• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resiko Kredit Pada Bank BPR di Indonesia (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Resiko Kredit Pada Bank BPR di Indonesia (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Resiko Kredit Pada Bank BPR di Indonesia 2015 - 2016 Muzzakir, Annisa Novelia

Universitas Trilogi

A. Latar Belakang

(2)

B. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian resiko kredit pada Bank Perkreditan Rakyat

2. Mengetahui bagaimana Bank Perkreditan Rakyat mengelola resiko kredit sebagai salah satu usaha yang dihadapi

3. Mengetahui rekomendasi pada bank BPR tentang manajemen resiko

C. Literatur

1. Definisi resiko kredit pada bank BPR

Resiko kredit adalah penundaan pembayaran oleh pihak yang menerima barang atau uang kepada pihak yang memberikannya dengan perjanjian tertentu. Istilah kredit sebenarnya berasal dari bahasa latin “credere” yang berarti kepercayaan atau “credo” yang artinya saya percaya. Bila seseorang memperoleh kredit, berarti dia telah memperoleh kepercayaan. Kegiatan orang perorang atau badan usaha dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya dengan cara pinjam meminjam dinamakan Kredit.Transaksi kredit timbul karena suatu pihak meminjam sejumlah uang atau sesuatu yang dipersamakan dengan itu, di mana pihak peminjam wajib melunasi kredit/ hutangnya pada waktu yang telah ditentukan. Disamping itu kredit pun timbul sebagai akibat adanya transaksi jual beli, dimana pembayarannya ditangguhkan, baik sebagian maupun seluruhnya.

(3)

2. Mengelola resiko kredit sebagai salah satu usaha yang dihadapi BPR

Pengelolaan resiko kredit pada bank BPR ialah kolektibilitas Kredit. Yaitu, Penggolongan kredit berdasarkan kategori tertentu guna memantau kelancaran pembayaran kembali (angsuran) oleh debitur. Berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No.31 / 147 / Kep / DIR Tanggal 12 November 1998 tentang kualitas aktiva produktif pasal 6 ayat 1, membagi tingkat kolektibilitas kredit menjadi :

a. kredit lancar

Kredit lancar yaitu kredit yang perjalanannya lancar atau memuaskan, artinya segala kewajiban (bunga atau angsuran utang pokok diselesaikan oleh nasabah secara baik).

b. kredit dalam perhatian khusus

Kredit dalam perhatian khusus yaitu kredit yang selama 1-2 bulan mutasinya mulai tidak lancar, debitur mulai menunggak.

c. kredit tidak lancar

Kredit tidak lancar yaitu kredit yang selama 3 atau 6 bulan mutasinya tidak lancar, pembayaran bunga atau utang pokoknya tidak baik.Usaha-usaha approach telah dilakukan tapi hasilnya tetap kurang baik.

d. kredit diragukan

Kredit diragukan yaitu kredit yang telah tidak lancar dan telah pada jatuh temponya belum dapat juga diselesaikan oleh debitur yang bersangkutan.

e. kredit macet

(4)

3. Manajemen Resiko Bank BPR

Diarahkan untuk meminimumkan resiko yang dihadapi oleh BPR dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian yang meliputi :

a. pengendalian intern kredit

Pengendalian intern kredit adalah usaha-usaha untuk menjaga

kredit yang diberikan tetap lancar, produktif dan tidak macet. Lancar dan produktif artinya kredit itu dapat ditarik kembali bersama bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui kedua belah pihak. Pengendalian intern kredit penting, karena jika kredit macet berarti kerugian bagi bank bersangkutan. Oleh karena itu, penyaluran kredit harus didasarkan pada prisip kehati-hatian dan dengan system pengendalian intern kredit yang baik dan benar.

b. pentingnya pengendalian intern kredit

Kredit memberikan dampak adanya penangguhan penerimaan uang, baru pada saat jatuh temponya terjadi aliran kas masuk. Penangguhan penerimaan uang tersebut akan memberikan pengaruh yang kurang baik, apabila pemberian kredit yang dilakukan terlalu besar akan terjadi penimbunan modal kerja dalam aktiva lancar kredit yang diberikan. Pengendalian intern kredit mutlak harus dilaksanakan untuk menghindari terjadinya kredit macet dan penyelesaian kredit macet. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan piutang (kredit) yang baik yaitu dalam bentuk kebijaksanaan kredit yang mengandung unsur pengendalian intern piutang, agar dana yang terdapat dari para debitur dapat tertagih tepat pada waktunya sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan

c. tujuan pengendalian intern kredit

Tujuan pengendalian intern kredit bagi bank, dalam hal ini adalah untuk: i. Menjaga agar kredit yang disalurkan tetap aman.

ii. Mengetahui apakah kredit yang disalurkan itu lancer atau tidak.

(5)

iv. Mengevaluasi apakah prosedur penyaluran kredit yang dilakukan telah baik atau masih perlu disempurnakan

v. Memperbaiki kesalahan-kesalahan karyawan analisis kredit dan mengusahakan agar kesalahan itu tidak terulang kembali.

vi. Mengetahui posisi persentase collectibility credit yang disalurkan bank vii. Meningkatkan moral dan tanggungjawab karyawan analisis kredit bank viii. Alokasi Kredit BPR

D. Kesimpulan

1. BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.

2. Salah satu resiko usaha yang dihadapi Bank perkreditan Rakyat adalah Resiko kredit atau credit risk yaitu risiko yang timbul dalam hal debitur gagal memenuhi kewajiban untuk membayar angsuran pokok ataupun bunga sebagaimana telah disepakati dalam perjanjian kredit; di samping risiko suku bunga, risiko kredit merupakan salah satu risiko utama dalam pelaksanaan pemberian kredit bank dan hal ini juga akan berpengaruh terhadap kolektibilitas kredit

3. Manajemen resiko kredit yang dilakukan BPR diantaranya dengan : a. Pengendalian intern kredit

b. Alokasi kredit BPR

(6)

E. Daftar Pustaka

Kizman, Z & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Assets Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in predicting the Return of Stocksnin Indonesia Stock Exchange. American Journal of Economic, Finance and Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184 – 189

Kasmir, 2000, manajemen Perbankan, Edisi I, PT Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.

Zinsari, 2016. Berlakunya Ketentuan Penerapan Manajemen Resiko Bagi BPR ; https://zinsari.wordpress.com/2016/02/17/berlakunya-ketentuan-penerapan-manajemen-risiko-bagi-bpr/. Diakses pada tanggal 9 Desember 2017

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi atas sarana air bersih perdesaan,

Aplikasi ini hanya memuat materi sederhana dari Kasus Coronary Artery Bypass yang dapat dipelajari untuk user yang tertarik pada.

“ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Peserta didik Kelas V MIN Pucung Ngantru Tulungagung”

This is certainly very interesting to observe, especially for mapping related to how far the practice of tin resources reality in Babel is strongly related to the practice

Setelah tombol “Tampil” diklik, maka data yang akan dimunculkan adalah data sesaui SKPD yang dipilih dan dari tanggal 01 bulan Januari (0101) dengan tahun sesuai pada

Pendekatan kontingensi atau pendekatan situasional adalah suatu aliran teori manajemen yang menekankan pada situasi atau kondisi tertentu yang dihadapi.. Tidak seluruh

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : 003/009/KLP-RSUD/BLUD/POKJA-I/2016 tanggal 22 Februari 2016, maka Pokja I Pengadaan Barang/Jasa Kantor Layanan Pengadaan Kabupaten

tanggal 22 Februari 2016., Maka Pokja II Pengadaan Barang/Jasa Kantor Layanan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2016 menyatakan PELELANGAN GAGAL dengan mengacu