• Tidak ada hasil yang ditemukan

Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Wonogiri BPK-CALK 2014 bab 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Wonogiri BPK-CALK 2014 bab 4"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pemerintah Kabupaten Wonogiri Catatan atas Laporan Keuangan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012

BAB IV Kebijakan Akuntansi 11

BAB IV

KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

Entitas pelaporan adalah Pemerintah Kabupaten Wonogiri, yang terdiri dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku entitas akuntansi,

Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. SKPKD Kabupaten Wonogiri adalah Dinas Pendapatn Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, sementara SKPD di Kabupaten Wonogiri meliputi Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas, Badan, Kantor, dan Kecamatan. dengan rincian sebagaimana disajikan pada berikut.

Tabel 3. Entitas Akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonogiri Tahun 2014

No. Kode SKPD

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 1.01.01 1.02.01 1.02.02 1.03.01 1.03.02 1.06.01 1.07.01 1.08.01 1.10.01 1.11.01 1.13.01 1.14.02 1.15.02 1.16.01 1.17.01 1.19.01 1.19.02 1.19.03 1.20.01 1.20.02 1.20.03 1.20.04 1.20.05 1.20.06 1.20.07 1.20.08 1.20.09 1.20.10 Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan

RSUD dr. Sudiran Mangun Sumarso (BLUD) Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kantor Lingkungan Hidup

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Badan Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Perempuan Dinas Sosial

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kantor Kesatuan Bangsadan Politik

Satuan Polisi Pamong Praja

Badan Penganggulangan Bencana Daerah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bupati dan Wakil Bupati

Sekretariat Daerah Sekretariat DPRD

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Inspektorat Daerah

(2)

Pemerintah Kabupaten Wonogiri Catatan atas Laporan Keuangan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012

BAB IV Kebijakan Akuntansi 12

No. Kode SKPD

30. 1.20.13 Kecamatan Jatisrono 31. 32. 33. 1.20.14 1.20.15 1.20.16 Kecamatan Jatipurno Kecamatan Jatiroto Kecamatan Girimarto 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 1.20.17 1.20.18 1.20.19 1.20.20 1.20.21 1.20.22 1.20.23 1.20.24 1.20.25 1.20.26 1.20.27 1.20.28 1.20.29 1.20.30 1.20.31 1.20.32 1.20.33 1.20.34 1.21.01 1.22.01 1.24.01 2.01.01 2.01.02 2.02.01 Kecamatan Purwantoro Kecamatan Slogohimo Kecamatan Bulukerto Kecamatan Kismantoro Kecamatan Puhpelem Kecamatan Baturetno Kecamatan Giriwoyo Kecamatan Batuwarno Kecamatan Karangtengah Kecamatan Giritontro Kecamatan Paranggupito Kecamatan Tirtomoyo Kecamatan Wuryantoro Kecamatan Eromoko Kecamatan Manyaran Kecamatan Pracimantoro Badan Kepegawaian Daerah

Kantor Penelitian, Pengembangan dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kantor Ketahanan Pangan

Badan Pemberdayaan Masyarakat Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Laporan Keuangan Pemerintah Pemerintah Kabupaten Wonogiri merupakan

konsolidasian atas laporan keuangan SKPD dan laporan keuangan SKPKD, dengan mengeliminasi pos-pos timbal balik (reciprocal account).

4.2 Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonogiri tertuang dalam Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 37 Tahun 2011 yang telah dirubah 2 kali terakhir dengan Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 57 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas Lampiran Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 37 Tahun 2011 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonogiri.

Beberapa bagian penting dari kebijakan akuntansi yang ditetapkan diuraikan sebagai berikut.

a. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Daerah

(3)

Pemerintah Kabupaten Wonogiri Catatan atas Laporan Keuangan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012

BAB IV Kebijakan Akuntansi 13

accrual basis), yakni menggunakan basis kas dan basis akrual secara bersamaan.

Basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa berdasarkan pengaruhnya terhadap Kas Daerah dan diterapkan untuk pengakuan pos-pos pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Artinya bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima di rekening Kas Daerah, dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari rekening Kas Daerah. Selisih jumlah pendapatan dan belanja ini disebut Surplus/Defisit. Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus.

Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Basis akrual diterapkan pada pos-pos aset, kewajiban dan ekuitas. Artinya aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

b. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan.

Basis pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan meliputi basis pengukuran aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

1. Pengukuran Aset.

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, dan Aset Lainnya.

a. Aset Lancar

Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar ini terdiri dari kas, piutang, dan persediaan. Aset lancar diakui sebagai berikut:

1) Kas dicatat sebesar nilai nominal;

2) Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan;

3) Piutang dicatat sebesar nilai nominal;

4) Persediaan dicatat sebesar:

a) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;

(4)

Pemerintah Kabupaten Wonogiri Catatan atas Laporan Keuangan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012

BAB IV Kebijakan Akuntansi 14

b. Investasi

Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Investasi pemerintah daerah diklasifikasikan ke dalam investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki dalam kurun waktu setahun atau kurang. Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari setahun. Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu non permanen dan permanen.

