BAB II
GAMBARAN PROFIL
2.1.Kondisi Nagari
2.1.1.Sejarah Nagari Baringin
Nagari Baringin adalah salah satu dari enam nagari yang ada di Kecamatan
Palembayan, Kabupaten Agam. Menurut sejarah yang dikatakan oleh para
tetuaadat yang ada di kenagarian ini masyarakat Baringin pada umumnya berasal
dari Tilatang Kamang atau lebih dikenal sekarang dengan sebutan Kecamatan
Tilatang Kamang, dari Tilatang Kamang langsung turun ke Matur terus ke
Baringin dengan tujuan merantau atau pergi berladang untuk mencari tempat
tinggal dan penghidupan yang baru. Ini dibuktikan dengan adanya simpang
belahan masyarakat di Kanagarian Baringin. Kejadian ini terjadi jauh masuknya
penjajahan Belanda ke Indonesia.
Sampai di baringin rombongan ini berpencar mencari nafkah dan berladang
di dari Baringin turun ke Data Baringin, Data Buayan, data Munti, Marambuang,
Sungai Taleh, Talaok dan Data Sungai Taleh. Romongan ini tiggal dan menetap
dimana tempat yang terasa nyaman bagi mereka untuk hidup dengan membentuk
suatu kesatuan adat masing-masing, sehingga terbentuklahtiga kesatuan Niniak
Mamak yang terdiri dari Angku NiniakMamak Nan 20 Baringin, Angku Niniak
pemerintahan di waktu itu dipegang oleh Niniak Mamak (Datuak) yang
dipilih melalui musyawarah seluruh masyarakat, yang mana sistem pemerintahan
saat itu semata-mata merupakan Nagari adat. Pada saat dibentuknya
undang-undang tentang pemerintahan desa tahun 1975, sistem pemerintahan Nagari
Baringin juga diubah menjadi bentuk pemerintahan desa. Namun pemerintahan
desa tersebut tidak berlangsung lama hanya sampai dikeluarkannya Peraturan
daerah Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Adapun pembagian dari
Nagari Baringin pada masa Pemerintaha Desa adalah:
1. Desa Baringin I
a. Desa Marambuang
b. Desa Kampuang Baringin
2. Desa Baringin II
a. Desa Talaok
b. Desa Sungai Taleh
3. Desa Baringin III
a. Desa Data Buayan
b. Desa Data Baringin
4. Desa Baringin IV
a. Desa Data Sungai Taleh
Inilah cerita sejarah nagari yang didapatkan dari para tetua adat dan
masyarakat yang ada saat ini, dan mulai tahun 2001 Pemerintahan Desa berubah
kembali menjadi Pemerintahan Nagari. Adapun visi dan misi Nagari Barigin
tahun 2014 – 2020 adalah :
Visi :
“Terciptanya Masyarakat Nagari Baringin yang Beriman, Bertaqwa,
Sejahtera serta Berbudaya dan Terbebas dari ketertinggalan”.
Makna yang terkandung dari jabatan visi nagari tersebut adalah :
a. Beriman
Seluruh apisan serta seluruh masyarakat nagari menjalankan tatanan
kehidupan yang sesuai dengan norma agama dan kadar keimanan yang
tinggi.
b. Bertaqwa
Dalam kehidupan masyarakat diciptakan rasa keimanan yang tinggi serta
mebudayakan kembali ke surau serta melaksanakan syariat agama
c. Sejahtera
Meningkatkan perekonomian masyarakat nagari dalam segala aspek
kehidupan serta menciptakan lapangan kerja di tengah-tengah masyarakat
d. Berbudaya
Masyarakat Baringin yang mempunyai seni budaya yang tinggi serta
e. Ketertinggalan
Masyarakat Baringin harus dibina atau ditumbuhkembangkan baik dalam
segi pebangunan sarana prasarana serta melakukan pembangunan di
bbidang aspek mental serta pembinaan dan meningkatkan mutu
pendidikan.
Misi :
Misi Nagari Baringin tahun 2014 – 2020 yaitu :
a. Meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam bidang keagamaan aik berupa
pendidikan formal maupun non formal
b. Meningkatkan peran aktif masyarakat untuk kembali ke surau dan
memberi pembinaan dan menciptkan rasa Ukhuwah Islamiah
c. Meningkatkan perekonomian masyarakat baik melalaui pertanian,
perdagangan dan menciptakan lembaga keuangan mikro di nagari
d. Menciptakan rsa cinta terhadap seni budaya Minangkabau baik berupa
pelatihan pembinaan dan pengembangan setiap grup-grup kesenian budaya
minang yang ada di nagari
e. Menghimbau dan mengushkan peran serta Perantau, Niniak Mamak,
Pemuda, Bundo Kanduang dan seluruh lapisan masyarakat agar peduli
terhadap perkembangan Nagari dan pembangunan di segala bidang serta
meningkatkan sarana dan prasarana serta infrastruktur nagari yang adil dan
2.1.2.Geografis dan Topografis Nagari
Kondisi geografis Nagari Baringin sangat bervariasi dan sebagian besar
terdiri dari dataran tinggi dan perbukitan. Nagari Baringin terdiri dari delapan
jorong, dimana diantara empat jorong dan empat orong lainnya terpisah sangat
jauh karena dipisahkan oleh bentangan perbukitan yang membujur dari arah utara
ke selatan. Hal ini lebih akrab disebut empat jorong ke atas dan empat jorong ke
bawah. Berikut nama-nama jorong yang ada di nagari Data Baringin
Tabel 2.1 Nama-Nama Jorog di Nagari Baringin
No Nama Jorong Luas
1 Talaok 450 Ha
2 Sungai Taleh 400 ha
3 Baringin 150 Ha
4 Marambuang 460 Ha
5 Data Buayan 75 Ha
6 Data Baringin 100 Ha
7 Data Munti 350 Ha
Letak dari jorong-jorong yang dimaksud diatas adalah Jorong Talaok,
Jorong Sungai Taleh, Jorong Baringin dan Jorong Marambuang ini adalah
jorongan yang letaknya sehamparan yang lebih sering disebut dengan empat
jorong diatas. Sementara empat jorong lainnya terletak di bagian barat dengan
latar belakang Danau Maninjau yaitu Data Buayan, Data Baringin, Data Munti
dan Data Sungai Taleh yang juga disebut empat jorong dibawah. Adapun batas
wilayah dari Nagari Baringin adalah :
- Sebelah Utara berbatas dengan Nagari Sungai Pua
- Sebelah Selatan berbatas dengan Nagari III Balai dan Nagari Lawang
- Sebelah Timur berbatas dengan Nagari III Balai dan Sipinang
- Sebelah Barat berbatas dengan Nagari Bayua dan nagari II Koto
Tabel 2.2 Topografi Nagari Baringin
No Kedaan Keterangan
1 Ketinggian 750 m s/d 1250 mdpl
2 Suhu Rata-Rata 220C s/d 250C
3 Kecepatan Angin 2 – 20 Km/Jam
5 Kelembaban Udara 60 – 80 Mph
Nagari Baringin juga memiliki kontruksi jenis tanah yang sangat bervariasi
yang terdiri dari batu-batuan dan tanah pasir. Empat jorong dibawah pada
umumnya keadaan tanahnya banyak mengandung bebatuan dan empat jorong
diatas terdiri dari tanah pasir. Hal ini sangat mempengaruhi cara masyarakat
melakukan usaha atau kegiatan dalam ketahanan pangan. Empat jorong dibawah
lebih banyak melakukan kegiatan pertanian dengan berkebun tanamann tua seperti
kulit manis, kopi dan lain-lain. Hal ini juga dipengaruhi karena sulitnya
mendapatkan sumber mata air sehingga jarang masyarakat yang mempunyai
kegiatan persawahan. Sedangkan masyarakat yang berada di empat jorong keatas
bervariasi yaitu melakukan usaha perkebunan dan sawah seperti perkebunan tebu,
kulit manis, cabe, padi, sayur dan lain-lain.
