BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini dijelaskan tentang konsep, landasan teori dan tinjauan
pustaka yang dipakai dalam menganalisis masalah dalam penelitian agar ditemukan hasil yang sesuai dengan judul penelitian dan tinjauan pustaka.
2.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian mengenai kata ulang (reduplikasi) sudah pernah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya. Dalam skripsi akademik olehIda Eva Rabita (2004)
Mahasiswa Ilmu Perpustakaan, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara dengan judul “Morfosintaksis Reduplikasi Kategori Nomina dalam Bahasa Indonesia.” Dari hasil penelitian ini didapat segi kategori reduplikasi dalam bahasa Indonesia berfungsi sebagai kategori nomina, yang memaparkan tentang dalam tataran frasa, reduplikasi yang berkategori nomina dapat berkedudukan
sebagai induk dan dapat pula sebagai pewatas. Dalam tataran klausa reduplikasi yang berkategori nomina dapat berfungsi sebagai subjek, predikat, objek atau pelengkap. Adapun nomina reduplikasi tidak mempengaruhi konstituen yang
berada di sebelah kiri dan kanannya. Penelitian ini memiliki kontribusi yang besar bagi penelitian saya, untuk lebih memahami proses morfemis reduplikasi dalam
bahasa Mandarin dan membantu penulis secara metodologi.
Dalam skripsi akademik oleh Aprida Indriani (2005) Mahasiswa Sastra
Jepang, Universitas Sumatera Utara dengan judul “Analisis Kontrastif Reduplikasi Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia Ditinjau dari segi Morfologi”
berubah bunyi pada bahasa Jepang terjadi pada nomina dan adjektiva, pada
nomina bahasa Indonesia hanya sedikit.Penelitian ini memiliki kontribusi yang besar bagi penelitian saya, untuk lebih memahami proses morfemis reduplikasi
dalam bahasa Mandarin dan membantu penulis secara datawi.
Dalam skripsi akademik oleh Nurmasari (2007) Mahasiswa Program Studi Sastra Cina, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara dengan judul “Analisis Kontrastif Kata Ulang Bahasa Mandarin Dan Bahasa Indonesia” yang
memaparkan tentang perbandingan dan persamaan kelas kata kata ulang yang
terdapat pada bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Penelitian ini memiliki kontribusi yang besar bagi penelitian saya, untuk lebih memahami proses morfemis reduplikasi dalam bahasa Mandarin dan membantu penulis secara
datawi.
Dalam skripsi Mariatul Qiftiah (2010) Mahasiswa Sastra Jepang
Universitas Sumatera Utara yang dalam skripsinya berjudul “ Proses Morfemis Prefiks Hi, Fu, Mu, Dan Mi Dan Juga Pemaknaannya Dalam Bahasa Jepang”
yang memaparkan tentang prefiks yang dapat di gabung dengan sufiks atau
adanya penambahan awalan dan akhiran pada satu kata dasar, yakni pada prefiks
hi yang bisa dikonfiks dengan sufiks teki dan prefiks mi yang bisa dikonfiks
dengan sufiks sha. Penelitian ini memiliki kontribusi yang besar bagi penelitian saya, untuk lebih memahami proses morfemis reduplikasi dalam bahasa Mandarin
dan membantu penulis secara datawi.
dengan judul “Analis penggunaan Reduplikasi Pada Buku Cerita Anak Bergambar”yang memaparkan tentang bentuk pengulangan seluruh, bentuk
pengulangan sebagian, bentuk pengulangan berkombinasi dengan proses
pembubuhan afiks,dan bentuk pengulangan dengan perubahan fonem. Penelitian ini memiliki kontribusi yang besar bagi penelitian saya, untuk lebih memahami proses morfemis reduplikasi dalam bahasa Mandarin dan membantu penulis
secara teoritis.
2.2 Konsep
Dalam sebuah penelitian pasti terdapat konsep bagi penulis untuk dapat menjadi dasar dalam meneliti. Konsep merupakan penjelasan tentang variable-variabel dalam sebuah penelitian. Konsep menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2007:588) adalah gambaran mental dari suatu objek, proses ataupun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
lain. Tujuan adanya konsep dalam penelitian ilmiah yaitu untuk dijadikan sebagai dasar pengembangan penulisan selanjutnya. Pada konsep ini, peneliti akan memaparkan konsep sesuai dengan judul penelitian, yaitu morfologi, reduplikasi
atau kata ulang, bahasa Mandarin, dan koran harian Mandarin Hao Bao Dailyedisi Desember 2016.
2.2.1 Morfologi
Morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari morfem serta
Indonesia (2008: 930): Morfologi adalah cabang ilmu linguistic tentang morfem
dan kombinasinya; ilmu bentuk kata. Sementara itu, menurut Ramlan, (1965: 6) menyatakan bahwa morfologi adalah bagian dari ilmu yang membicarakan seluk
beluk bentuk kata, pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Morfologi mempelajari seluk beluk kata serta fungsi-fungsi gramatikal maupun semantik. Sedangkan menurut Verhaar, (2008: 97)
menyatakan bahwa Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramtikal.
Berdasarkan defenisi-defenisi tersebut dapat menjadi pedoman peneliti dalam mendefinisikan morfologi bahwa morfologi adalah ilmu yang membicarakan seluk-beluk kata, yaitu cabang ilmu yang membicarakan morfem.
Satuan morfologi adalah morfem (akar atau afiks) dan kata. Satuan terkecil dari morfologi adalah morfem, sedangkan satuan yang terbesar adalah kata. Morfem
merupakan satuan terkecil yang bermakna, yang berupa kata dasar dan dapat pula berupa afiks. Kata merupakan satuan gramatikal yang terjadi sebagai hasil dari proses morfologi. Proses yang membicarakan kata dalam morfologi disebut
dengan proses morfemis atau proses morfologis. Morfem dapat terbagi atas dua bagian, yaitu morfem bebas dan morfem terikat.
1. Morfem
Morfem merupakan unsur bahasa yang paling kecil dari tata bahasa.
ialah satuan gramatikal yang paling kecil; satuan gramatik yang tidak
mempunyai satuan lain sebagai unsurnya.
Suparto, (2003:17) menyatakan bahwa morfem adalah bagian paling
kecil dalam tata bahasa yang mempunyai pelafalan dan arti. Fungsi morfem
adalah membentuk kata, misalnya 好 hǎo (baik/bagus), 多 duō (banyak).
Berdasarkan kempampuannya dalam membentuk kalimat, morfem di bagi menjadi dua jenis, yaitu: morfem bebas dan morfem terikat.
Contoh :
爱 葡萄
wǒ ài chī Pútao
Saya suka makan Anggur
Saya suka makan anggur
Dari contoh di atas terdiri dari 4 buah morfem ( wǒ, 爱 ài, chī, 葡萄
Pútao)
2. Morfem Bebas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 755), Morfem bebas ialah morfem yang berdiri sendiri tidak melekat atau terikat pada unsur lain. Morfem
bebas ialah morfem yang sudah mempunyai arti tanpa mengalami proses perimbuhan, contohnya : kuda, rumah, dan lain-lain. Morfem bebas dapat berdiri
dalam bahasa Mandarin: 山shān(gunung) → 高山gāoshān (gunung yang tinggi),
快kuài(cepat) → 痛快tòngkuai (sangat senang).
3. Morfem Terikat
Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfem terikat tidak akan mempunyai makna
sebelum diproses dengan penggabungan dengan morfem bebas. Contoh dalam
bahasa Mandarin : 儿ér → 盖儿gàir (penutup), 第dì→ 第一dìyī (nomor
sat).
Morfologi membahas tentang kata, proses pembentukan kata, dan bagian-bagian kata. Morfologi membahasa segala sesuatu yang berkaitan dengan kata termasuk didalam proses pembentukan kata, salah satu proses
yang ada dalam morfologi adalah reduplikasi atau pengulangan. Morfologi sebagai ilmu bahasa yang salah satunya membicarakan reduplikasi atau
pengulangan penting untuk dipelajari karena kata yang berubah bentuk akan mengalami perubahan makna.
2.2.2 Bahasa Mandarin
Bahasa Mandarin nerupakan bahasa yang digunakan oleh Suku Han di Tiongkok. Suku Han merupakan suku mayoritas yang bermukim di Tiongkok.
Kurang lebih 94% penduduk Tiongkok yang merupakan masyarakat suku Han menggunakan bahasa Han (汉子) untuk berkomunikasi, sedangkan 6% sisanya
Bahasa Mandarin merupakan dialek bahasa yang dijadikan standar
pelafalan dan tata bahasa nasional di Tiongkok. Bahasa Mandarin merupakan bahasa resmi Negara Tiongkok, selain digunakan sebagai bahasa resmi di
Tiongkok, bahasa Mandarin digunakan pula sebagai bahasa nasional di Taiwan.
Bahasa Mandarin sering juga dikenal dengan nama Pǔtōnghuà( 通 ).
2.2.3 Koran Hao Bao Daily
Dalam kehidupan ini, manusia selalu memerlukan berita. Baik itu berita
lisan maupun berita tertulis, tanpa adanya berita manusia tidak akan tahu pa yang sedang terjadi di luar sana dan hal-hal terbaru di masyarakat, selain itu masyarakat akan menjadi ketinggalan zaman. Berita dapat kita lihat pada media elektronik
maupun media cetak. Selain media elektronik, media cetak seperti koran juga menyajikan berita. Surat kabar lebih banyak didominasi oleh berita, sebut saja
koran.
Koran harian Mandarin Hao Bao Daily adalah sebuah koran berbahasa Mandarin yang beredar setiap hari di Medan, Sumatera Utara di cetak oleh PT.
Pahala Media yang beralamat di Jl. Jend. A. Yani No. 35-49 Medan. Hao Bao Daily merupakan koran berbahasa Mandarin dengan tiras paling besar di
Sumatera Utara, yaitu sebanyak 10.000 eksemplar. Koran ini terdiri atas 28 halaman mencakup 19 rubrik. Rubrik-rubrik tersebut antara lain, rubrik berita
utama, rubrik berita internasional, rubrik Hao Bao shenzhou, rubrik perdagangan, rubrik special isu, rubrik ekonomi dalam negeri, rubrik ekonomi internasional, rubrik olahraga, rubrik, rubrik kesehatan, rubrik hari ini dalam sejarah, rubrik
liputan, rubrik cerita sejarah, rubrik special novel, rubrik novel kesatria, rubrik
iklan, rubrik sains dan teknologi. Objek pada penelitian ini adalah rubrik berita anak. Peneliti memutuskan untuk memfokuskan penelitian reduplikasi bahasa
Mandarin pada rubrik tersebut, karena pada rubrik tersebut ditemukan cukup banyak kata ulang atau reduplikasi di dalam tiap kalimatnya.
2.3 Landasan Teori
Sebuah penelitian memerlukan landasan teori yang sesuai dengan masalah penelitiannya. Berbicara mengenai kata imbuhan, berarti berbicara mengenai tata
bahasa Mandarin. Berbicara mengenai tata bahasa Mandarin, berarti juga berbicara mengenai teori tata bahasa itu sendiri. Pada penelitian ini, penulis memakai teori morfologi structural oleh Ramlan sebagai alat untuk menganalisis
data yang ada. Morfologi structural merupakan salah satu cabang linguistic yang mengkaji struktur dan proses pembentukan kata.
Menurut Ramlan (Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif 1965:16) menyatakan morfologi merupakan ilmu yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti
kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi
gramatik maupun fungsi semantic. Proses morfologi pada dasarnya adalah proses pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar melalui pembubuhan afiks (dalam
mempelajari seluk beluk kata, yaitu cabang ilmu yang mempelajari morfem, dan
kata imbuhan (afiks) selalu berupa morfem terikat. Penulis menggunakan teori yang di kemukan oleh Ramlan, karena peunlis beranggapan bahwa teori tersebut
sama dengan penggunaan kata imbuhan pada data yang akan penulis teliti.
2.3.1 Defenisi Reduplikasi
Reduplikasi termasuk dalam kajian morfologi, karena reduplikasi
memiliki status yang sama dengan proses pembentuka nkata dalam morfologi. Reduplikasi merupakan perulangan kata untuk memperoleh makna atau bentuk
yang berbeda. Proses reduplikasi atau pengulangan kata adalah proses morfemis yang mengulangi bentuk dasar atau bagian yang mengulangi bentuk dasar tersebut.
Ramlan (1965:38) mengatakan kata ulang atau reduplikasi adalah proses
pengulangan satuan gramatik baik seluruhnya atau sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan itu disebut kata ulang, sedangkan satuan
yang diulang merupakan bentuk dasarnya.