Investasi permanen dicatat sebesar:

1) Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya;

2) Kepemilikan 20% atau lebih menggunakan metode ekuitas;

3) Kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dan atau pengelolaan perusahaan menggunakan metode ekuitas;

Investasi non permanen dicatat sebesar Nilai yang Dapar direalisasikan (Net realizable Value), yaitu:

1) Investasi non permanen pinjaman dana bergulir dicatat sebesar nilai bersih pada

tanggal laporan yang termasuk kategori “Lancar” yaitu atau tidak ada tunggakan

pokok dan bunga pada tanggal laporan;

2) Investasi non permanen gaduhan ternak sapi dicatat sebesar nilai bersih ternak sapi gaduhan pada tanggal laporan.

c. Aset Tetap

Aset tetap mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan, namun apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

Biaya perolehan aset tetap meliputi semua biaya yang dpat diatribusikan langsung sampai dengan aset yang bersangkutan dapat dimanfaatkan.

Pemerintah Kabupaten Wonogiri telah menerapkan nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap (minimum capitalization threshold), yakni batasan jumlah belanja tertentu yang digunakan dalam penentuan apakah suatu pengeluaran harus dikapitalisasi atau tidak.

(5)

Pemerintah Kabupaten Wonogiri Catatan atas Laporan Keuangan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012

BAB IV Kebijakan Akuntansi 15

Kelompok/ jenis aset tetap Nilai minimum kapitalisasi

1. Tanah Berapapun nilainya

2. Peralatan dan Mesin: a. Alat Berat b. Alat Angkutan:

- Alat Angkutan Bermotor - Alat Angkutan Tidak Bermotor c. Alat Bengkel

d. Alat Pertanian dan Peternakan e. Alat-alat Kantor dan RT:

- Peralatan Kantor

- Mebelair

- Peralatan RT lainnya f. Alat Studio & Komunikasi g. Alat Ukur

h. Alat- alat Kedokteran i. Alat Laboratorium

j. Alat Keamanan

Berapapun nilainya

Berapapun nilainya Rp300.000,00 Rp100.000,00 Rp100.000,00

Rp200.000,00 Rp50.000,00 Rp100.000,00 Rp200.000,00 Rp200.000,00 Rp250.000,00 Rp200.000,00 Rp200.000,00 3. Gedung dan Bangunan:

a. Gedung dan Bangunan

b. Monumen

- Bangunan Bersejarah - Tugu Peringatan

- Rambu- rambu

Rp5.000.000,00

Berapapun Nilainya Berapapun Nilainya Rp200.000,00 4. Jalan, Irigasi dan Jaringan:

a. Jalan dan Jembatan b. Bangunan Air (Irigasi) c. Instalasi

d. Jaringan

Berapapun nilainya Berapapun Nilainya Rp500.000,00 Berapapun Nilainya 5. Aset Tetap Lainnya:

a. Buku dan Perpustakaan b. Barang Bercorak Kesenian/

Kebudayaan:

- Barang seni/ budaya - Alat Olah Raga

c. Hewan Ternak dan Tumbuhan

Rp50.000,00

Berapapun nilainya Rp250.000,00 Rp350.000,00

6 Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp5.000.000,00

d. Aset Lainnya

(6)

Pemerintah Kabupaten Wonogiri Catatan atas Laporan Keuangan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012

BAB IV Kebijakan Akuntansi 16

2. Pengukuran Kewajiban

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.

3. Pengukuran Pendapatan

a. Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Daerah.

b. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto.

c. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas penerimaan pendapatan pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan.

d. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama.

e. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancar pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.

4. Pengukuran Belanja

a. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah.

b. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.

c. Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi sebagai berikut:

1) Belanja Operasi

Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi antara lain meliputi belanja pegawai (belanja langsung maupun belanja tidak langsung), belanja barang, subsidi, hibah, bantuan keuangan, dan bantuan sosial.

2) Belanja Modal

Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk memperoleh aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal antara lain belanja untuk pengadaan tanah, peralatan dan mesin, bangunan dan gedung, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya.

3) Belanja Tidak Terduga

(7)

Pemerintah Kabupaten Wonogiri Catatan atas Laporan Keuangan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012

BAB IV Kebijakan Akuntansi 17

pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya, yang didukung dengan bukti-bukti yang sah.

