BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Perusahaan yang bergerak di bidang industri harus dapat mengefektifkan penggunaan jalur distribusi dalam menghemat pengeluaran biaya transportasi. Dengan menentukan rute distribusi secara optimal dapat membantu perusahaan dalam menangani biaya transportasi (Chairul, Susy & Hari,2014). Dalam proses bisnis, distribusi merupakan satu bagian penting yang tidak dapat dipisahkan terutama dalam proses distribusi barang. Vehicle Routing Problem (VRP) berkaitan dengan penentuan rute untuk permasalahan yang melibatkan lebih dari satu kendaraan dengan kapasitas tertentu untuk melayani sejumlah konsumen dengan permintaannya masing-masing (Lita,Arif & Susy,2014). Perusahaan manufaktur akan selalu berkaitan erat dengan proses transportasi. Mulai dari
penyediaan bahan baku sampai pemasaran produk akhir semua sangat berkaitan
erat dengan transportasi. Sangatlah penting jika suatu perusahaan manufaktur
dapat meminimumkan biaya yang dikorbankan untuk proses transportasi. Salah
satu langkah yang dapat dilakukan agar proses transportasi lebih baik adalah
dengan perencanaan rute perjalanan secara tepat sehingga produk dapat sampai
kepada pelanggan dengan tepat waktu dan biaya rendah. Begitu pula halnya dalam
transportasi bahan baku. Proses pengangkutan bahan baku juga diharapkan untuk
tidak mengalami keterlambatan waktu agar dapat digunakan dalam proses
menjadi sasaran kelancaran transportasi TBS yaitu menjaga asam lemak bebas atau free fatty acid (FFB) yang berhubungan dengan mutu produk akhir, kapasitas atau kelancaran pengolahan di PKS, keamanan TBS di lapangan, dan biaya transportasi yang minimum (M.Hudori & Sylvia,2017).
PT.PP. LONDON SUMATRA INDONESIA, Tbk merupakan salah satu
perusahaan yang memproduksi CPO dan kernel yang diproduksi dengan
mendapatkan bahan baku dari kebun yang dimiliki oleh pabrik bersangkutan.
Pengangkutan bahan baku dengan menggunakan alat transportasi yang disediakan
oleh pabrik. Truk yang dipakai bermerk Hino dengan kapasitas 10 ton sejumlah 8
unit.
Proses pengangkutan TBS dari kebun ke pabrik dilakukan supir truk atas
pengalokasian oleh mandor transportasi dengan mempertimbangkan informasi
panen yang didapat dari pihak divisi kebun. Namun perintah yang didapat oleh
supir truk hanya sebatas area panen dan tidak spesifik sampai ke Titik
Penumpukan Hasil (TPH) sehingga memungkinkan terjadinya truk melalui jalur
yang telah dilalui truk sebelumnya maka dijumpai Titik Pengumpulan Hasil
(TPH) yang kosong. Proses pengangkutan seperti ini juga mempengaruhi kondisi
jalan yang dilalui truk, semakin sering jalan dilalui maka semakin buruk
kondisinya dan jalan yang jarang dilalui berlaku sebaliknya. Kinerja
pengangkutan ini membuat peningkatan biaya dan juga meningkatkan waktu
menunggu untuk TBS segera diproses. Serta pemberlakuan standard penggunaan
bahan bakar oleh pihak pabrik dimana setiap 1 Liter digunakan untuk jarak
tempuh minimal 2,5 Km. Dalam pengerjaanya sering kali terjadi penyimpangan
yang mengakibatkan penyerahan surat peringatan kepada supir truk. Hal ini
mengakibatkan kerugian pada pihak pabrik. Oleh karena itu perlu ditentukan rute
pengakutan TBS untuk meminimumkan jarak tempuh, waktu untuk TBS bisa
diproses, memudahkan pelaksanaan standard pabrik, untuk membantu
pemeliharaan jalan dan memudahkan sistem pengevaluasian.
Untuk data perbandingan penggunaan bahan bakar dengan jarak tempuh
truk dalam 1 bulan dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1. Perbandingan penggunaan bahan bakar dengan jarak tempuh
No Truk
Pada Gambar 1.1 dapat dilihat lokasi pengangkutan TBS dari kebun yang
terletak di desa Batu Lokong kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang dan
berjarak 35 Km dari kota Medan Sumatera Utara.
