PENGARUH KENAIKAN HARGA SEMBAKO TERHADAP
PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN URUNG
KOMPAS KABUPATEN LABUHANBATU
TUGAS AKHIR
ELSYAWILDA HARAHAP
062407158
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH KENAIKAN HARGA SEMBAKO TERHADAP
PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN URUNG
KOMPAS KABUPATEN LABUHANBATU
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
ELSYAWILDA HARAHAP
062407158
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PENGARUH KENAIKAN HARGA SEMBAKO TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN URUNG KOMPAS KABUPATEN LABUHANBATU
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : ELSYAWILDA HARAHAP Nim : 062407158
Program Studi : D3 STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM ( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, 2009
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua, Pembimbing,
Dr. Saib Suwilo, M.Sc Drs. Marwan Harahap, M.Eng NIP. 131 796 149 NIP. 130 422 443
PERNYATAAN
PENGARUH KENAIKAN HARGA SEMBAKO TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN URUNG KOMPAS
KABUPATEN LABUHANBATU
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Medan,.../.../ 2009
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpahan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Daftar Isi v
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar ix
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 2
1.3. Tinjauan Pustaka 2
1.4. Tujuan Penelitian 5
1.5. Kontribusi Penelitian 5
1.5. Metode Penelitian 5
1.6. Sistematika Penelitian 6
Bab 2 Landasan Teori 7
2.1. Populasi dan Sampel 7
2.2. Analisa Univariate 7
2.3. Analisa Bivariate 8
2.4. Analisis Regresi 9
2.5. Analisis Korelasi 12
Bab 3 Metodologi Penelitian 14
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 14
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 14
3.3. Alat Pengumpulan Data 15
3.4. Rancangan Penelitian 16
3.5. Kerangka Konsep 16
3.6. Defenisi Operasional 16
3.7. Keadaan Ekonomi 17
3.8. Pengumpulan Data 17
3.9. Teknik dan Analisa Data 18
Bab 4 Analisa dan Pembahasan 19
4.1. Analisa Univariate 19
4.1.1. Distribusi Frekuensi 19
4.1.1.1. Pendapatan Masyarakat 19
4.1.1.2. Jenis Pekerjaan Masyarakat 20
4.1.1.3. Jumlah Anggota Keluarga 21
4.1.1.4. Tingkat Kebutuhan Sembilan Bahan
Pokok Masyarakat 21
4.1.1.6. Bahan – bahan Pokok yang Mengalami
Kenaikan Harga 34
4.2.Analisa Bivariate 51
4.2.1. Chi Kuadrat 51
4.2.1.1. Tingkat Kebutuhan Masyarakat Berdasarkan
Pekerjaan 51
4.2.1.2. Konsumsi Berdasarkan Jumlah Anggota
Keluarga 61
4.2.1.3. Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Sembako
Terhadap Pendapatan Masyarakat 70
4.2.1.4. Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Sembako
Berdasarkan Pendapatan 78
4.2.1.5. Pengeluaran Masyarakat Terhadap Sembako 86
4.3. Analisa Regresi 88
4.3.1. Regresi Linier Sederhana 88
4.3.2. Multiple Regresi Pengeluaran Masyarakat 88
Bab 5 Penutup 90
5.1. Kesimpulan 90
5.2. Saran 92
Daftar Pustaka 93
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1.1.1. DF. Pendapatan Masyarakat 19
Tabel 4.1.1.2. Jenis Pekerjaan Masyarakat 19
Tabel 4.1.1.3. DF. Jak. Masyarakat 21
Tabel 4.1.1.4.1. DF. Tingkat Kebutuhan Gula 21
Tabel 4.1.1.4.2. DF. Tingkat Kebutuhan Beras 22
Tabel 4.1.1.4.3. DF. Tingkat Kebutuhan M.Goreng 23 Tabel 4.1.1.4.4. DF. Tingkat Kebutuhan M. Tanah 24
Tabel 4.1.1.4.5. DF. Tingkat Kebutuhan Susu 24
Tabel 4.1.1.4.6. DF. Tingkat Kebutuhan Telur 25
Tabel 4.1.1.4.7. DF. Tingkat Kebutuhan Tepung 25
Tabel 4.1.1.4.8. DF. Tingkat Kebutuhan Ikan 26
Tabel 4.1.1.4.9. DF. Tingkat Kebutuhan Jagung 27
Tabel 4.1.1.5.1. DF Masya. Yang Konsumsi Gula 27
Tabel 4.1.1.5.2. DF Masya. Yang Konsumsi Beras 28 Tabel 4.1.1.5.3. DF Masya. Yang Konsumsi M. Goreng 29 Tabel 4.1.1.5.4. DF Masya. Yang Konsumsi M. Tanah 29
Tabel 4.1.1.5.5. DF Masya. Yang Konsumsi Susu 30
Tabel 4.1.1.5.6. DF Masya. Yang Konsumsi Telur 31 Tabel 4.1.1.5.7. DF Masya. Yang Konsumsi Tepung 31
Tabel 4.1.1.5.8. DF Masya. Yang Konsumsi Ikan 32
Tabel 4.1.1.5.9. DF Masya. Yang Konsumsi Jagung 33 Tabel 4.1.1.6.1. DF Bahan – bahan Pokok Yang Mengalami
Kenaikan Harga 34
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1.1.1. Pendapatan Masyarakat 19
Gambar 4.1.1.2. Jenis Pekerjaan Masyarakat 20
Gambar 4.1.1.3. Jak. Masyarakat 21
Gambar 4.1.1.4.1. Tingkat Kebutuhan Gula 22
Gambar 4.1.1.4.2. Tingkat Kebutuhan Beras 22
Gambar 4.1.1.4.3. Tingkat Kebutuhan M.Goreng 23
Gambar 4.1.1.4.4. Tingkat Kebutuhan M. Tanah 24
Gambar 4.1.1.4.5. Tingkat Kebutuhan Susu 24
Gambar 4.1.1.4.6. Tingkat Kebutuhan Telur 25
Gambar 4.1.1.4.7. Tingkat Kebutuhan Tepung 26
Gambar 4.1.1.4.8. Tingkat Kebutuhan Ikan 26
Gambar 4.1.1.4.9. Tingkat Kebutuhan Jagung 27
Gambar 4.1.1.5.1. Masya. Yang Konsumsi Gula 28
Gambar 4.1.1.5.2. Masya. Yang Konsumsi Beras 28
Gambar 4.1.1.5.3. Masya. Yang Konsumsi M. Goreng 29 Gambar 4.1.1.5.4. Masya. Yang Konsumsi M. Tanah 30
Gambar 4.1.1.5.5. Masya. Yang Konsumsi Susu 30
Gambar 4.1.1.5.6. Masya. Yang Konsumsi Telur 31
Gambar 4.1.1.5.7. Masya. Yang Konsumsi Tepung 32
Gambar 4.1.1.5.8. Masya. Yang Konsumsi Ikan 32
Gambar 4.1.1.5.9. Masya. Yang Konsumsi Jagung 33
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tema besar untuk dunia saat ini, banyak persoalan - persoalan krusial yang melanda
dan melintasi dimensi kemanusiaan. Jutaan masyarakat miskin seolah nasibnya
digantungkan pada krisis global, seperti naiknya harga BBM dan masalah ketahanan
pangan. Hal ini pun menjadi masalah serius Negara-negara di dunia, terutama Negara
sedang berkembang seperti Indonesia.
Dengan terjadinya krisis global saat ini, pemerintah menaikkan tarif bahan
bakar minyak, tarif dasar listrik dan air. Dengan naiknya tarif - tarif tersebut maka
harga - harga sembilan bahan pokok (sembako) ikut naik dan tidak stabil. Indonesia
memiliki jumlah penduduk yang banyak dengan keadaan ekonomi yang berbeda -
beda. Sehingga yang merasakan penderitaan kenaikan harga - harga tersebut adalah
rakyat kecil, misalnya petani dan buruh.
Dengan demikian penulis tertarik untuk meneliti kenaikan harga sembilan
bahan pokok (sembako) berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat di
Kelurahan Urung Kompas dengan pendapatan dan karakteristik yang berbeda.
Sehingga Penulis membuat judul penelitian ini “Pengaruh Kenaikan Harga
Kabupaten Labuhan Batu”. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
rujukan bagi para pegawai pemerintah di Labuhan Batu.
1.2. Perumusan Masalah
Sembako merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut. Masyarakat
Indonesia mempunyai pendapatan dan karakteristik berbeda, maka harga – harga
sembako harus sesuai dengan daya beli masyarakat Indonesia pada umumnya dan
khususnya di Kelurahan Urung Kompas. Berdasarkan hal di atas dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh kenaikan harga sembako terhadap perekonomian
masyarakat di Kelurahan Urung Kompas.
2. Sembako yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu : gula, beras, minyak goreng,
minyak tanah, susu, telur, tepung, ikan, dan jagung.
3. Variabel – variabel yang dianalisis adalah harga gula, harga beras, harga minyak
goreng, harga minyak tanah, harga susu, harga telur, harga tepung, harga ikan, dan
harga jagung.
4. Ekonomi masyarakat adalah pendapatan masyarakat yang memiliki pekerjaan
PNS, POLRI, pegawai BUMN, petani, pedagang, dan wiraswasta .
1.3. Tinjauan Pustaka
1. (Sudjana. 1992) “Metode Statistika”,edisi 6 Tarsito, Bandung.
Koefisien determinasi dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linier
berganda yang mencakup lebih dari dua variabel, untuk mengetahui proporsi
diterangkan oleh variabel-variabel bebas (X) yang ada di dalam model
persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka R2 akan
ditentukan dengan rumus, yaitu :
∑
= 2 2 i reg y JK R n Y Yiyi
∑
i∑
=∑
−2 2
2 ( )
JKreg = Jumlah Kuadrat Regresi
Harga R2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan
masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variansi
yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja
(yang bersifat nyata).
2. (Saleh, Samsubar) “Statistik Non Parametik”, edisi I, BPFE, Yogyakarta.
Test chi square adalah teknik analisis statistik untuk menguji signifikansi
antara proporsi ( dan atau probabilitas ) subjek atau objek penelitian yang
datanya telah dikategorikan. Pengujian χ2 ini dapat pula digunakan untuk
menguji independensi antara suatu variabel terhadap variabel lainnya.
Kegunaan metode χ2
ditujukan untuk menguji apakah ada perbedaan yang
cukup berarti antara jumlah pengamatan suatu obyek atau respon tertentu pada
tiap dasifikansinya terhadap nilai harapannya yang berdasarkan hipotesa
nolnya. Adapun rumus chi square adalah sebagai berikut :
dimana :
Oij : jumlah observasi untuk kasus – kasus yang dikategorikan dalam baris
ke-i pada kolom ke-j
Eij : banyak kasus yang diharapkan di bawah Ho untuk dikategorikan dalam
baris ke-i pada kolom ke-j
∑∑
=r = ik
j
1 1
: menunjukkan kita untuk menjumlahkan semua baris (r) dan semua
kolom (k), yakni menjumlahkan semua yang ada
3. (Ritonga, Abdulrahman. 1987)“Statistika Terapan Untuk Penelitian”.
Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besarkah
hubungan variabel-variabel bebas itu dapat mempengaruhi variabel tak bebas.
Untuk hubungan variabel - variabel tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
∑
∑
−∑
∑
∑
∑
−∑
− = } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 1 2 1 1 1 1 i i i i i i i i yx Y Y n X X n Y X Y X n rUntuk mengukur kuat tidaknya antara variabel bebas dan tak bebas, ditinjau
dari besar kecilnya nilai koefisien korelasi (r). Makin besar nilai r maka makin
kuat hubungannya dan jika r makin kecil berarti makin lemah hubungannya.
Nilai r yaitu:
-1,00 ≤ r ≤ - 0,80 berarti korelasi kuat
-0,79 ≤ r ≤ - 0,50 berarti korelasi sedang
-0,49 ≤ r ≤ 0,49 berarti korelasi lemah
0,50 ≤ r ≤ 0,79 berarti korelasi sedang
1.4. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kenaikan harga
sembilan bahan pokok terhadap perekonomian masyarakat di Kelurahan Urung
Kompas Kabupaten Labuhan Batu.
1.5. Kontribusi Penelitian
Kontribusi yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Memberi bahan masukan pada pemerintah pada khususnya di Kelurahan
Urung Kompas tentang pengaruh kenaikan harga sembako terhadap
perekonomian masyarakat.
2. Sebagai informasi bagi BPS di Kabupaten Labuhan Batu.
3. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai
survai atau menganalisa data.
4. Sebagai bahan masukan bagi penelitian lain dan referensi bagi perpustakaan
FMIPA.
1.6. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian survai
dimana data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data
yang diperoleh langsung dari responden yang banyak jumlahnya dengan
menggunakan kuesioner.
Penelitian survai digambarkan sebagai suatu proses untuk mentranspormasikan
1.7. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan “Tugas Akhir” secara garis besarnya dibagi
dalam 5 bab yang masing-masing bab dibagi atas beberapa sub-sub bab yaitu sebagai
berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang pengambilan judul, perumusan
masalah, tinjauan pustaka, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, metode
penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan uraian teoritis tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan masalah Tugas Akhir.
BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memberikan uraian tentang metode – metode yang digunakan
dalam penelitian.
BAB 4 : ANALISIS DATA
Bab ini dilakukan analisis data dengan regresi linier berganda, analisis
korelasi ganda.
BAB 5 : PENUTUP
Bab ini memberikan beberapa kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin
diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,
sedangkan suatu nilai yang menggambarkan ciri / karakteristik populasi disebut
parameter.
Sample adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan
menggunakan posedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya.
Suatu sample yang baik, dalam arti diambil secara benar akan dapat memberikan
gambaran yang sebenarnya tentang populasi. Sehingga jika dalam suatu penelitian,
sampelnya tidak benar maka hasilnya tidak akan dapat digeneralisasikan dan tidak
dapat memberikan hasil yang sahih dalam menggambarkan keadaan sebenarnya dari
populasi yang diteliti.
2.2. Analisa Univariate
Analisa univariate digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing –
2.3. Analisa Bivariate 2.3.1. Chi Square (χ2)
Pengujian Chi Kuadrat (X2) adalah pengujian variabel yang independent, yaitu kita
menguji apakah variabel acak X mempunyai distribusi F(x) yang tertentu atau tidak.
Kegunaan metode X2 ini ditujukan untuk menguji apakah ada perbedaan yang cukup
berarti (signifikan) antara jumlah pengamatan suatu obyek atau respon tertentu pada
setiap klasifikasinya terhadap nilai harapannya (expected velue) yang berdasarkan
hipotesa nolnya. Di lain pihak pengujian X2 ini dapat pula digunakan untuk menguji
independensi antara suatu variabel terhadap variabel lainnya.
Untuk menerapkan test X2 pertama-tama kita susun frekuensi-frekuensi itu
dalam suatu tabel k x r. Hipotesis-nolya adalah k sampel frekuensi atau proporsi
berasal dari popolasi yang sama atau populasi-populasi yang identik. Adapun rumus
chi square adalah sebagai berikut :
(
)
∑∑
= = − = ri k
j Eij
Eij Oij
1 1
2 2
χ
dimana :
Oij : jumlah observasi untuk kasus – kasus yang dikategorikan dalam baris ke-i
pada kolom ke-j
Eij : banyak kasus yang diharapkan di bawah Ho untuk dikategorikan dalam
baris ke-i pada kolom ke-j
∑∑
=r = ik
j
1 1
: menunjukkan kita untuk menjumlahkan semua baris (r) dan semua kolom
Distribusi sampling X2 sebagaimana yang dihitung dari rumus dengan db =
(k-1) (r-(k-1) dimana k = banyak kolom dan r = banyak baris. Dengan demikian,
kemungkinan yang berkaitan dengan terjadinya harga-harga yang sebesar harga X2
observasi dapat diperoleh dalam tabel. Jika suatu harga observasi X2 sama atau lebih
besar dari X tabel maka Ho ditolak pada tingkat signifikansi itu.
2.3.2 Analisis Regresi
Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,
Regresi membicarakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
bebas ( independent variable ) adalah variabel yang nilai – nilainya tidak bergantung
pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan x. Variabel itu digunakan untuk
meramalkan atau menerangkan nilai variabel yang lain. Variabel terikat ( dependent
variable ) adalah variabel yang nilai – nilainya bergantung pada variabel lainnya,
biasanya disimbolkan dengan Y. Variabel itu merupakan variabel yang diramalkan
atau diterangkan nilainya.
2.3.2.1. Regresi Linier Sederhana
Regresi bermaksud menentukan hubungan fungsional yang diharapkan berlaku untuk
populasi berdasarkan data sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan.
Hubungan fungsional ini dituliskan dalam persamaan matematik disebut persamaan
regresi yang bergantung pada parameter – parameter. Persamaan regresi untuk
populasi secara umum dapat dituliskan dalam bentuk :
dengan θ1, θ2, …, θm parameter – parameter yang ada dalam regresi itu. Sebuah
contoh regresi yang sederhana untuk populasi dengan sebuah variabel bebas ialah
yang dikenal dengan regresi linier sederhana dengan model :
μy..x= θ1 + θ2X
Dalam hal ini, parameter adalah θ1 dan θ2. Jika θ1 dan θ2 ditaksir oleh a dan b, maka
regresi berdasarkan sampel adalah :
Ŷ = a + bX
Dimana : Ŷ = Y yang diprediksikan
Y = variabel terikat
X = variabel bebas
a = bilangan konstanta
b = koefisien regresi
dengan :
( )(
) ( )(
)
( )
( )( )
( )
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− − = − − = 2 2 2 2 2 Xi Xi n Yi Xi XiYi n b Xi Xi n XiYi Xi Xi Yi a2.3.2.2 Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara
peubah respon (variable dependent) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih
dari satu predaktor (variable independent).
Regresi linier berganda hampir sama dengan Regresi linier sederhana, hanya
variabel penduga. Tujuan analisis Regresi linier berganda adalah untuk mengukur
intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan memuat prediksi/perkiraan nilai
Y atas nilai X. Bentuk persamaan Regresi linier berganda yang mencakup dua atau
lebih variabel, yaitu :
i ki k i
i X X
X
Y =β0 +β1 1 +β2 2 +...+β ε
Dengan:
Y = Pengamatan ke-i pada variabel takbebas
Xik = Pengamatan ke-i pada variabel bebas
0
β = Parameter Intersep
k β β
β1, 2,..., = Parameter Koefisien regresi variabel bebas
εi = Pengamatan ke i variabel kesalahan
Model di atas merupakan model regresi untuk populasi, sedangkan apabila
hanya menarik sebagian berupa sampel dari populasi secara acak, dan tidak
mengetahui regresi populasi, sehingga model regresi populasi perlu diduga
berdasarkan model regresi sampel, sebagai berikut :
ki k i
i
i b b X b X b X
Y = 0 + 1 1 + 2 2 +...+
Dengan :
Y = Variabel tak bebas
X = Variabel bebas
2.3.2.3 Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur derajat hubungan, meliputi kekuatan
hubungan dan bentuk / arah hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.
Analisis korelasi dan analisis regresi biasanya dipakai bersama – sama. Analisis
regresi menjawab bagaimana pola hubungan variabel – variabel dan analisis korelasi
menjawab bagaimana keeratan hubungan yang diterangkan dalam persamaan regresi.
Indeks atau bilangan untuk menunjukkan keeratan hubungan antar variabel
disebut koefisien korelasi ( r ). Rumusnya adalah :
(
)
{
∑
∑
−∑
}
∑ ∑
{
∑
−( )
∑
}
− = 2 2 2 2 i i i i i i i i Y Y n X X n Y X Y X n rUntuk kekuatan hubungan, nilai koefisien korelasi berada diantara -1 dan +1.
Untuk bentuk / arah hubungan, nilai koefisien korelasi dinyatakan dalam positif (+)
dan negative (-). Harga r = - 1 menunjukkan hubungan negatif yang sempurna dengan
arah yang berlawanan antara kedua variabel. Artinya, apabila nilai variabel yang satu
naik, maka variabel yang lain turun. Jika harga = + 1 menunjukkan hubungan positif
yang sempurna dan menunjukkan hubungan yang searah. Artinya apabila nilai
variabel yang satu naik maka nilai variabel yang lain naik. Jika harga r = 0 berarti
antara dua variabel tersebut tidak ada hubungan.
Jika koefisien korelasi dikuadratkan akan menjadi koefisien determinasi, yang
artinya penyebab perubahan pada variabel Y yang akan datang dari variabel X,
sebesar kuadrat koefisien korelasinya. Koefisien determinasi ini menjelaskan besarnya
pengaruh nilai suatu variabel (variabel X) terhadap naik / turunnya (variasi) nilai
∑
∑
∑
∑
≥ ≥
=
0 ,
0 2
2 2
2 2
yi i
y yi
i y r
Harga r2 yang terkecil adalah 0 dan yang terbesar 1, 0 ≤ r 2 ≤ 1. Jika harga r2 makin
mendekati satu artinya variabel tersebut mempunyai hubungan yang sangat kuat.
Sebaliknya jika r2 mendekati nol artinya variabel tersebut tidak mempunyai hubungan
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
Propinsi Sumatera Utara. Kelurahan Urung Kompas terdiri dari 7 dusun dengan
jumlah penduduk 6.449 jiwa dimana jumlah laki – laki 3.216 jiwa dan jumlah
perempuan 3.233 jiwa.
3.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Januari 2009 sampai dengan 18 Januari 2009
di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1. Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh rumah tangga yang berdomisili di Kelurahan Urung
3.2.2. Sampel
Sampel pada penelitian adalah sebahagian dari seluruh rumah tangga yang ada di
Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu.
Jumlah sampel penelitian ini dihitung dengan rumus :
2 2
2 / 1
d q p Z
n= −α ⋅ ⋅
Dimana :
n : Besarnya sampel
2 2 / 1−α
Z : Deviasi satndar pada kesalahan type I (α=0,05) = 1.96
p : Proporsi dari jumlah laki – laki di Kel. Urung Kompas
q : 1 – p = 1 – 0.501 = 0.499 ( Proporsi dari jumlah perempuan )
d : perbedaan antara keadaan populasi dengan sampel yang
akan diambil = 10 %
Pemilihan tempat pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling
kelompok (cluster) dengan memilih ke-7 Dusun di Kelurahan Urung Kompas. Dari
ke-7 Dusun tersebut pemilihan tempat pengambilan sampel diambil berdasarkan
blok-blok yang telah terpilih untuk mencari responden.
3.3. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang berisi pertanyaan –
pertanyaan mengenai data pribadi anggota rumah tangga, pendapatan keluarga rumah
tangga, kebutuhan keluarga terhadap sembako, dan tindakan masyarakat terhadap
kanaikan harga sembako serta beberapa informasi lain yang dianggap perlu untuk
3.4. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah bersifat deskriptif dengan analisis harga – harga
sembilan bahan pokok (sembako) sehingga didapat kewajaran kenaikan harga
sembako dan pengaruh terhadap ekonomi masyarakat. Pendekatan yang dilakukan
adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
3.5. Kerangka Konsep
Kewajaran kenaikan Pekerjaan
Konsumsi Sembako Jumlah anggota keluarga
Pengeluaran keluarga Pendapatan Keluarga
Tindakan keluarga
Besar kenaikan sembako
3.6 Defenisi Operasional
1. Pendapatan keluarga adalah seluruh pendapatan dan penerimaan yang diterima
dan diperoleh dari anggota rumah tangga. Pendapatan terbagi dua yaitu
pendapatan dari gaji / upah dan pendapatan lainnya.
2. Tingkat kebutuhan sembako adalah ukuran kebutuhan terhadap sembako.
Jawaban responden : sangat butuh, butuh, cukup butuh, kurang butuh, tidak butuh.
Skala ukur : ordinal
3. Pengeluaran adalah seluruh pengeluaran anggota keluarga terutama terhadap
kebutuhan sembako.
