• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Populasi Kutu Kebul (bemisia tabaci Genn) dan Keterjadian Penyakit Kuning Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum l.) di Dataran Rendah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Populasi Kutu Kebul (bemisia tabaci Genn) dan Keterjadian Penyakit Kuning Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum l.) di Dataran Rendah"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Cabai

Menurut Tindall (1983) tanaman ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub-divisio : Angiospermae

Ordo : Polemoniales

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum annumL.

Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan(Solanaceae) dan

merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendahataupun di dataran

tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A danvitamin C serta

mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasapedas dan

memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah(bumbu

dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisadipakai untuk kebutuhan

sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar( Harpenas, 2010).

Akar

Cabai adalah tanaman semusim yangberbentuk perdu dengan perakaran

akar tunggang. Sistem perakarantanaman cabai agak menyebar, panjangnya

berkisar 25-35 cm. Akar iniberfungsi antara lain menyerap air dan zat makanan

dari dalam tanah, sertamenguatkan berdirinya batang tanaman (Harpenas, 2010).

Akar tanaman cabai tumbuh tegak lurus ke dalam tanah, berfungsi sebagai

penegak pohon yang memiliki kedalaman ± 200 cmserta berwarna coklat. Dari

(2)

tanah, dari akar cabang tumbuh akarserabut yang berbentuk kecil- kecil dan

membentuk masa yang rapat (Tjahjadi, 1991)

Batang

Batang utama cabai tegak danpangkalnya berkayu dengan panjang 20-28

cm dengan diameter 1,5-2,5cm. Batang percabangan berwarna hijau dengan

panjang mencapai 5-7 cm,diameter batang percabangan mencapai 0,5-1 cm.

Percabangan bersifatdikotomi atau menggarpu, tumbuhnya cabang beraturan

secara berkesinambungan (Hewindati, 2006)

Tanaman cabai berbatang tegak yang bentuknya bulat.Tanaman cabai dapat

tumbuh setinggi 50-150 cm, merupakan tanamanperdu yang warna batangnya hijau

dan beruas-ruas yang dibatasi denganbuku-buku yang panjang tiap ruas 5-10 cm

dengan diameter data 5-2 cm (Tjahjadi, 1991)

Daun

Daun cabai berbentuk memanjang oval dengan ujungmeruncing atau

diistilahkan dengan oblongus acutus, tulang daunberbentuk menyirip dilengkapi

urat daun. Bagian permukaan daun bagianatas berwarna hijau tua, sedangkan

bagian permukaan bawah berwarnahijau muda atau hijau terang. Panjang daun

berkisar 9-15 cm dengan lebar3,5-5 cm. Selain itu daun cabai merupakan daun

tunggal, bertangkai(panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun

bentuknya bulat

telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata,

petulanganmenyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau (Hewindati,

2006)

(3)

Bunga tanaman cabai berbentukterompet kecil, umumnya bunga cabai

berwarna putih, tetapi ada juga yangberwarna ungu. Cabai berbunga sempurna

dengan benang sari yang lepastidak berlekatan. Disebut berbunga sempurna karena

terdiri atas tangkaibunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, alat

kelamin jantandan alat kelamin betina. Bunga cabai disebut juga berkelamin dua

atauhermaphrodite karena alat kelamin jantan dan betina dalam satu bunga

(Hendiwati, 2006).

Posisi bunga cabai menggantung.Warna mahkota putih, memiliki kuping

sebanyak 5-6 helai, panjangnya 1-1,5 cm, lebar 0,5 cm, warna kepala putik kuning

(Tjahjadi, 2010).

Buah

Buah buniberbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing

pada bagianujungnya, menggantung, permukaan licin mengkilap, diameter 1-2

cm,panjang 4-17 cm, bertangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarnahijau

tua, setelah masak menjadi merah cerah. Sedangkan untuk bijinyabiji yang masih

muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat,berbentuk pipih, berdiameter

sekitar 4 mm. Rasa buahnya yang pedasdapat mengeluarkan air mata orang yang

menciumnya, tetapi orang tetapmembutuhkannya untuk menambah nafsu makan

(Tjahjadi, 2010),

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman cabai merah mempunyai daya adaptasi yang cukup luas.

Tanaman ini dapat diusahakan di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai

ketinggian 1400 m di atas permukaan laut. Tanaman cabai merah mempunyai daya

(4)

cabai merah adalah sekitar 600-1200 mm per tahun. Cahaya matahari sangat

diperlukan sejak pertumbuhan bibit hingga tanaman berproduksi. Pada intensitas

cahaya yang tinggi dalam waktu yang cukup lama, masa pembungaan cabai merah

terjadi lebih cepat dan proses pematangan buah juga berlangsung lebih singkat

(Sumarni dan Muharam, 2005).

Tanah

Tanaman cabai merah dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asal

drainase dan aerasi tanah cukup baik, dan air cukup tersedia selama pertumbuhan

dan perkembangan tanaman. Tanah yang ideal untuk penanaman cabai merah

adalah tanah yang gembur, remah, mengandung cukup bahan organik

(sekurang-kurangnya 1,5%), unsur hara dan air, serta bebas dari gulma. Tingkat kemasaman

(pH) tanah yang sesuai adalah 6-7 (Sumarni dan Muharam, 2005).

A B

Gambar 1. Tanaman cabai merah (Capsicum annum),

A= Fase Vegetatif, B= FaseGeneratif

Kutu Kebul (B.tabaci)

(5)

tabaci merupakan spesies kutukebul yang memiliki kisaran inang luas. Kalshoven(1981), mengelompokkan tanamaninang dari serangga ini meliputi

beberapa famili, yaitu Famili Compositae, Cucurbitaceae, Cruciferae, dan

Solanaceae. Siklus hidup B. tabaci terdiri dari telur, nimfa instar 1 hingga 3, nimfa

instar 4 (pupa) dan imago(Gambar 2). Waktu yang dibutuhkan dari telur hingga

imago adalah 18 – 28 hari.

Gambar 2 Siklus hidup B. tabaci Sumber

Bioekologi B. tabaci adalah sebagai berikut:

(6)

Telur diletakkan dibawah daun muda pada jaringan mesofil berwarna putih

ketika pertama kali diletakkan dan berubah menjadi kecoklatan sebelum menetas

(Gambar 2) (Mau and Kessing, 2007). Berbentuk oval sekitar 0.25 mm, biasanya

tertutup lilin, warna telur akan berubah setelah 24 jam menjadi berwarna coklat

(Martin, 2000 dalam Nasution, 2010). Telur biasanya tersebar dalam kelompok

kecil (Malumphy, 2014). Pada 25 ºC, telur akan menetas dalam enam sampai tujuh

hari. Imago dapat meletakkan telur sebanyak 28 - 300 butir telur, tergantung inang

dan suhu (Mau and Kessing, 2007).

Gambar 3 Telur B. tabaci

Sumber: http://ditlin.hortikultura.deptan. 2012

Stadium Nimfa

Nimfa instar satu disebut crawler berukuran sekitar 0,3 mm, berbentuk

bulat panjang. Permukaan dorsal dari crawler cembung sedangkan permukaan

ventralnya datar pada permukaan daun (Gambar 3). Crawler mempunyai tungkai

dan biasanya bergerak hanya beberapa sentimeter untuk mencari tempat makan.

Jarak terjauh yang dapat ditempuh crawler adalah dari satu daun ke daun lain yang

(7)

Nimfa instar dua berwarna hijau gelap dengan panjang tubuh 0.28 mm dan

lebar 0.17 mm. Nimfa instar kedua hingga keempat menetap dengan tungkai

tereduksi dan antena sangat pendek. Nimfamenyekresikan meterial berlilin pada

pinggir bagian tubuhnya sehingga membantu nimfa tersebut menempel pada

permukaan daun. Setelah nimfa mencapai instar keempat akan memasuki fase

dimana nimfa mempunyai mata berwarna merah. Tidak ada ganti kulit antara

nimfa instar keempat dan nimfa yang matanya berwarna merah padahal secara

morfologi keduanya berbeda. Nimfa bermata merah tersebut tidak makan sehingga

kadang disebut memasuki periode puparium (Perring,2005).