4.3 Penerapan Kebijakan Akuntansi yang Berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

A. Pengakuan Belanja

Berkaitan dengan pengakuan belanja, Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran pada paragraf 31 dan 32 menyatakan sebagai berikut:

31. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah.

32. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan

Untuk memenuhi ketentuan paragraf 31 tersebut di atas, belanja yang pembayarannya diajukan melalui Surat Perintah Membayar Langsung (SPM LS) diakui pada saat diterbitkannya SP2D atas SPM LS tersebut.

Sedangkan pelaksanaan ketentuan paragraf 32, untuk pengesahan atas pertanggungjawaban pengeluaran melalui bendahara pengeluaran dilakukan melalui penerbitan SP2D Ganti Uang (GU) oleh BUD sebagai perintah pencairan dana sekaligus sebagai bentuk pengesahan atas pertanggungjawaban pengeluaran Uang Persediaan (UP) yang dikelola oleh bendahara pengeluaran. Sedangkan pada akhir tahun diterbitkan SP2D Nihil sebagai pengesahan atas penggunaan UP pada akhir tahun.

Khusus untuk RSUD dr. Sudiran Mangun Sumarso Wonogiri yang telah menerapkan pola pengelolaan keuangan dengan Badan Layanan Umum (BLU), pengesahan belanja mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

B. Penyusutan

PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap pada paragraf 53 menyatakan bahwa,

”Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian kembali, maka aset tetap akan disajikan dengan penyesuaian pa da masing-masing akun aset tetap dan akun Diinvestasikan dalam Aset Tetap.”

(8)

Pemerintah Kabupaten Wonogiri Catatan atas Laporan Keuangan

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012

BAB IV Kebijakan Akuntansi 18

C. Metode Penilaian Investasi

PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi pada paragraf 33 dan 34 mengatur metode penilaian yang digunakan pada investasi pemerintah, yakni: (a) investasi pemerintah dengan kepemilikan kurang dari 20% dinilai dengan menggunakan metode biaya; (b) investasi pemerintah dengan kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetap memiliki pengaruh yang signifikan dinilai menggunakan metode ekuitas; dan (c) investasi pemerintah dengan kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas.

Untuk memenuhi standar sebagaimana tersebut di atas, maka pada laporan keuangan tahun 2014 penilaian investasi pada PDAM Giri Tirta Sari, PD. BPR Giri Suka Dana, PD. Percetakan Giri Tunggal, PD. Jasa Medika Giri Husada, PD. Perbengkelan Surya, PD. BPR-BKK Wonogiri, PD. BKK Eromoko disajikan berdasarkan metode ekuitas sedangkan investasi pada PT. PRPP Jawa Tengah dan PT. Bank Jateng disajikan berdasarkan metode biaya.

Dalam penerapan metode ekuitas tersebut, digunakan pendekatan konservatif dan netto. Konservatif, artinya kenaikan nilai investasi didasarkan pada ekuitas perusahaan yang dapat dipastikan menambah ekuitas Pemerintah Kabupaten Wonogiri. Netto, yakni Pemerintah Kabupaten Wonogiri tidak mencatat setiap mutasi yang menyangkut ekuitas perusahaan yang berpengaruh terhadap catatan nilai investasi pada pembukuan Pemerintah Kabupaten Wonogiri. Pembukuan pada Pemerintah Kabupaten Wonogiri hanya mencatat kenaikan atau penurunan bersih nilai investasi pada masing-masing perusahaan.

Gambar

Tabel 3. Entitas Akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonogiri Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Judul Thesis : Kicau Teks Selebrita Dunia Digital Di Media Sosial(Studi Kasus Selebtwit Di Twitter Untuk Komunikasi Strategis)..

Note: Ensure that you access the latest Oracle Fusion Middleware Installation and Upgrade Guide for Oracle Application Integration Architecture Foundation Pack 11g Release

Tidak sedikit juga di dalam frame yang berbeda tersebut, menunjukkan pandangan yang bertolak belakang dengan pandangan maupun sikap awal media itu sendiri, sehingga sikap media

The Oracle Service Registry's Demo Data chapter describes the business domain and UDDI data structures used in the Oracle Service Registry Demo Suite and both registry

Penelitian ini didukung oleh teori dari James McCroskey bahwa gejala Communication Apprehension menjadi sebab dari keengganan, dan penghindaran dalam berkomunikasi yang

Oracle SOA Suite and Oracle Business Process Management Suite Installation Screens A-3 A.2 Inventory Location Confirmation Screen (UNIX Only). This screen appears for UNIX systems

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana pengaruh pengaruh kualitas pelayanan, fasilitas fisik dan promosi terhadap kepuasan pelanggan.. Pada dasarnya

Yang bertanda tangan di bawah ini saya DIPTA ADI PRAWATYA, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “Pengaruh Disiplin Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja