• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pidato Penjerahan Usul Rantjangan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Semesta Berentjana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pidato Penjerahan Usul Rantjangan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Semesta Berentjana"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENERBITAN CHUSUS 135

PIDATO PENJERAHAN

USUL RANTJANGAN DASAR UNDANG­UNDANG PEMBANGUNAN NASIONAL SEMESTA BERENTJANA

KEPADA P.J.M. PRESIDEN

diutjapkan dalam Rapat Pleno Istimewa Depernas pada hari Sabtu tanggal 13 Agustus 1960 dikota Bandung

o16h Prof. Mr H. Muhammad Yamin Menteri/Ketua Dewan Perantjang Nasional

(2)
(3)

Paduka jang Mulia Presiden, jang Mulia para Menteri, Para Pembesar Sipil dan Militer,

jang Mulia para Kepala Perwakilan Diplomatik, Para Anggota Panitia Keahlian Pembangunan, Para Anggota Depernas, dan

Hadirin dan hadirat jang terhormat.

§ 1. Rapat pleno istimewa Depernas pada tanggal 13 Agustus 1960 ini saja buka dan saja akan mulai memberi uraian tentang maksud dan tudjuan rapat.

Terlebih dahulu raja mengutjapkan terima kasih atas kedatangan Saudara-saudara sekalian untuk menghadiri rapat pleno istimewa ini. Saudara-saudara datang dari seluruh tanah Indonesia dari Sabang sampai Merauke; para wakil diplomatik mewakili segala negara seluruh dunia.

Sebagai tertjantum dalam Surat undangan jang telah disampai-kan kepada Saudara-saudara, maka rapat pleno istimewa ini diada-kan untuk menjerahdiada-kan usul Rantjangan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Semesta Berentjana jang pertama kepada Presiden Republik Indonesia.

Rapat ini adalah amat penting artinja bagi Depernas dan lebih penting lagi artinja untuk seluruh Bangsa Indonesia.

Sidang pleno istimewa seperti ini dalam usia Depernas adalah jang ketiga kalinja sedangkan Anggota-anggota Depernas telah ber-hadapan dengan Presiden Pemimpin Revolusi Indonesia serta se-genap Menteri untuk ke-empat kalinja dalam masa satu tahun jang lampau, jaitu:

Pertama, pada tanggal 15 Agustus 1959 sewaktu para Anggota Depernas dilantik di Istana Negara di Djakarta.

Kedua, pada tanggal 28 Agustus 1959 djuga di Istana Negara, pada ketika mana Presiden telah berkenan memberi Amanat tertulis dan Amanat jang diutjapkan untuk digunakan sebagai pedoman berkerdja Depernas. Pada ketika itu segenap Anggota Depernas menjatakan kepada Paduka Jang Mulia Presiden, bahwa rantjangan dasar undang-undang pembangunan nasional semesta berentjana jang pertama akan disiapkan sebelum hari Proklamasi tahun 1960.

(4)

Ketiga, pada tanggal 9 Djanuari 1960 digedung ini sewaktu Presiden berkenan menegaskan Amanat pembangunan.

Keempat, sekarang pada hari Sabtu tanggal 13 Agustus 1960, empat hari sebelum kita merajakan hari Proklamasi jang ke-XV dalam Tahun 1960, Depernas mengadakan rapat piano istimewa lagi dengan Presiden ditengah-tengahnja, dengan maksud menjerah-kan usul Rantjangan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Semesta Berentjana jang pertama kepada Presiden sebagai bukti kesanggupan menebus djandji jang telah diutjapkan oleh Depernas pada tanggal 28 Agustus 1959 di Istana Negara. Sembojan Bangsa Indonesia dalam menunaikan tekad bulatnja berbunji:

Utang kita bajar Piutang kita terima.

Hadirin jang terhormat,

§ 2. Depernas dibentuk dengan Undang-undang nomor 80 tahun 1958 dan Peraturan Pemerintah Nomor 49 tahun 1959 dan Pene-tapan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1959 mengatur tugas dan tata tertib bekerdja Depernas. Depernas ditugaskan per-tama-tama untuk menjusun rentjana pembangunan Indonesia.

Komposisi Depernas jang disusun manurut perwakilan golongan dan Lingkungan hidup serta perwakilan daerah-daerah seluruh Indonesia sesuai dengan sjarat perwakilan menurut Konstitusi 1945, dalam satu tahun jang lampau telah membuktikan bahwa struktura tersebut adalah sangat bidjaksana karena dapat mentafsir-kan detik nadi seluruh Bangsa dan daerah Indonesia.

Disamping tugas membuat rentjana, Depernas ditugaskan pula mengadakan penindjauan sera melaksanakan pengawasan dan penilaian atas segala pembangunan jang didjalankan dinegara kita baik oleh Negara maupun oleh Swasta. Penetapan demikian itu sangat tepat. Masuk pula kedalam istilah perentjanaan menjusun rentjana pelaksanaan pembangunan.

Hadirin jang mulia,

(5)

Tugas Depernas ialah mengkordinir segala perentjanaan pem-bangunam dinegara kita, agar dapat dihindarkan simpang-siurnja pemikiran dan tindakan jang selama ini sangat merugikan kita bersama. Tugas ini amat berat, tidak sadja ditindjau dari sudut materiil tetapi djuga dari sudut psychologis. Dalam perdjalanan sedjarah, kita telah demikian biasanja pada pemikiran sendiri, tindakan sendiri dan kepentingan sendiri dengan sering melupakan pemikiran bersama, tindakan bersama dan kepentingan bersama.

Perubahan jang ingin ditjiptakan dengan adanja Depernas di-terima berbeda-beda. Sebagian melihat Depernas sebagai usaha mengurangi kompetensi sesuatu instansi, tetapi Rakjat Indonesia um umnja sangat berterimakasih atas lahirnja Depernas, karena mereka lebih menginsjafi perlunja pemikiran bersama, tindakan bersama untuk mengabdi lebih besar kepada kepentingan bersama. Bangsa Indonesia berpendapat bahwa kemerdekaan jang diprokla-mirkan 15 tahun jang lampau harus diisi dengan pembangunan semesta.

Saudara-saudara jang terhormat,

§ 4. Dalam pekerdjaannja selama sebelas bulan jang lampau Depernas selalu berpedoman pada beberapa naskah nasional jang kita kenal bersama jaitu:

1. Undang-undang Dasar 1945, 2. Manifesto Politik,

3. Amanat Pembangunan Presiden,

4. Penegasan Amanat Pembangunan Presiden.

Dalam ke-empat naskah tersebut telah ditentukan bahwa tudjuan seluruh pembangunan adalah mewudjudkan Amanat penderitaan Rakjat jaitu mentjiptakan masjarakat Indonesia jang adil dan makmur. Dalam Amanat Presiden telah ditentukan bahwa ran-tjangan pembangunan jang dibuat harus memenuhi sjarat-sjarat nasional, semesta, berentjana dan ia harus terdiri dari tri-palo.

Nasional, karena pola tersebut harus menggambarkan keinginan seluruh daerah dan seluruh lapisan dan golongan bangsa Indonesia ,dari Sabang sampai ke Merauke. Penebaran projek pembangunan mendjamin sifat nasional Indonesia, sehingga ekonomi tidak perlu dibentuk diatas tuntutan-tuntutan jang tak bermanfaat.

Semesta, karena pola tersebut harus meliputi seluruh lapangan hidup bangsa dan negara.

(6)

Berentjana, karena tidak mungkin tertjapai pelaksanaan masja-rakat adil dan makmur sekaligus akan tetapi dilaksanakan setapak demi setapak, tahap demi tahap, tingkat demi ting-kat, daerah demi daerah, lapangan demi lapangan, dengan lain perkataan tidak sekaligus tetapi setjara berentjana, tetapi dengan tjepat dan deras sesuai dengan irama gelombang Revolusi Indonesia.

Tri-pola, karma pola tersebut harus terdiri atas 3 pola jaitu: 1. pola projek,

2. pola pendjelasan dan 3. pola pembiajaan.

Kemudian telah ditentukan pula bahwa rantjangan pembangunan ini akan dinamai Rantjangan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Semesta Berentjana jang mendjadi haluan pembangunan bagi negara sesuai dengan istilah dalam Konstitusi Proklamasi pasal 3.

Achirnja telah ditentukan, bahwa rantjangan tersebut akan di-sahkan. oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara dan sesudah disahkan maka tidak ada satu instansipun jang boleh merubah naskah itu.

§ 5. Kepada Dapernas ditugaskan untuk menggariskan gam-barnja dengan djiwa pelukis jang tegas, kuat dan terang dengan garis-garis jang berkata kepada Bangsa Indonesia; membuat gambar jang memberi harapan kepada kita semua; gambar jang dapat mengadjak Bangsa Indonesia untuk mengerdjakannja; gambar jang sesuai dengan irama, rasa keperibadian dan tinjauan hidup Bangsa Indonesia.