Gambar 4 Nimfa B. tabaci

Stadium Pupa

Pupa berbentuk bulat panjang, dibagian toraks agak melebar dan cembung

dengan abdomen yang tampak jelas.Terdapat satu pasang seta kauda (cauda setae)

pada ujung anal. Vasiform orifice terdapat di daerah sebelum ujung posterior

puparium, berbentuk segitiga, dan ukurannya lebih panjang dari panjang alur

kaudal (caudal furrow). Hampir separuh bagian operkulumnya menutupi bagian

(8)

Puparium B. tabaci ditemukan memiliki variasi bentuk morfologi puparium

yaitu oval. Oval dengan 1-2 lekukan, oval dengan >3 lekukan dan pada tanaman

terung dijumpai bentuk seperti kerang laut. Variasi bentuk morfologi puparium

tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu tekstur permukaan daun tanaman

inang tempat puparium tersebut hidup. Puparium B. tabaci yang hidup pada tekstur

daun berambut biasanya mempunyai bentuk berlekuk dan memiliki rambut dorsal

yang memanjang, merupakan bentuk kamuflase terhadap lingkungan tempat

puparium tersebut hidup sehingga lolos dari deteksi musuh alami (Nasution, 2010).

Gambar 5 Kantung Pupa B. tabaci Sumber: Yuliani et al., 2006

Stadia imago

Imago berukuran ± 1 mm dengan sayap berwarna putih dan ditutupi tepung

seperti lilin (Gambar 5).Imago yang berumur 1 - 4 hari dapat langsung

(9)

Nasution, 2010). Serangga ini bersifat partenogenesis, telur yang tidak dibuahi

akan menghasilkan turunan jantan. Imago betina mampu menghasilkan 7 butir

telur / hari (Henneberry and Castle. 2001). Lama hidup imago bervariasi

tergantung faktor lingkungan. Lama hidup imago betina sekitar enam hari, tetapi

pada kondisi tertentu mampu mencapai 60 hari dan pada umumnya imago jantan

umurnya lebih singkat dibandingkan imago betina, yaitu sekitar 9-17 hari (CABI

2005).

B. tabaci ini dapat beradaptasi pada suhu hangat yakni berkisar 14 sampai 35 0C, dengan suhu optimum sekitar 25 sampai 30 0C. Pada tanaman tomat, imago

mampu hidup selama 10-15 hari pada suhu 28 sampai 30 0C, sedangkan imago

betina mampu memproduksi 195 telur pada suhu 25 0C (Smith, 2009). Hal ini

menunjukkan bahwa aktivitas terbesar B. tabaci menyerang tanaman terjadi pada

musim panas dan untuk daerah tropis populasi serangga ini banyak dijumpai pada

musim kemarau (Nasution, 2010).

Gambar 6 Imago B.tabaci

Gejala Serangan

Gejala serangan pada daun berupa bercak nekrotik, disebabkan oleh

rusaknya sel-sel dan jaringan daun akibat 6 serangan nimfa dan serangga dewasa.

(10)

tanaman. Embun muda yang dikeluarkan oleh kutu kebul dapat menimbulkan

serangan jamur jelaga yang berwarna hitam, menyerang berbagai stadia tanaman.

Keberadaan embun jelaga menyebabkan terganggunya proses fotosintesis pada

daun. Kisaran inang serangga ini cukup luas dan dapat mencapai populasi yang

besar dalam waktu yang cepat apabila kondisi lingkungan menguntungkan.

Beberapa tanaman pertanian yang menjadi inang kutu kebul adalah kentang, timun,

melon, labu, terong, cabai, lettuce dan brokoli. Selain kerusakan langsung oleh

isapan imago dan nimfa, kutu kebul sangat berbahaya karena dapat bertindak

sebagai vektor virus. Sampai saat ini tercatat 60 jenis virus yang ditularkan oleh

kutu kebul antara lain Geminivirus, Closterovirus, Nepovirus, Carlavirus,

Potyvirus, Rod-shape DNA Virus (Meilin, 2014)

Serangan yang disebabkan oleh B. tabaci dibagi atas 3 tipe: (1) kerusakan

langsung, (2) kerusakan tidak langsung, dan (3) penularan virus (Nasution, 2010).

Kerusakan langsung pada tanaman disebabkan oleh imago dan nimfa yang

menghisap cairan daun mengakibatkan daun tanaman mengalami klorosis, layu,

daun gugur dan mati (Mau and Kessing, 2007).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Hama

Cuaca dapat menjadi faktor abiotik penting pemicu peledakan populasi

hama. Hal ini tidak terlepas dari faktor fisiologis herbivora. Komponen iklim yang

paling berpengaruh terhadap perkembangan populasi serangga adalah suhu dan

kelembaban udara. Suhu dan kelembaban tertentu pada pertanaman (iklim mikro)

terjadi karena kondisi pertanaman yang merupakan akibat dari praktek agronomi

dalam budidaya tanaman, misalnya jarak tanam, populasi tanaman dan

pemupukan. Populasi tanaman yang tinggi dan jarak tanam rapat mengakibatkan

(11)

(suhu dan kelembaban udara tinggi) yang sangat rentan terhadap infestasi

herbivora ( Nurindah, 2006).

Menurut El-zahiet al., (2012) aplikasi pupuk yang berlebihan terutama

pupuk Nitrogen dapat merugikan bidang pengendalian hama. Aplikasi pupuk

Nitrogen tunggal atau kombinasi pupuk N, P dan K secara signifikan dapat

menimbulkan tingginya kepadatan populasi hama, hal ini berbeda nyata apabila

tanaman hanya diaplikasikan pupuk Fosfor saja atau kombinasi Fosfor dan Kalium.

Virus kuning (Gemini virus)

Virus gemini termasuk dalarn kelompok virus tanaman dengan genom

berukuran 2,6-2,8 kb be- Virus terjadi dalam bagian nukleus tanaman melalui rupa

utas tunggal DNA yang melingkar, dan terselubung dalam virion ikosahedra

kembar. Replikasi virus terjadi dalam bagian nukleus tanaman melalui

pembentukan utas ganda DNA (double stranded DNA replicative form). Kelompok

virus Gemini dibedakan dalam tiga subgrup, subgrup pertama memiliki genom

yang monopartit, menginfeksi tanaman-tanaman monokotiledon dan ditularkan

oleh vektor wereng dam (leafhopper); subgrup kedua juga ditularkan oleh vektor

wereng daun, dan memiliki genom monopartit, tetapi menginfeksi

tanaman-tanaman dikotiledon; subgrup ketiga memiliki anggota yang paling banyak dan

beragam, dengan genom bipartit, menginfeksi tanaman-tanaman dikotiledon dan

ditularkan oleh serangga vektor kutu kebul (B. tabaci) (Gilbertson et al.1991).

Virus yang ditularkanoleh kutukebul di antaranya adalahkelompok

GeminiVirus yang dapat menyerangtanaman tomat, cabai, kacang-kacangan,labu,

tebu, singkong, tembakau,dan jagung. Penyakit yang disebabkanoleh GeminiVirus

dapat mengakibatkanterhambatnya proses fotosintesis,pertumbuhan tanaman,

(12)

epidemik penyakit per tahun dapatmenurunkan hasil tanaman sebesar 30-100%

(Agrios 1997).

