• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Perilaku Guru terhadap Pendidikan Kesehatan Reproduksi dalam Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual pada Siswa di Sekolah Dasar Harapan 1 dan 2 Medan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Perilaku Guru terhadap Pendidikan Kesehatan Reproduksi dalam Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual pada Siswa di Sekolah Dasar Harapan 1 dan 2 Medan Tahun 2016"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Pendidikan kesehatan reproduksi atau pendidikan seks yang diberikan pada tingkat sekolah dasar merupakan salah satu upaya untuk mencegah tindak kekerasan seksual pada anak. Melalui pendidikan ini, guru berperan membantu orangtua agar anak menjadi mandiri dan bertanggungjawab terhadap dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Gambaran Perilaku Guru Dalam Hal Pendidikan Kesehatan Reproduksi Dalam Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Siswa di Sekolah Dasar Harapan 1 dan 2 Medan Tahun 2016.

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Data bersifat deskriptif analitik yang bertujuan menggambarkan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan guru terhadap pendidikan kesehatan reproduksi pada anak Sekolah Dasar Harapan 1 dan 2 Medan. Populasi penelitian adalah semua guru pada kedua sekolah dasar dan seluruh responden dijadikan sampel yaitu sebanyak 54 orang.

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil pada tingkat pengetahuan sebanyak 48 responden (88,9 %) pada katagori baik, 6 responden (11,1 %) sedang dan tidak ada responden pada tingkat pengetahuan kurang. Pada tingkat sikap sebanyak 47 responden (87,0 %) pada katagori baik, 6 responden (11,1 %) sedang dan 1 responden (1,9 %) pada tingkat sikap kurang. Kemudian gambaran pada tingkat tindakan pemberian pendidikan kesehatan sebanyak 41 responden (75,9 %) pada katagori kurang, 13 responden (24,1 %) sedang dan tidak ada responden pada tingkat tindakan baik.

Terdapat tindakan yang tidak seimbang dengan pengetahuan dan sikap. Hal ini menunjukkan meskipun guru telah mengetahui tentang pendidikan kesehatan reproduksi namun pada beberapa sisi masih menganggap itu tabu untuk disampaikan pada anak. Di sisi lain, tidak adanya peraturan khusus yang mendukung guru dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi dalam upaya pencegahan kekerasan seksual terhadap siswa di sekolah.

Diharapkan kepada Dinas Pendidikan dan Kesehatan serta pihak terkait melakukan langkah strategis baik dari kebijakan pemerintah maupun regulasi khusus yang mendukung pemberian pendidikan kesehatan reproduksi melalui pendidikan di sekolah oleh guru utamanya sebagai pencegahan kekerasan pada anak yang mengancam kapan dan dimana saja. Di sisi lain juga dibutuhkan sosialisasi yang bertujuan meningkatkan kepekaan guru terhadap bahaya yang mengancam anak. Kemudian penguatan melalui pelatihan bagi guru untuk mengubah pandangan yang masih konservatif dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilannya dalam hal pendidikan kesehatan reproduksi menjadi lebih terbuka namun juga tetap disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.

Kata Kunci : guru sekolah dasar, pendidikan kesehatan reproduksi, anak, kekerasan seksual

(2)

ABSTRACT

Reproductive health education or sex education given at primary school is one of the efforts to prevent sexual abuse/violence in children. Through this education, teachers have the role to help the parents in order to make children become independent and responsible for themselves. This study aims to clarify the teacher behavior on reproductive health education in the prevention of sexual abuse of students at Sekolah Dasar Harapan 1 and 2 Medan in 2016.

This research uses a quantitative research method. Data is descriptive analytic aims to describe the level of knowledge, attitudes and actions towards reproductive health education of teachers at the elementary school students at Sekolah Dasar Harapan 1 and 2 Medan in 2016. The study population was all teachers in both primary schools and all respondents were sampled about 54 people.

Based on the results of the study, the results obtained at the level of knowledge of 48 respondents (88.9%) in good category, 6 respondents (11.1%) moderate and no respondents at the lack rate of knowledge. At the level of attitude about 47 respondents (87.0%) are in good category, 6 respondents (11.1%) moderate and one respondent (1.9%) at a less attitude rate. Then an overview on the level of action to provide health education about 41 respondents (75.9%) in the category of less, 13 respondents (24.1%) moderate a nd no respondents at the level of a good action.

That actions are not balanced with the knowledge and attitudes. This show even though the teacher in this case have known about reproductive health education but on several sides still consider it taboo to be delivered to the child.

Other than that, there isn’t specially regulation support terachers to give

reproductive health education in the prevention of sexual abuse of students at school.

It is expected to Health and Educational parties do good strategic from either government policy or regulation that supports the provision of reproductive health education at schools by teachers primarily as prevention of child abuse that threatens anytime and anywhere. On the other side sensitizing of the teachers is also needed to minimize the dangers that threaten the child. Then strengthening through training for teachers to change the perspective that is still conservative and increasing their knowledge and skills in terms of reproductive health education to become more open but still balanced to the conditions and needs.

Keywords: primary school teacher, reproductive health education, children, sexual abuse.

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pengumuman ini kami sampaikan dan bagi peserta pengadaan yang keberatan atas penetapan hasil kualifikasi dapat mengajukan sanggahan secara tertulis kepada

Lima Puluh Delapan Juta Sembilan Ratus Empat Puluh Empat Rupiah 60 NPWP PERUSAHAAN PENAWARAN SETELAH NEGOSIASI TERBILANG PENAWARAN SETELAH NEGOSIASI JANGKA WAKTU

Penelitian ini mengkaji struktur tegakan dan serapan karbon di Hutan Sekunder Tua (HST), Hutan Sekunder Muda (HSM), dan Hutan Belukar Tua (HBT) di Kawasan Lindung

Namun, efek penting yang bisa diamati pada performa neutronik bahan bakar blok VHTR adalah ketergantungan k ∞ pada radius kernel berkurang seiring dengan berkurangnya radius

Sejak tahun 2017, BAZNAS meluncurkan program Indeks Desa Zakat atau disingkat dengan IDZ yang merupakan sebuah alat mekanisme yang digunakan untuk mengukur

pelajar satu sama lain dalam ruang lingkup yang inklusif. Maka dari observasi yang dilakukan peneliti selama delapan minggu dari bulan Juni-September 2019 adalah

Dari hasil tersebut, maka kami mengajukan saran sekaligus rekomendasi untuk pengabdian masyarakat ke depan, khususnya yang berkaitan dengan UKM, antara lain: melakukan

Hipotesis 2 : Kesadaran Merek, Loyalitas Merek, Dan Kualitas Yang Dirasakan secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap niat pembelian konsumen pada