• Tidak ada hasil yang ditemukan

Elok Annisa Devi 21100113120033 2017 Bab I TA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Elok Annisa Devi 21100113120033 2017 Bab I TA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Cekungan Jawa Timur merupakan salah satu cekungan minyak yang produktif di Indonesia. Dari berbagai penelitian sebelumnya, diketahui melalui studi geokimia minyak dan gas secara regional dari sekitar 100 sumur serta rembesan minyak bahwa minyak-minyak pada cekungan ini dihasilkan oleh batuan induk dengan fasies asal darat hingga tepi laut dengan kondisi sub-oksik hingga oksik (Satyana dan Purwaningsih, 2003). Adapun dari analisis fasies asalnya, didapat indikasi bahwa beberapa kemungkinan batuan induk penggenerasi minyak di Cekungan Jawa Timur, diantaranya adalah serpih dan batubara dari Formasi Ngimbang berumur Eosen, Formasi Kujung bagian bawah berumur Oligosen – Miosen, dan Formasi Tuban bagian bawah berumur Miosen Awal (Satyana dan Purwaningsih, 2003). Namun, dari penelitian geokimia terkini pada Cekungan Jawa Timur bagian utara diyakini bahwa selain batuan induk berumur Kenozoikum, terdapat batuan induk berumur Kapur yang menjadi indikasi bahwa eksplorasi Mesozoikum kemungkinan dapat dikembangkan di cekungan ini (Sutanto dkk., 2015).

(2)

Proses penelitian ini dilakukan untuk melakukan optimalisasi studi tentang proses pembentukan hidrokarbon yang tidak hanya dilakukan pada daerah frontier

saja, melainkan juga pada daerah yang sudah produktif menghasilkan hidrokarbon untuk dapat dicari alternatif-alternatif prospek eksplorasi lainnya. Oleh karena itu, dilakukan analisis geokimia terhadap famili minyak untuk mengetahui genesis dari minyak bumi yang dihasilkan melalui korelasi minyak dengan minyak, dan korelasi minyak dengan batuan induk, sekaligus menganalisis karakteristik batuan induk untuk mengevaluasi sumber potensi hidrokarbon meliputi kualitas, kuantitas, dan kematangan dari batuan induk terbukti penggenerasi minyak-minyak di Cekungan Jawa Timur.

Selain itu, analisis geokimia minyak dan batuan induk yang belum dilakukan secara detail pada lapangan minyak Joint Operating Body Pertamina PetroChina

East Java (JOB PPEJ), Cekungan Jawa Timur juga menjadi salah satu latar belakang penulis dalam melaksanakan penelitian ini. Pada pelaksanaannya, akan timbul permasalahan-permasalahan yang akan dijawab melalui penelitian geokimia ini guna membuktikan konsep-konsep pengetahuan mengenai generasi minyak yang berkaitan dengan batuan induk penggenerasinya pada Cekungan Jawa Timur.

I.2 Permasalahan

Permasalahan-permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik famili dan korelasi minyak pada daerah penelitian?

2. Bagaimana korelasi antara sampel minyak dengan batuan dari berbagai formasi yang menyusun Cekungan Jawa Timur?

(3)

4. Bagaimana kualitas, kuantitas, dan kematangan material organik dari batuan induk terbukti penggenerasi minyak di daerah penelitian?

I.3 Maksud dan Tujuan

Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data biomarker, isotop karbon-13, TOC, rock eval pyrolisis (RE), dan reflektansi vitrinit (Ro) dalam melakukan kajian dan analisis geokimia mengenai korelasi minyak dengan minyak, korelasi minyak dengan batuan induk, dan evaluasi potensi batuan induk terbukti pada daerah penelitian.

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian tugas akhir ini, sebagai berikut: 1. Mengetahui kesamaan atau perbedaan karakteristik famili minyak di

Lapangan Edelweiss dan Lapangan Crisan (korelasi minyak dengan minyak), berdasarkan data biomarker dan isotop karbon-13.

2. Mengetahui batuan induk yang menghasilkan minyak di Lapangan Edelweiss dan Lapangan Crisan (korelasi minyak dengan batuan induk), berdasarkan data biomarker dan isotop karbon-13.

3. Mengetahui kualitas, kuantitas, dan kematangan batuan induk terbukti penggenerasi minyak Lapangan Edelweiss dan Lapangan Crisan, berdasarkan data TOC, RE, dan reflektansi vitrinit.

I.4 Ruang Lingkup Penelitian

(4)

Formasi Kujung, Formasi Wonocolo, dan Formasi Ngrayong yang berasal dari Sumur Dandelion-1, Tulip-1, dan Flamboyan-1.

Gambar 1.1 Lokasi Penelitian di Cekungan Jawa Timur (Geological Well Report JOB PPEJ,

2012).

I.5 Waktu Penelitian

(5)

Tabel 1.1 Waktu Penelitian Tugas Akhir di JOB PPEJ.

I.6 Manfaat Penelitian

Penelitian dari tugas akhir ini berguna untuk pihak-pihak, seperti di bawah ini:

1. Penulis

Penelitian ini berguna untuk menjadi data utama penulis selama proses analisis geokimia untuk korelasi minyak dengan minyak, korelasi minyak dengan batuan induk, serta evaluasi potensi kualitas, kuantitas, dan kematangan batuan induk dari daerah penelitian yang termasuk dalam wilayah Cekungan Jawa Timur.

2. Joint Operating Body Pertamina PetroChina East Java

Penelitian ini berguna untuk mengetahui sistem petroleum daerah penelitian yang menjadi salah satu lapangan produksi di Cekungan Jawa Timur. Selain itu, dengan mengetahui sistem petroleum di daerah penelitian terdiri dari satu batuan induk atau lebih dapat menjadi landasan pelaksanaan eksplorasi lanjut bagi perusahaan.

3. Masyarakat

Memberikan wawasan terutama mengenai analisis geokimia hidrokarbon melalui sistematika korelasi minyak dengan minyak, korelasi minyak dengan batuan induk, dan evaluasi potensi batuan induk dalam proses eksplorasi minyak dan gas bumi di Indonesia.

Aktivitas Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4

Studi Literatur

Akuisisi Data

Pengolahan Data

Analisis dan Interpretasi Data

Pembuatan Laporan

(6)

I.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian sebelumnya telah banyak dilakukan di Cekungan Jawa Timur. Namun, untuk daerah penelitian ini sendiri masih cukup terbatas adanya penelitian terdahulu yang telah dilakukan, terutama yang berkaitan dengan korelasi geokimia dan evaluasi batuan induknya. Adapun penelitian terdahulu, diantaranya ialah:

1. Satyana, A.H., dan Purwaningsih, M.E.M., 2003, Geochemistry and Habitat of Oil and Gas in the East Java Basin: Regional Evaluation and New Observations, in Proceedings of 31st Annual Conference Indonesian Association of Geologists (IAGI).

Penelitian ini menjelaskan mengenai studi geokimia yang dilakukan secara regional terhadap sampel minyak dan gas di Cekungan Jawa Timur. Sehingga didapatkan hasil mengenai minyak yang berasal dari offshore

pada Cekungan Jawa Timur berasal dari batuan induk yang memiliki lingkungan lebih darat dibandingkan dengan wilayah onshore. Adapun mengenai gas, ditemukan tiga tipe gas berupa termogenik, biogenik, dan campuran. Selain itu juga dilakukan evaluasi terhadap gas CO2 yang menunjukkan bahwa peningkatan CO2 berarosiasi dengan degradasi termal pada karbonat Formasi Kujung.

2. Satyana, A.H., dan Purwaningsih, M.E.M., 2003, Geochemistry of the East Java Basin: New Observations On Oil Grouping, Genetic Gas Types and Trends Of Hydrocarbon Habitats, in Proceedings of the Indonesian Petroleum Association, 29th Annual Convention & Exhibition.

(7)

3. Sutanto dkk., 2015, Mesozoic Source Rocks in Northeast Java Basin, Indonesia: Evidence from Biomarkers and New Exploration Opportunities,

in Proceedings of the Indonesian Petroleum Association, 39th Annual Convention & Exhibition.

Penelitian ini menjelaskan mengenai kemungkinan potensi hidrokarbon di Cekungan Jawa Timur Utara dengan umur yang lebih tua dari Kenozoik menggunakan analisis biomarker. Studi ini mengintergrasikan konsep mengenai evolusi tektonik dan petroleum geokimia dengan mengambil sampel minyak dari area Sepanjang yang dianalisis laboratorium dengan metode GC dan GC-MS. Namun, studi ini masih terbatas dengan hanya menggunakan biomarker triterpana dan sterana, yang tidak dapat memberikan determinasi mengenai lingkungan pengendapan dengan akurat. Sehingga masih perlu dilakukan analisis karbon isotop untuk validasi lebih lanjut.

4. Matthews, S.J., dan Bransden, P.J.E., 1995, Late Cretaceous and Cenozoic Tectono-Stratigraphic Development of the East Java Sea Basin, Indonesia: Marine and Petroleum Geology, v. 12, p. 499-510.

Penelitian ini mengenai observasi stratigrafi dari data sumur dan seismik, observasi struktur dari data seismik, serta interpretasi struktur dan stratigrafi Cekungan Jawa Timur. Dari penelitian ini diketahui bahwa terjadi tiga megasikuen yang membentuk cekungan ini.

5. Nugraha, Harya Dwi dkk., 2016, Ngimbang Clastics Play in the East Java Basin: New Insight and Concepts for North Madura Platform. Petronas Carigali Indonesia and Petronas Exploration International.

Penelitian ini menjelaskan mengenai tectonostratigraphic framework

pada Cekungan Jawa Timur yang terbagi menjadi empat megasikuen berupa pre-rift, syn-rift, post-rift, dan inversi. Selain itu, pada penelitian ini juga menjelaskan mengenai jalur utama dari Ngimbang clastics play pada

Gambar

Gambar 1.1 Lokasi Penelitian di Cekungan Jawa Timur (Geological Well Report JOB PPEJ, 2012)
Tabel 1.1 Waktu Penelitian Tugas Akhir di JOB PPEJ.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ini menunjukkan bahwa sampel batuan induk Formasi Talang Akar memiliki korelasi sangat kuat dengan semua sampel minyak sehingga sangat memungkinkan bahwa

Selain itu, dilakukan pula evaluasi geokimia bawah permukaan lebih detail pada Formasi Belumai dan membandingkan potensi batuan induk pada Formasi Belumai tersebut dengan

Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu telah membahas geologi regional, sistem petroleum, dan geokimia batuan induk di Cekungan Jawa

1 Evaluasi Potensi Batuan Induk pada Shale Formasi Nanggulan di Kulon Progo, Yogyakarta Berdasarkan Karakteristik Geokimia dan Petrologi Organik.. BAB I

Penelitian Tugas Akhir ini dititikberatkan pada analisis kecenderungan suatu batuan untuk menghasilkan asam tambang berdasarkan analisis geokimia batuan untuk

Salah satu metode untuk memahami kondisi tektonik provenans, dan memberikan pemahaman mengenai proses serta lingkungan diagenesis yang terjadi selama batuan

Oleh itu, penulis percaya bahawa pengelasan secara kolektif dengan mengambilkira aspek-aspek seperti mineralogi, kaitan antara batuan dan geokimia seperti yang

Dari penelitian tentang korelasi batuan induk dengan sampel minyak, cenderung menyimpulkan bahwa batuan induk berasal dari batuan yang berumur Paleogen, namun demikian