia seperti yang dia
bisa buat, dia punya uang tidak ada dia mau buat
karmana? Nah walaupun ada perda tapi dia juga
bukan malawan e tapi hanya salah takser
kira-kira kapan melahirkan. Tapi akhir-akhir ini sudah
kurang, apalagi ada sudah dari kesehatan
terutama dari UKSW itu Salatiga sudah bekerja
sama dengan kami dan betul-betul sekarang
masyarakat su sadar, su sadar tentang
kesehatan. Dulu mereka kan kebanyakan
melahirkan di rumah bulat kan, terus pake sistem
tatobi tapi dengan sudah berapa tahun terakhir ini
4 tahun mau 5 tahun terakhir ini sudah sejak pak
rektor kesini, terus tambah pak ferri yang selalu
kesini, terus tempatkan eni sudah eni turun dia
yang mulai kumpul bersama dengan ibu-ibu kader
ukuran ya belum maksimal tapi sudah agak
lumayan ada perkembangan.
P Kalau puskesmas sudah lama bapak disini? P1.5
P1 Puskesmas baru mau jalan 3 tahun
P Kalau dulu sebelum ada puskesmas dimana
ibu-ibu melahirkan bapak?
P1.6
P1 Di Pustu, ada petugas yang pergi-pulang terus
kalau ada yang begitu kita telepon membantu dan
dulu ada dukun to untuk bersalin tapi sekarang
sudah tidak pakai lai. Hanya terutama
kader-kader yang membantu untuk, karena kader-kader kami
kasih insentif dari kantor desa 1 tahun 500.000,
jadi bayar insentif dari kantor desa. Ditambah lagi
dengan beberapa kader juga untuk BKBHI ada 5
ko 6 itu dibayar dari sini untuk mereka membantu
bisa datang ada kegiatan jadi itu setiap bulan
berjalan. Posyandu disini tanggal 18 dan
dibawah tanggal 20 terus ditambah BKBHI sekitar
tanggal 15 ditambah lagi kegiatan lain seperti
posyandu lansia. Jadi untuk binaus ya memang
bukan sudah terlalu bagus tapi sudah lebih baik
dari kemarin-kemarin.
P Belakangan ini bapak mungkin ada masalah apa
saja atau kasus-kasus yang terjadi terkait dengan
kesehatan ibu?
P1.7
P1 Ya, memang adakalanya dong contoh ke kemarin
e. Tadi malam saya masih baomong dengan
kepala puskesmas loh kenapa harus bayar oto
sedangkan oto kita ada desak DPR, telepon pak
disini kita harus minta tolong DPR tolong kirim
kendaraan jemput bawa ke puskesmas. Akhirnya
kami apa terror-teror DPR akhirnya kemarin
sudah dikasih ambulans 1. Nah penggunaannya
adalah nanti kadang-kadang minta uang minyak
lebih dari yang kita jangkau. Contoh disini
cukuplah 100.000 tidak apa-apa e kalau rujuk nah
dong minta lebih dari itu kan saya tanda tanya.
Tadi malam sempat kepala puskesmas bilang
bapak nanti uang itu dikembalikan, saya bilang
oke kenapa harus diminta kalau dia tidak punya
uang kira-kira seperti apa.
P Itu bayarnya dari mana bapak? P1.8
P1 Dari yang bersangkutan yang melahirkan,
keluarga yang bawa. Istilah ini anak angkanya
besar 250.000 ya saya marah-marah, nah minta
600 mungkin tidak dapat tapi campur tangan dari
katong disini ya kami biasa teror orang, teror
terutama DPR yang dapil sini itu dong stengah
mati dong harus kasih. Sampai air bersih buat
puskesmas kami pengadaan. Listrik buat
puskesmas kami pengadaan. Pak tolong bantu
saya puskesmas saya ada kurang ini itu, dong
kasih. Jadi untuk puskesmas sini kan baru hanya
namanya petugasnya orangnya yang biasa buat
lebih-lebih. Kalau sampe yang macam ke bidan
desa yang bertugas sini kalau lu tidak punya data
kan saya marah-marah, he ibu su tugas lima
tahun disini kenapa tidak punya data harus minta
mau datang untuk saya mau tanda tangan dong
punya itu yak kita omong dulu, kok ibu masok jam
11 pulang jam 12 hanya 1 jam saja, kita ju tanda
tanya tapi akhir-akhir ini su agak lumayan baik
apalai di Binaus su ada ibu kota kecamatan
Binaus terdekat dengan e e puskesmas sendiri,
tidak sama desa lain yang dong dari dana desa
itu alokasi buat dana-dana lain kalau perlukan
dalam waktu ini secepatnya harus pelayanan, itu
dong anggarkan dana sampai 6 7 juta dari desa.
Itu berlaku di desa-desa contoh ke di desa Pika,
Kualeu, Oelekam, Nekamunifeto, dong alokasi
dana tapi kalau orang tidak turun dong ju bayar
sesuai dengan dia pung apa dia punya jalankan
dia punya itu.
P Kalau angka kematian sendiri sudah bagaimana
bapak?
P1.9
P1 Su kurang, akhir-akhir ini su kurang. Dulu tahun
brapa e itu pernah ada KLB disini, itu terjadi di
dusun 3, tidak ada jalan motor, tidak ada jalan
oto, jalan manusia saja. Sudah saya lapor
kesana, ini masih siso to puskesmas masih siso
Mollo Selatan, jadi petugas turun, turun saya
suruh linmas dengan dusun, RT, RW, ajak
masyarakat datang kesini biar dekat. Jadi bagi
dua jalan, mereka jalan kaki kan jaraknya sekitar
15 kilo, dong jalan datang 5 kilo, 7 kilo ya petugas
ketemu di bawah pohon kasih pengobatan disitu.
Itu tahun ya tahun pertama saya jadi kepala desa
P Kalau seperti kasus-kasus yang masih ada yang
melahirkan di rumah bapak sebagai kepala desa,
bagaimana peran untuk menyikapi masalah
tersebut?
P1.10
P1 Ya kalau melahirkan di rumah adakalanya
petugas tidak mau pergi ambil, nah saya bilang
waduh ini kalau tidak pergi ambil kira-kira sapa
yang pergi, saya biasa paksa. Paksa harus tolong
itu sudah dapat kendaraan tu, kalau bisa ambil
bawa kesana. Jangan hitung kendaraannya,
manusianya bagaimana kita keslamatan
manusianya yang kita hitung harus utamakan.
Jadi untuk Binaus akhir-akhir ini ya su lumayan,
memang ada beberapa yang melahirkan, contoh
ke kemarin ada yang melahirkan di rumah. Nah
ini juga tidak tau, ini juga dia tidak ikut posyandu
itu yang kasus kemarin. Nah anak baru 1 tahun 2
minggu kaget ada adik lagi, dia sudah hamil lagi
dan itu juga biar dong tenang-tenang dolo baru
kita panggil.
P O jadi kasus seperti ini nanti dipanggil ya bapak? P1.11
P1 Ya, kenapa harus begitu? Paling tidak datang ke
posyandu, jangan malu-malu, kesana kasih tau
kan ada petugas mau malu buat apa, kalau
memang sudah terlanjur seperti itu ya sudah kita
lihat ko apa kalau hanya dengan perasaaan malu
dengan orang lain terus lu yang jadi korban
bagaimana? Itu saya rencana juga, ya saya
punya masa jabatan lagi 1 tahun, lagi sedikit.
Perdes tentang itu.
P Jadi saat ini belum ada sanksi begitu untuk yang
bersangkutan ko bapak?
P1.13
P1 Ya belum, belum ada. Tapi nanti kita teror dong
lain, ya kita omong kalu lu tidak ikut ya sudah kita
bisa kasih dia sanksi sosial. Jadi sanksi sosial
yang biasa kami terapkan untuk sementara.
P Kalau saat ini bapak dalam menyikapi
masalah-masalah adakah hambatan-hambatan yang
bapak sendiri temui?