Gambar 1.1. Peta pengangkutan TBS
Titik pengangkutan di Begerpang Estate ada sebanyak 25 area dengan luas
dalam satuan hektar (ha) dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut :
Tabel 1.2 Perkiraan luas dan produksi divisi kebun
No Divisi Luas (ha) Produksi
(ton/ 2 minggu)
Jarak ke BG POM (km)
1 019001 38,21 13,3 9,8
2 019002 28,93 10,2 9,6
3 019003 33,41 11,7 10
4 019004 45,73 16,1 7,3
5 019005 26,76 9,4 8,5
6 019010 43,34 15,2 9
7 069001 40,41 14,2 9,2
8 069002 38,05 13,4 9,5
Tabel 1.2 Perkiraan luas dan produksi divisi kebun (lanjutan)
Permasalahan rute pengangkutan TBS dapat dianalisis dengan
menggunakan pendekatan manajemen transportasi. Metode Nearest Neighbour
merupakan suatu metode yang digunakan dalam menentukan jalur transportasi
secara tepat dengan mencoba secara berurutan memasukkan tempat yang akan
dikunjungi ke dalam rute kendaraan dengan menggunakan kriteria jarak terdekat
sehingga dapat menyelesaikan permasalahan rute penjadwalan kendaraan (vehicle
Indra, dkk (2014) menggunakan metode Nearest Neighbour dan Clarke
& Wright Savings untuk menentukan rute pendistribusian air mineral dalam
kemasan pada salah satu perusahaan di Bandung. Dari hasil penelitian diperoleh
total jarak dan waktu distribusi menjadi lebih kecil. Penggunaan metode ini juga
menghemat jumlah truk yang diperlukan juga menjadi berkurang, yaitu dari 12
truk menjadi 11 truk(Indra,Susy & Adianto 2014).
Eva Volna and Martin Kotyrba (2016), Clarke & Wright (CW) heuristik
adalah salah satu metode yang paling terkenal dan tetap dipraktekkan secara luas
sampai hari ini meskipun ada beberapa kekurangannya. Hal ini didasarkan pada
gagasan penghematan. Pada setiap iterasi diberikan, dua rute (v0, ... vi, v0) dan
(v0, vj, .., v0) digabung menjadi satu rute (v0, ..., vi, vj, ...., v0) selama masih
layak untuk digabungkan, sehingga menghasilkan penghematan sij = ci0 + c0j –
cij(Eva Volna & Martin Kotyrba, 2016).
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang terdapat pada PT.PP. LONDON SUMATRA
INDONESIA,Tbk adalah sering terjadi fluktuasi jarak yang ditempuh oleh truk
pengangkut TBS dikarenakan instruksi pengangkutan yang tidak spesifik sampai
kepada ditentukannya Tempat Penumpukan Hasil (TPH) dan jalur yang akan
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menentukan rute pengangkutan
TBS dari kebun yang optimal.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dari hasil pemecahan masalah ini adalah:
a. Menghitung dan membandingkan nilai total jarak yang dihasilkan metode
Clarke & Wright Saving dengan Nearest Neighbour
b. Menetapkan jumlah tur pengangkutan TBS pada area panen
c. Mengetahui jumlah truk optimal pada transportasi pengangkutan TBS
d. Membuat perbandingan rata-rata penggunaan bahan bakar dengan jarak
tempuh
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
perkuliahan serta membandingkannya dengan masalah yang terjadi pada
perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk
membantu perusahaan dalam menerapkan manajemen transportasi
3. Bagi Departemen Teknik Industri
Menambah jumlah hasil karya mahasiswa yang dapat menjadi literatur dan
referensi penelitian bagi peneliti-peneliti selanjutnya di Departemen Teknik
Industri dan sarana untuk membangun hubungan kerja sama antara perusahaan
dan departemen Teknik Industri USU.
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah untuk
mencapai tujuan dan memberikan ruang lingkup penelitian. Batasan masalah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian hanya dilakukan pada proses pengangkutan di Bagerpang Estate di
area kebun milik pabrik.
2. Pengamatan hanya dilakukan pada rute transportasi dari pabrik ke setiap titik
pengangkutan di kebun.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kendaraan yang digunakan tidak mengalami kerusakan selama pengangkutan
buah ke pabrik
2. Kecepatan truk pengangkut TBS berada pada 25 Km/Jam
3. Tidak terjadi perubahan rute pengangkutan selama penelitian
4. Tidak ada penambahan angkutan atau alat tranportasi yang baru untuk
1.5 Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika penulisan tugas sarjana dapat dilihat sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari penelitian yang dilakukan, perumusan permasalahan, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dan sistematika penulisan
tugas sarjana.
Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan ruang lingkup
perusahaan, lokasi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga
kerja dan jam kerja karyawan, dan sistem pengupahan,
Bab III Landasan Teori, berisi teori-teori yang digunakan dalam analisis
pemecahan masalah. Sumber teori atau literatur yang digunakan berupa buku,
jurnal penelitian dan draft tugas sarjana mahasiswa yang pernah mengangkat
permasalah yang sama.
Bab IV Metodologi Penelitian, berisi jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian serta tahapan-tahapan mulai persiapan hingga penyusunan laporan
tugas akhir.
Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi data primer dan
sekunder yang diperoleh dari penelitian serta teknik yang digunakan untuk
mengolah data dalam memecahkan masalah.
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis hasil pengolahan data dan
pemecahan masalah.
Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari