PERLIDUNGAN HUKUM BAGI ANAK TERHADAP AKIBAT PEMBERIAN VAKSINASI DALAM PROGRAM IMUNISASI DITINJAU
DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
ABSTRAK
Anak merupakan subjek hukum yang mendukung hak dan kewajiban. Hak anak merupakan hak asasi manusia yang wajib dijamin dan dilindungi serta dipenuhi oleh semua lapisan masyarkat baik Negara, pemerintah, keluarga, dan masyarakat. Kesehatan anak merupakan hak anak yang wajib dilindungi dan dipenuhi. Program imunisasi sebagai bentuk program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah merupakan salah satu bentuk upaya untuk melindungi setiap anak dari penyakit yang berbahaya. Namun kenyataannya, meninggalnya anak pasca pemberian vaksinasi dalam program imunisasi tersebut tentunya bertentangan dengan prinsip perlindungan anak. Adapun penulisan ini membahas mengenai perlindungan hukum bagi anak terhadap pemberian vaksinasi dalam program imunisasi ditinjau dari Undang-Undang Perlindugan Anak serta upaya hukum yang dapat dilakukan oleh orang tua terhadap petugas kesehatan yang melakukan perbuatan melawan hukum
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis yaitu memberikan data yang seteliti mungkin tentang suatu keadaan atau gejala-gejala lainnya kemudian dianalisis berdasarkan teori atau ketentuan peraturan yang berlaku. Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif yaitu suatu metode yang menekankan pada ilmu hukum dan juga berusaha menelaah kaidah-kaidah hukum yang berlaku di masyarakat, serta menitikberatkan penelaahan melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku. Metode analisis data dalam penulisan ini adalah yuridis kualitatif. Data yang telah diolah kemudian dianalisis menggunakan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang berkaitan dengan permasalahan dan disusun secara teratur dan sistematis, kemudian dianalisis untuk menarik kesimpulan.
Pelaksanaan perlindungan hukum bagi anak terhadap akibat pemberian vaksinasi dalam program imunisasi ditinjau dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak masih belum optimal. Negara, pemerintah, keluarga, serta orang tua masih kurang
mengoptimalkan pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap