ii
ABSTRAK
Salah satu sektor yang mempengaruhi kualitas udara ambien di perkotaan adalah sektor transportasi. Peningkatan jumlah kendaraan di Kota Medan ± 15 %/tahun menimbulkan dampak penurunan kualitas udara ambien. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan konsentrasi CO yang dihasilkan dari kegiatan transportasi menggunakan Model Delhi Finite Line Source(DFLS), membandingkan data konsentrasi CO menggunakan model DFLS dengan data sampling konsentrasi CO, dan mengetahui kesesuaian penerapan model DFLS di Jalan MT. Haryono Kota Medan. Sepanjang Jalan MT. Haryono ditentukan menjadi 2 (dua) titik yaitu titik 1 di Simpang Cirebon dan titik 2 di Simpang Thamrin. Penelitian dilakukan tanggal 7 - 9 Desember 2016 (Rabu, Kamis, dan Jumat) pada jam puncak pagi dan siang. Berdasarkan hasil pengamatan, total jumlah kendaraan maksimal di Jalan MT. Haryono yaitu pada hari Jumat sebesar 12.406 kendaraan. Menurut pemodelan DFLS, konsentrasi CO hitung maksimal yaitu pada titik 1 sebesar 2.051 µg/m3 saat hari Jumat pagi dan pada titik 2 sebesar 1.499 µg/m3 saat hari Jumat pagi. Sedangkan, konsentrasi CO terukur maksimal yaitu pada titik 1 sebesar 22.903 µg/m3saat hari Rabu siang dan pada titik 2 sebesar 27.484 µg/m3saat hari Kamis siang.
Konsentrasi CO terukur masih berada di bawah baku mutu udara ambien. Penerapan model DFLS tidak sesuai diterapkan di Jalan MT. Haryono dengan perhitungan uji validasi Index of Agreement (IOA) yang didapatkan dengan nilai d = 0,223. Hal ini disebabkan karena kondisi topografi lokal,barrieralam, asumsi pemodelan mengabaikan pengaruh dari sumber emisi lain, dan kemacetan.
Kata Kunci : CO, DFLS, kendaraan bermotor, kota medan.
iii
ABSTRACT
One of the sectors that affect ambient air quality in urban area is transportation sector. An increasing number of vehicles in Medan City ± 15 %/year impact of derivation ambient air quality. This study aims to estimate CO concentration resulting from transportation activities using Delhi Finite Line Source (DFLS) model, comparing CO prediction using a DFLS model with CO observation in the field, and determine the suitability of the DFLS model application on the MT. Haryono street in Medan city. Along MT. Haryono street divided into two points is Point 1 at Cirebon Intersection and Point 2 at Thamrin Intersection. The research was conducted on 7 – 9 December 2016 (Wednesday, Thursday, and Friday) at peak hours in the morning and noon. Based on research results, the total maximum volume of vehicle on MT. Haryono street is on Friday amount 12.406 vehicle. According to the DFLS calculations, the maximum of CO prediction is at Point 1 amount 2.051 µg/m3in Friday morning and at Point 2 amount 1.499 µg/m3in Friday morning. Meanwhile, the maximum of CO observation is at Point 1 amount 22.903 µg/m3 in Wednesday noon and at Point 2 amount 27.484 µg/m3 in Thursday noon. CO
observation is still below the ambient air quality standard. The application of model is not suitable to be applied on MT. Haryono street with the calculation of Index of Agreement (IOA) validation test obtained value of d = 0,223. This is because of local topography, natural barrier, modelling assumption ignores the effect of other emission sources, and traffic jam.
Keywords : CO, DFLS, motor vehicle, medan city.