• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Stres Pada Ibu Primigravida dan Multigravida Menjelang Proses Persalinan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Stres Pada Ibu Primigravida dan Multigravida Menjelang Proses Persalinan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan

dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Hal tersebut memerlukan

penguasaan tugas-tugas perkembangan seperti menerima kehamilan,

mengidentifikasi peran ibu, memgatur kembali hubungan antara ibu dengan anak

perempuan serta dirinya dengan pasangannya, membangun hubungan dengan

anak yang belum lahir dan mempersiapkan diri untuk menghadapi pengalaman

persalinan (Bobak,2005).

Masalah kesehatan pokok yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia adalah

masalah kesehatan yang terjadi pada kelompok ibu dan anak. Deputi bidang

informasi keluarga dan pemanduan program BKKBN pusat Mazwar Murdin

mengatakan angka kematian ibu hamil dan melahirkan di Indonesia masih

menempati urutan tertinggi di ASEAN (Warta kesehatan ibu, 2004).

Angka kematian ibu dan angka kematian bayi sampai sekarang masih tinggi

dari kawasan Asean, walaupun sudah terjadi penurunan dari 270 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2006 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada

tahun 2007 dan turun lagi menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

(2)

sekitar 16-17% insiden perdarahan pasca persalinan akibat retensio plasenta,

14,5%-24% akibat dari hipertensi, 10 - 10,5% akibat dari infeksi dan 5%-6,5%

karena lain-lain (DepkesRI,2010).

Kehamilan bagi setiap ibu merupakan hal yang sangat dinanti-nantikan

dan merupakan suatu kebanggaan, terlebih lagi bagi ibu yang pertama kali

mengalaminya. Melahirkan anak merupakan kejadian fisiologis alami yang

normal bagi seorang perempuan, sekalipun perempuan tidak pernah dianggap

bebas dari resiko (Farrer, 1999).

Wanita yang tengah hamil, dituntut tidak hanya harus siap secara fisik,

tetapi juga harus siap secara mental. Secara fisik pada wanita yang tengah hamil

memang mudah ditebak, seperti perubahan bentuk tubuh dengan badan yang

semakin membesar, munculnya jerawat di wajah atau kulit muka yang

mengelupas. Namun perubahan secara mental pada ibu hamil sangat sulit ditebak

dan tidak selalu sama terjadinya pada setiap ibu hamil ataupun pada setiap

kehamilan (Lestiningsih, 2006).

Menurut Zita (2010), kehamilan merupakan salah satu perubahan terbesar

yang dialami wanita dalam hidup nya dan hampir selalu disertai dengan stres.

Seperti hal nya stres fisik karena kelelahan, mual dan perubahan bentuk tubuh,

merasa gelisah, masalah keuangan atau kesehatan janin. Memiliki seorang bayi

akan mengubah pribadi ibu misalnya karena kehilangan kebebasan, ketakutan,

kecemasan dan merasa tua.

Stres kehamilan adalah salah satu fenomena yang dialami oleh setiap ibu

(3)

dirinya berdasarkan pengalaman yang selama ini diperoleh utamanya pengalaman

yang dialami langsung selama proses kehamilan, salah satu dampak penting

terjadinya stres adalah diproduksinya adrenalin dan noradrenalin yang memberi

dampak pada ibu utamanya pada bayi berupa abortus, kelahiran bayi prematur

sampai pada kematian janin dan ibu melahirkan (Atiq, 2007). Jika hal ini

dibiarkan terjadi maka angka mortalitas dan morbiditas akan semakin meningkat

(Maimunah 2009).

Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan

adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi.

Konflik antara keinginan, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma-norma

sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat merupakan

pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga

ketingkat gangguan jiwa yang berat (Prawirohardjo, 2006).

Pieter dan Lumongga (2010), berpendapat bahwa perubahan emosional

trimester III terutama pada bulan-bulan terakhir kehamilan biasanya gembira

bercampur takut karena kehamilan telah mendekati persalinan. Kekhawatiran ibu

hamil biasanya seperti apa yang akan terjadi pada saat melahirkan, apakah bayi

lahir sehat, dan tugas-tugas apa yang dilakukan setelah kelahiran. Pemikiran dan

perasaan seperti ini sangat biasa terjadi pada ibu hamil. Sebaiknya kecemasan

seperti ini dikemukakan istri kepada suami nya.

Ikatan antara orang tua dan janin berkembang pada trimester ketiga, saat

ini kekhawatiran orang tua yang berfokus pada keampuan mental dan fisik anak.

(4)

biasanya disertai rasa takut terhadap nyeri dan kekhawatiran tentang perilakunya

yang akan kehilangan kendali diri selama persalinan (Bobak, 2004). Persalinan

dan melahirkan akan meningkatkan stres pada ibu maupun janinnya (Farrer,

1999).

Stres merupakan realitas kehidupan sehari-hari yang selalu ada dalam tiap

tumbuh kembang manusia sejak bayi, anak-anak, dewasa, dan usia lanjut.

Berdasarkan usianya masing-masing individu mengalami tingkat stres yang

berbeda-beda (Hidayat, 2004). Berat ringannya stres yang dihadapi tidaklah selalu

sama, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: faktor lingkungan

misal nya suara bising; fisik misal nya perubahan suhu terlalu tinggi atau terlalu

rendah; dan psikologis misal nya penyesuaian diri dalam hubungan interpersonal,

sosial budaya atau keagamaan (Alimul, 2004).

Pemaparan dengan stres dapat menyebabkan emosi yang menyakitkan,

sebagai contohnya kecemasan atau depresi (Likluk & Bandiyah, 2008). Tetapi ini

juga dapat menyebabkan penyakit fisik, baik ringan maupun berat. Reaksi

seseorang terhadap peristiwa stres sangat berbeda: sebagian orang yang

menghadapi peristiwa stres mengalami masalah psikologis atau fisik serius,

sedangkan orang lain yang berhadapan dengan peristiwa stres yang sama tidak

mengalami masalah apa-apa dan bahkan mungkin merasa peristiwa itu sebagai

sesuatu yang menantang dan menarik (Likluk & Bandiyah, 2008).

Menurut Pieter dan Lumongga (2010), stres pada ibu hamil dapat

menyebabkan gangguan tidur. Sulit tidur sering terjadi pada ibu-ibu hamil

(5)

yaitu perasaan mudah lelah, tidak bergairah, emosi gampang meledak, stres, dan

denyut jantung. Menjelang minggu terakhir menuju kelahiran, kegelisahan dan

ketidaknyamanan jasmaniah ibu hamil telah mencapai titik puncak nya. Signifikan

tekanan bobot bayi semakin jelas. Semakin besar hasrat ibu untuk melihat bayi

nya, semakin besar efek psikologis yang ditimbulkannya, seperti kegelisahan pada

fase pemisahan pribadi ibu dengan pribadi anak (Bobak, 2004).

Wanita hamil yang siap secara fisik dan mental akan menjalani

proses kehamilan hingga proses persalinan dengan lancar. Menurut Dokter Eko

Handayani MPsi dari bagian psikologi klinis anak Fakultas Psikologi Universitas

Indonesia, stres pada ibu hamil pasti akan memberikan akibat pada janin yang

dikandungnya, karena posisi janin yang berada di dalam rahim dapat merespons

apa yang sedang dialami oleh ibu. "Berdasarkan penelitian, ibu hamil yang

mengalami stres akan meningkatkan risiko melahirkan bayi prematur dan bayi

yang lebih kecil. Bahkan bahaya stres pada ibu hamil dapat mengakibatkan janin

keguguran, " kata Eko. Ia juga mengungkapkan bahwa ia sering menghadapi

kasus anak hiperaktif yang dibawa orangtuanya. Kemudian saat ditelusuri riwayat

kehamilan, maka diketahui bahwa ibunya pernah mengalami stress (Liputan6,

2010).

Survei awal yang telah dilakukan pada Rumah Sakit Umum dr.H. Yuliddin

Away Tapaktuan didapatkan data ibu dengan primigravida dan multigravida

sebanyak 509 orang terhitung mulai 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013.

Untuk data perbulan nya peneliti mendapatkan 53 pasien pada bulan Januari, 34

(6)

pasien di bulan Mei, 24 pasien di bulan Juni, 47 pasien di bulan Juli, 53 pasien di

bulan Agustus, 48 pasien di bulan September, 49 pasien di bulan Oktober, 42

pasien dibulan November, dan 36 pasien di bulan Desember. Jika dirata-ratakan

ada sekitar 42 pasien perbulannya di tahun 2013. Adapun data jumlah

primigravida di tahun 2014 mulai dari 1 Januari sampai 30 Maret sebanyak 116

orang. Untuk data perbulannya peneliti mendapatkan 32 orang di bulan Januari,

44 orang di bulan Februari, dan 40 orang di bulan Maret. Jika dirata-ratakan ada

sekitar 39 orang perbulannya di tahun 2014.

Hasil wawancara survei awal yang dilakukan peneliti pada bulan Maret

2014 terhadap 5 orang pasien mengatakan stres selama kehamilan. Beberapa hal

yang menyebabkan mereka stres yaitu perasaan takut, kondisi bayi, gelisah, susah

tidur dan merasa tidak mampu menjalani persalinan dengan lancar. Tidak adanya

gambaran tentang proses persalinan juga menjadi salah satu penyebab stres pada

ibu-ibu tersebut.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tingkat stress ibu primigravida selama kehamilan di Rumah Sakit Umum dr.H.

Yuliddin Away Tapaktuan.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

bagaimana tingkat stres ibu primigravida dan multigravida selama kehamilan di

Rumah Sakit Umum dr.H. Yuliddin Away Tapaktuan.

(7)

Bagaimana tingkat stres ibu primigravida dan multigravida selama

kehamilan?

1.4Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat stres ibu primigravida dan multigravida selama

kehamilan di Rumah Sakit Umum Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.

1.5Manfaat Penelitian

1.5.1 Pendidikan Keperawatan

Sebagai penambah wawasan dalam pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam mata kuliah Keperawatan Jiwa agar

mahasiswa keperawatan dapat mengetahui tingkat stres ibu primigravida

dan multigravida selama kehamilan.

1.5.2 Penelitian Keperawatan

Dapat memberikan kontribusi yang bernilai positif dalam dunia

keperawatan sehingga dapat dijadikan sebagai data dasar untuk

melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan tingkat stres

ibu primigravida dan multiravida serta penyakit gangguan jiwa lainnya.

Selain itu dapat memberikan pemikiran yang luas bagi peneliti selanjutnya

untuk meneliti dengan menggunakan variable lain.

1.5.3 Pelayanan Keperawatan

Sebagai bahan masukan dan dapat dijadikan bahan pertimbangan

untukalternatif pemberian asuhan keperawatan pasien dengan tingkat stres

(8)

dapat menjadi pengetahuan bagi klien baik di rumah sakit maupun ketika

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk merancang dan membuat antena Vivaldi tapered slot di frekuensi 1 - 5 GHz karena alat yang di gunakan untuk pendeteksian obyek yang

penulisan ini adalah mengendalikan paparan radiasi gamma yang terpancar akibat akumulasi radiasi dari dalam ruang penyimpanan batu topaz teriradiasi serta

 pengukuran dilakukan dilakukan pada pada suhu suhu !"o( !"o( dan dan suhu suhu tersebut tersebut harus harus benar)benar benar)benar diatur diatur dan

Teknik analisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis yang kemudian dilihat melalui comparative study and evaluation research (membandingkan hasil perhitungan keduanya

著者リプライ 『「曖昧な生きづらさ」と社会 : クレイム申し立ての社会学』 書評論文リプライ 草柳, 千早Kusayanagi, Chihaya 三田社会学会 2005

dilakukan pada umur kehamilan 14-16 minggu, jika terlalu awal cairan amnion belum cukup banyak, sedang bila terlambat akan lebih sulit membuat kultur dari sel-sel janin yang

Berbeda dengan Loetoeng Kasaroeng , dengan ditunjang data yang ada maka peran Misbach Yusa Biran, terutama melalui tulisan-tulisan dalam bukunya, kehadiran ilm Loetoeng Kasaroeng

³,¶P VRUU\ 0\ KRPHZRUN LV OHIW DW KRPH´. Tetapi secara gramatikal mempunya bentuk yang berbeda : what sebagai question word, sedangkan leftsebagai verb. Oleh karena itu,