Empat jorong dibawah berada pada lereng bukit dengan kemiringan 200 s/d
450 dan empat jorong diatas berada diatas perbukitan, ada beberapa jorong
dengan keadaan tanah yang labil sehingga rawan terhadap erosi dan longsor yaitu
2.1.3.Demografi Nagari Baringin
Tabel 2.3
No Uraian Keterangan
1 Luas Wilayah : 3600 Ha
2 Jumlah Jorong : 8 (Delapan)
1) Jorong Talaok
2) Jorong Sungai Taleh
3) Jorong Kampuang Baringin
4) Jorong Marambuang
5) Jorong Data Buayan
6) Jorong Data Baringin
7) Jorong Data Munti
8) Jorong Data Sungai Taleh
3 Batas Wilayah :
-Utara : Nagari Sungai Pua
Lawang
-Barat : Nagari III Balai dan Sipinang
-Timur : Nagari Bayua dan Nagari II
Koto
4 Topografi
a. Luas kemiringan lahan (rata-rata)
1. Dataran 1200,5 Ha
2. Agak curam 450 Ha
3. Curam 250,5 Ha
4. Sangat curam 60,5 Ha
5. Perbukitan 1889 Ha
5 Hidrologi
- Irigasi berpengairan teknis
- Irigasi non teknis
6 Klimatologi :
b. Curah hujan 3500 s/d 4000 mm
c. Kelembaban 60 s/d 80 Mph
d. Kecepatan angin 2 – 20 Km/Jam
7 Luas lahan pertanian :
a. Sawah Tali Banda : 500 Ha
b. Sawah tadah hujan : 52 Ha
8 Luas lahan pemukiman 850 Ha
9 Luas lahan perkebunan
a. Lahan perkebunan : 947 Ha
b. Lahan tidur : 1050 Ha
2.1.4 Keadaan Sosial Nagari Baringin
Tabel 2.4
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Kependudukan
m.Industri Kecil bambu
Pembuatan bubuk kopi
5 Agama
a. Islam
b. Kristen
c. Katolik
d. Hindu
e. Buda
f. konghucu
3171
-
-
-
-
-
Dari tabel tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Kependudukan
Jumlah usia produktif lebih banyak dibanding dengan usia anak-anak dan
lansia. Dari 3171 jiwa jumlah penduduk yang berada pada kategori usia produktif
2. Kesejahteraan
Jumlah KK sedang 35% dari total KK, KK prasejahtera 9,6%, KK sejahtera
2,4%, KK kaya 0% dan KK miskin 49%. Dengan banyaknya KK miskin inilah
Nagari Baringin termasuk dalam nagari yang tingkat kesejahteraannya masih
sangat tertinggal.
3. Tingkat Pendidikan
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terutama pendidikan 9 tahun baru
terjadi beberapa tahun ini sehingga jumlah lulusan SD dan SLTP mendominasi
tingkat pertama.
4. Mata Pencaharian
Mayoritas pencaharian penduduk adalah petani. Hal ini disebabkan karena
sudah turun temurun sejak dulu bahwa masyarakat adalah petani dan juga
minimnya tingkat pendidian menyebabkan masyarakat tidak punya keahlian lain
dan akhirnya tidak punya pilihan lain selain mejadi petani.
5. Agama
Seluruh warga masyarakat Ngari Baringin adalah muslim (Islam).
2.1.5.Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi Nagari Baringin secara umum dipengaruhi oleh tiga
Ketiga faktor tersebut merupakan potensi yang memungkinkan untuk diolah,
dikelola dan dikembangkan sehingga memberikan keuntungan dari segi ekonomi.
Namun demikian, pemanfaatan sumber daya alam harus sesuai dengan konsep
pembangunan berwawasan lingkungan. Ditinjau dari sumber ekonomi, rata-rata
masyarakat Nagari Baringin adalah bermata pencaharian sebagai petani. Berikut
adalah mata pencaharian masyarakat Nagari Data Baringin
Tabel 2.5 Mata Pencaharian Penduduk Nagari Data Baringin
No Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani 1600
2 Tukang Kayu 68
3 Tukang Batu 72
4 Pedagang 97
5 Pegawai Negaeri 27
6 Peternak 523
7 Pensiunan 14
8 Pengrajin 17
Sebagai daerah agraris maa penggunaan tanah di Nagari Baringin sebagian
besar diperuntukkan untuk pertanian sawah dan perkebunan hutan, sedangkan sisa
lainnya digunakan untuk pembangunan pemukiman dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Penggunaan lahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Sawah : 560 Ha
b. Ladang : 1200 Ha
c. Hutan : 600 Ha
d. Pemukiman :850 Ha
e. Perkebunan : 947 Ha
f. Lahan tidur : 1050 Ha
Berdasarkan data tersebut diatas penggunaan lahan untuk pertanian masih
merupakan sektor andalan Nagari Baringin sampai saat ini. hal ini didukung
dengan kondisi alam seperti topografi, iklim, curah hujan dan tanah yang sangat
mempengaruhi aktifitas pertanian terutama komoditi padi. Nagari Baringin
memiliki areal pertanian (lahan basah) seluas 560 Ha dan lahan kering seluas
1200 Ha dimana lahan tersebut terdapat di delapan jorong.
Selain itu sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan
terdapat berbagai objek wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan karena
memiliki keindahan alam dan udara yang sejuk .
Sumber perekonomian Nagari Baringin lainnya adalah potensi dari bantuan
dari perantau. Sebagaimana budaya masyarakat Minangkabau maka salah satu ciri
masyarakat Nagari Baringin adalah merantau.masyarakat Nagari Baringin yang
merantau lebih didominasi oleh penduduk laki-laki yang berumur 18 tahun s/d 45
tahun dengan kota tujuan yang beragam dan tersebar hampir di seluruh wilayah
Indonesia dan bahkan ada yang merantau sampai ke luar negeri yaitu Singapura
dan Malaysia. Tujuan anak nagari Baringin merantau adalah untuk merubah
kehidupan menjadi lebih baik dengan berdagang menjadi pegawai (Instansi
Swasta dan Negeri) an sebagainya. Bagi anak nagari Baringin ynag berhasil di
perantauann maka mereka akan memberikan kontribusi terhadap pembangunan
kampung halaman baik berupa bantuan moril mupun materil.
2.2.Kondisi Pemerintahan Nagari
Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, Nagari Baringin memiliki
delapan jorong, yang mana tiap-tiap jorong tersebut dipimpin oleh wali jorong.
Tabel 2.6 Struktur Pemerintahan Nagari Baringin
No Nama Jabatan
1 Yulbahri Dt. Nan Kodoh Wali Nagari
2 Fakhruddin Sekretaris Nagari
3 Anita Sari Bendahara Nagari
4 Fina Kaur Aset dan Keuangan
5 Yunafrizal Khatib Rajo Endah Kaur Pemerintahan
6 Atma Yusni Kaur Kemasyarakatan
7 Shelvi Kaur Pembangunan
8 A.Dt. Mjo Basa Nan Panjang Wali Jorong Talaok
9 Z. Dt. Gunuang Kayo Wali Jorong Sungai Taleh
10 R. Pakiah Basa Wali Jorong Baringin
11 Z. St. Tumangguang Wali Jorong Marambuang
12 Aditiawarti Wali Jorong Data Buayan
13 A.Saidi Marajo Wali Jorong Data Baringin
15 A. Tuangku Nan Sati Wali Jorong Data Sungai Taleh
Penyelenggaraan pemerintahan nagari diselenggarakan oleh Wali Nagari
dan dibantu oleh Sekretaris Nagari dan beberapa perangkat nagari. Saat ini semua
peragkat yang dibutuhkan cukup terpenuhi sesuai degan kebutuhan yang ada di
nagari yaitu terdiri dari satu orang Wali Nagari, satu orang Sekretaris, Kaur
Pembangunan, Kaur Aset dan Keuangan, Kaur kemasyarakatan dan satu orang
Bendahara Nagari. Untuk membantu Wali Nagari dalam pelaksanaan
pemerintahan pada wilayah jorong maka Wali Nagari dibantu oleh delapan Wali
Jorong sesuai dengan jorong yang ada di nagari Bringin.
2.2.1.Lembaga Kemasyarakan Nagari
Sesuai dengan nilai-nilai budaya yang ada maka dalam pemerintahan dan
pembanguan dilibatkan persan an serta Lembaga Adat Nagari sebagai mitra dalam
rangka menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembanguna, pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Lembaga-lwmbaga nagari yang
ada di Nagari baringin antara lain :
a. Kerapatan Adat Nagari (KAN)
b. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagari
d. Majelis Ulama Indonesia Nagari (MUI-N)
e. Bundo Kanduang
f. Parik Paga Nagari
2.3. Badan Musyawarah Nagari (BAMUS Nagari)
Pemerintahan Nagari befungsi sebagai penyelenggara urusan pemerintahan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan serta memberikan pelayanan pada
masyarakat setempat yang berlaku dan ditetapkan di seluruh Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatra Barat. Disamping pemerintahan Nagari, ada juga yang namanya
Badan Permusyawaratan Nagari yang disebut BAMUS NAGARI atau BMN
adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintah nagari sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Nagari.
Pemerintah Nagari dan Badan Musyawarah Nagari adalah dua lembaga
pemerintahan yang tidak bisa dilepaskan dalam suatu wilayah terkecil. Dua
lembaga ini saling berkaitan antara satu dan yang lain dalam menjalankan roda
pemerintahan. Pemerintahan Nagari sebagai pelaksana dan Badan Musyawarah
Nagari sebagai pengawas pemerintahan Nagari. Sebagaimana yang dijelaskan
dalam Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Nagari menjelaskan bahwa Nagari merupakan kesatuan masyarakat
hukum adat yang memiliki batas-batas wilayah tertentu dan berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat dalam hal adat istiadat yang
Badan Permusyawaratan Nagari merupakan lembaga legislatif dalam nagari
yang merupakan aktor pokok penyelenggara pemerintahan nagari yang memilik
tugas pokok dan fungsi masing-masing. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Agam Noor 12 tahun 20017 tentang Pemerintahan Nagari yang menjadi anggota
Badan Permusyawaratan Nagari adalah penduduk asli dan anak nagari dengan
syarat sebagai berikut :
a.Bertaqwa kepada Allah SWT dan menjalankan syariat islam secara kaffah,
berakhlakul karimah dan pandai membaca Al-Qura‟an
b.Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
c.Berpendidikan sekurang-kurangnya tamat Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama atau sederajat
d.Berusia paling rendah tiga puluh tahun
e.Sehat jasmani dan rohani
f.Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana berdasarkan putusan pengadilan
g.Tidak sedanf divabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan
h.Tidak pernah melanggar ketentuan adat
Anggota Badam Permusyawaratan Nagari terdiri dari unsur niniak mamak,
alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang dan pemuda yang ada di nagari.
1) Niniak Mamak
Niniak Mamak adalah fungsional adat. Jabatan Penghulu adalah sebagai
pemegang gelar Datuk secara turun-temurun menurut garis keturunan ibu
dalam sistem matrilineal. Prinsip kepemimpinannya adalah apabila setiap
persoalan yang tumbuh dalam kaum, suku, dan nagari dapat dicari
pemecahannya melalui musyawarah dan mufakat. Sedangkan prosedur
kepemimpinannya adalah dari Niniak turun ke Mamak, dari Mamak turun
ke Kemanakan, patah tumbuh hilang berganti. Kemenakan yang berhak
menerima warisan itu adalah kemenakan dibawah dagu, yaitu kemenakan
yang mempunyai pertalian darah. Adapun syarat-syarat atau kriteria seorang
laki-laki untuk dapat dipilih Seseorang terpilih menjadi Niniak Mamak
karena dipandang menjadi seorang Niniak Mamak adalah :
Memiliki kepribadian yang terus berkembang, berilmu, dan mempunyai
wawasan yang luas. Calon Niniak Mamak tersebut mempunyai
kelebihan dari yang lainnya, mempunyai kemampuan dan kapabilitas.
Dia juga mempunyai wibawa, disegani anak kemenakan, kukuh dengan
Tinggi dek dianjuang, gadang dek diambak, artinya ada persetujuan
bersama atau ada kesepakatan untuk mengangkatnya jadi Ninik
Mamak.
2) Alim Ulama
Alim Ulama adalah fungsional agama dalam masyarakat. Prinsip
kepemimpinannya adalah tahu sah dengan batal, tahu halal dengan haram,
melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah dan Rasul karena adat
Minangkabau adalah adat Islami, adat basandi syarak, syarak basandi
kitabullah. Sedangkan prosedur kepemimpinannya mengaji sepanjang kitab,
kitab datang dari Allah, Sunnah datang dari Rasul
3) Cadiak Pandai
Cadiak Pandai adalah fungsional masyarakat di bidang ilmu pengetahuan
dalam arti yang luas. Dalam kenyataan sehari-hari, Cerdik Pandai adalah
orang yang menguasai ilmu, baik ilmu adat, ilmu agama, maupun ilmu
pengetahuan. Pada awalnya para Cerdik Pandai adalah warga nagari yang
berprofesi sebagai guru, kerani (juri tulis kantor), dan lain-lain. Orang-orang
tersebut dipandang berpengetahuan lebih dibanding masyarakat awam dan
terbiasa dengan menulis dan membaca. Orang tersebut dibawa ikut
berunding dalam memecahkan berbagai masalah di nagari. Mereka paham
4) Bundo Kanduang
Bundo Kanduang merupakan simbol dari Wanita adat di Minangkabau.
Bundo Kanduang adalah sebutan bagi wanita Minangkabau yang telah
dewasa dan memahami adat istiadat. Bundo kanduang bisa jadi adalah
orang-orang yang bertalian suku, darah sesuai garis keturunan dengan
penghulu adat Minangkabau
5) Pemuda
Pemuda sebagai simbol generasi muda yang diharapkan dapat membantu
dalam proses penyelenggaraan pemerintahan nagari. Pemuda nantinya
dibimbing dan dibina untuk meneruskan generasi di suatu kenagarian.
Niniak mamak sebagai tokoh adat memiliki peran penting dalam membina
pemuda selain orang tuanya. Hal tersebut telah dituangkan dalam filosofi
adat Minangkabau yakni “anak dipangku kamanakan dibimbiang.” Hal
tersebut menggambarkan bahwa peran niniak mamak sangat besar dalam
pembinaan pemuda minang terlebih yang memiliki pertalian suku dan garis
matrilineal dengannya.
Berdasarkan uraian keanggotaan Badan Permusyawaratan tersebut
semuanya merupakan perwakilan dari berbagai jorong yang terdapat di nagari
tersebut yang nantinya pemilihan anggota Badan Permusyawaratan dilaksanakan
melalui 34 musyawarah untuk mufakat tingkat nagari yang dihadiri oleh
Nagari, dan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berkembang dalam nagari
tersebut. Keanggotaan Badan Permusyawaratan ditetapkan dengan keputusan
Bupati berdasarkan usulan Wali Nagari melalui camat dengan masa keanggotaan
selama 6 tahun dengan syarat terdaftar sebagai penduduk dan bertempat di nagari
yang bersangkutan.
Jumlah anggota Badan Permusyawaratan Nagari ditetapkan dengan jumlah
ganjil, paling sedikit lima orang dan paling banyak sebelas orang dengan
memperhatikan luas wilayah nagari, jumlah penduduk dan kemampuan keuangan
nagari. Penentuan jumlah anggota Badan permusyawaratan Nagari berdasarkan
jumlah penduduk adalah sebagai berikut :
a.Penduduk 1 sampai dengan 2000 jiwa = 5 orang
b.Penduduk 2.001 sampai dengan 4.500 jiwa = 7 orang
c.Penduduk 4.501 sampai dengan 7.000 jiwa = 9 orang
d.Penduduk lebih dari 7.001 jiwa = 11 orang
Pimpinan Badan Permusyawaratan Nagari terdiri dari satu orang ketua, satu
orang wakil ketua da satu orang sekretaris sekaligus merangkap sebagai anggota.
Tabel 2.7. Anggota BAMUS Ngari Baringin
Ketua Asli Dt. Sambilan Balik
Wakil Ketua M. Efendi Dt. Labiah
Sekretaris Yuliarti
Anggota 1. Anis
2. Katik Batuah
3. Sulaiman
4. St. malin
Hak dan kewajiban Badan Permusyawaratn Nagari dan anggotanya juga
diatur dalam Peraturan daerah Kabupaten Agam Nomor 12 Tahun 2007 Tentang
Pemerintahan Nagari. Adapun hak yang dimiliki oleh Badan Permusyawaratan
Nagari yaitu meminta keterangan kepada Pemerintah Nagari dan menyatakan
pendapat. Anggota Badan Permusyawaratan Nagari juga mempunyai hak untuk
mengajukan rancanagn Peraturan Nfuagari, mengajukan pertanyaan,
menyampaikan usul dan pendapat, memilih dan dipilih serta memperoleh
tunjangan.
Badan Permusyawaratan nagari juga mempunyai kewajiban menyampaikan
sekali dalam setahun yang jangka waktunya paling lambat dua bulan setelah
berakhirnya tahun anggaran. Anggota Badan Permusyawaratan Nagari juga
mempunyai kewajiban mengamalkan Pancasila dan menaati segala peraturan
perundang-undangan, melaksanakan kehidupan demokrasi dalam pemerintahan
nagari, memepertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, menindaklanjuti aspirasi masyarakat, memproses
pemilihan Wali Nagari, mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan
pribadi serta menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga
kemasyarakatan.
Masa jabatan keanggotaan Badan Permusyawaratan Nagari adalah selama
enam tahun terhitung sejak dilantik. Anggota Badan Permusyawaratan Nagari bisa
dipilih kembali untuk satu periode selanjutnya. Pemberhentian anggota Badan
Permusyawaratan Nagari diatur dalam peraturan Bupati dan dapat disebabkan
oleh berbagai faktor yaitu :
Meninggal dunia
Mengundurkan diri atas permintaan sendiri
Tidak lagi memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Agam Nomor 12 tahun 2007
Melanggar sumpah dan larangan sebagai anggota Badan Permusyawaratan
Nagari