Gejala serangan dari Virus Kuning adalah; helai daun mengalami vein

clearing dimulai dari daun pucuk berkembang menjadi warna kuning jelas, tulang

daun menebal dan daun menggulung ke atas. Infeksi lanjut dari Gemini Virus

menyebabkan daun mengecil dan berwarna kuning terang, tanaman kerdil dan

tidak berbuah(Noviantyet al., 2013).

Proses Penularan dan penyebab penyakit yang disebabkan oleh Virus

Gemini tidak ditularkan karena tanaman bersinggungan atau terbawa benih. Di

lapangan Virus ditularkan oleh kutu kebul(B. tabaci). Kutu Kebul (B. tabaci)

dewasa yang mengandung virus dapat menularkan virus selama hidupnya pada

waktu makan tanaman sehat.Sifat kutu kebul yang mampu makan berbagai jenis

tanaman menyebabkan Virus ini menyebar dan menular.Virus Gemini memiliki

tanaman inang yang luas dari berbagai tanaman seperti: ageratum, kacang buncis,

kedelai, tomat, tembakau, dll. (Novianty et al,.)

Virus ditularkan oleh kutu kebul (B. tabaci) secara persisten yang

berartiselama hidupnya Virus terkandung di dalam tubuh kutu tersebut. Virus tidak

ditularkanlewat biji dan juga tidak ditularkan lewat kontak langsung antar tanaman.

Morfologi kutu kebul yang menyerang tanamanberwarna putih dengan sayap

(13)

Gambar 7. Tanaman cabe yang teserang virus kuning

Keterjadian penyakit kuning oleh Virus Gemini sangat erat kaitannya

dengan vektor kutu kebul. Semakin tinggi populasi kutu kebul maka semakin

tinggi pula keterjadian penyakit kuning.Serangga vektor, seperti mahluk hidup

lainnya, perkembangannya dipengaruhi oleh iklim baik secara langsung maupun

tidak langsung. Temperatur, kelembaban udara relatif dan curah hujan berpengaruh

langsung terhadap siklus hidup, keperidian, lama hidup, serta kemampuan diapuse

serangga. Sebagai contoh hamakutu kebul mempunyai suhu optimum 32,50 C

Gambar

Gambar 1. Tanaman cabai merah (Capsicum annum), A= Fase Vegetatif, B= FaseGeneratif
Gambar 2 Siklus hidup B. tabaci Sumber: http://www.daff.qld.gov.au
Gambar 3 Telur B. tabaci Sumber: http://ditlin.hortikultura.deptan. 2012
Gambar 4 Nimfa B. tabaci
+4

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : KAJIAN HUBUNGAN ANTARA CURAH HUJAN, POPULASI KUTU KEBUL (Bemisia tabaci Genn.), DAN KETERJADIAN PENYAKIT KUNING PADA PERTANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.) DI

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) penyebaran serta keterjadian penyakit kuning dan populasi kutu kebul pada tanaman cabai di Kabupaten Lampung Barat yaitu : Desa Padang

Data Hasil Pengamatan Jumlah Nimfa Kutu Daun Spesies dan Serangga Parasitoid Kutu Daun pada Tanaman Kedelai di Kabupaten Lumajang... Data jumlah spesies, jumlah individu dan

Data hasil penelitian meliputi pengaruh jenis kedelai terhadap jumlah kutu kubul pada berbagai stadia, hubungan antar populasi telur, nimfa, pupa dan imago,

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dinding epidermis daun sakit mengalami penebalan, floem menjadi nekrosis, tersusun tidak rapi dan panjang floem yang

tabaci pada tanaman kedelai umur 2 minggu memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan investasi pada umur 3 minggu, sedangkan investasi pada umur 3 minggu

Tanaman kedelai di Desa Selokgondang dan Darungan memiliki jumlah individu dan Indek keanekaragaman lebih tinggi dari desa lainnya ini disebabkan karena populasi serangga

Untuk keterjadian penyakit kuning yang terjadi pada tanaman cabai, maka perkembangan penyakit kuning sangat dipengaruhi oleh penyebaran penyebab penyakit ini yaitu Virus