P1.14
P1 O tidak, tidak ada. Dong cukup kenal saya dan
saya cukup kenal mereka. Nah saya omong
harus tegas, karena demi untuk keslamatan
mereka sendiri kita hanya membantu berpikir buat
mereka. Nah dong tau saya memang orangnya
tegas dan mereka buat apa pasti takut.
P Bentuk komunikasi bapak dengan masyarakat
setempat di Binaus bagaimana bapak?
P1.15
P1 Kalau soal komunikasu itu aman, saya omong
apa sa dong ikut karena dulu memang saya su
pernah jadi kepala desa, nah saya tidak mau tapi
dong paksa bapak harus naik lagi. Oke kalau
seperti itu saya omong apa kamu ikut, saya tidak
pernah suruh kamu untuk bekerja buat saya tapi
komunikasi saja saya rasa kita bisa jalan dengan
baik, o mari kita hidup disini ke basudara sa, jadi
kita omong apa bagaimana membangun
kampung itu dari hambatan memang buat saya.
P Kegiatan yang dilaksanakan oleh bapak sendiri di
desa sini terkait dengan kesehatan ibu, apa saja
bapak?
P1.16
P1 Ya untuk kesehatan ibu kita ulang-ulang kasih
mereka pemahaman supaya ada sakit atau ada
apa yang sakit, atau hamil harus ke posyandu,
memang kita tidak buat Perdes tapi kita selalu
menghimbau. Kita biasa buat pengumuman di
greja, di tempat-tempat umum kita buatkan itu.
Contoh ke kemarin sempat beberapa kegiatan
saya kasih masuk untuk mereka bisa membantu
saya. Dulu kan susahnya di dusun 3, jalannya
stengah mati memang sampai sekarang jalan
masih stengah mati tapi su sampai dusun 2. Dulu
air bersih kurang disana, sekarang sudah ada air.
Dusun 3 belum, masih konsumsi air kali, dusun 2
seluruh sudah ada air bersih. Kalau tidak biasa
kita ke dusun 3 pulang minta minum aer stengah
mati karna susah air tapi sudah tahun ini mulai
tahun ini sudah tidak lagi, su aman apalai dibantu
dengan dana desa ya kita melihat masyarakat ini
sudah terbantu dengan aturan juga.
P Kalau di desa ini mungkin ada organisasi atau
komunitas apa yang bapak jadikan sebagai acuan
sumber informasi?
P1.17
ada beberapa komunitas seperti yang saya bilang
ada BKBHI ada, kita tidak susah cari informasi.
Mereka bisa sampaikan selain saya sampaikan
mereka bisa sampaikan kepada masyarakat,
terus kadang-kadang mau akhir tahun kami
evaluasi hasil kerja 1 tahun itu seperti apa. Itu
lengkap BPD, LPM, Kader Posyandu, semua
datang sini kita evaluasi setiap akhir tahun
sedangkan setiap bulan ada yang pantau, seperti
posyandu pasti anggota saya sudah disana dan
juga ada yang ada anak merah setiap tanggal 18
kalau anak su lebih dari 1 bapak deng mama
harus kesana, diwajibkan untuk bapak ju bawa itu
anak ke posyandu.
P Baik trima kasih banyak bapak untuk kesempatan
dan waktu yang sudah bapak berikan pagi ini.
P1.18
Pewawancara (P) : Glorya Pretty Ndoen (Peneliti)
Partisipan 2 (P2) : Tn. YK (Riset Partisipan)
Waktu : Senin, 26 September 2016, pukul 08.40 –
09.25
Tempat : Ruang Kerja Kantor Desa Binaus
Pelaku Uraian Wawancara Kode
P Slamat pagi bapak, saya Glorya dari UKSW
Salatiga.
P2.1
P2 Oia ibu slamat pagi (sambil berjabatan tangan).
P Trima kasih untuk kesediaan bapak bersedia
saya wawancarai, bisa dimulai sekarang ko
bapak?
P2.2
P2 Oia tentu bisa, silahkan.
P Yang pertama mungkin bapak bisa menceritakan
kepada saya apa yang bapak ketahui tentang apa
itu kesehatan ibu?
P2.3
P2 Ya tentang kesehatan ibu yang pertama waktu
ibu yang melahirkan dan hamil itu setiap tanggal
18 harus ke posyandu, terus waktu melahirkan itu
harus ke puskesmas atau layanan kesehatan.
Setelah itu pulang ke rumah untuk tunggu hari
yang ke 40 baru bisa keluar masa nifas selama
40 hari 40 malam.
P Sebagai kepala dusun, terkait peran bapak
sendiri bagaimana bentuk komunikasi dengan
masyarakat di dusun, apakah lewat telepon
ataukah langsung menyapa ke rumah-rumah,
atau bagaimana bapak, bapak bisa
menceritakan?
P2.4
rumah untuk kita memberitahukan tentang
bagaimana, umpama baru hamil itu harus setiap
tanggal 18 itu harus ke posyandu untuk periksa
kehamilan. Saya langsung ke rumah, kan saya
tidak punya handphone jadi saya langsung ke
rumah masyarakat.
P Sejauh ini berjalan baik bapak, komunikasinya
bapak?
P2.5
P2 Iya sejauh ini berjalan baik.
P Kalau di dusun sendiri mungkin apa saja
masalah-masalah atau kasus-kasus yang bapak
ketahui terkait dengan kesehatan ibu yang terjadi
di desa Binaus?
P2.6
P2 Ya ini dari kesadaran masyarakat ya, kita sudah
memberitahu mereka supaya waktu hamil itu ke
posyandu untuk periksa kehamilan, trus waktu
lahir itu harus ke puskesmas untuk ditolong oleh
perawat trus masyarakat ini yang tidak sadar nah
kita mau apakan? Itu, sepertinya satu yang
baru-baru tanggal berapa itu sih maina yang baru-baru-baru-baru
pak welem punya istri melahirkan itu, kan waktu
dia hamil tidak mau ke posyandu. Kita sudah
memberitahu sampai di rumah beritahu kalau
hamil kesana untuk periksa kehamilan itu kira-kira
bagaimana, tidak mau periksa kemamilan ke
puskesmas juga. Nah ini kita mau pake
kekerasan kan sekarang HAM jadi tidak bisa kita
tidak bisa. Tanggal 19 baru-baru itu melahirkan di
rumah trus ari anaknya keluar baik trus
sampai puskesmas baru tertolong.
sendiri belom tau. Dari desa sendiri baru-baru su
ada keputusan untuk sanksi lahir eh melahirkan di
rumah itu dia punya sanksi bayar 500.000 satu
kali melahirkan di rumah, kalau melahirkan di
puskesmas tidak ada biaya. 500 itu buat kasih
takut dong sa, keputusan dari desa itu 500.000
untuk ibu yang melahirkan di rumah. Kalau
melahirkan di puskesmas tidak bayar.
P Terkait dengan pekerjaan bapak sebagai kepala
dusun dalam menghadapi masalah seperti ini
bagaimana bapak menjalankan peran untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
P2.9
P2 Kita harus beritahu mereka dengan baik supaya
ke depan itu jangan terulang lagi, supaya
bagaimana pentingnya kesehatan itu, karna kalau
kita tidak ikuti kesehatan dengan baik kita
sebagai manusia ini kita yang sendiri derita, kita
sendiri yang menderita karna apa kita tidak mau
kita yang sendiri mau perbaiki kan tidak bisa,
butuh orang lain pertolongan orang lain.
P Nah dalam menyelesaikan masalah seperti ini
apakah ada hambatan-hambatan yang bapak
temui?
P2.10
P2 Memang ada hambatan-hambatan tetapi tetap
kita harus mengupayakan untuk selesaikan.
P Hambatan dalam bentuk apa bapak? P2.11
P2 Hambatan dalam bentuk yak e kita sudah
beritahu trus tidak mau ikut kita punya mau ikut
dia punya mau, itu kan pengertian ini tidak sama
beda-beda.
P Dalam menyikapi hal tersebut bapak sebagai
kepala dusun strategi apa yang bapak pakai
untuk o ini dia punya karakter yang berbeda ini
beda jadi saya harus seperti apa?
P2.12
P2 Untuk pribadi saya, saya orangnya kasar dan
saya harus pake kekerasan supaya orang yang
kita sudah beritahu ulang-ulang dia tidak sadar
kita harus kasar dengan dia supaya ke depan dia
bisa sadar untuk dia perhatikan dia punya pribadi
itu jadi baik.
P Kasar ini dalam bentuk tindakan atau kata-kata
atau bagaimana bapak?
P2.13
P2 Hanya kata-kata saja, tidak maen fisik hanya
kata-kata saja yang kasar.
P Nah mungkin tadi bapak bilang kalau komunikasi
dengan masyarakat langsung turun ke
rumah-rumah, nah itu apakah hanya untuk misalnya
terjadi kasus saja atau umumnya semua ibu yang
hamil bapak langsung sosialisasi ke
rumah-rumah?
P2 Ya kalau untuk itu kan di dusun 1 ini ada 5 RT,
jadi disetiap RT ada berapa ibu hamil yang ada di
RT itu saya harus kesitu untuk beritahu semua, 5
RT ini saya kunjungi semua. Saya beritahu
bahwa setiap tanggal 18 itu harus ke posyandu
untuk periksa kehamilan trus pas waktu untuk
melahirkan harus ke puskesmas ditolong oleh
perawat.
P Kalau di dusun bapak sendiri atau mungkin bapak
ada bentuk tim yang bantu untuk misalnya
sosialisasi ke rumah-rumah?
P2.15
P2 Saya sendiri. Untuk saya sendiri tiap tanggal 18
saya juga hadir di posyandu untuk mencek
kehadiran ibu hamil untuk dusun saya, kehadiran
bayi balita yang ada di posyandu itu tanggal 18
berapa yang ikut berapa yang tidak ikut, saya
selalu cek setiap bulan berjalan.
P Kalau tidak hadir di posyandu bagaimana bapak? P2.16
P2 Itu diberi sanksi, 1 kali alpa itu sekarang
kesepakatan itu dinaikan menjadi 25.000 bayar
harus bayar karna ini penting. Bayarnya langsung
ke posyandu.
P Sanksi bayaran ini dialokasikan kemana bapak? P2.17
P2 Untuk perawatan posyandu, ke gedung rusak
begitu, meja rusak apa segala macam yang rusak
ya ambil dari dana itu untuk kerja. Jadi
bermanfaat kembali untuk posyandu tersebut.
pemerintah atau oleh desa terkait dengan
kesehatan ibu disini?
P2 Itu kesehatan ibu itu ah disuruh tanam sayur, eh
pokoknya untuk makanan sehari-hari itu disuruh
tanam sayur.
P Itu dibiayai atau dipantau saja? P2.19
P2 Pantau saja mereka yang kelolah.
P Ada lagi kegiatan yang lain bapak? P2.20
P2 Kegiatan lain ya ke membantu mereka untuk ke
liat ada yang WC nya tidak bagus kita suruh
untuk perbaiki, lubang sampahnya begitu,
kebersihan dalam rumah.
P Kalau untuk ibu hamil bapak? P2.21
P2 Untuk ibu hamil ah ah di untuk kita dari desa
setiap kali ditugaskan oleh bapak desa untuk kita
keluar monitoring langsung ke rumah-rumah
untuk ibu hamil, kita pi lihat kondisi ibu hamil
seperti apa kita beritahu dan laporkan ke desa
trus kita laporkan lagi ke kader posyandu begitu.
P Kalau di dusun 1 kader ada berapa bapak? P2.22
P2 Kader ada 10 orang, jadi bagi-bagi tugas ke 2
orang di 1 RT begitu-begitu dipantau terus. Ibu
kader juga berperan terus ke desa-desa, tugas
yang sudah diberikan itu.
P Nah seperti kasus-kasus yang bapak sudah
sebutkan, salah satunya masih ada yang
melahirkan di rumah. Mungkin seperti kasus ini,
organisasi atau kelompok mana yang biasanya
bapak jadikan acuan untuk mendapatkan
informasi kalau ada kasus disini disana, ada
laporan dari mana begitu bapak?
P2 Itu adakalanya yang pertama dari bapak RT, RW,
trus masyarakat sendiri yang ada di RT itu.
Mereka langsung laporkan kepada saya untuk
saya bisa lanjutkan ke atas lagi. Saya musti
laporkan ke kepala desa baru kepala desa
perintahkan untuk saya kesana untuk selesaikan
begitu. Jika saya tidak bisa diangkat lagi ke bapak
desa untuk bapak desa bisa selesaikan begitu.
P Organisasi yang berperan paling tinggi untuk
berhak mengambil keputusan atau kebijakan itu
siapa bapak?
P2.24
P2 Kepala desa, kita pertama begini kita selesaikan
dulu di RT kalau tidak bisa dinaikkan ke RW kalau
RW tidak mampu untuk selesaikan kita naikkan
ke dusun kalau sampai di dusun tidak bisa lagi
kita harus ke kepala desa baru selesaikan.
Mereka biasanya diundang untuk hadir di kantor
untuk selesaikan masalah tersebut. Dipanggil,
dibuatkan surat undangan untuk ke kantor
langsung kita selesaikan di kantor.
P Sejauh ini bagaimana kesehatan ibu di Binaus
yang bapak amati?
P2.25
P2 Ya dengan adanya masa ini semua ibu hamil baik
balita yang ada di desa Binaus ini semua baik
karna masyarakat sekarang semakin hari
semakin su mulai sadar pentingnya kesehatan
untuk pribadinya mereka. Semakin baik sudah
ada perkembangan.
dan waktu yang sudah bapak berikan pagi ini.
P2 Ia sama-sama ibu, semoga bisa membantu
Pewawancara (P) : Glorya Pretty Ndoen (Peneliti)
Partisipan 3 (P3) : Tn. YK (Riset Partisipan)
Waktu : Minggu, 25 September 2016, pukul 16.00 –
16.35
Tempat : Ruang Tamu Rumah Partisipan
Pelaku Uraian Wawancara Kode
P Slamat sore om (sambil berjabatan tangan), trima
kasih sudah bersedia diwawancara sore ini, ada
beberapa pertanyaan yang akan beta ajukan.
Yang pertama mungkin om sendiri bisa
menceritakan buat beta apa yang om Yanto
ketahui tentang apa itu kesehatan ibu?
P3.1
P3 Iya ehem kesehatan ibu itu artinya eh eh ibu itu
kuat, sehat jasmani dan rohani, tidak cacat dalam
penyakit, selalu mengkonsumsi makanan yang
mengandung vitamin dan protein. Aaahhhh kami
disini khususnya ini ibu menyusui dia harus
mengkonsumsi makanan yang bergizi kalau disini
banyak konsumsi jagung bose. Tujuannya untuk
memperlancar ASI. Selain itu juga waktu 40 hari
40 malam ibu nifas itu harus banyak melakukan
kegiatan tatobi dengan menggunakan air panas
itu dibantu oleh keluarga, walaupun bersalin di
puskesmas waktu kembali ke rumah mereka
harus tatobi. Nah kalau tidak melakukan itu jelas
sudah lewat waktu 40 hari 40 malam itu ketika ibu
nifas itu mau ambil barang yang sedikit berat
artinya dia kurang bertenaga jadi harus tatobi.
Selain itu dulu itu mereka harus mengkonsumsi
lagi seperti itu.
P Yang berikut om Yanto bisa ceritakan bagaimana
gambaran hubungan komunikasi disini dengan
masyarakat?
P3.2
P3 Kalau itu kan kami dari pemerintah desa sudah
mengharuskan dan itu sudah tercantum dalam
aturan, contoh ke dia bersalin di rumah jelas
keluarga yang bersangkutan itu kena dengan
aturan. Ada punya sanksi, biasanya kalau
ketahuan saja keluarga yang anggotaya bersalin
di rumah itu bayar 1 juta. Biayanya dialokasikan
kembali ke ibu bersalin itu.
P Sebagai kepala dusun dalam menghadapi
masyarakat dengan kasus seperti ini strategi apa
yang dibuat dalam berkomunikasi dengan
masyarakat?
P3.3
P3 Itu kali lalu kami bentuk tim, saya juga masuk
dalam tim. Kalau ada ibu yang hamil keluarga
harus melaporkan kepada kami supaya kami tau
kemudian kami dalam tim bagi tugas untuk ibu
tersebut kami pantau. Tim ini juga kami libatkan
dengan kader. Kali lalu ada 1 yang bersalin di
rumah terpaksa saya ambil alih. Saya kokoh ini
bayi yang sementara sudah lahir ini dengan
darah-darah dengan ari-ari semua itu saya ambil
bawa ke puskesmas. Puskesmas tetap melayani,
nah kena dengan aturan sekarang kalau ada
yang melahirkan di rumah orang yang bantu
melahirkan di rumah itu juga kena dengan aturan
lagi menolong bersalin, macam kalau ketahuan
dukun terlibat berarti dukun kena dengan aturan
kena denda.
P Om sebagai kepala dusun, bagaimana peran
untuk menyelesaikan masalah yang terjadi?
P3.4
P3 Ah untuk saya punya pribadi saya tetap
melaksanakan program yang sudah ditetapkan
oleh pemerintah, tetap mendukung bahkan saya
sendiri ketika ibu yang bersalin itu sepertinya
sudah merasa sakit saya akan anjurkan langsung
dibawa ke puskesmas. Lapor untuk bawa kesana
biar periksa dia punya kehamilan itu seperti apa
jadi kami pantau terus.
P Apa saja masalah-masalah yang ada disini terkait
dengan kesehatan ibu yang om sendiri ketahui?
P3.5
P3 Itu sudah masih ada yang melahirkan di rumah,
ada yang dia punya anak baru umur 2 bulan dia
sudah hamil lagi saya bilang hhhmm hhhmm ini
suami bagaimana sementara istri masih sakit dia
sudah buat lagi, jadi saya anjurkan untuk ikut
program KB. Ada juga 1 disini umur kehamilan,
ada yang dia hamil umur sudah lewat dari masa
subur itu kan berpengaruh pada janin. Mana ko
dia su umur 45 tahun ke atas masih hamil lagi,
kasian nanti urus dia punya anak karmana. Kalau
untuk masalah gizi saya pikir masih baik saja.
P Untuk menyikapi masalah-masalah yang terjadi
ini bagaimana om?
P3.6
P3 Untuk saya mau sikapi, perlu pemerintah ini
kegiatan agar artinya masyarakat sadar untuk
buat sesuai aturan yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah. Contohnya promosi kesehatan atau
sosialisasi terus-terus. Pemerintah harus terus
mencanangkan program yang sudah dibuat agar
kasingat masyarakat dong.
P Dalam menyikapi masalah yang ada, pernahkah
om menghadapi hambatan?
P3.7
P3 Saya hanya kadang kami punya waktu ini yang
menyulitkan saya untuk bertemu dengan
masyarakat. Jadi kadang kalau ada waktu baru
saya ke masyarakat, kadang kalau ke padat
begitu di kantor jelas saya tidak bisa kesana. Ke
depan saya mau kasih motivasi lagi ke kader agar
mereka yang bisa bantu perhatikan masyarakat.
Kalau sifat masyarakat dong tergantung, ada
beda-beda jadi kuncinya perlu kita memahami
dong punya karakter. Contoh ke dong punya
karakter keras kepala nah katong harus bisa buat
untuk menetralisasi itu. Kami jadi pihak tengah
begitu.
P Kalau ada hambatan di waktu, apakah ada
strategi kusus yang om yanto buat untuk
mengatasi hambatan ini?
P3.8
P3 Saya biasanya artinya macam ke saya punya
waktu luang tidak ada saya biasanya
menyampaikan kepada kader untuk bantu saya,
bapak ibu tolong untuk menyampaikan
pemahaman kepada masyarakat kususnya ibu
kesehatan yang ada terus ke macam ibu bersalin
perlu ada kegiatan pemeriksaan setiap bulan ke
posyandu untuk periksa atau macam ke ada sakit
begitu langsung lapor ke puskesmas atau lapor
kepada kami untuk kami teruskan ke puskesmas
kalau puskesmas berhalangan kami bantu untuk
lapor ke tingkat kabupaten.
P Disini kegiatan apa saja yang dibuat untuk
kesehatan ibu?
P3.9
P3 Biasanya kami dari pemerintah desa hanya
memberikan anjuran artinya motivasi begitu,
langsung ke macam ada kegiatan sosialisasi di
kantor kami sudah menyampaikan kepada
masyarakat. Biasanya kadang 1 bulan itu 2
sampai 3 kali katong buat pertemuan di kantor.
Pokoknya kalau ada waktu untuk kita kumpul
dengan masyarakat langsung disampaikan,
contoh ke kegiatan di posyandu, gereja juga.
Posyandu setiap bulan 1 kali. Ada 2 pos disini,
masyarakat cukup aktif juga untuk ikut posyandu.
Kalau ada yang tidak hadir ke posyandu biasa
bayar denda nah itu uang dialokasikan kembali
untuk perawatan posyandu kadang ke beli
kacang hijau untuk dong makan. Ini posyandu di
kelolah oleh kader kerja sama dengan
puskesmas jadi ada tenaga kesehatan yang
terlibat juga.
P Sumber-sumber informasi yang dipakai dari mana
saja om?
P3.10
masyarakat, masyarakat langsung
menyampaikan kepada saya. Kadang juga kalau
RT atau RW berhalangan begitu mereka
langsung melaporkan kepada saya, untuk saya
kalau bisa selesaikan ya saya dengan kader
selesaikan tetapi kalau tidak saya laporkan lagi ke
kepala desa.
P Yang berhak untuk mengambil kebijakan
mengatasi masalah disini siapa om?
P3.11
P3 Kalau kami punya aktivitas biasa di kantor jadi
artinya langsung kepala desa. Semua dilaporkan
ke beliau.
P Bagaimana perkembangan kesehatan ibu disini? P3.12
P3 Lewat kegiatan sosialisasi kesehatan artinya
separuh sudah berlakukan itu jadi sebagian
sudah sadar untuk mau bebas dari setiap sakit
penyakit yang terjadi jadi kalau saya lihat sudah
ada perkembangan. Kalau kasus yang masih
terjadi sejauh ini masih bisa di tangani.
P Baik trima kasih banyak om yanto untuk waktu
yang sudah diberikan sore ini.
P3.13
P3 Ia sama-sama kk, semoga bisa membantu
Pewawancara (P) : Glorya Pretty Ndoen (Peneliti)
Partisipan 4 (P4) : Tn. JM (Riset Partisipan)
Waktu : Senin, 26 September 2016, pukul 13.05 –
13.40
Tempat : Ruang Kerja Kantor Desa Binaus
Pelaku Uraian Wawancara Kode
P Slamat siang om (sambil berjabatan tangan), beta
Glorya dari UKSW Salatiga. Trima kasih sudah
bersedia beta wawancarai siang ini, ada
beberapa pertanyaan yang akan beta ajukan.
Yang pertama apa yang om Jid ketahui tentang
kesehatan ibu dan seberapa pentingkah
kesehatan ibu itu?
yang dialokasikan untuk kebutuhan posyandu.
Intinya kembali untuk mereka lagi.
P Kalau sebagai kepala dusun bagaimana bentuk
komunikasi dengan masyarakat?
P4.2
P4 Iya dibawah jaringan agak susah kk jadi kalau
ada informasi begitu saya dari sini langsung pake
motor untuk turun kasih tau ke masyarakat, karna
jarak juga lumayan jauh kk. Saya punya dusun di
daerah terpencil paling ujung dari ini desa.
P Komunikasi mereka dengan perangkat desa
sejauh ini bagaimana?
P4.3
P Masalah apa saja yang terjadi disini terkait
mereka jadi sebelum melahirkan sebaiknya
menginap di dekat-dekat puskesmas supaya
pertolongan lebih cepat tapi itu sudah kk.
P Strategi apa yang om buat sebagai kepala dusun
untuk mengatasi masalah yang terjadi?
P4.5
P4 Saya selalu pi kastau dong di rumah kk untuk
periksa dan kontrol di puskesmas atau posyandu.
Kalau dulu puskesmas belum ada biasa dong pi
pustu karna disana ada tenaga kesehatan.
Kadang kalau kastau dan dong sonde mau
datang, beta pake motor ko pi cek kk.
P Dalam mengatasi masalah yang ada pernahkah
om menemui hambatan atau tidak?
P4.6
P4 Iya itu ada kk, jarak pi dusun talalu jauh ko
kadang pake motor sampe parkir ko jalan kaki.
P Kegiatan-kegiatan apa saja yang sedang berjalan
terkait kesehatan ibu?
masyarakt juga hanya 1 RT.
P Sumber informasi dari mana saja yang om pakai? P4.8
P4 Dari kader kk.
perkembangan kesehatan ibu yang om amati?
P4 Keadaan kesehatan sudah bagus, karna ada
posyandu to kk jadi setiap bulan bisa pantau terus
kk. Saya berharap ke depan lebih bagus dari
sekarang.
P Baik trima kasih banyak om Jid untuk waktu yang
sudah diberikan siang ini.
P4.10
Pewawancara (P) : Glorya Pretty Ndoen (Peneliti)
Partisipan 5 (P5) : Tn. BS (Riset Partisipan)
Waktu : Minggu, 25 September 2016, pukul 17.10 –
17.55
Tempat : Ruang Tamu Rumah Partisipan
Pelaku Uraian Wawancara Kode
P Slamat sore bapak. P5.1
P5 Iya slamat sore nona (sambil berjabatan tangan).
P Trima kasih bapak sudah meluangkan waktu sore
ini untuk wawancara dengan beta, akan ada
beberapa pertanyaan yang akan beta ajukan
terkait dengan topik penelitian disini bapak.
Apakah sudah bisa dimulai ko bapak?
P5.2
P5 Oia silahkan silahkan nona.
P Bapak bisa ceritakan bagaimana posisi bapak
saat ini di tengah masyarakat Binaus?
P5.3
P5 Ia kalo setelah adanya kehadiran mahasiswa dan
kepala FIK Salatiga kami dilibatkan untuk jadi
motivator untuk ibu-ibu dan anak-anak. Selain itu
jadi tokoh adat atau tua adat disini.
P Bapak bisa menceritakan buat beta apa yang
bapak ketahui tentang kesehatan ibu?
P5.4
P5 Iya baik jadi kesehatan ibu itu berarti ibu yang
sehat dan ibu yang tidak sakit-sakitan.
P Bagaimana bapak punya hubungan komunikasi
informasi dari mama kebetulan mama kader jadi
kami sama-sama turun untuk mengarahkan
masyarakat periksa. Sementara ini komunikasi
berjalan baik nona.
P Apa yang bapak ketahui tentang
masalah-masalah yang terjadi di Binaus terkait dengan
kesehatan ibu?
P5.6
P5 Ini kebetulan begini sebelum ada mahasiswa
disini memang ada tapi kadang-kadang ada yang
terlanjur melahirkan di rumah. Nah mungkin salah
perhitungan dia punya tanggal untuk melahirkan
jadi akhirnya dengan tiba-tiba sudah melahirkan
di rumah, akhirnya ada beberapa yang dikenakan
sanksi. Dalam bentuk bayaran 50.000 untuk di
posyandu atau di kader. Jadi waktu kedapatan
bayar dulu baru anaknya ditimbang. Bayaran ini
nanti mereka kelolah beli kacang-kacangan untuk
memberikan makanan kembali ke ibu dan anak.
Kalau masalah lain nona, kebetulan ya kita disini
harus diikuti terus kalau tidak diikuti terus dia
mungkin sudah 6 bulan baru dia datang periksa di
posyandu, nah informasinya kita dapat dari kader.
Kebetulan dulu ini nona kita bukan hanya disini
saja, saya dengan mama dari sini sampe
nekemunifeto dan kebetulan posyandu ada 2
disini dengan di nekemunifeto. Jadi ibu hamil
yang tidak ikut kita pi turun langsung sampe
rumah ko cari dan ajak ikut posyandu.
P Bagaimana bapak menjalankan peran untuk
menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi di
masyarakat Binaus?
P5 Iya jadi apabila kita dapat informasi, kita
dilibatkan oleh Pak Desa kita diberikan undangan
menghadiri untuk memecahkan masalah
bersama. Biasanya yang hadir kader posyandu,
kader kesehatan yang BKBHI dengan kami.
Sejauh ini masalah yang terjadi bisa diselesaikan.
Apalagi beliau ketua kader ibu Desa ini kalau dia
cepat tau itu informasi cepat, kadang-kadang
beliau langsung tangani dan bawa ke puskesmas.
P Organisasi yang dijadikan sumber informasi dari
mana bapak?
P5.8
P5 Ini dari kader dong, nah mereka dapat informasi
karna sudah ditugaskan masing-masing harus
dapat berapa ibu jadi tanggung jawab. Mereka
cepat melaporkan ke tim penggerak PKK dan
beliau langsung teruskan ke kepala desa
langsung kita kumpul mulai bahas.
P Sejauh ini dalam proses penyelesaian masalah,
hambatan apa saja yang ditemui bapak?
P5.9
P5 Kalau hambatannya saya kira kalau sudah
berembuk tidak ada masalah lagi malah kalau
ada itu bagi dusun yang jauh di dusun 3. Tapi
akhir-akhir ini yang melahirkan diangkut semua
dekat dusun 2.
P Sanksi apa yang diberikan untuk pelaku? P5.10
P5 Langsung panggil yang bersangkutan dan
dihadirkan pada pertemuan di kantor desa, kalau
dia datang omong kontan brarti tidak dikenakan
itu yang dikenakan sanksi yaitu harus bayar atau
dia punya anak tidak boleh ikut timbang di
posyandu. Sehingga akhirnya dorang takut dan
tidak buat lagi. Biasanya pelaku kami undang
lewat kader jadi kader yang bertanggung jawab
untuk bawa pelaku ke kantor desa.
P Apakah ada pendekatan-pendekatan dari bapak
untuk masyarakat yang menjadi pelaku
kasus-kasus ini?
dilakukan terkait dengan kesehatan ibu?
P5.12
P5 Ya itu mereka dilibatkan ke misalnya penyuluhan
kesehatan dari tingkat kecamatan atau
kabupaten, posyandu setiap bulan berjalan
tanggal 20 dengan 21, kegiatan yang berikut
misalnya anak-anak balita dong itu mereka diikut
sertakan dalam permainan simulasi BKB nanti
setelah bermain mereka dikasih makanan
misalnya kacang-kacangan. Kegiatan ini biasanya
diselenggarakan di posyandu setiap bulan.
P Organisasi mana yang paling berperan penting
untuk menyelesaikan masalah di desa Binaus
bapak?
P5 Ini kebetulan kalau mereka masih berbelit-belit
kita undang dari kecamatan untuk memberikan
pengertian. Kalau di desa yang berperan paling di
atas kepala desa.
P Sejauh ini bagaimana pendapat bapak tentang
kesehatan ibu di Binaus?
P5.14
P5 Kalau pengamatan saya, setelah dibentuk kader
dengan tugas mereka masing-masing untuk ikuti
dan pantau ibu hamil terus kesehatan ibu sudah
cukup baik kecuali yang jauh dari posyandu
seperti di dusun 3 tetapi pemerintah sudah ambil
alih untuk kasih keluar bagi yang ada anak balita
datang dekat-dekat di dusun 2 jadi di bawah
tinggal yang tidak ada balita lagi. Dulu sebelum
kehadiran mahasiswa dari UKSW dan tim dosen
memang disini kesehatan ibu agak buruk tetapi
sekarang masyarakat sudah mulai ada
perubahan perilaku lebih baik.
P Baik trima kasih banyak bapak untuk waktu yang
sudah diberikan sore ini.
P5.15
Pewawancara (P) : Glorya Pretty Ndoen (Peneliti)
Partisipan 6 (P6) : Ny. YT (Riset Partisipan)
Waktu : Senin, 26 September 2016, pukul 12.10 –
12.55
Tempat : Ruang Kerja Kantor Desa Binaus
Pelaku Uraian Wawancara Kode
P Slamat siang mama, beta Glorya dari UKSW
Salatiga.
P6.1
P6 Ia slamat siang (sambil berjabatan tangan).
P Trima kasih siang ini mama su bersedia beta
wawancarai, beta mulai sa e mama.
P6.2
P6 Iya ibu.
P Mama bisa ceritakan kasih beta BPD itu apa dan
fungsinya di desa itu apa ko mama?
P6.3
P6 Iya BPD itu Badan Permusyawaratan Desa,
fungsinya sebagai alat untuk mengontrol
masyarakat dan aparatur desa disini. Kami ada 5
orang dengan tugas yang sama tetapi posisi yang
berbeda.
P Yang pertama mama bisa menceritakan buat beta
apa yang mama ketahui tentang apa itu
kesehatan ibu?
P6.4
P6 Kesehatan ibu itu sesuatu yang sangat penting,
sebagai seorang ibu kita harus menjaga
kesehatan dalam rumah tangga, anak-anak dan
diri sendiri. Dalam keluarga kesehatan ibu dan
anak paling penting.
P Bisakah mama gambarkan kepada saya
bagaimana bentuk komunikasi mama dan
teman-teman BPD dengan masyarakat?
P6 Itu biasa kami keluar rumah masuk rumah seperti
baru-baru ada satu yang meninggal kami keluar
rumah masuk rumah untuk fasilitasi mereka kalau
bisa sakit hanya kepala saja harus ke puskesmas
apalagi melahirkan.
P Masalah apa saja yang mama ketahui terjadi di
Binaus terkait dengan kesehatan ibu?
P6.6
P6 Masih banyak ibu baru-baru ada satu meninggal
ibu, baru keluar gereja sa tidak tau sakit apa dia
punya tempat anak itu luka, jadi kami sekarang
keluar rumah masuk rumah waktu hamil
lebih-lebih kalau mau melahirkan harus ke puskesmas
jangan pake dukun diluar lagi karna pake dukun
bae kita selamat tapi kalau ada dia punya hal-hal
yang sonde baik kan kita pi puskesmas dong
sonde terima lai. Jadi kami tidak tau yang lain
bagaimana tapi saya dengan teman-teman keluar
rumah masuk rumah untuk kasih tau terlebih buat
ibu hamil harus banyak kontrol di puskesmas.
Kalau yang meninggal ini ibu dia sudah selesai
melahirkan di rumah datang di puskesmas datang
bilang belum sampe saat jadi dong pulang.
Pulang sampe di rumah 2 hari ko melahirkan di
rumah tidak datang kembali ke puskesmas.
Rumah dekat saja dengan puskesmas tidak
jauh-jauh. Nah selesai melahirkan 1 minggu kemudian
dia meninggal di rumah. Ada juga yang 1 dia
melahirkan di rumah, su abis baru kastau kader
bilang su melahirkan abis jadi sonde bawa lagi ke
P Mama sebagai anggota BPD bagaimana
menyikapi masalah-masalah seperti ini?
P6.7
P6 Kami omong itu supaya kalau ke ada kasus ke
ibu melahirkan anak meninggal atau ibu
melahirkan dan ibu yang meninggal itu kita harus
cepat-cepat orang pertama yang diambil itu yang
tolong itu. Kami omong begitu karna su begini
lama pengumuman di greja, di posyandu tapi dia
masih tetap orang pertama yang kita ambil itu.
Sanksi ju sama sa ibu, kita su omong sanksi mah
kalau dia masih tetap tolong orang biar kita bilang
tunggu sa satu saat pasti ada dia punya waktu.
Kalau kasus yang terjadi kemarin itu dibiarkan
saja karna dia punya suami yang mau na
malahan dia punya suami yang jemput.
P Dalam menyelasaikan masalah-masalah yang
terjadi, mama dengan teman-teman pernahkah
menemui hambatan?
mau ke fasilitas kesehatan kita mau kermana.
P Strategi apa yang mama dan teman-teman
lakukan untuk mengatasi hambatan itu?
anak tanggal 18 dan 20, BKBHI tanggal 22 setiap
bulan juga.
P Organisasi mana saja yang mama dan
teman-teman jadikan acuan sumber informasi?
P6.11
P6 Itu dari posyandu dengan dia punya kader dong.
P Siapa yang paling berperan penting untuk
menyelesaikan masalah seperti ini mama?
P6.12
P6 Itu ibu ketua kader, walaupun orang mau bersalin
atau sakit apa sa begitu itu mamtua cepat.
P Bagaimana gambaran kesehatan ibu saat ini di
Binaus mama?
P6.13
P6 Disini sudah baik ibu, dibanding dengan dulu
sudah cukup berkembang.
P Baik trima kasih banyak mama untuk waktu yang
sudah diberikan siang ini.
P6.14
Lampiran 7 Tabel 7.1 Verbatim FGD (Focus Group Discussion) Partisipan Moderator : Ibu Treesia
Notulen : Ibu Eni
Observer : Glorya
Dokumentasi : Pak Arwyn
Peserta : berjumlah 34 orang, terdiri dari kader,
perangkat desa dan kepala keluarga
Waktu : Sabtu, 08 Oktober 2016, pukul 11.00 –
13.00
Tempat : Ruang Kerja Kantor Desa Binaus
Pelaku Uraian Wawancara Kode
M Slamat pagi bapak/mama semua, seperti yang
sudah diperkenalkan kami tim peneliti dari
gabungan dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga dengan Universitas Saporo Jepang.
Kami mengucapkan trima kasih banyak atas
kesempatan yang diberikan untuk melaksanakan
kegiatan diskusi siang ini dan trima kasih atas
waktu dan kehadiran dari bapak/mama semua
yang sudah hadir pada kesempatan siang ini.
Judul penelitian kami adalah peran lingkungan
sosial terhadap pengambilan keputusan
mengenai kesehatan maternal/ibu di Desa
Binaus. Dalam proses diskusi ini akan ada
beberapa pertanyaan yang akan kami ajukan
kepada bapak/mama semua dan bapak/mama
akan diberikan kesempatan untuk menjawab.
Pertanyaan yang pertama bolehkah bapak/mama
ceritakan bagaimana pengalaman bapak/mama
semua dalam proses pengambilan keputusan di
Desa Binaus. Iya kami memberikan kesempatan
untuk 5 orang pertama, Bpk.M selanjutnya Bpk.N,
Bpk.W, Bpk.A dan terakhir Bpk.S. Silahkan bapak
Bpk.M yang pertama.
Bpk.M Baik trima kasih atas waktunya saya Bpk.M,
kalau berbicara tentang pengambilan keputusan,
disaat-saat seorang ibu mau melahirkan saya
berbicara atas dua kurun waktu. Kalau tempo lalu
keputusan itu di tangan seorang suami sekarang
bukan zamannya lagi untuk keputusan berada di
tangan bapak lagi. Kalau dulu kami punya zaman
tahun 50an bapa bilang apa ya mama ikot,
sekarang tidak lagi bukan zamannya lagi. Kadang
itu di Pemda Kabupaten TTS sudah mengambil
suatu keputusan barangkali di Perda, sudah
melarang setiap ibu yang mau melahirkan tidak
boleh melahirkan di rumah kecuali melahirkan di
puskesmas. Karena itu untuk melahirkan seorang
bayi dari seorang ibu tentu harus kompromi
sepakat antar suami dan istri karna kalau tidak
sepakat berarti sanksi harus kena. Kalau
melahirkan di rumah berarti 500.000 kena, jadi
lebih baiknya kesepakatan antara suami dan istri
untuk mendukung Perda yang diberlakukan di
TTS maka itu harus ke puskesmas. Karna itu
untuk mengambil keputusan bukan keputusan
Mungkin dari saya seperti itu dan kami
kembalikan.