Ramlan (1965:41) proses pengulangan baik yang penuh maupun sebagian ada yang berfungsi mengubah golongan kata ada pula yang tidak,
seperti dalam bahasa Indonesia karang-mengarang, berfungsi sebagai pembentuk kata nominal dari kata kerja. Seperti pada kata ulang secepat- cepatnya, berfungsi
sebagai keterangan dari kata sifat. Dalam bahasa Indonesia kataulang juga mengalami perubahan makna dari kata dasarnya seperti pada kata kehijau-hijauan
Reduplikasi atau kata ulang adalah proses pengulangan kata, baik secara
utuh maupun secara sebahagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak dan menjadi satuan bahasa sebagai alat
fonologis dan gramatikal serta merupakan kajian dari morfologi. Pada bahasa Indonesia dikenal adanya pembentukan kata melalui proses reduplikasi. Contoh proses reduplikasi pada pengulangan seluruh bentuk dasar tanpa afiks, yaitu :
rumah menjadi rumah-rumah. Reduplikasi seluruh bentuk dasar dengan afiks, yaitu: reduplikasi prefiks (me-) pada kata ‗nari‘ menjadi kata ‗menari-nari‘, reduplikasi dengan simulfiks (me+kan) pada kata ‗lambai‘ menjadi kata
‗melambai-lambaikan‘, reduplikasi dengan sufiks (-an) pada kata ‗rumah‘ menjadi
kata ‗rumah-rumahan‘ dan reduplikasi dengan infiks (-em) pada kata ‗guruh‘ menjadi kata ‗guruh-gemuruh‘.
Pada bahasa Mandarin juga terdapat pembentukan kata melalui proses
reduplikasi. Pada bahasa Mandarin, ada beberapa jenis kata yang terjadi reduplikasi atau pengulangan seperti kata benda, kata bantu bilangan, kata kerja, dan kata sifat. Reduplikasi tersebut masing-masing memiliki pola yang
berbeda-beda.
Contoh reduplikasi kata benda dalam bahasa Mandarin yang memiliki pola:
人人 /rén rén/ ‗orang-orang‘
人rén + 人rén ‗人人rénrén‘
‗人人 rénrén‘ adalah reduplikasi yang terbentuk dari kata benda ‗人 rén‘ yang
artinya ‗orang‘, yang mengalami reduplikasi seluruh atau reduplikasi moerfem
asal dari pola A menjadi pola AA. Terdiri dari dua buah morfem bebas yaitu: ‗人
rén + 人rén‘ sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang bermakna
jamak, yaitu ‗setiap orang atau banyak orang‘
Contoh reduplikasi kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin yang memiliki
pola:
个个 /gègè/ ‗setiap buah‘
个gè + 个gè ‗个个gègè‘
Kata bantu bilangan + kata bantu bilangan ‗pola AA‘
‗个个 gègè‘ adalah reduplikasi yang terbentuk dari kata bantu bilangan ‗个 gè‘
yang artinya ‗sebuah‘, yang mengalami pengulangan seluruh atau morfem asal
dari pola A menjadi pola AA. Terdiri dari sebuah morfem terikat yang kemudian morfem itu diulangi yaitu: ‗个gè + 个gè‘ sehingga berfungsi sebagai pembentuk
kata ulang yang bermakna jamak, yaitu ‗setiap buah‘.
Contoh reduplikasi kata kerja dalam bahasa Mandarin yang memiliki pola:
快快 /kuài kuài/ ‗cepat-cepat‘
快kuài + 快kuài ‗快快kuàikuài‘
‗快快kuàikuài‘ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata sifat ‗快kuài‘ yang
artinya ‗cepat‘, yang mengalami pengulangan seluruh atau pengulangan morfem
bebas dari pola A menjadi pola AA. Terdiri dari dari dua buah morfem bebas, yaitu ‗快kuài + 快kuài‘ sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan makna suatu tingkatan/derajat, yaitu ‗sangat cepat‘.
Contoh reduplikasi kata kerja dalam bahasa Mandarin yang memiliki pola:
问问 /wèn wèn/ ‗bertanya‘
问wèn + 问wèn ‗问问wènwèn‘
kata kerja + kata kerja ‗pola AA‘
‗问问wènwèn‘ adalah pengulangan yang terbentuk dari kata kerja ‗问wèn‘ yang
artinya ‗bertanya‘, yang mengalami pengulanganseluruh atau pengulangan
morfem asal dari pola A menjadi pola AA. Terdiri dari dua buah morfem bebas yaitu: ‗问wèn + 问wèn‘ sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang
menyatakan suatu tindakan coba-coba, yaitu ‗mencoba bertanya‘.
Pada reduplikasi kata kerja dapat juga diberi infiks ( 一 yī) sehingga prosesnya disebut proses reduplikasi berinfiks. Contohnya pada kata ‗说 shuō‘
yang artinya ‗bicara‘ direduplikasikan menjadi kata ‗说说shuōshuō‘, yang artinya
‗bicara-bicara‘, kemudian diinfiksasi ( 一 yī) sehingga menjadi kata reduplikasi
berinfiks ‗说一说shuōyīshuō‘, yang artinya ‗bicara-bicara‘, sehingga membentuk