IRADIASI SEBAGAI METODE PENGAWETAN MAKANAN
Laporan Kunjungan Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan SEMINAR MAKALAH KUNJUNGAN ILMIAH
Oleh
Fahmi Aulia Roziatul Ali 163112620150019
Shilah Nuzula Utami 163112620150043
Maya Salsabila 163112620150057
Novia Ardita Putri 163112620150091
Fadila Nuriati Khairunnisa 163112610150071
Julianti Siburian 163112620150051
Muhammad Adi Pradana 163112620150006
FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS NASIONAL
Kunjungan Ilmiah, Jakarta April 2017
Fadila Nuriati Khairunnisa, Fahmi Aulia Roziatul Ali , Julianti Siburian, Muhammad Adi Pradana, Maya Salsabila, Novi Ardita Putri, Shilah Nuzula Utami
IRADIASI SEBAGAI METODE PENGAWETAN MAKANAN
Viii+17 halaman, 3 tabel, 1 gambar, 3 lampiran
Daftar Bacaan: 2 (2013)
IRADIASI SEBAGAI METODE PENGAWETAN MAKANAN
Laporan Kunjungan Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan SEMINAR MAKALAH KUNJUNGAN ILMIAH
Oleh
FADILA NURIATI KHAIRUNNISA FAHMI AULIA ROZIATUL ALI JULIANTI SIBURIAN
MAYA SALSABILA
MUHAMMAD ADI PRADANA NOVIA ARDITA PUTRI
SHILAH NUZULA UTAMI
FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS NASIONAL
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah kunjungan ilmiah ini disetujui dan disahkan oleh pembimbing kunjungan ilmiah Fakultas Biologi Universitas Nasional.
Judul : Iradiasi Nuklir sebagai metode Pengawetan Makanan
Lokasi : Laboratorium pengawetan makanan Badan Tenaga
NuklirNasional (BATAN). Jalan Pasar Jumat, Jakarta Selatan.
Anggota kelompok : Fadila Nuriati Khairunnisa, Fahmi Aulia Roziatul Ali , Julianti Siburian, Muhammad Adi Pradana, Maya Salsabila, Novi Ardita Putri, Shilah Nuzula Utami.
Menyetujui
Pembimbing Pendamping
Drs. Yulneriwarni, M.Si Mutia Rahmawati
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas petunjuk, serta semua rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat beriringan salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat kerabat serta muslimin dan muslimat, semoga kita semua mendaptkan syafa’at dari beliau di akhir kelak. Aamiin. Adapun judul dari karya ilmiah ini adalah “IRADIASI SEBAGAI METODE PENGAWETAN MAKANAN”
Dengan segala keterbatasan, kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Sebagai ungkapan rasa syukur, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penulisan ini dapat terselesaikan. Untuk itukami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Drs. Yulneriwarni, M.Si., selaku pembimbing pertama atas segala waktu, perhatian, motivasi, bimbingan dan saran serta telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk membuat makalah Kunjungan Ilmiah ini.
2. Kakak Mutia Rahmawati dan Kak Turmidzi Fath, selaku pendamping yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun dari segi lainnya.Oleh karena itu, kami mengharapkan agar pembaca memberikan saran dan kritik kepada kami sehingga dapat memperbaiki makalah kunjungan ilmiah ini.
Kami mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
3.2 Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Iradiasi Makanan...13
3.3 Proses Pengawetan Makanan dengan Metode Irradiasi...14
3.4 Produk yang dihasilkan BATAN...14
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN...15
4.1 KESIMPULAN...15
4.2 SARAN...15
Daftar Tabel
Halaman
Naskah
Daftar Gambar
Halaman
Naskah
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Badan Tenaga Nuklir Nasional merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan tenaga nuklir.Di BATAN terdapat berbagai sumber daya fasilitas, salah satunya yaitu Laboratorium Pengawetan Makanan yang memiliki salah satu peran dalam perkembangan industri pangan yang memanfaatkan teknologi nuklir dalam pengawetan makanan.
Teknologi nuklir dalam pengawetan makananmerupakan salah satu teknologi terbarukan ramah lingkungan yang dapat memperpanjang masa kadaluarsa suatu makanan dengan cara membunuh bakteri pembusuknya. Secara garis besar teknlogi nuklir pada pengawetan makanan memiliki beberapa keuntungan, antara lain: masa kadaluarsa yang lebih lama, terbunuhnya bakteri pembusuk, serta kandungan gizi yang lebih stabil.
Kunjungan kami ke BATAN adalah dalam rangka kunjungan ilmiah dan diberi kesempatan untuk menggali informasi di Laboratorium Pengawetan Makanan yangmengenai teknik pengawetan makanan dengan cara iradiasi. Informasi yang telah didapat, kami susun dalam sebuah makalah untuk memenuhi tugas kunjungan ilmiah yang akan disampaikan dalam seminar.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peran BATAN dalam mengembangkan teknologi nuklir dalam bidang pengawetan makanan?
2. Produk pengawetan makanan dengan cara iradiasi apa saja yang telah diproduksi oleh BATAN?
3. Apa manfaat produk pengawetan makanan yang diproduksi BATAN?
1.3 TUJUAN
BAB II. PROFIL BATAN
2.1 SEJARAH BATAN
Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954.Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik.
Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.
Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktif dan fasilitas nuklir lainnya.
Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 tentang Ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir(BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN).
1958 Pembentukan Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (PP No.65 Tahun 1958)
1964 Penetapan UU No.31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom
1965 Peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung dan Pengoperasian Reaktor Triga Mark II berdaya 250 kW oleh Presiden RI serta perubahan nama Lembaga Tenaga Atom menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN)
1966 Pembentukan Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA) Pasar Jumat, Jakarta
1967 Pembentukan Pusat Penelitian GAMA Yogyakarta
1968 Peresmian penggunaan Iradiator Gamma Cell Co-60 PPTA
Pasar Jumat oleh Presiden RI
1970 Peresmian Klinik Kedokteran Nuklir di PPTA Bandung 1971 Reaktor Triga Mark II Bandung mencapai kritis pada daya 1
MW
1972 Pembentukan Komisi Persiapan Pembangunan PLTN
(KP2-PLTN)
1979 Peresmian mulai beroperasinya Reaktor Kartini dengan daya 100 kW di PPTA Yogyakarta oleh Presiden RI
1984 Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 keV di PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI
1987
Peresmian pengoperasian Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy dengan daya 30 MW dan Instalasi Elemen Bakar Nuklir di PPTA Serpong - Tanggerang oleh Presiden RI
1988
Peresmian pengoperasian Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif di PPTA Serpong oleh Presiden RI
1989
1994 Peresmian pengoperasian Mesin Berkas Elektron 2 MeV di PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI
1995 Dalam memperingati HUT RI ke 50, BATAN berhasil melaksanakan “Whole Indonesian Core” untuk Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy
1996 Pembentukan PT Batan Teknologi (persero), Divisi : Produksi Elemen Bakar Reaktor, Produksi Radioisotop, Produksi Instrumentasi dan Rekayasa Nuklir
1997
Penetapan UU No.10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran yang memisahkan Badan Pelaksana dan Badan Pengawas penggunaan tenaga nuklir
1998 Perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Keppres No.197 Tahun 1998)
2000 Peresmian peningkatan daya Reaktor Triga 2 MW di Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Bandung oleh Wakil Presiden RI
2001 Peningkatan status Pendidikan Ahli Teknik Nuklir (PATN) menjadi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
2003 Penyerahan hasil “Comprehensive Assessment of Different Energy Sources for Electricity Generation in Indonesia” kepada Presiden RI; Pencapaian 10% jumlah varietas unggul tanaman pangan nasional; Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 350 keV, 10 mA di PPTN Yogyakarta: Pengoperasian Pusat Pelatihan dan Diseminasi Teknologi Peternakan - Pertanian Terpadu di Kalsel 2005 Terwujudnya perpustakaan digital di bidang nuklir
2006 Pencapaian 1 juta hektar penyebaran varietas padi unggul Siwabessy Award diberikan kepada Ir. Sutaryo Supadi, M.Sc untuk kategori Nuclear Lifetime Achievement.
2013
logo BATAN yang memiliki makna BATAN adalah sebuah lembaga yang melakukan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan tentang nuklir yang jujur, terbuka, disiplin, kreatif, inovatif, mengutamakan keselamatan dan keamanan untuk kesejahteraan bangsa.
2014
Indonesia meraih penghargaan tertinggi di bidang nuklir (Outstanding Achievment Award) dunia, atas peran serta mendukung ketahanan pangan melalui radiasi dengan mengembangkan varietas benih unggul. Penghargaan disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal International Atomic Energy Agency (IAEA) Yukiya Amano kepada Duta Besar Indonesia Rachmat Budiman disaksikan oleh Kepala BATAN Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto
Tabel 1. Sejarah batan
Struktur organisasi BATAN yang diterapkan pada prinsipnya merupakan fungsi struktural sumber daya fasilitas BATAN untuk memperkuat pengelolaan, kejelasan kedudukan, uraian tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas serta memberikan informasi kepada masyarakat umum. (Gambar 1).
