i
KAWIN LARI
(Studi kasus tentang budaya
“ngerorod”
yang dilakukan jemaat GKPB Pniel
Blimbingsari)
oleh
NI MADE RAI KRISTIANA DEWI
712010008
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi
guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Teologia
(S.Si-Teol)
Fakultas Teologi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
vi
MOTTO
“Setiap orang memiliki kesempatan yang sama, tetapi tidak semua orang
memilih untuk mau memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik. Di
setiap kesabaran, usaha dan kerja keras pasti ada hasil maksimal yang akan
dituai. Tetap sabar, tekun, dan bekerja keras dalam doa dan usaha”
Roma 5: 3b-5
“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam keseng
saraan
kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan
ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan
vii
Ucapan Terimakasih
Dalam penulisan Tugas Akhir ini tentunya banyak suka dan duka yang dilalui oleh
penulis. Tetapi penulis sangat bersyukur karena berkat tuntunan tangan Tuhan Yesus Kristus,
dan juga oleh kerja keras penulis Tugas Akhir dapat diselesaikan dengan baik. Banyak pihak
yang telah ikut serta berperan dalam penyelesaian tugas akhir ini sehingga penulis ingin
mengucapakan banyak terima kasih kepada beberapa pihak dan orang-orang yang begitu setia
memberikan semangat dan support kepada penulis.
1.
Ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menyertai penulis dalam
segala proses pembelajaran di Universitas Kristen Satya Wacana selama 4 tahun dan
juga dalam proses penulisan Tugas Akhir ini. Pembelajaran yang Tuhan berikan tentu
semakin memperlengkapi serta mendewasakan penulis. Dan tanpa campur tangan
Tuhan penulisan tugas akhir ini tidak akan dapat diselesaikan tepat waktu. Syukur
kepada Tuhan atas orang-orang terbaik yang boleh hadir dalam proses kehidupan
penulis.
2.
Terimakasih kepada bapak
Dr. David Samiyono, MTS, MSLS danPdt. Dr. Ebenhaizer I.
NubanTimo
sebagai pembimbing yang dengan setia, sabar dan mau meluangkan waktu untuk membimbing penulis menyelesaikan Tugas akhir ini. Dukungan yang bapak lakukan kepada penulis sungguh berarti.3.
Terimakasih juga kepada keluarga tercinta, bapak, ibu, bli putu, mbok ayu, dek dieko yang senantiasa memberikan cinta kasih dan semangat kepada penulis dan banyak memberikan pengalaman hidup yang luar biasa sehingga penulis merasa sangat bersyukur untuk kehadiran dan support dari keluarga.4.
Terimakasih juga kepada Ibu Pdt. Welda, bapak/ibu Majelis, dan jemaat GKPB Pniel
Blimbingsari yang bersedia memberikan informasi kepada penulis dan terimakasih
juga atas dukungan doa yang telah diberikan.
5.
Terimakasih kepada Pdt. I Ketut Suyaga Ayub untuk teladan serta nasehat-nasehat
yang diberikan kepada penulis. Kiranya teladan yang beliau berikan dapat
memberikan pengaruh positif bagi penulis terutama dalam bidang pelayanan.
ix
ABSTRAK
Budaya memiliki kaitan erat dengan agama. Hal ini yang mendasari masalah budaya kawin lari
atau disebut ngerorod menjadi kajian dalam penelitian ini berdasarkan sikap GKPB Pniel Blimbingsari dalam menyikapi tradisi kawin lari/ngerorod yang dilakukan jemaatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang banyak melakukan kawin lari adalah perempuan karena masalah hamil dengan pasangan
beda agama.Perbedaan tersebut mengakibatkan ketidaksetujuan antara satu pihak atau kedua belah
pihakorang tua. Selain itu masih banyak faktor-faktor lain yang menyebabkan jemaat GKPB Pniel
Blimbingsari melakukan ngerorod seperti karena keberadaan orang Kristen yang minoritas di Bali, ataupun karena faktor jebakan yang dilakukan salah satu pihak.
Tanggapan dari GKPB Pniel Blimbingsari terhadap warga jemaatnya yang melakukan tradisi
ngerorod adalah tidak setuju dan menolak dilakukannya tradisi tersebut dalam kehidupan jemaat GKPB
Pniel Blimbingsari dengan alasan tradisi tersebut tidak sesuai dengan aturan gereja. Namun berbeda
dengan tanggapan masyarakat non-kristen yang menganggap bahwa hal itu bukanlah suatu masalah bagi
mereka karena ngerorod merupakan tradisi masyarakat Hindu Bali yang masih dilakukan sampai saat ini.
Berdasarkan dua sudut pandang yang kontras tersebut, maka kebudayaan dan konteks kehidupan
bergereja seharusnya disaring sedemikian rupa sehingga pada akhirnya dapat menjawab persoalan yang
lebih kontekstual terkait dengan pergumulan jemaat setempat atau dengan kata lain gereja dapat
melakukan transformasi terhadap budaya seperti ngerorod dalam konteks kehidupan bergereja di Bali.
x
2.2. Pengertian Perkawinan Kristen………
.8
2.3. Tata Gereja Kristen Protestan di Bali tentang Perkawinan………...9
2.4. Perkawinan menurut Adat Bali………...10
2.5. Teori Kebudayaan Richard Niebuhr………...12
III. Gereja Kristen Protestan di Bali Jemaat
Pniel Blimbingsari………...14
xi