• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi Salep Ekstrak Etanol Cacing Tanah (Peryonix sp.) dan Uji Aktivitasnya Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi Salep Ekstrak Etanol Cacing Tanah (Peryonix sp.) dan Uji Aktivitasnya Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

46

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. (1986). Ilmu Farmasi. Cetakan Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia. Halaman 61.

Anief, M. (1999). Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Cetakan VII. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman 168-169.

Anief. (2007). Farmasetika. Jakarta: UGM Press. Halaman 59.

Ansel, H.J. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi 4. Terjemahan Farida Ibrahim. Jakarta: UI Press. Halaman 390.

Arlen, H.J. (1994). Cacing Tanah pada Timbunan Sampah Rumah Tangga di Beberapa Kecamatan Kotamadya Medan. Tesis. Program Studi Biologi FMIPA USU Medan.

Arlen, H.J. (1997). Cacing Tanah Sebagai Sumber Daya Alam Hayati yang Bernilai Ekonomis. Medan: Program Studi Biologi FMIPA USU.

Arlen, H.J., dan Erni. (2000). Aktivitas Amilase, Lipase, dan Protease dari Cacing Peryonix excavates. Jurnal Molekul. 4(2): 115.

Ciptanto dan Ulfah. (2011). Mendulang Emas Hitam Melalui Budidaya Cacing Tanah. Yogyakarta: Penerbit Lily Publisher. Halaman 12-18.

DIFCO. (1977). Manual of Dehydrated Culture Media and Reagents for Microbiology and Clinical Laboratory Procedures. Ninth Edition. Detroit Michigan: Difco Laboratories Incorporated. Halaman 32-33.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Depkes RI. Halaman 9.

Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 32-36.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Depkes RI. Halaman 855, 891-898, 1033.

Ditjen POM. (1978). Formularium Nasional. Edisi Kedua. Jakarta: Depkes RI. Halaman 66.

Ditjen POM. (1999). Cara Pengelolaan Simplisia yang Baik. Jakarta: Depkes RI. Halaman 1-7.

(2)

47

Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Depkes. Halaman 10-11.

Djide dan Sartini. (2008). Dasar-Dasar Mikrobiologi Farmasi. Makasar: Lephas, Halaman 81.

Dwidjoseputro, D. (1994). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan. Halaman 102-105.

Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Halaman 15, 143-146, 163.

Harris, L.G., Foster, S.J., dan Richard, R.G. (2002). An Introduction to Staphylococcus aureus, and Techniques for Identifying and Quantifying S. aureus Adhesins in Relation Adhesion To Biomaterials: Review journal. European Cells and Materials. 4: 39-60.

Huteri. (2010). Hewan Menjijikkan Itu Bermanfaat, http://www.huteri. com/598/ hewan-menjijikkan-itu-bermanfaat.html. Diakses tanggal 14 April 2014.

Irianto, K. (2006). Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Jilid I. Bandung: CV. Yrama Widya. Halaman 75, 85-87.

Jawetz, E., Menick, J.L., dan Adelberg, E.A. (2001). Mikrobiologi Kedokteran. Alih Bahasa: Eddy Mudihardi, Kuntaman, Eddy Bagus Wasito, Ni Made Mertaniasih, Setio Harsono, dan Lindawati Alimsardjono. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Halaman 317-318, 352, 360.

Khairuman dan Khairul A. (2010). Mengeruk Untung Dari Beternak Cacing. Jakarta: Agromedia Pustaka. Halaman 9-10.

Lay, B.W. (1996). Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada. Halaman 34, 42, 44, 70-72.

Pelczar, M.J., dan Chan, E.C.S. (1988). Elements of Microbiology. New York: McGraw-Hill Companies Inc. Terjemahan: Ratna Siri Hadioetomo, Teja Imas, Sutarmi Tjitrosomo dan Sri Lestari Angka. (1988). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit UI-Press. Halaman 145.

Pratiwi, S.T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Halaman 18, 111, 106, 188, 135.

Radji, M. (2011). Mikrobiologi. Jakarta: Buku Kedokteran ECG. Halaman 62-63.

Sajuthi, D. (2003). Efek Antipiretik Ekstrak Cacing Tanah. http://ulie-prasetyo.blogspot.com. Diakses tanggal 21 Juli 2014.

Siregar, E.P. (2012). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etilasetat dan Ekstrak Etanol Cacing Tanah (Peryonix sp) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi UTND Medan.

(3)

48

Suin, N.M. (1982). Cacing Tanah dari Biotop Hutan, Belukar, dan Kebun di Kawasan Gambung Jawa Barat. Bandung: ITB press. Halaman 34-35.

Sumardi. (1998). Deteksi dan Karakterisasi Senyawa Antibiotik dari Ekstrak dan Isolat Mikroba Dalam Tubuh Cacing Tanah Allolobophora rosea. Tesis. Bogor: Jurusan BiologiInstitut Pertanian Bogor.

Stanier, R.Y., Adelberg, E.A. dan Ingraham, J.L. (1982). Dunia Mikrobe I. Penerjemah: Agustin Wydia. Jakarta: Penerbit Bhratara Karya Aksara. Halaman 23-25.

Waluyo, L. (2010). Teknik Dasar Metode Mikrobiologi. Malang: UMM Press. Halaman 105, 130-133.

Wattimena, J. R. (1981). Farmakodinami dan Terapi Antibiotik. Yogyakarta: UGM. Halaman 60-62.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN KABUPATEN WONOSOBO TAHUN ANGGARAN

The findings of the study show that the rhetorical or the generic structures of the RAs in Islamic related journals published in Indonesia is not in line with the general generic

There are two research questions: (1) What factors and whether the ratio of the balance sheet cash to the IPO proceed affect IPO under- pricing in Indonesia, and (2) What factors

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

Pada aplikasi ini menggunakan Software Macromedia flash 6 (MX ), aplikasi ini merupakan penggabungan elemen-elemen multimedia yaitu gambar, teks, suara dan animasi yang

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda