• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Virus Zika Pada MahasiswI Prodi D-3 Kebidanan di STIKes Senior, Medan Tahun 2016 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Virus Zika Pada MahasiswI Prodi D-3 Kebidanan di STIKes Senior, Medan Tahun 2016 Chapter III VI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

16

1. Menggunakan obat pengusir serangga

2. Menggunakan obat anti nyamuk 3. Melakukan 3M (Menguras,

Membuang, dan Menimbum) 4. Menggunakan pakaian yang

berwarna cerah

5. Pemeriksaan sedini mungkin

Pemeriksaan Laboratorium:

5. Peningkatan γ-glutamyl transferase

Diagnosa pasti dengan: 1. ELISA

2. RT-PCR Pengobatan: 1. Vaksin

2. Antivirus (Masih dikembangkan) 3. NSAIDs

4. Terapi Cairan

5. Acetaminophen atau parasetamol

(2)

3.2. Kerangka Konsep

Variabel independen Variabel dependen

Mahasiswi Prodi D-3 Kebidanan STIKes Senior 1. Umur

2. Angkatan 3. Suku

(3)

18

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan cross sectional.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu Penelitian : 19 November 2016

Tempat Penelitian : Prodi D-3 Kebidanan Senior, Medan

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dari ini penelitian ini adalah semua mahasis wi Akademi Kebidanan Senior, Medan.

4.3.2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan ada lah sampling kuota. Pada teknik ini peneliti menentukan kuota sebanyak 75 responden dengan 25 responden untuk masing-masing angkatan.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

4.4.1. Metode pengumpulan data

Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh secara langsung dengan interaksi kepada responden. Pengumpulan data didapat melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner.

(4)

4.4.2. Teknik pengumpulan skoring dan skala

Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tingkat pengetahuan tentang Virus Zika. Kuesioner ini berisikan 20 pertanyaan tertutup. Sebelum penelitian ini dilakukan kuesioner dibagikan kepada 20 orang responden yang bukan termasuk dari sampel penelitian. Kemudian, kuesioner ini di ujikan validitas dan reabilitasnya dengan program SPSS.

4.4.3. Alat pengumpulan data

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah kuesioner yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tertutup untuk mengumpulkan data tingkat pengetahuan responden tentang Virus Zika.

4.5. Definisi Operasional

4.5.1. Mahasiswi akademi kebidanan

 Calon bidan yang sedang menumpuh ilmu di Akedemi Kebidanan dengan latar belakang yang berbeda-beda (umur, angkatan, dan suku).  Cara Ukur : wawancara

 Alat Ukur : kuesioner  Hasil Ukur :

 Angkatan  Suku  Umur

 Skala Pengukuran : nominal

4.5.2. Tingkat pengetahuan Virus Zika

 Tingkat Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui tentang Virus Zika (epidemiologi, perbedaan, pencegahan, gejala, dan penanganan awal).

 Cara Ukur : wawancara

(5)

20

 Jawaban yang salah diberi niai 0  Hasil Ukur :

 Pengetahuan Baik (total nilai 14-20)  Pengetahuan Sedang (total nilai 8-13)  Pengetahuan Kurang (total nilai 0-7)  Skala Pengukuran : ordinal

4.6. Pengolahan dan Analisa Data

 Sebelum peneliti meninggalkan tempat penelitian, kelengkapan jawaban kuesioner diperiksa terlebih dahulu oleh peneliti.

 Setelah itu, jawaban responden diperiksa secara manual. Sistem skoring yang diberikan pada nomer 1 sampai dengan 20 adalah jika jawaban benar diberi nilai 1 dan yang salah diberi nilai 0.

 Tingkat pengetahuan responden ditentukan berdasarkan nilai yang didapat :

a. Jika responden mendapat nilai 14 – 20, maka responden dikategorikan sebagai pengetahuan baik.

b. Jika responden mendapat nilai 8 – 13, maka responden dikategorikan sebagai pengetahuan sedang.

c. Jika responden mendapat nilai 0 - 7, maka responden dikategorikan sebagai pengetahuan kurang.

 Suku, indeks prestasi dan tingkat pengetahuan diberikan kode.

 Data dimasukan dan dianalisa dengan menggunakan program SPSS. Pada penelitian ini, di analisis berdasarkan tabel distribusi frekuensi.

4.7. Perencanaan Waktu dan Biaya Penelitian

4.7.1. Perencanaan waktu

Kegiatan penelitian ini dimulai dari pembuatan proposal sampai dengan penyusunan hasil penelitian skripsi ini direncanakan selama 10 bulan mulai dari

(6)

bulan Maret 2016 hingga Desember 2016. Tahapan dan waktu kegiatan penelitian akan diuraikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Rencana Waktu Penelitian

KEGIATAN TAHUN 2016

BULAN Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des Bimbingan dan

Pembuatan Proposal Seminar Proposal Penelitian Lapangan Bimbingan,

Pengolahan Data, dan Penyusunan Hasil Penelitian

Presentasi Hasil Penelitian

4.7.2. Perencanaan biaya

Perencanaan biaya yang diperlukan untuk kegiatan penelitian akan diuraikan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Perencanaan Biaya

No. Keterangan Biaya

1. Pengukuran Validitas

- Pembuatan Kuisioner Rp 75.000,-

2. Penelitian Lapangan

- Fotocopy Kuisioner Rp 100.000,-

- Souvenir Subjek Penelitian Rp 250.000,-

(7)

22

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Senior, Medan, yang berada di Jalan Letjend Djamin KM 8,5 No. 13, Padang Bulan Medan.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan pada 75 orang responden yang merupakan mahasiswi STIKes Senior yang sedang menjalani program pendidikan D-3 Kebidanan. Dari Keseluruhan responden yang ada, diperolehlah karakteristiknya dalam bentuk: jenis kelamin, umur, angkatan, dan suku. Data-data tersebut secara lengkap dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.

5.1.2.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Pada penelitian ini ditanyakan mengenai umur responden yang berkaitan dengan pengetahuan mahasiswi STIKes Senior Prodi D-3 Kebidanan mengenai Virus Zika. Distribusi frekuensinya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi %

17-19 37 49,3

20-22 36 48

23-25 2 2,7

Total 75 100

(8)

Pada tabel 5.1 diatas dijumpai usia 17 hingga 19 tahun sebanyak 37 responden (49,3). Responden yang berusia 20 hingga 22 tahun ada 36 responden (48%). Responden yang berusia 23 hingga 25 tahun ada 2 responden (2,7%).

5.1.2.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Angkatan

Pada penelitian ini ditanyakan mengenai angkatan responden yang berkaitan dengan pengetahuan mahasiswi STIKes Senior Prodi D-3 Kebidanan mengenai Virus Zika. Distribusi frekuensinya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Angkatan

Angkatan Frekuensi %

2014 25 33,3

2015 25 33,3

2016 25 33,3

Total 75 100

Pada tabel 5.2 diatas dijumpai angkatan 2014 sebanyak 25 responden (33,3%). Responden yang angkatannya 2015 ada 25 responden (33,3%). Responden yang angkatannya 2016 ada 25 responden (33,3%).

5.1.2.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suku

(9)

24

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suku

Suku Frekuensi %

Aceh 1 1,3

Batak 51 68

Jawa 5 6,7

Melayu 2 2,7

Minang 2 2,7

Nias 14 18,7

Total 75 100

Pada tabel 5.3 diatas dijumpai Suku Aceh sebanyak 1 responden (1,3%). Responden yang sukunya batak ada 51 responden (68%). Responden yang sukunya jawa ada 5 responden (6,7%). Responden yang sukunya melayu ada 2 responden (2,7%). Responden yang sukunya minang ada 2 responden (2,7%). Responden yang sukunya nias ada 14 responden (18,7%).

5.1.3 Gambaran Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan dalam ini dibedakan menjadi 3, yaitu baik, cukup, dan kurang. Tingkat pengetahuan yang baik apabila responden mendapat skor 15-20 pertanyaan yang benar. Sedang, apabila responden mendapat skor 7-14 pertanyaan yang benar. Kurang, apabila responden mendapat skor 0-6 pertanyaan yang benar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap mahasiswi prodi D-3 Kebidanan STIKes Senior Medan, maka tingkat pengetahuan mahasiswi tentang Virus Zika dapat dikategorikan sebagai berikut.

(10)

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Frekuensi %

Baik 33 44 disimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswi STIKes Senior Prodi D-3 Kebidanan tentang Virus Zika adalah sedang.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

No. Pengetahuan

Apakah Virus Zika dapat ditularkan dengan memakai barang yang sama

9 Apakah penderita yang terinfeksi Virus

(11)

26

10 Apakah penderita yang terinfeksi Virus

Zika memiliki ruam di tubuhnya? 62 82,7 13 17,3 11 Apakah penderita yang terinfeksi Virus

Zika mengalami mata merah? 60 80 15 20

Apakah pencegahan 3M (membuang, menimbun, dan menguras) dapat dilakukan pada Virus Zika?

70 93,3 5 6,7

15 Apakah memakai pakaian yang gelap

dapat mencegah penyebaran virus zika? 53 70,7 22 29,3 16

Apakah pemakaian obat-obatan pengusir serangga dapat mengurangi penyebaran Virus Zika?

58 77,3 17 22,7

17

Apakah tidak pergi ke daerah yang terdapat Virus Zika termasuk sebagai pencegahan?

60 80 15 20

18

Apakah penderita infeksi Virus Zika dapat sembuh sendiri tanpa pertanyaan nomor 8 yaitu, apakah penderita yang terinfeksi Virus Zika mengalami demam. Sedangkan, responden yang menjawab paling banyak salah sebanyak 70 dari 75 responden (93,3%) dengan pertanyaan, apakah penderita infeksi Virus Zika dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.

5.1.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, Angkatan, dan

Suku Terhadap Tingkat Pengetahuan

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi Kebidanan STIKES Senior yaitu sebanyak 75 orang. Dari keseluruhan yang ada diperoleh karakteristik yang meliputi: umur, angkatan, dan suku.

(12)

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur dan Tingkat Pengetahuan

No Umur Tingkat Pengetahuan Total

Baik Sedang Kurang

1 17-19 Tahun 15 (45,5%) 22 (52,4%) 0 (0%) 37 2 20-22 Tahun 17 (51,5%) 19 (45,2%) 0 (0%) 36

3 23-25 Tahun 1 (3%) 1 (2,4%) 0 (0%) 2

Total 33 (100%) 42 (100%) 0 (0%) 75

Pada tabel 5.6 diatas menunjukan bahwa presentase umur 17 hingga 19 tahun yang berpengetahuan baik sebanyak 15 responden, pengetahuan sedang 22 responden, dan pengetahuan kurang tidak ada. Umur 20 hingga 22 tahun yang berpengetahuan baik sebanyak 17 responden, pengetahuan sedang 19 responden, dan pengetahuan kurang tidak ada. Umur 23 hingga 25 tahun yang berpengetahuan baik 1 responden, pengetahuan sedang 1 responden, dan pengetahuan kurang tidak ada.

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Angkatan dan Tingkat Pengetahuan

No Angkatan Tingkat Pengetahuan Total

Baik Sedang Kurang

1 2014 10 (30,3%) 15 (35,7%) 0 (0%) 25

2 2015 16 (48,5%) 9 (21,4%) 0 (0%) 25

3 2016 7 (21,2%) 18 (42,9%) 0 (0%) 25

Total 33 (100%) 42 (100%) 0 (0%) 75

(13)

28

Tabel 5.8 Frekuensi Berdasarkan Suku dan Tingkat Pengetahuan

No Suku Tingkat Pengetahuan Total berpengetahuan baik tidak ada, pengetahuan sedang sebanyak 1 responden, dan pengetahuan kurang tidak ada. Suku Batak yang berpengetahuan baik sebanyak 26 responden, pengetahuan sedang sebanyak 25 responden, dan pengetahuan kurang tidak ada. Suku Jawa yang berpengetahuan baik sebanyak 1 responden, pengetahuan sedang sebanyak 4 responden, dan pengetahuan kurang tidak ada. Suku Melayu yang berpengetahuan baik sebanyak 1 responden, pengetahuan sedang sebanyak 1 responden, dan pengetahuan kurang tidak ada. Suku Minang yang berpengetahuan baik sebanyak 1 responden, pengetahuan sedang sebanyak 1 responden, dan pengetahuan kurang tidak ada. Suku Nias yang berpengetahuan baik sebanyak 4 responden, pengetahuan sedang sebanyak 10 responden, dan pengetahuan kurang tidak ada.

5.2. Pembahasan

5.2.1. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tentang Virus Zika

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan mahasiswa/i tentang Virus Zika yaitu sedang (56%). Sedangkan yang berpengetahuan baik kurang dari 50% dari jumlah responden. Hal ini membuktikan perlunya dit ingkatkan pengetahuan mahasiswi tentang Virus Zika. Penelitian ini sesuai dengan

(14)

penelitian yang dilakukan Moore21 pada responden yang berbeda tetapi masih dalam bidang yang sama. Dalam penelitiannya disebutkan masih kurangnya pengetahuan petugas-petugas kesehatan khususnya pada layanan primer mengenai Virus Zika. Hal tersebut juga serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Sabogal- Roman, et al22 pada mahasiswi dibidang kesehatan. Dalam penelitiannya disebutkan masih kurangnya pengetahuan mahasiswi kesehatan tentang Virus Zika khususnya mengenai gejala- gejalanya. Hal sama juga dialami oleh penelitian yang dilakukan oleh Gupta, et al23 pada dokter gigi. Dalam penelitiannya disebutkan masih kurangnya pengetahuan dokter gigi tentang Virus Zika.

Virus Zika merupakan virus golongan arbovirus genus flaviviridae yang dapat ditularkan secara seksual lewat sperma penderita yang terinfeksi virus ini. Selain itu penularannya juga dapat diperantai oleh nyamuk dan ibu yang sedang hamil dapat menularkan kejaninnya. Virus ini dapat mengganggu perkembangan kepala janin dalam kandungan ibu sehingga ketika lahir nanti dijumpai bahwa anaknya menderita mikrosefalus atau kepala kecil.

Virus ini sering tidak menimbulkan gejala-gejala pada pasien tapi, gejala yang sering dijumpai adalah demam, ruam di kulit, nyeri sendi, dan mata merah. Virus ini hanya dapat diperiksa di Jakarta terlebih dahulu dikarenakan alatnya yang tidak dapat dijumpai di Medan. Berdasarkan anjuran CDC20 semua wanita hamil yang berasal dari daerah endemik Virus Zika perlu diperiksa apakah membawa virus atau tidak sebagai tindak pencegahan.

(15)

30

tubuh, dan khususnya pada wanita yang hamil atau berencana hamil harus melakukan perlindungan ekstra terhadap gigitan nyamuk.

Belum ada pengobatan untuk virus ini sehingga yang diobati hanyalah gejala-gejalanya saja. Virus ini dapat sembuh dengan sendirinya. Selain obat untuk gejalanya perlu juga diberikan cairan yang banyak kepada penderita karena bila tidak penderita dapat mengalami dehidrasi berat yang dapat memperburuk keadaan pasien. Vaksin untuk virus ini masih belum ada dan masih dalam tahap perkembangan. Salah satu negara yang sedang melakukan perkembangan pembuatan vaksin virus ini adalah Brasil akibat angka kejadian mikrosefalus yang meningkat sesuai dengan angka infeksi Virus Zika.

5.2.2. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tentang Virus Zika Berdasarkan

Umur

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa umur yang paling banyak adalah responden yang berumur 17 hingga 19 tahun sedangkan, yang memiliki tingkat pengetahuan terbaik pada usia 20 hingga 22 tahun.

Selain itu, faktor lainnya menurut Notoatmojo6 adalah pengalaman. Semakin lama hidup sesorang semakin banyaklah pulang ilmu pengetahuannya. Pengalaman ini tidak hanya bisa didapatkan oleh pribadi saja tapi bisa juga didapatkan dari pengalaman orang lain juga.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Moore21 ditemukan bahwa usia perawat yang lebih muda yaitu berumur 25 hingga 45 tahun memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan usia perawat yang lebih tua yaitu berumur diatas 46 tahun.

5.2.3. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tentang Virus Zika Berdasarkan

Angkatan

Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa angkatan 2015 memiliki persentase pengetahuan baik terbanyak dengan persentase sebesar 48,5%. Sedangkan angkatan 2016 memiliki persentase pengetahuan sedang terbanyak dengan

(16)

persentase 42,9%. Hal ini dikarenakan angkatan tingkat menengah sudah mendapatkan pengetahuan-pengetahuan dasar dan ditambah pengalaman sehingga pengetahuannya dapat lebih baik dari angkatan pertama yang belum mendapatka n seluruh pengetahuan-pengetahuan dasar.

Selain itu, menurut Notoatmojo6 faktor lainnya bisa berupa fasilitas yang dimilikinya. Fasilitas- fasilitias disini terdiri atas media- media dimana sumber pengetahuan bisa di dapat selain dalam bentuk pengalama n.

5.2.4. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tentang Virus Zika Berdasarkan

Suku

Dari hasil penelitian menunjukan responden didominasi oleh suku batak yang memiliki jumlah tingkat pengetahuan baik sebanyak 78,8%. Hal ini dapat terjadi oleh karena tempat penelitian yang terletak di Medan dimana lebih ditemukan banyak populasi suku bataknya.

(17)

32

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan Virus Zika mahasiswi prodi D-3 Kebidanan di STIKes Senior, Medan pada tahun 2016, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan secara keseluruhan pada mahasiswi prodi D-3 Kebidanan di STIKes Senior, Medan pada tahun 2016 adalah sedang. Sedang disini diartikan dengan berpengetahuan baik untuk pengetahuan umum mengenai penyakit dengan reservoir nyamuk baik dalam cara penularannya, gejala klinis, dan pencegahannya. Tapi, masih kurang dalam pengetahuan mengenai hal- hal yang menyangkut mengenai Virus Zika.

2. Sebagian besar karakteristik responden berjenis kelamin perempuan dengan tingkat pengetahuan sedang.

3. Sebagian besar karakteristik responden berumur 20 tahun dengan tingkat pengetahuan sedang.

4. Berdasarkan karakteristik angkatan responden, angkatan 2015 memiliki tingkat pengetahuan baik dibandingkan dengan angkatan 2014 dan 2016. 5. Sebagian besar karakteristik responden bersuku batak dengan tingk at

pengetahuan baik.

(18)

6.2. Saran

1. Bagi masyarakat agar terus menambah wawasana tentang berita-berita atau isu- isu kesehatan yang terbaru sehingga dapat menambah pengetahuan masyarakat luas.

2. Bagi mahasiswa- mahasiswi terutama yang sedang menjalani program pendidikan di bidang kesehatan perlu meningkatkan rasa ingin tahu akan isu-isu kesehatan yang terbaru.

3. Bagi pihak layanan kesehatan perlu memberikan penyuluhan-penyeluhan mengenai Virus Zika dan pentingnya pencegahannya.

4. Bagi pihak-pihak pendidikan khususnya dalam bidang kesehatan perlu ditambahkan pengetahuan mengenai Virus Zika.

5. Bagi pihak-pihak petugas kesehatan baik itu dokter, perawat, dll harus terus meng-update isu-isu kesehatan terbaru.

Gambar

Tabel 4.1 Rencana Waktu Penelitian
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Angkatan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suku
+4

Referensi

Dokumen terkait

Indikator keberhasilan/indikator kinerja pada siklus I dapat dirinci seperti berikut: (1) rata-rata hasil belajar siswa adalah 63,8 belum mencapai atau melampaui target

tinggi, menurut riset, rata-rata diatas 60% sampai 80%. Pengajaran melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin

Masih banyak guru BK juga guru mata pelajaran yang menganggap bahwa pembelajaran pada hakekatnya memindahkan pengetahuan guru pada siswa, dengan demikian pendekatan yang

(2013) dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa perceived quality tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap ekuitas merek.Hal ini pun berbeda dengan hasil penelitian

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: (1)Terdapat perbedaan secara signifikan hasil belajar IPA

Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi, yang digunakan untuk meningkatkan percaya diri mengemukakan pendapat, pada

Tujuan penelitian yang kami lakukan di Plaza Bintaro Jaya adalah untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan di Plaza tersebut, dan mencari kekurangan dalam sistem

kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: Pengaruh ROA, ROE, Pengungkapan Corporate