4. Jumlah pemakaian sembako adalah jumlah sembako yang dikonsumsi atau
5. Kewajaran kenaikan sembako adalah suatu penilaian masyarakat besar kepada
kenaikan harga sembako terhadap pendapatan keluarga.
Jawaban responden : sangat wajar, wajar, cukup wajar, kurang wajar, tidak wajar.
6. Tindakan keluarga adalah tindakan yang dilakukan anggota keluarga atau
masyarakat ketika harga sembako mengalami kenaikan.
7. Harga-harga sembako adalah melihat harga sembako sebelum dan setelah
mengalami kenaikan harga.
3.7. Keadaan Ekonomi
Keadaan Ekonomi adalah keadaan ekonomi rumah tangga diukur berdasarkan jumlah
pengeluaran rata-rata perindividu dalam sebulan dimana pengelompokan adalah :
a. Keadaan ekonomi lemah adalah rumah tangga dengan pengeluaran rata-rata
rumah tangga/individu dalam seminggu setara dengan harga beras < 3 Kg.
b. Keadaan ekonomi sedang adalah rumah tangga dengan jumlah pengeluaran
perindividu perminggu setara dengan harga antara 3-15 Kg beras (dengan
harga standar beras di Kelurahan Urung Kompas Rp.6800/Kg).
c. Keadaan ekonomi baik adalah rumah tangga dengan jumlah pengeluaran
perindividu perminggu setara dengan harga beras ≥ 15 Kg (pengkategorian ini
berdasarkan standar kebutuhan gizi perkembangan individu).
3.8 Pengumpulan Data
Data primer diperoleh secara langsung dengan wawancara menggunakan kuesioner
bertatap muka langsung pada sampel rumah tangga di Kelurahan Urung Kompas
Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan mendatangi
rumah-rumah responden.
3.9 Teknik dan Analisa Data
Pengolahan data dilakukan dengan penelitian,pengelompokan data dan diolah dengan
menggunakan bantuan komputer melalui program SPSS kemudian dilanjutkan dengan
analisa univariate, bivariate dengan uji square. Kemudian analisa dengan
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisa Univariate 4.1.1. Distribusi Frekuensi
4.1.1.1. Pendapatan Masyarakat di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
Tabel 4.1.1.1.
Distribusi Frekuensi Pendapatan Masyarakat
Pendapatan F Proporsi
(%)
Rp 500000 - Rp 1000000 5 8.62
Rp 1100000 - Rp 1600000 11 18.97 Rp 1700000 - Rp 2200000 14 24.14 Rp 2300000 - Rp 2800000 11 18.97 Rp 2900000 – Rp 3400000 10 17.24
≥ Rp 3500000 7 12.06
Total 58 100
4.1.1.2. Jenis Pekerjaan Masyarakat di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
Tabel 4.1.1.2.Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Masyarakat
Pekerjaan
F Proporsi (%)
PNS 16 27.59
Petani 11 18.97
Pegawai BUMN 3 5.17
Wiraswasta 23 39.65
Pedagang 3 5.17
POLRI 2 3.45
Total 58 100
[image:30.595.177.465.370.583.2]
4.1.1.3. Jumlah Anggota Keluarga Masyarakat di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
Tabel 4.1.1.3.
Distribusi Frekuensi Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah Anggota Keluarga
F Proporsi (%)
1 - 3 Orang 9 15.52
4 - 6 Orang 35 60.34
7 - 9 Orang 12 20.69
10 - 12 Orang 2 3.45
Total 58 100
Gambar 4.1.1.3. Jumlah Anggota Keluarga
4.1.1.4. Tingkat Kebutuhan Sembilan Bahan Pokok Masyarakat di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
a. Gula
Tabel 4.1.1.4.1.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Gula
Tingkat Kebutuhan Gula
F Proporsi (%)
Sangat Butuh 27 46.55
Butuh 26 44.84
Cukup Butuh 1 1.72
Kurang Butuh 4 6.89
Tidak Butuh 0 0.00
Gambar 4.1.1.4.1 Tingkat Kebutuhan Gula
b. Beras
Tabel 4.1.1.4.2.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Beras
Tingkat Kebutuhan Beras
F Proporsi (%)
Sangat Butuh 56 96.55
Butuh 2 3.45
Cukup Butuh 0 0.00
Total 58 100
c. Minyak Goreng
Tabel 4.1.1.4.3.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Minyak Goreng
Tingkat Kebutuhan Minyak Goreng
F Proporsi (%)
Sangat Butuh 44 75.86
Butuh 12 20.69
Cukup Butuh 0 0.00
Kurang Butuh 2 3.45
Total 58 100
Gambar 4.1.1.4.3. Tingkat Kebutuhan Minyak Goreng
d. Minyak Tanah
Tabel 4.1.1.4.4.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Minyak Tanah
Tingkat Kebutuhan Minyak Tanah F Proporsi (%)
Sangat Butuh 40 68.97
Butuh 9 15.52
Cukup Butuh 1 1.72
Kurang Butuh 5 8.62
Tidak Butuh 3 5.17
Gambar 4.1.1.4.4. Tingkat kebutuhan Minyak Tanah
e. Susu
Tabel 4.1.1.4.5.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Susu
Tingkat Kebutuhan Susu
F Proporsi (%)
Sangat Butuh 14 24.14
Butuh 29 50.00
Cukup Butuh 4 6.90
Kurang Butuh 5 8.62
Tidak Butuh 6 10.34
Total 58 100
f. Telur
Tabel 4.1.1.4.6.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Telur
Tingkat Kebutuhan Telur
F Proporsi (%)
Sangat Butuh 8 13.79
Butuh 42 72.41
Cukup Butuh 4 6.90
Kurang Butuh 4 6.90
Total 58 100
Gambar 4.1.1.4.6. Tingkat Kebutuhan Telur
g. Tepung
Tabel 4.1.1.4.7.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Tepung
Tingkat Kebutuhan Tepung
F Proporsi
Sangat Butuh 1 1.72
Butuh 6 10.35
Cukup Butuh 8 13.79
Kurang Butuh 18 31.04
Tidak Butuh 25 43.10
Gambar 4.1.1.4.7. Tingkat Kebutuhan Tepung
h. Ikan
Tabel 4.1.1.4.8.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Ikan
Tingkat Kebutuhan Ikan
F Proporsi (%)
Sangat Butuh 34 58.62
Butuh 24 41.38
Cukup Butuh 0 0
Kurang Butuh 0 0
Total 58 100
i. Jagung
Tabel 4.1.1.4.9.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kebutuhan Jagung
Tingkat Kebutuhan Jagung
F Proporsi (%)
Butuh 0 0
Cukup Butuh 0 0
Kurang Butuh 10 17.24
Tidak Butuh 48 82.76
Total 58 100
Gambar 4.1.1.4.9. Tingkat Kebutuhan Jagung
4.1.1.5. Jumlah yang Dikonsumsi Masyarakat di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
a. Gula
Tabel 4.1.1.5.1.Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Gula Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Gula
F Proporsi (%)
0 - 1.4 Kg 22 37.93
1.5 - 2.4 Kg 23 39.66
2.5 - 3.4 Kg 8 13.79
≥ 3.5 Kg 5 8.62
Gambar 4.1.1.5.1. Masyarakat yang Mengkonsumsi Gula Perminggu
b. Beras
Tabel 4.1.1.5.2.Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Beras Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Beras
F Proporsi (%)
2 - 6.9 Kg 3 5.17
7 - 11.9 Kg 39 67.24
12 - 16.9 Kg 15 25.87
17 - 21.9 Kg 1 1.72
Total 58 100
c. Minyak Goreng
Tabel 4.1.1.5.3.Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Minyak Goreng Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Minyak Goreng
F Proporsi (%)
0 - 1.5 Kg 36 62.08
1.6 – 3.1 Kg 20 34.48
3.2 – 4.7 Kg 0 0.00
4.8 – 6.3 Kg 1 1.72
≥ 6.4 Kg 1 1.72
Total 58 100
Gambar 4.1.1.5.3. Masyarakat yang Mengkonsumsi Minyak Goreng Perminggu
d. Minyak Tanah
Tabel 4.1.1.5.4. Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Minyak Tanah Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Minyak Tanah
F Proporsi (%)
0.1 - 1.5 Liter 7 12.07
1.6 - 3 Liter 22 37.93
3.1 - 4.5 Liter 4 6.90
4.6 – 6 Liter 19 32.76
≥ 6.1 liter 3 5.17
Tidak mengkonsumsi 3 5.17
Gambar 4.1.1.5.4. Masyarakat yang Mengkonsumsi Minyak Tanah Perminggu
e. Susu
Tabel 4.1.1.5.5. Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Susu Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Susu
F Proporsi (%)
0.1 – 1 Kg 46 79.31
1.1 – 2 Kg 6 10.34
Tidak mengkonsumsi susu 6 10.34
Total 58 100
f. Telur
Tabel 4.1.1.5.6. Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Telur Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Telur
F Proporsi (%)
0 - 9 Butir 20 34.48
10 – 19 Butir 22 37.93
20 - 29 Butir 7 12.07
30 - 39 Butir 9 15.52
Total 58 100
Gambar 4.1.1.5.6. Masyarakat yang Mengkonsumsi Telur Perminggu
g. Tepung
Tabel 4.1.1.5.7. Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Tepung Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Tepung
F Proporsi (%)
0.1 - 1.5 Kg 28 48.28
1.6 - 3 Kg 4 6.90
> 3 Kg 1 1.72
Tidak mengkonsumsi tepung 25 43.10
Gambar 4.1.1.5.7. Masyarakat yang Mengkonsumsi Tepung Perminggu
[image:42.595.146.458.415.717.2]h. Ikan
Tabel 4.1.1.5.8. Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Ikan Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Ikan
F Proporsi (%)
0.1 - 3 Kg 30 51.72
3.1 - 6 Kg 17 29.31
6.1 - 9 Kg 11 18.97
Total 58 100
i. Jagung
Tabel 4.1.1.5.9. Distribusi Frekuensi Masyarakat yang Mengkonsumsi Jagung Perminggu
Kelompok Jumlah Konsumsi Jagung
F Proporsi (%)
Tidak mengkonsumsi jagung 48 82.76
0.1 – 0.9 10 17.24
1.0 – 1.8 0 0.00
Total 58 100
4.1.1.6. Bahan – Bahan Pokok yang Mengalami Kenaikan Harga di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
Tabel 4.1.1.6.1 Distribusi Frekuensi Bahan – bahan Pokok yang Mengalami Kenaikan Harga
Bahan Pokok
Naik Tidak Naik Tidak Butuh Total
F Proporsi (%) F
Proporsi
(%) F
Proporsi
(%) F
Proporsi (%)
Gula 34 58.62 24 41.38 0 0.00 58 100.0
Beras 58 100.0 0 0.00 0 0.00 58 100.0
Minyak Goreng 52 89.66 6 10.34 0 0.00 58 100.0
Minyak Tanah 53 91.38 2 3.45 3 5.17 58 100.0
Susu 48 82.76 4 6.90 6 10.34 58 100.0
Telur 54 93.10 4 6.90 0 0.00 58 100.0
Tepung 7 12.07 26 44.83 25 43.10 58 100.0
Daging/Ikan 58 100.0 0 0.00 0 0.00 58 100.0
Jagung 3 5.17 7 12.07 48 82.76 58 100.0
Dari tabel hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa masyarakat yang menyatakan
tentang bahan – bahan yang mengalami kenaikan harga adalah gula sebanyak 34
orang atau 58.62 %, beras 58 orang atau 100.0 %, minyak goreng 52 orang atau 89.66
%, minyak tanah 53 orang atau 91.38 %, susu 48 orang atau 82.76 %, telur 54 orang
atau 93.10 %, tepung 26 orang atau 44.83 %, ikan 58 orang atau 100.0 %, dan jagung
3 orang atau 5.17 %. Dengan hasil tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
tentang bahan – bahan sembako yang mengalami kenaikan harga mengacu pada
bahan – bahan :
1. gula
2. beras
3. minyak goreng
4. minyak tanah
6. telur
7. ikan
4.1.1.6.1. Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Sembako
[image:45.595.159.456.392.667.2]a. Gula
Tabel 4.1.1.6.1.1.Distribusi Frekuensi Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Gula
Tingkat Kewajaran Harga Gula
F Proporsi (%)
Tidak Naik 24 41.38
Wajar 8 13.79
Cukup Wajar 6 10.34
Kurang Wajar 8 13.79
Tidak Wajar 12 20.70
Total 58 100
Gambar 4.1.1.6.1.1. Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Gula
Tabel 4.1.1.6.1.2.Distribusi Frekuensi Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Beras
Tingkat Kewajaran Harga Beras
F Proporsi (%)
Sangat Wajar 0 0.00
Wajar 7 12.07
Cukup Wajar 0 0.00
Kurang Wajar 19 32.76
Tidak Wajar 32 55.17
Total 58 100
Gambar 4.1.1.6.1.2. Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Beras
c. Minyak Goreng
Tabel 4.1.1.6.1.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Minyak Goreng
Tingkat Kewajaran Harga Minyak Goreng
F Proporsi (%)
Tidak Naik 6 10.34
Wajar 12 20.69
Cukup Wajar 2 3.45
Kurang Wajar 14 24.14
Tidak Wajar 24 41.38
Gambar 4.1.1.6.1.3. Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Minyak Goreng
[image:47.595.139.485.424.743.2]d. Minyak Tanah
Tabel 4.1.1.6.1.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Minyak Tanah
Tingkat Kewajaran Harga Minyak Tanah
F Proporsi (%)
Tidak Naik 2 3.45
Tidak Butuh 3 5.17
Wajar 7 12.07
Cukup Wajar 2 3.45
Kurang Wajar 19 32.76
Tidak Wajar 25 43.10
Total 58 100
e. Susu
Tabel .4.1.1.6.1.5.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Susu
Tingkat Kewajaran Harga Susu
F Proporsi (%)
Tidak Naik 4 6.90
Wajar 3 5.17
Cukup Wajar 0 0.00
Kurang Wajar 21 36.21
Tidak Wajar 24 41.38
Tidak Butuh 6 10.34
Total 58 100
Gambar 4.1.1.6.1.5. Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Susu
[image:48.595.137.484.167.491.2]f. Telur
Tabel .41.1.6.1.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Telur
Tingkat Kewajaran Harga Telur
F Proporsi (%)
Tidak Naik 4 6.90
Wajar 3 5.17
Cukup Wajar 0 0.00
Kurang Wajar 34 58.62
Tidak Wajar 17 29.31
Gambar 4.1.1.6.1.6 Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Telur
[image:49.595.135.493.438.748.2]g. Ikan
Tabel 4.1.1.6.1.7.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kewajaran Kenaikan Harga Ikan
Tingkat Kewajaran Harga Ikan
F Proporsi (%)
Tidak Naik 0 0.00
Sangat Wajar 0 0.00
Wajar 8 13.79
Cukup Wajar 0 0.00
Kurang Wajar 15 25.87
Tidak Wajar 35 60.34
Total 58 100
4.1.1.6.2. Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Sembako di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
[image:50.595.129.512.268.619.2]a. Gula
Tabel 4.1.1.6.2.1.
Distribusi Frekuensi Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Gula
Tindakan Responden Saat Gula Naik
F Proporsi (%)
Tetap membeli gula seperti biasa 18 31.03
Tetap membeli gula tetapi jarang 2 3.45
Tetap membeli gula dng mengurangi kebutuhan lain 6 10.35 Tetap membeli gula dng mengurangi jmlh pembeliannya 8 13.79
Tidak naik 24 41.38
Total 58 100
b. Beras
Tabel 4.1.1.6.2.2. Distribusi Frekuensi Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Beras
Tindakan Responden Saat Beras Naik
F Proporsi (%)
Tetap membeli beras seperti biasa 57 98.28 Tetap membeli beras tetapi jarang 0 0.00 Tetap membeli beras dng mengurangi
kebutuhan lain 1 1.72
Tetap membeli beras dng mengurangi
jmlh pembeliannya 0 0.00
Total 58 100
Gambar 4.1.1.6.2.2.Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Beras
c. Minyak Goreng
Tabel 4.1.1.6.2.3. Distribusi Frekuensi Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Minyak Goreng
Tindakan Responden Saat Minyak Goreng Naik
F Proporsi (%)
Tetap membeli minyak goreng seperti biasa 35 60.34 Tetap membeli minyak goreng tetapi Jarang 2 3.45 Tetap membeli minyak goreng dng mengurangi kebutuhan lain 2 3.45 Tetap membeli minyak goreng dng mengurangi jmlh
pembeliannya
13 22.41
Tidak naik 6 10.35
Gambar 4.1.1.6.2.3.Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Minyak Goreng
d. Minyak Tanah
Tabel 4.1.1.6.2.4. Distribusi Frekuensi Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Minyak Tanah
Tindakan Responden Saat Minyak Tanah Naik
F Proporsi (%) Tetap membeli minyak tanah seperti biasa 34 58.62 Tetap membeli minyak tanah tetapi jarang 3 5.17 Tetap membeli minyak tanah dng mengurangi
kebutuhan lain
2 3.45
Tetap membeli minyak tanah dng mengurangi jmlh pembeliannya
14 24.14
Tidak membeli minyak tanah 0 0.00
Tidak naik 2 3.45
Tidak butuh 3 5.17
Gambar 4.1.1.6.2.4.Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Minyak Tanah
[image:53.595.130.514.85.294.2]e. Susu
Tabel 4.1.1.6.2.5. Distribusi Frekuensi Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Susu
Tindakan Responden Saat Susu Naik
F Proporsi (%) Tetap membeli susu seperti biasa 15 25.86 Tetap membeli susu tetapi jarang 5 8.62 Tetap membeli susu dng mengurangi kebutuhan
lain
2 3.45
Tetap membeli susu dng mengurangi jmlh pembeliannya
26 44.83
Tidak membeli susu 0 0.00
Tidak Naik 4 6.90
Tidak Butuh 6 10.34
Gambar 4.1.1.6.2.5.Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Susu
[image:54.595.123.525.85.321.2]f. Telur
Tabel 4.1.1.6.2.6. Distribusi Frekuensi Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Telur
Tindakan Responden Saat Telur Naik
F Proporsi (%) Tetap membeli telur seperti biasa 17 29.31
Tetap membeli telur tetapi jarang 3 5.17
Tetap membeli telur dng mengurangi kebutuhan lain 2 3.45 Tetap membeli telur dng mengurangi jmlh
pembeliannya
29 50.00
Tidak membeli telur 3 5.17
Tidak naik 4 6.90
Gambar 4.1.1.6.2.6.Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Telur
[image:55.595.124.521.88.322.2]g. Ikan
Tabel 4.1.1.6.2.7. Distribusi Frekuensi Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Ikan
Tindakan Responden Saat Ikan Naik
F Proporsi (%) Tetap membeli ikan seperti biasa 37 63.79 Tetap membeli ikan tetapi Jarang 2 3.45 Tetap membeli ikan dng mengurangi kebutuhan lain 0 0.00
Tetap membeli ikan dng mengurangi jmlh pembeliannya
19 32.76
Tidak membeli ikan 0 0.00
Total 58 100
Gambar 4.1.1.6.2.7. Tindakan Masyarakat Terhadap Kenaikan Harga Ikan
4.1.1.6.3. Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Sembako di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
a. Gula
Tabel 4.1.1.6.3.1.
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Gula
Pengaruh Kenaikan Harga Gula
F Proporsi (%)
Tidak Naik 24 41.38
Sangat Berpengaruh 16 27.58
Berpengaruh 8 13.79
Cukup Berpengaruh 4 6.90
Kurang Berpengaruh 4 6.90
TTidak Berpengaruh 2 3.45
Gambar 4.1.1.6.3.1.Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Gula
[image:57.595.127.504.411.734.2]b. Beras
Tabel 4.1.1.6.3.2.
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Beras
Pengaruh Kenaikan Harga Beras
F Proporsi (%)
Sangat Berpengaruh 42 72.42
Berpengaruh 14 24.14
Cukup Berpengaruh 0 0.00
Kurang Berpengaruh 1 1.72
Tidak Berpengaruh 1 1.72
Total 58 100
c. Minyak Goreng
Tabel 4.1.1.6.3.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Goreng
Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Goreng
F Proporsi (%)
Tidak Naik 6 10.35
Sangat Berpengaruh 26 44.83
Berpengaruh 20 34.48
Cukup Berpengaruh 1 1.72
Kurang Berpengaruh 3 5.17
TTidak Berpengaruh 2 3.45
Total 58 100
Gambar 4.1.1.6.3.3.Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Goreng
d. Minyak Tanah
Tabel 4.1.1.6.3.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Tanah
Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Tanah
F Proporsi (%)
Tidak Naik 2 3.45
Tidak Butuh 3 5.17
Sangat Berpengaruh 30 51.73
Berpengaruh 15 25.86
Cukup Berpengaruh 0 0.00
Kurang Berpengaruh 5 8.62
Tidak Berpengaruh 3 5.17
Gambar 4.1.1.6.3.4.Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Tanah
[image:59.595.126.505.370.744.2]e. Susu
Tabel 4.1.1.6.3.5.
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Susu
Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Tanah
F Proporsi (%)
Tidak Naik 4 6.90
Tidak Butuh 6 10.34
Sangat Berpengaruh 18 31.03
Berpengaruh 24 41.39
Cukup Berpengaruh 6 10.34
Kurang Berpengaruh 0 0.00
Tidak Berpengaruh 0 0.00
Total 58 100
f. Telur
Tabel 5.1.1.6.3.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Telur
Pengaruh Kenaikan Harga Telur
F Proporsi (%)
Tidak Naik 4 6.90
Sangat Berpengaruh 12 20.70
Berpengaruh 24 41.38
Cukup Berpengaruh 3 5.17
Kurang Berpengaruh 9 15.51
Tidak Berpengaruh 6 10.34
Total 58 100
Gambar 4.1.1.6.3.6.Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Telur
g. Ikan
Tabel 4.1.1.6.3.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Ikan
Pengaruh Kenaikan Harga Ikan
F Proporsi (%)
Sangat Berpengaruh 37 63.79
Berpengaruh 18 31.04
Cukup Berpengaruh 0 0.00
Kurang Berpengaruh 2 3.45
Tidak Berpengaruh 1 1.72
Gambar 4.1.1.6.3.7.Tingkat Pengaruh Kenaikan Harga Ikan
4.2. Analisa Bivariate 4.2.1. Chi Kuadrat ( X2 )
4.2.1.1. Tingkat Kebutuhan Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
1. Gula
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan gula terhadap pekerjaan masyarakat.
