LAMPIRAN DARI
RANTJANGAN UNDANG-UNDANGAN TENTANG RENTJANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN
1956 – 1960
GARIS-GARIS BESAR
RENTJANA PEMBANGUNAN
LIMA TAHUN
GARIS GARIS BESAR BA 1. Pendahuluan ...5 BA
B 2. Penduduk .. ... 10 BA
B 3. Pembiajaan rentjana pembangunan ...20 BA
B 4. Pertanian, kehutanan, kehewanan dan perikanan 29 BA
B
5. Pengairan ...60 BA
B 6. Sumber-sumber mineral ...71 BA
B 7. Tenaga listrik ...94 BA
B 8. Perindustrian ...103 BA
B 9. Perhubungan ... 12
6 BAB 10. Sumber tenaga kerdja ...13
8 BAB 11. Hubungan perburuan ...14
8 BAB 12. Pendidikan ...15
7 BAB 13. Kesehatan ...20
1 BAB 14. Kesedjahteraan sosial dan djaminan
sosial ...214 BAB 15. Perumahan ...22
7 BAB 16. Pembagunan masjarakat desa ...23
2 BAB 17. Koperasi ...24
9 BAB 18. Transmigrasi ...25
7 BAB 19. Administrasi pemerintahan ...26
7
BAB 20. Pekerdjaan merentjana dan
BAB 1..
P E N D A H U L U A N.
1. Dipandang dari sudut jang praktis, akan tidak sesuai dengan kenjataan, djika kita menjusun
dan mendjalankan suatu ren-tjana
pembangunan ekonomi jang melebihi dari lima sampai dengan sepuluh tahun.
Akan berguna sekali untuk mengadakan analisa, apakah pangkalan-pangkalan haluan jang pokok jang akan dibentangkan selandjutnja dibawah ini, dapat menimbulkan suatu harapan jang sudah sewadjarnja, bahwa dalam masa satu keturunan, Indonesia mampu mengembangkan perekonomiannja jang mendjamin rakjatnja suatu kenaikan dalam tingkat hidupnja setjepat suatu kenaikan jang normal, jang dialami oleh negara jang sudah madju.
2. Menurut pengalaman-pengalaman di
Indonesia selama bebe-rapa tahun jang berselang ini, djuga pengalaman dari beberapa negara di Asia jang mempunjai kedudukan dan struktur perekonomian jang sama, maka dapatlah ditarik suatu pangkalan haluan jang pokok tentang kemungkinan arah dari perkem-bangan di Indonesia.
Pangkalan haluan ini jang akan dibentangkan dalam pasal-pasal jang berurutan dibawah ini, tergantung dari: a) prinsip-prinsip dan norma-norma jang
pokok, jang berlaku setjara universil; b) arti dan besarnja suatu kebidjaksanaan
Pemerintah jang membawa negara kearah tjita-tjita jang dikehendakinja;
c) sambutan dan sikap dari masjarakat terhadap rentjana Pemerintah tersebut dan kesediaan seluruh anggauta masjarakat tadi untuk membantu dan bekerdja sama dengan Pemerintah untuk melaksanakan program tadi.
4. Selama djangka waktu 1951.—1955, maka tingkat pembentukan modal untuk setiap tahunnja berkisar sekitar 5 dan 6%, sedangkan tingkat kenaikan Pendapatan Nasional kita,
diukur dari sudut kenaikan produksi barang
dan djasa-djasa untuk
setiap tahunnja selama djangka waktu 1951--1955 tersebut, hanjalah sebesar 3% dari Pendapatan Nasional.
Djadi perbandingan antara djumlah pembentukan modal (modal jang kita butuhkan)
dengan djumlah pertambahan Pendapatan
Nasional selama djangka waktu itu ialah kurang dari 2 ; 1.
Dalam arti kata istilah dunia pengetahuan ekonomi, maka hal ini disebut bahwa marginal capital output ratio kita berkisar sekitar djumlah pendu-duk Indonesia bertambah banjak untuk setiap tahunnja dengan 1,7% dan kemungkinan besar sekali, bahwa dalam 10 atau 20 tahun jang akan datang ini pertambahan djumlah penduduk mendjadi 2% setiap tahunnja. 6. Sebagaimana disebut pada pasal 4 diatas
tadi, kita meng-alami selama djangka waktu
1951-1955 rata-rata setiap
tahun-nja suatu kenaikan dalam Pendapatan Nasional kita sebanjak 3%. Antara djangka waktu 1956-1960 diharapkan kenaikan Pendapatan Nasional tiap tahun sebesar 3%
7. Dapatlah diperhitungkan dengan lajak, bahwa dari djumlah 1,3% kenaikan Pendapatan Nasional setiap tahunnjajper djiwa ini 40% dari 1,3%, jakni 0,52% dari Pendapatan
Nasional rata-rata setiap tahunnja
dipergunakan untuk penanaman modal jang baru,
mempertinggi tingkat penghidupan setiap tahunnja.
9. Perlulah ditegaska disini, bahwa djumlah 40% dari kenaikan
dalam Pendapatan Nasional kita per djiwa untuk pembentukan
modal setiap tahunnja tersebut bukanlah disebabkan oleh
ka-rena setiap orang mendjadi bertambah besar "saving
nja atau karena "propensity to save" jang bertambah tinggi, tetapi djustru sengadja akan diwudjudkan oleh Pemerintah dengan djalan kebidjaksanaan dan tindakan Pemerintah da-lam lapangan fiskal, moneter dan ekonomi. Untuk mentjapai hal ini, maka tindakan Pemerintah untuk mendjaga kestabilan dan menjehatkan keadaan keuangan Indonesia adalah suatu sjarat jang mutlak.
10. Dalam tahun 1960 jakni pada achir tahun Rentjana Lima Tahun jang I jang akan datang
ini dapat diharapkan bahwa tingkat
pembentukan modal kita akan berkisar sekitar 8% per djiwa. Dalam tahun 1965 jakni pada achir tahun Rentjana Lima Tahun kita
Segala perhitungan-perhitungan ini adalah taksiran jang pa-ling rendah jang dapat kita harapkan dari buah hasil Rentjana Lima Tahun jang akan kita djalankan.
11. Perlu ditegaskan disini, bahwa marginal capital output ratio sebesar ± 2 hanjalah berlaku selama djangka waktu Rentjana Lima Tahun jang I (1956-1960), dimana pekerdjaan pemba-ngunan kita masih terbatas dan bersifat kepada pekerdjaan pembetulan-pembetulan terhadap kerusakan-kerusakan akibat perang
Dunia-II jang baru lalu mengurangi
"bottlenecks", penanaman modal jang bersifat menambah dan menjempurna-kan alat-alat perlengkapan modal jang sudah ada, dan per-baikan serta penjempurnaan tjara-tjara produksi kita agar lebih effisien, jang kesemuanja berakibat, bahwa kebutuhan kita akan peralatan modal relatip tidak begitu besar. Djadi dapat diharapkan bahwa marginal
capital-output ratio makin lama makin
dalam peralatan modal untuk men-dapatkan kesatuan harga dalam produksi.
12. Djika kita berdasarkan faktor-faktor jang disebut tadi, meng-adakan suatu taksiran tentang tingkat pembentukan modal dan lain-lain selama 20 tahun jang akan datang ini, maka pada tahun 1975 dan pada tahun-tahun berikutnja jang akan
datang dapat diharapkan, bahwa tingkat pembentukan modal setiap tahunnja akan mentjapai 20% dari Pendapatan Nasional pada waktu itu. dan kalau dihitung per djiwa berdjumlah 3%.
13. Pada saat inilah Indonesia mentjapai suatu tingkat perekono-mian jang disebut "a stage of self-generating expansion" da-lam arti
kata bahwa perekonomian kita sudah mempunjai ke-kuatan dan dinamik sendiri untuk berdjalan dan menudju setiap tahunnja selalu kearah perkembangan, seperti halnja dengan negara-negara jang sudah madju.
Setelah tahun 1975 maka Pendapatan Nasional untuk seluruh penduduk Indonesia akan berlipat dua kali dalam djangka waktu 15 tahun berikutnja, sedangkan diukur per djiwa Pen-dapatan Nasional kita baru akan berlipat dua kali dalam djangka waktu 24 tahun dibutuhkan suatu masa jang penuh pertjobaan fang hares dialami oleh keturunan sekarang pada tahun 1975 dan berikutnja.
15. Mungkin ada beberapa orang jang beranggapan, bahwa djangka waktu 20 tahun tersebut adalah terlalu lama dan membikin rakjat tidak sabar lagi untuk menunggu basil buah dari Rentjana Pembangunan kita.
Tetapi djika kita menoleh 20 tahun kebelakang jakni tahun 1935, maka' terasa bahwa waktu 20 tahun tersebut adalah baru sebentar sadja.
PENDAPATAN NATIONAL
16. Mungkin dapat dibatasi dan diperpendek djangka waktu 20 tahun tersebut atau dengan lain perkataan meringankan penderitaan dan pertjobaan dari keturunan jang sekarang ini djika dapat diperoleh bantuan dari luar negeri untuk mem-bantu terlaksananja Rentjana Pembangunan Lima Tahun kita. Tetapi akan merupakan suatu sikap jang bidjaksana bila kita tidak mendasarkan diri atas bantuan luar negeri tersebut. Lebih baik lagi, bila kita menganggap bahwa bantuan dari luar negeri djika memang ini ada dan tidak merugikan kita,
adalah semata-mata sebagai tambahan
(supplemen) dari sum-ber-sumber pembiajaan kita sendiri.