Keterangan:
Kepala BATAN: Prof. Dr. DJAROT SULISTIO WISNUBROTO Sekretaris Utama: Ir. FALCONI MARGONO, MM
Deputi Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir: Prof. Dr. Ir. EFRIZON UMAR, MT
Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir: Ir. SURYANTORO, MT
Gambar 1. Struktur Organisasi BATAN
2.2 VISI DAN MISI 2.2.1 VISI
Visi BATAN disusun dengan mempertimbangkan dokumen perencanaan pembangunan nasional dan kebijakan litbang nasional yang berada di atasnya yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dan Jakstranas Iptek 2015-2019.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada dua kata kunci yang ingin dicapai dari pembangunan nasional pada jangka panjang, yaitu kesejahteraan dan kemandirian.Salah satu upaya pemerintah pada jangka menengah untuk mewujudkan kedua hal tersebut adalah melalui peningkatan kemampuan dan keunggulan iptek nasional, termasuk kualitas SDM yang dimilikinya.
BATAN sebagai lembaga pemerintah yang diberi amanat untuk melaksanakan penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, turut bertanggung jawab untuk menciptakan keunggulan iptek tersebut, terutama di keunggulan BATAN, maka visi tersebut perlu dijabarkan ke dalam misi-misi yang dapat memperkuat tugas dan fungsi BATAN dalam melakukan penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir.
Adapun misi yang ingin dilaksanakan BATAN pada tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan kebijakan dan strategi nasional iptek nuklir,
2. Mengembangkan iptek nuklir yang handal, berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat,
3. Memperkuat peran BATAN sebagai pemimpin di tingkat regional, dan berperan aktif secara internasional,
BAB III. IRADIASI PENGAWETAN MAKANAN
3.1 Pengertian Iradiasi Pengawetan Makanan
Prinsip dari radiasi pengionan adalah menekan pertumbuhan bahkan mematikan bakteri dengan cara merusak DNA dalam inti sel tanpa mengakibatkan hal negatif pada nutrisi bahan pangan yang disinari. Proses pengawetan menggunakan metode iradiasi ini memanfaatkan sinar gamma yang memiliki panjang gelombang pendek dan berfrekuensi tinggi. Sinar gamma yang digunakan yaitu Cobalt-60 (60Co) serta sesuai dengan dosis yang dibutuhkan.
Pada tahun 1987, Pemerintah melalui Menteri Kesehatan telah melegalisir pemanfataan iradiasi untuk berbagai komoditi seperti rempah, biji-bijian, dan umbi-umbian dengan Peraturan Menteri Keseharan Republik Indonesia Nomor 826/MENKES/PER/XII/1987. Selanjutnya pada tahun 1995 telah dilengkapi dengan Surat Keputusan No.152/MENKES/SK/II/1995 yang menentukan jenis komoditi, tujuan dan besaran dosis iradiasi yang diperlukan (Tabel 2).
Tabel 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang makanan iradiasi*)
No
. Jenis komoditi Tujuan iradiasi Dosis maks. (kGy)
1 Rempah/ rimpang, sayuran kering, Disinfestasi serangga & dekonta- 10
dan bumbu minasi mikroba
2 Umbian segar Menghambat pertunasan 0,15
3 Udang beku & paha kodok beku Mengeliminasi pertumbuhan 7 Salmonella spp
4 Ikan kering/ asin Memperpanjang masa simpan 5
5 Biji-bijian & serelia Disinfestasi serangga & dekonta- 5 minasi mikroba
*) PERMENKES No. 152/MENKES/SK/11/1995
b. Membasmi serangga 1,0 c. Memperpanjang masa simpan 2,5
d. Perlakuan karantina 1,0
3 Produk olahan sayur dan buah Memperpanjang masa simpan 7
4 Mangga Memperpanjang masa simpan 0,75
5 Manggis a. Membasmi serangga 1,0
b. Perlakuan karantina
6 Serelia dan produk hasil penggi- a. Membasmi serangga 1,0 lingannya, kacang-kacangan, biji- b. Mengurangi jumlah mikroba 5,0 bijian penghasil minyak,
polong-polongan dan buah kering.