Tabel 4.2.1.1.1.Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Gula Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Tingkat Kebutuhan Gula
Total Sangat
Butuh Butuh
Cukup Butuh
Kurang Butuh
PNS F 14 2 0 0 16
% 24.1% 3.4% .0% .0% 27.6%
Petani F 3 5 0 3 11
% 5.2% 8.6% .0% 5.2% 19.0%
Pegawai BUMN F 1 3 0 0 4
% 1.7% 5.2% .0% .0% 6.9%
Wiraswasta F 7 14 1 1 23
% 12.1% 24.1% 1.7% 1.7% 39.7%
Pedagang F 1 1 0 0 2
% 1.7% 1.7% .0% .0% 3.4%
POLRI F 1 1 0 0 2
% 1.7% 1.7% .0% .0% 3.4%
Total F 27 26 1 4 58
% 46.6% 44.8% 1.7% 6.9% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 24,238
df = 15
p = 0,061
2
tab
χ , = 24,996
Kesimpulan :
2
hit χ < 2
tab
χ , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada hubungan antara tingkat
2. Beras
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan beras terhadap pekerjaan
[image:63.595.154.478.209.513.2]H1 = Ada hubungan tingkat kebutuhan beras terhadap pekerjaan
Tabel 4.2.1.1.2. Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Beras Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Tingkat Kebutuhan Beras
Total Sangat Butuh Butuh
PNS F 16 0 16
% 27.6% .0% 27.6%
Petani F 9 2 11
% 15.5% 3.4% 19.0%
Pegawai BUMN F 4 0 4
% 6.9% .0% 6.9%
Wiraswasta F 23 0 23
% 39.7% .0% 39.7%
Pedagang F 2 0 2
% 3.4% .0% 3.4%
POLRI F 2 0 2
% 3.4% .0% 3.4%
Total F 56 2 58
% 96.6% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 8.851
df = 5
p = 0.115
2
tab
χ = 11,070
Kesimpulan
2
hit
χ < χtab2 , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada hubungan antara tingkat
3. Minyak Goreng
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan minyak goreng terhadap pekerjaan
[image:64.595.123.510.194.512.2]H1 = Ada hubungan tingkat kebutuhan minyak goreng terhadap pekerjaan
Tabel 4.2.1.1.3.Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Minyak Goreng Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Tingkat Kebutuhan Minyak Goreng
Total Sangat Butuh Butuh
Kurang Butuh
PNS F 16 0 0 16
% 27.6% .0% .0% 27.6%
Petani F 5 5 1 11
% 8.6% 8.6% 1.7% 19.0%
Pegawai BUMN F 4 0 0 4
% 6.9% .0% .0% 6.9%
Wiraswasta F 15 7 1 23
% 25.9% 12.1% 1.7% 39.7%
Pedagang F 2 0 0 2
% 3.4% .0% .0% 3.4%
POLRI F 2 0 0 2
% 3.4% .0% .0% 3.4%
Total F 44 12 2 58
% 75.9% 20.7% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 14,707
df = 10
p = 0,143
2
tab
χ , = 18,307
Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 , tabel, maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada hubungan antara
4. Minyak Tanah
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan minyak tanah terhadap pekerjaan
[image:65.595.107.529.195.510.2]H1 = Ada hubungan tingkat kebutuhan minyak tanah terhadap pekerjaan
Tabel 4.2.1.1.4. Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Minyak Tanah Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Tingkat Kebutuhan Minyak Tanah
Total Sangat
Butuh Butuh
Cukup Butuh Kurang Butuh Tidak Butuh
PNS F 11 1 0 2 2 16
% 19.0% 1.7% .0% 3.4% 3.4% 27.6%
Petani F 8 2 0 0 1 11
% 13.8% 3.4% .0% .0% 1.7% 19.0%
Pegawai BUMN
F 2 2 0 0 0 4
% 3.4% 3.4% .0% .0% .0% 6.9%
Wiraswasta F 17 3 1 2 0 23
% 29.3% 5.2% 1.7% 3.4% .0% 39.7%
Pedagang F 1 0 0 1 0 2
% 1.7% .0% .0% 1.7% .0% 3.4%
POLRI F 1 1 0 0 0 2
% 1.7% 1.7% .0% .0% .0% 3.4%
Total F 40 9 1 5 3 58
% 69.0% 15.5% 1.7% 8.6% 5.2% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 17,286
df = 20
p = 0,634
2
tab
χ , = 31,410
Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada hubungan antara tingkat
5.Susu
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan susu terhadap pekerjaan masyarakat.
H1 = Ada hubungan tingkat kebutuhan susu terhadap pekerjaan masyarat.
Tabel 4.2.1.1.5. Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Susu Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 26,358
df = 20
p = 0,154
2
tab
χ = 31,410
Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada hubungan antara tingkat
kebutuhan susu dengan jenis pekerjaan.
Tingkat Kebutuhan Susu
Total Sangat
Butuh Butuh
Cukup Butuh Kurang Butuh Tidak Butuh
PNS F 7 9 0 0 0 16
% 12.1% 15.5% .0% .0% .0% 27.6%
Petani F 3 2 2 1 3 11
% 5.2% 3.4% 3.4% 1.7% 5.2% 19.0%
Pegawai BUMN
F 1 2 1 0 0 4
% 1.7% 3.4% 1.7% .0% .0% 6.9%
Wiraswasta F 3 13 1 4 2 23
% 5.2% 22.4% 1.7% 6.9% 3.4% 39.7%
Pedagang F 0 2 0 0 0 2
% .0% 3.4% .0% .0% .0% 3.4%
POLRI F 0 1 0 0 1 2
% .0% 1.7% .0% .0% 1.7% 3.4%
Total F 14 29 4 5 6 58
6. Telur
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan telur terhadap pekerjaan
[image:67.595.117.518.196.511.2]H1 = Ada hubungan tingkat kebutuhan telur terhadap pekerjaan
Tabel 4.2.1.1.6. Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Telur Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Tingkat Kebutuhan Telur
Total Sangat
Butuh Butuh
Cukup Butuh
Kurang Butuh
PNS F 3 13 0 0 16
% 5.2% 22.4% .0% .0% 27.6%
Petani F 1 7 1 2 11
% 1.7% 12.1% 1.7% 3.4% 19.0%
Pegawai BUMN F 0 3 0 1 4
% .0% 5.2% .0% 1.7% 6.9%
Wiraswasta F 4 15 3 1 23
% 6.9% 25.9% 5.2% 1.7% 39.7%
Pedagang F 0 2 0 0 2
% .0% 3.4% .0% .0% 3.4%
POLRI F 0 2 0 0 2
% .0% 3.4% .0% .0% 3.4%
Total F 8 42 4 4 58
% 13.8% 72.4% 6.9% 6.9% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 11,179
df = 15
p = 0,740
2
tab
χ = 24,996
Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada hubungan antara tingkat
7. Tepung
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan tepung terhadap pekerjaan masyarakat.
H1 = Ada hubungan tingkat kebutuhan tepung terhadap pekerjaan masyarakat.
Tabel 4.2.1.1.7. Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Tepung Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 34,261
df = 20
p = 0,024
2
tab
χ = 31,410
Kesimpulan :
2
hit
χ > χtab2 ,maka Ho ditolak, kesimpulannya ada hubungan antara tingkat kebutuhan
tepung dengan jenis pekerjaan.
Tingkat Kebutuhan Tepung
Total Sangat
Butuh Butuh
Cukup Butuh
Kurang Butuh
Tidak Butuh
PNS F 0 2 2 8 4 16
% .0% 3.4% 3.4% 13.8% 6.9% 27.6%
Petani F 0 0 2 0 9 11
% .0% .0% 3.4% .0% 15.5% 19.0%
Pegawai BUMN F 1 1 0 1 1 4
% 1.7% 1.7% .0% 1.7% 1.7% 6.9%
Wiraswasta F 0 2 3 8 10 23
% .0% 3.4% 5.2% 13.8% 17.2% 39.7%
Pedagang F 0 1 1 0 0 2
% .0% 1.7% 1.7% .0% .0% 3.4%
POLRI F 0 0 0 1 1 2
% .0% .0% .0% 1.7% 1.7% 3.4%
Total F 1 6 8 18 25 58
8. Ikan
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan ikan terhadap pekerjaan.
H1 = Ada hubungan tingkat kebutuhan ikan terhadap pekerjaan.
Tabel 4.2.1.1.8. Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Ikan Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Tingkat Kebutuhan Ikan
Total Sangat Butuh Butuh
PNS F 8 8 16
% 13.8% 13.8% 27.6%
Petani F 7 4 11
% 12.1% 6.9% 19.0%
Pegawai BUMN F 2 2 4
% 3.4% 3.4% 6.9%
Wiraswasta F 15 8 23
% 25.9% 13.8% 39.7%
Pedagang F 1 1 2
% 1.7% 1.7% 3.4%
POLRI F 1 1 2
% 1.7% 1.7% 3.4%
Total F 34 24 58
% 58.6% 41.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 1,262
df = 5
p = 0,939
2
tab
χ = 11,070
Kesimpulan :
2
hit
χ <χtab2 , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada hubungan antara tingkat
9. Jagung
Hipotesis :
Ho = Tidak ada hubungan tingkat kebutuhan jagung terhadap pekerjaan.
H1 = Ada hubungan tingkat kebutuhan jagung terhadap pekerjaan.
Tabel 4.2.1.1.9. Crosstab Tingkat Kebutuhan Terhadap Jagung Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat
Tingkat Kebutuhan Jagung
Total Kurang
Butuh
Tidak Butuh
PNS F 4 12 16
% 6.9% 20.7% 27.6%
Petani F 1 10 11
% 1.7% 17.2% 19.0%
Pegawai BUMN F 1 3 4
% 1.7% 5.2% 6.9%
Wiraswasta F 3 20 23
% 5.2% 34.5% 39.7%
Pedagang F 0 2 2
% .0% 3.4% 3.4%
POLRI F 1 1 2
% 1.7% 1.7% 3.4%
Total F 10 48 58
% 17.2% 82.8% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 3,561
df = 5
p = 0,614
2
tab
χ = 11,070
Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada hubungan antara tingkat
4.2.1.2. Crostab Konsumsi Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhan Batu
1. Gula
Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh jumlah konsumsi gula berdasarkan jumlah anggota keluarga.
H1 : Ada pengaruh jumlah konsumsi gula berdasarkan jumlah anggota keluarga.
Tabel 4.2.1.2.1. Crostab Konsumsi Gula Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Kelompok Jumlah Anggota keluarga
Total 1 - 3 Orang 4 - 6 Orang 7 - 9 Orang 10 - 12 Orang
0 - 1.4 Kg F 3 11 7 1 22
% 5.2% 19.0% 12.1% 1.7% 37.9%
1.5 - 2.4 Kg F 4 17 2 0 23
% 6.9% 29.3% 3.4% .0% 39.7%
2.5 - 3.4 Kg F 1 5 1 1 8
% 1.7% 8.6% 1.7% 1.7% 13.8%
> 3.5 Kg F 1 2 2 0 5
% 1.7% 3.4% 3.4% .0% 8.6%
Total F 9 35 12 2 58
% 15.5% 60.3% 20.7% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 8,675
df = 9
p = 0,468
2
tab
χ = 16,919
Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 , maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada pengaruh jumlah konsumsi
2. Beras
Hipotesis :
Ho :Tidak ada pengaruh jumlah konsumsi beras berdasarkan jumlah anggota keluarga
H1 :Ada pengaruh jumlah konsumsi beras berdasarkan jumlah anggota keluarga.
Tabel 4.2.1.2.2. Crostab Konsumsi Beras Berdasarkan Jumlah Anggota
Kelompok Jumlah Anggota keluarga
Total 1 - 3 Orang 4 - 6 Orang 7 - 9 Orang
10 – 12 Orang
2 - 6.9 Kg F 1 2 0 0 3
% 1.7% 3.4% .0% .0% 5.2%
7 - 11.9 Kg F 5 24 9 1 39
% 8.6% 41.4% 15.5% 1.7% 67.2%
12 - 16.9 Kg F 3 9 2 1 15
% 5.2% 15.5% 3.4% 1.7% 25.9%
17 - 21.9 Kg F 0 0 1 0 1
% .0% .0% 1.7% .0% 1.7%
Total F 9 35 12 2 58
% 15.5% 60.3% 20.7% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 6,616
df = 9
p = 0,677
2
tab
χ = 16,919
Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 ,maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada pengaruh jumlah konsumsi
3. Minyak Goreng
Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh jumlah konsumsi minyak goreng berdasarkan jumlah
anggota keluarga
H1 : Ada pengaruh jumlah konsumsi minyak goreng berdasarkan jumlah anggota
[image:73.595.108.527.277.493.2]keluarga
Tabel 4.2.1.2.3.
Crostab Konsumsi Minyak Goreng Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Kelompok Jumlah Anggota keluarga
Total 1 - 3 Orang 4 - 6 Orang 7 - 9 Orang 10 - 12 Orang
0 - 1.5 Kg F 6 22 7 1 36
% 10.3% 37.9% 12.1% 1.7% 62.1%
1.6 – 3.1 Kg F 2 12 5 1 20
% 3.4% 20.7% 8.6% 1.7% 34.5%
4.8 – 6.3 Kg F 1 0 0 0 1
% 1.7% .0% .0% .0% 1.7%
> 6.4 Kg F 0 1 0 0 1
% .0% 1.7% .0% .0% 1.7%
Total F 9 35 12 2 58
% 15.5% 60.3% 20.7% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 6,922
df = 9
p = 0,645
2
tab
χ = 16,919
Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 ,maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada pengaruh jumlah konsumsi
4. Minyak Tanah
Hipotesis :
Ho :Tidak ada pengaruh jumlah konsumsi minyak tanah berdasarkan jumlah anggota
keluarga
H1 :Ada pengaruh jumlah konsumsi minyak tanah berdasarkan jumlah anggota
[image:74.595.108.565.256.554.2]keluarga
Tabel 4.2.1.2.4.
Crostab Konsumsi Minyak Tanah Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Kelompok Jumlah Anggota keluarga
Total 1 - 3 Orang 4 - 6 Orang 7 - 9 Orang 10 - 12 Orang
0.1 - 1.5 Liter F 1 5 1 0 7
% 1.7% 8.6% 1.7% .0% 12.1%
1.6 - 3 Liter F 3 11 7 1 22
% 5.2% 19.0% 12.1% 1.7% 37.9%
3.1 - 4.5 Liter F 1 3 0 0 4
% 1.7% 5.2% .0% .0% 6.9%
4.6 - 6 Liter F 3 13 2 1 19
% 5.2% 22.4% 3.4% 1.7% 32.8%
> 6.1 Liter F 0 2 1 0 3
% .0% 3.4% 1.7% .0% 5.2%
Tidak Mengkonsumsi F 1 1 1 0 3
% 1.7% 1.7% 1.7% .0% 5.2%
Total F 9 35 12 2 58
% 15.5% 60.3% 20.7% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 7,712
df = 15
p = 0,953
2
tab
Kesimpulan :
2
hit
χ < χtab2 ,maka Ho diterima, kesimpulannya tidak ada pengaruh jumlah konsumsi
minyak tanah berdasarkan jumlah anggota keluarga.
5. Susu
Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh jumlah konsumsi susu berdasarkan jumlah anggota keluarga
H1 : Ada pengaruh jumlah konsumsi susu berdasarkan jumlah anggota keluarga)
Tabel 4.2.1.2.5.Crostab Konsumsi Susu Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Kelompok Jumlah Anggota keluarga
Total 1 – 3 Orang 4 – 6 Orang 7 – 9 Orang
10 – 12 Orang
0.1 – 1 Kg F 8 31 6 1 46
% 13.8% 53.4% 10.3% 1.7% 79.3%
1.1 – 2 Kg F 1 1 3 1 6
% 1.7% 1.7% 5.2% 1.7% 10.3%
Tidak
mengkonsumsi
F 0 3 3 0 6
% .0% 5.2% 5.2% .0% 10.3%
Total F 9 35 12 2 58
% 15.5% 60.3% 20.7% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 13,168
df = 6
p = 0,040
2
tab
χ = 12,592
Kesimpulan :
2
hit
χ > χtab2 , maka Ho ditolak, kesimpulannya ada pengaruh jumlah konsumsi susu
6. Telur
Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh jumlah konsumsi telur berdasarkan jumlah anggota keluarga.
H1 : Ada pengaruh jumlah konsumsi telur berdasarkan jumlah anggota keluarga.
Tabel 4.2.1.2.6. Crostab Konsumsi Telur Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Kelompok Jumlah Anggota keluarga
Total 1 - 3 Orang 4 - 6 Orang 7 - 9 Orang 10 - 12 Orang
0 – 9 Butir F 3 10 7 0 20
% 5.2% 17.2% 12.1% .0% 34.5%
10 - 19 Butir F 3 17 1 1 22
% 5.2% 29.3% 1.7% 1.7% 37.9%
20 - 29 Butir F 0 5 1 1 7
% .0% 8.6% 1.7% 1.7% 12.1%
30 - 39 Butir F 3 3 3 0 9
% 5.2% 5.2% 5.2% .0% 15.5%
Total F 9 35 12 2 58
% 15.5% 60.3% 20.7% 3.4% 100.0%
Dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0.05 di dapat :
2
hit
χ = 14,657
df = 9
p = 0,101
2
tab
χ = 16,919
Kesimpulan :
2