BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sebuah bisnis setiap perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Untuk mewujudkannya perusahaan diharuskan untuk memproduksi barang yang memiliki kualitas dan harga yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Kualitas barang merupakan faktor yang sangat penting untuk menarik minat konsumen, karena konsumen memiliki kecenderungan untuk membeli barang kualitas tinggi. Pada umumnya kualitas berbanding lurus dengan harga. Kualitas yang tinggi membutuhkan biaya produksi yang tinggi sehingga menyebabkan harga jual menjadi tinggi. Namun harga jual yang tinggi bisa menyebabkan penurunan tingkat permin-taan konsumen akan barang tersebut. Dengan demikian tugas yang menantang untuk manajer produksi adalah untuk memproduksi barang dalam kualitas dan harga jual yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Secara umum penentuan harga barang adalah berdasarkan kualitas. Ukuran kualitas sangat penting dalam sistem produksi. Namun sampai saat ini belum ada metode yang terdefinisi dengan baik untuk mengukur kualitas, bahkan karakteristik barang bervariasi satu dengan yang lain. Dalam beberapa sistem produksi tidak semua barang yang diproduksi sempurna. Pada beberapa sistem pabrik barang-barang yang dihasilkan adalah campuran barang yang baik serta barang yang rusak. Situasi ini dapat ditemukan di industri yang memproduksi dalam jumlah barang yang besar. Salameh dan Jaber (2000) mengembangkan model Economic Order Quantity (EOQ), dimana barang yang diproduksi tidak sempurna. Salameh dan Jaber beranggapan barang yang tidak sempurna akan dijual dalam suatu kumpulan pada proses penyaringan. Chiu (2003) mengembangkan model tingkat persediaan terbatas dengan asumsi bahwa seba-gian dari barang yang rusak dapat dikerjakan ulang dan sisanya akan dibuang.
1
2
Datta (2010) mengembangkan model persediaan yang disesuaikan dengan tingkat pro-duksi dan harga jual tingkat permintaan sensitif. Artikelnya mengasumsikan bahwa barang yang diproduksi tidak sempurna. Model ini bersama-sama menentukan tingkat optimal produksi, masa produksi dan harga jual. Beberapa peneliti menyadari pen-tingnya kualitas barang dan faktor kualitas dimasukkan dalam model penelitian. Dari beberapa peneliti yang sudah dilakukan tidak ada satupun yang menjelaskan penentuan bersama pada harga penjualan terbaik, kualitas barang dan jumlah barang di bawah kualitas tergantung laju produksi dan biaya.
1.2 Perumusan Masalah
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk memaksimalkan laba bersih dari barang yang mereka produksi. Konsumen cenderung membeli barang dengan kualitas yang ting-gi, sedangkan kualitas berbanding lurus dengan harga. Sehingga permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana menentukan kualitas yang cocok dan kemungkinan terbaik untuk kenaikan harga penjualan sehingga dapat memaksimalkan laba bersih per satuan waktu rata-rata.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan model yang cocok bagi sistem produksi untuk bersama-sama menentukan kualitas terbaik dan kenaikan harga jual yang sesuai dari barang yang diproduksi sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat menambah referensi dalam masalah persediaan yang mengem-bangkan adanya barang yang rusak. Diharapkan dapat membantu dan menambah referensi para pengambil keputusan dalam perencanaan persediaan.
3
1.5 Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini bersifat studi literatur dan kepustakaan. Untuk memperoleh model persediaan dengan kualitas dan harga tergantung permintaan dengan mempertimbang-kan barang rusak adalah berikut langkah-langkah yang amempertimbang-kan dilakumempertimbang-kan :
1. Mengumpulkan berbagai literatur yang berhubungan dengan persediaan dengan mempertimbangkan barang yang diproduksi rusak dapat diperbaiki kembali;
2. Menganalisis proses produksi dalam sebuah siklus;
3. Merancang model persediaan dengan tahapan mengajukan asumsi awal, mema-parkan permasalahan, membuat model persediaan yang memaksimalkan keun-tungan;
4. Menyelesaikan contoh kasus masalah persediaan dan menarik kesimpulan.