7 Ikan dan pangan laut (seafood a. Mengurangi jumlah mikroba 5,0 segar maupun beku) patogen tertentu
b. Memperpanjang masa simpan 3,0 c. Mengontrol infeksi oleh parasit
Tertentu
8 Produk olahan ikan dan pangan a. Mengurangi jumlah mikroba 8 patogen tertentu
b. Memperpanjang masa simpan 10
9 Daging dan unggas serta hasil a. Mengurangi jumlah mikroba 7,0 olahannya (segar maupun beku) patogen tertentu
b. Memperpanjang masa simpan 3,2 c. Mengontrol infeksi oleh parasit 2,0 Tertentu
d. Menghilangkan bakteri Salmo- 7,0 Nella
10 Sayuran kering, bumbu, rempah, a. Mengurangi jumlah mikroba 10,0 rempah kering (dry herbs)dan patogen tertentu
herbal tea b. Membasmi serangga 1,0
11 Pangan yang berasal dari hewan a. Membasmi serangga 1,0
yang dikeringkan b. Membasmi mikroba, kapang, 5,0
dan khamir
12 Pangan olahan siap saji Sterilisasi & membasmi mikroba pa- 65,0 togen, termasuk mikroba berspora
dan memperpanjang masa simpan
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), Listeria monocytogenes tidak diperbolehkan berada di dalam bahan makanan. Itu sebabnya pengawetan makanan dengan proses iradiasi ini bertujuan untuk menghilangkan hingga membunuh bakteri yang ada di dalam suatu bahan makanan, serta memperpanjang masa expired (masa kadaluarsa). Sedangkan keberadaan bakteri yang terkandung dalam makanan yang tidak diiradiasi jauh lebih banyak dan tidak mati seutuhnya dibanding dengan makanan yang diiradiasi. Oleh karena itu, makanan yang telah diiradiasi memiliki gizi yang lebih stabil.
3.2 Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Iradiasi Makanan
yang diiradiasi, yang memiliki penyimpanan yang sama dengan mie instan tetapi mempunyai gizi yang stabil dan lebih baik. Makanan yang diiradiasi juga bisa sebagai makanan untuk bekal para prajurit dan astronot.
Kelebihan:
1. Membunuh mikroba pembusuk 2. Tidak menghasilkan residu kimia 3. Masa simpan yang semakin panjang
Kekurangan:
1. Proses yang lama dikarenakan irradiator yang terdapat di Indonesia hanya 2 sehigga menghambat prosesnya
2. Menghasilkan limbah yang sulit atau lama untuk diuraikan
3. Belum dapat diterapkan untuk semua jenis makanan karena metode ini masih dalam tahap pengembangan
3.3 Proses Pengawetan Makanan dengan Metode Irradiasi
1. Makanan diproduksi dan dikirim oleh produsen yang telah bekerja sama dengan BATAN.
2. Packaging, yaitu pengemasan makanan dengan kemasan alufoil threelayer menggunakan alat vacuum sealer (vacuum sealer bertujuan untuk mengosongkan udara).
3. Freezing, yaitu pembekuan makanan yang telah dikemas dengan mesin pendingin (jika makanan tidak terlalu besar, bisa menggunakan es batu).
5. Makanan siap untuk didistribusikan.
3.4 Produk yang dihasilkan BATAN
Produk yang telah dihasilkan oleh BATAN salah satunya rendang. Pada proses iradiasinya, rendang membutuhkan beberapa perlakuan, yaitu menggunakan kemasan alufoil three-layer, menggunakan dosis 45 kGy dalam jangka waktu kurang lebih tiga jam menggalami proses pembekuan. Saat ini BATAN sedang mengembangkan iradiasi makanan pada gudeg dan bandeng.
BATAN juga sedang mengembangkan produk-produk lain seperti nasi dan gudeg. Namun penelitian tersebut masih mengalami beberapa kendala seperti dosis penyinaran dan kemasan yang sesuai.
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
3. Penggunaan produk iradiasi makanan dari BATAN sangat bermanfaat untuk memperpanjang masa simpan, karena metode ini mematikan bakteri pembusuk pada makanan.
4. Produk iradiasi ini juga memberikan gizi yang stabil dan tidak memberikan residu pada makanan.
4.2 SARAN
1. Untuk BATAN:
Kami mengharapkan BATAN untuk meningkatkan kinerja membuat varian makanan yang dapat diawetkan dengan metode iradiasi.
2. Untuk Mahasiswa dan Masyarakat Umum:
Kami mengharapkan mahasiswa maupun masyarakat mendukung metode iradiasi nuklir dalam pengawetan makanan.
Daftar Pustaka
BATAN. (2013). profil. Retrieved April 19, 2017, from BATAN: www.batan.go.id
Hasil produk makanan yang diiradiasi
Bapak Indra
(Narasumber iradiasi makanan)