M Baik terima kasih Bpk.M yang berikut Bpk.A P2.1
Bpk.A Hit tamolok antom lais honet bi Desa Binaus I
huma nua. Huma ahunut, amnait keputusan itu
dukun. Huma amunit le sekarang to Desa Binaus
nao natuin ambil keputusan itu bidan, ibu bidan.
Kalu tnaom bi puskesmas. Kalu afi ahunut, ibu
dukun, nbi in umenmes-mes, kat bi fa bale
bian-bian. Ibu dukun nak bapa, mama, bapa mfen hem
telkal ho ao bala, mama mfen hem sef ho nakam
nafum. Itu arti keputusan dari dukun, tapi
sekarang bukan seperti itu. Ambil keputusan ibu
bidan. Makasih, waktu haim nona mifani.
(Kalau kita bicara tentang masalah kesehatan
melahirkan di Desa Binaus ada dua macam.
Yang pertama yang mengambil keputusan itu
dukun. Kedua atau yang sekarang yang
mengambil keputusan itu bidan, ibu bidan kalau
pergi ke puskesmas. Kalau dulu ibu dukun hanya
di rumah masing-masing tidak ke tempat-tempat
lain. Ibu dukun bilang bapa, mama, bapa bangun
ko kebas basong punya badan, mama bangun ko
buka lu punya rambut. Itu arti keputusan dari
dukun, tapi sekarang bukan seperti itu. Ambil
keputusan ibu bidan. Makasih, waktu kami
serahkan kembali).
M Baik terima kasih, Bpk.N silahkan. P3.1
Bpk.N Baik langsung saja, menurut saya saat
tentukan saya sebagai seorang suami saya harus
bertindak untuk ikut bidan ke rumah sakit. Trus
kalau kita mau bandingkan seperti Bpk.S tadi
sudah kemukakan memang ada perbedaan saya
cukup perjuangkan karna ini pengalaman saya
sebagai orang tua tapi tidak bayangkan lagi kalau
harus punya anak lagi, nah setelah saya
bandingkan memang betul melahirkan di rumah
sakit lebih bagus dari pada kita harus di dukun.
Itu yang saya bandingkan, trima kasih atas waktu
yang saya peroleh.
M Yang berikut lagi Bpk.W P4.1
Bpk.W Trima kasih atas waktu yang kami dapat,
mungkin hidup kami tidak lain dari beberapa
orang yang sudah kemukakan mengenai hamil
dan melahirkan. Disini melahirkan ini ada 2 hal
kalau dari tahun 2006 kebawah itu beda tahun
2006 ke atas itu beda. Karna dari pemerintah
melihat banyak mama mama yang stengah mati
ada yang sampe meninggal makannya ambil
keputusan Perda supaya harus melahirkan di
rumah sakit, itu yang pertama. Yang kedua liat
sikon memang kalau dulu liat saya punya anak
pertama harus dipanggang dan saya sendiri
rasakan anak pertama dipanggang anak kedua
sampe ketiga tidak dan ada punya perbedaan ya
dulu dengan sekarang. Perbedaannya anak
kedua 6 bulan baru makan, anak pertama tidak
sampe 6 bulan makan kondisi tubuh tidak sama.
disaat ikut lomba vitalita anak kedua saya dapat
juara, yang berikut memang kami sebagai bapak
yang beban adalah ibu pikul beban dan harus
melahirkan di rumah sakit, mungkin saya punya
hanya itu saja dan waktu saya kembalikan.
M Baik yang berikut Bpk.S P5.1
Bpk.S Baik trima kasih atas waktu yang kami peroleh,
disini saya akan menceritakan tentang
pengalaman. Pengalaman kami di Desa Binaus
ini kalau hanya melulu untuk puskesmas dan
disaat dia melahirkan nanti stengah mati.
Pertama-tama itu harus didukung oleh dukun jadi
dia harus urut perutnya katanya liat
kandungannya nanti mau melahirkan baru ke
puskesmas tapi kalau langsung tidak bisa, itu
pengalaman kami disini. Yang saya liat disini
memang kalau langsung tidak bisa harus urut
dolo supaya kalau su sakit baru ke puskesmas.
Itu tidak tau betul atau tidak, trima kasih.
M Baik berikutnya apa saja yang menjadi
pertimbangan bapak/mama dalam mengambil
keputusan, misalnya apa yang membuat bapak
memilih untuk ke dukun atau misalnya apa yang
membuat bapak memilih untuk pergi ke
puskesmas untuk melahirkan.
P6.2
Bpk.S Trima kasih, kalau saya ibu memang aturan
sekarang harus ke puskesmas tetapi sebelum ke
puskesmas untuk lebih cepat harus dirawat oleh
dukun, jadi kami dibantu oleh dukun baru kami ke
M Jadi itu berdasarkan pengalaman atau?
Bpk.S Iya pengalaman ibu.
M Trima kasih, baik Bpk.M silahkan. P7.2
Bpk.M Baik saya menanggapi apa yang disampaikan
oleh ibu, bahwa apa yang membuat kita harus
memilih untuk ke puskesmas dari pada ke dukun,
pertimbangan apa. Pertimbangannya
pengalaman ibu, kalau saat-saat melahirkan
tempo lalu kalau ke puskesmas lebih cepat dari
pada kalau tinggal di tempat dukun. Jadi
pertimbangan apa saja yang diambil
kesimpulannya ialah lebih baik melahirkan di
puskesmas dari pada kita melahirkan di rumah
dukun, sebab dukun ibu saya minta maaf dia
hanya pegang dari luar tapi tidak tau keadaan di
dalam.
Bpk.N Saya tambahkan sedikit ibu, pertama dulu
puskesmas itu jauh kita jalan 25 kilo meter baru
sampai. Yang berikut yang kedua adalah tidak
punya duit, dia kesana butuh transportasi, butuh
makan dan minum, ini yang saya pikir stengah
mati bagaimana saya kalau di rumah sa susah
apa lai saya harus jalan keluar. Itu 2 hal yang
saya kira paling mereka alami untuk mereka mau
ke puskesmas pikir itu. Sudah 3 tahun terakhir
kami sudah dapat puskesmas hanya masyarakat
ini memang ada yang masih di rumah karna
hitung salah, ya ada yang hitung pas dia kurang
mungkin 2 3 hari, kami dari perangkat desa
Binaus kami buatkan rumah tunggu dan
sederhana dari alang-alang kira-kira itu yang
kami buat supaya masyarakat bisa kesana untuk
melahirkan. Mungkin itu, trima kasih.
M Lalu dalam mengambil keputusan itu kondisi
seperti apa yang menurut bapak/mama menjadi
prioritas, misalnya o saya harus segera bawa ibu
ke puskesmas atau ke dukun nah kondisi seperti
apa yang kira-kira dimengerti oleh bapak dan
mama disini, seperti apa sih saat-saat dimana
saya sudah harus pergi mencari pertolongan.
Kapan saya harus pergi ke dukun atau kapan
saya harus pergi ke puskesmas.
P9.3
Bpk.N Kalau untuk dukun di Desa Binaus sekarang tidak
ada lagi, ya mungkin masih ada
sembunyi-sembunyi tapi tidak diperbolehkan lagi oleh pihak
puskesmas. Ya silahkan Bpk.S
Bpk.S Baik terima kasih, pertimbangan apa ya kami
hanya berpikir tentang keslamatan ibu karna itu
yang penting dan apa lagi sekarang sudah ada
peraturan jadi kami tidak berpikir untuk tinggal
diam di rumah tapi ke sarana kesehatan lebih
baik. Jadi kami hanya berpikir tentang
keslamatan ibu, barangkali itu ibu.
P10.3
M Trima kasih bapak, mungkin bapak/ibu bisa cerita
kira-kira tanda-tandanya seperti apa kalau
dirumah ada ibu/istri yang sedang hamil lalu
tandanya seperti apa saya harus membawa istri
saya ke puskesmas atau ke rumah sakit.
Silahkan bapak.
P11.4
punya punggung rasa ke sakit mau patah itu
tanda-tanda sudah mau melahirkan, kalau sudah
ada tanda-tanda seperti itu maka kedua insan
suami dan istri itu harus mengambil kesepakatan
untuk membawa ibu ke sarana kesehatan, trima
kasih.
M Mungkin kalau belum waktunya melahirkan tapi
sudah ada tanda-tanda apa yang dilakukan
bapak/mama.
P12.5
Bpk.M Tidak ada jalan lain kecuali langsung bawa
periksa ke sarana kesehatan.
Bpk.S Menurut pengalaman saya, selama puskesmas fe
kan taman neu desa in nanan, lais honit es I
huma nua. Es npoi neke nakan, ese npoi nek
haen, jadi npoi noka nakan le’na nasuil nako le
npoi nek haen. Jadi le to Binaus npoi nok neon
Im le namtau he neke neu uimenas karna ….
Anpoi hae. Karena kalu npoi neke nakan, nao of
labah. Tapi kalu npoi nok haen of funes tna na
hoin nan. Kalu nahoin nok haen. Au le’I au
rasakan.
(Menurut pengalaman saya, selama puskesmas
belum masuk di desa sini, masalah melahirkan
ada dua jenis. Yang satu keluar dengan kepala,
yang satu keluar dengan kaki, jadi kalau keluar
dengan kepala itu lebih baik dari pada keluar
dengan kaki. Jadi di Desa Binaus kalau mau
melahirkan selalu takut bawa ke rumah sakit
karena keluar kaki. Karna kalau keluar kepala,
berjalan cepat. Tapi kalau keluar kaki duluan
bisa-bisa satu bulan baru bisa melahirkan. Kalau
melahirkan dengan kaki saya sudah rasakan).
Bpk.M Memang waktu puskesmas belum ada ini
stengah mati, mereka paling itu dengan kalau
bayi itu keluar kepala yang duluan aman tapi
kalau kaki yang duluan itu gawat itu yang buat
mereka takut jadi harus langsung ke sarana
kesehatan. Dan berkat juga dari tim kesehatan
dari salatiga bersama kader disini kompak
orang-orang yang melahirkan di rumah hampir tidak ada
itu yang saya lihat karna apa lagi dia punya
orangnya ditempatkan disini Ibu Eni selalu
bertanggung jawab ke masyarakat terutama
kader posyandu untuk mereka bisa buat
pendekatan untuk masyarakat.
P14.5
Bpk.S Jadi baik saya bercerita sesuai pengalaman
selama di masyarakat di 2 tahun terakhir.
Pertama untuk 2 tahun terakhir ini untuk tingkat
melahirkan di rumah itu dia hanya sekitar 2%
kebanyakan itu ke sarana kesehatan. Masalah
yang sampai sekarang masih melahirkan di
rumah itu seperti yang tadi disampaikan oleh
Bpk.N bahwa dia tau itu trus yang kedua kurang
komunikasi. Komunikasi antara ibu yang hamil
dengan kader atau petugas kesehatan, itu yang
kedua. Yang ketiga itu masalah hal kebiasaan
kalau biasa kita melahirkan di rumah ibu yang
bisa rabah dan rawat ibu melahirkan itu hanya
dukun trus dia masih tertutup tapi kalau di rumah
sakit itu dia dibuka pakaian trus siapa saja mau
masuk tidak dilarang, itu yang membuat ibu-ibu
itu memang secara kita paksa mereka akan pi
tetapi setelah keluar mereka akan cerita bahwa
kita setelah sampai disana perlakuannya seperti
ini, cerita kepada orang lain jadi orang lain
sebentar mau kesana juga agak takut. Trus yang
berikut 2013 ada yang dari UKSW itu menurut
kami bagus karna dia pendampingan selalu jadi
ibu yang mau siap melahirkan itu dia sudah tau
persis dia punya waktu melahirkan trus dia
memberikan motivasi. Memang itu yang perlu kita
perhatikan karna mungkin bukan selamanya
orang Binaus harus didampingi tapi mungkin dia
bisa damping sampai 5 6 orang itu dia akan
bercerita kepada orang lain maka jadi hal
kebiasaan dulu itu bisa beralih kepada hal yang
lebih baik sekarang.
M Mungkin berkaitan dengan yang tadi terbiasa di
rabah dan dirawat oleh dukun, kalau saya boleh
lebih tau seperti apa caranya dukun tradisional
disini untuk merawat dan seperti tadi sudah tau
ada kepala dulu atau kaki duluan?
P16.6
Bpk.S Jadi saya bercerita sesuai dengan apa yang saya
alami, kalau istilah orang tua dulu itu kalau
sampe anak masih tatahan itu sang suami itu dia
hanya dituntut untuk naketi. Naketi itu istilah
mereview kembali perbuatan, tapi kalau yang
sekarang ibu saya tidak tau persis ini tapi
terutama kalau saya punya anak pertama ibu itu
rangsangan jadi rabah permisi buah dada
akhirnya orang bukan apa ibu mah kalau dia baru
mau belajar melahirkan tidak jadi persoalan tapi
kalau dia sudah biasa melahirkan di luar trus
tiba-tiba ke anak ke 4 baru bawah ke rumah sakit itu
antisipasinya bahwa dia tidak akan mau
melahirkan lagi trus yang berikut dia tidak mau
ke rumah sakit. Ini masalahnya hanya karna dulu
itu kebiasaan dulu dan sekarang. Ini kita hanya
mau menghilangkan kebiasaan dengan aturan
sekarang, itu yang jadi persoalan tapi kami terus
terang ibu bahwa binaus itu 2 bulan lalu kalau
tidak salah baru 1 trus tahun lalu itu 1 karna dia
hamilnya di luar trus datang sini sudah mau
melahirkan tiba-tiba baru ketua kader disini tau
kalau dia sudah melahirkan. Trus ada yang
mungkin dengan tengah malam komunikasi dia
dengan kebiasaan disini kan ketua kader mama
desa itu yang selalu itu jadi karna komunikasi dia
dengan mama desa kurang baik terakhir mama
desa pigi sudah abis melahirkan. Kejadiannya
dengan tengah malam jadi tidak bisa, ada yang
sampe dia sudah tunggu di rumah sakit sekitar 3
hari belum melahirkan dia pulang sampe rumah
langsung melahirkan.
M Jadi terpengaruh nyaman dan tidaknya juga ya?
Bpk.S Iya, ketika perlakuan di rumah sakit, apa lai kalau
sampe di bentak-bentak.
M Mungkin 1 lagi pak, mungkin bapak-bapak yang
disini kan mendukung istri atau ibu yang di rumah
nah dari mana informasi yang didapatkan oleh
bapak-bapak mengenai kesehatan ibu di rumah,
apa yang penting atau apa yang mungkin harus
diperhatikan ketika ibu sedang hamil atau ketika
sedang melahirkan atau mungkin setelah
melahirkan?
Bpk.M Baik trima kasih, kalau mengenai itu ibu dan
bapak-bapak di saat mau melahirkan saya
omong dalam 2 tenggang waktu. Waktu-waktu
lampau kalau seorang ibu yang sedang
mengandung nene-nene atau bai-bai bilang kalau
kemana-mana harus bawah dan pegang pisau
atau paku untuk menangkal setan jang sampe
merusak kandungan, tidak boleh jalan
malam-malam. Kemudian ada beberapa makanan yang
tidak boleh dimakan oleh seorang ibu yang
mengandung, katanya itu pantangan. Tapi
sekarang seorang ibu yang harus perhatikan
cara-cara makanan yang bergizi untuk kebaikan
bayi di kandungan, selalu kontrol kesehatan dan
setelah melahirkan kalau seorang ibu yang sudah
melahirkan tidak boleh makan lain-lain harus
makan bose, bose yang dimasak tidak boleh
terlalu noe artinya stengah matang dicampur
dengan bunga papaya. Itu kebiasaan tempo lalu
seperti itu. Kalau setelah melahirkan kalau makan
tidak beraturan anak itu bisa perut kembung
sekarang tidak setelah melahirkan makanan itu
harus terjamin demi kelancaran ASI, dulu tidak