Tugas ini amat berat, terlebih-lebih kalau diingat waktu jang sangat terbatas, pengalaman jang kurang dan sedikitnja tenaga jang ada pada Dapernas. Tetapi tugas jang berat dirasakan oleh Depernas mendjadi rungan, karena bertekad bulat hendak mengabdi kepada Bangsa. Waktu jang terbatas dirasakan mendjadi agak pandjang, karena Dapernas bekerdja dengan tidak menghiraukan malam atau siang. Dapernas bekerdja selama ada tjahaja.

Saudara-saudara jang terhormat,

§ 6. Dalam menjusun rantjangan pembangunan, Dapernas telah lebih dahulu mengikuti sedjarah pembangunan dalam negara kita dalam 10 tahun Jang lampau jaitu dari tahun 1950 hingga sekarang.

(7)

Bukti-bukti pembangunan dalam berbagai lapangan adalah sebagai berikut:

1. Produksi beras menaik dari 5,7 djuta ton mendjadi 7,9 djuta ton. Produksi beras tahun 1940 4,7 djuta ton dengan djumlah pen-duduk 70 djuta orang.

2. Karet alam menurun dari 819.000 ton mendjadi 704.000 ton. Produksi karet tahun 1940 549.000 ton.

3. Produksi tembakau menaik dari 55.000 ton mendjadi 78.000 ton. Produksi tembakau tahun 1940 97.000 ton.

4. Kopra menaik dari 739.000 ton mendjadi 1.100.000 ton.

Produksi kopra tahun 1940 594.000 ton tidak termasuk jang dipakai sendiri oleh rakjat untuk konsumsi.

5. Minjak tanah mentah dari 6,8 djuta ton mendjadi 18,2 djuta ton.

Produksi tahun 1940 7,9 djuta ton.

6. Gas tanah dari 1 djuta ton mendjadi 2,8 djuta ton. Produksi gas tanah tahun 1940 1,3 djuta ton.

7. Batu bara menurun dari 800.000 ton mendjadi 637.000 ton. Produksi tahun 1940 1,4 djuta ton.

8. Listrik dari 184.000 kwh mendjadi 265.000 kwh. Produksi tahun 1940 180.000 kwh.

Gambaran diatas menundjukkan kemadjuan dan kemunduran. Sebagai keseluruhan gambaran itu tidaklah menggembirakan, djika diingat perkembangan zaman dan keadaan.

Berkat kemerdekaan nasional jang telah tertjapai, memang Bangsa Indonesia telah lama meliwati kepahitan hidup dengan sembojan kolonial „segobang satu hari”, tetapi kesedjahteraan belum masuk kedalam taraf Adil dan Makmur jang mendjadi dasar dan tudjuan pengisian kemerdekaan jang telah kita proklamirkan.

Apabila diteliti anggaran belandja Negara dari tahun 1950 sampai dengan tahun 1959, maka dapat diambil beberapa kesimpulan penting.

1. Belandja pegawai naik dengan 5,5 kali, sedang dalam

kenjata-annja tingkat penghidupan pegawai semakin rendah.

2. Belandja barang naik dengan 4 kali, sedang kenjataan nundjukkan bahwa kelantjaran-kelantjaran administrasi makin kendor karena kekurangan alat-alat.

3. Belandja modal naik dengan 48 kali, sedang pembangunan jang dilakukan hampir tak berarti.

4. Pengeluaran naik dengan 4 kali, sedang penerimaan naik dengan 2,5 kali, sehingga negara setiap tahun mengalami defisit jang makin besar.

(8)

5. Defisit naik dengan 11 kali jang mengakibatkan volume uang jang beredar dalam masjarakat bertambah besar dengan tidak diikuti tambahan barang.

6. Dalam merealisasi anggaran belandja baru satu kali kita menundjukkan kelebihan (surplus).

7. Hutang Pemerintah diluar negeri (1958) turun mendjadi 64% jaitu Rp. 2.421,— djuta jang berarti ± Rp. 26,— hutang devisen per-kapita.

8. Hutang dalam negeri naik dengan 2 kali jaitu Rp. 4.670,— djuta jang berarti ± Rp. 51,— hutang per-kapita.

9. Hutang djangka pendek naik dengan 8,5 kali jaitu Rp. 31.195 djuta, jang berarti ± Rp. 339,— hutang per-kapita. 10. Hutang pada Bank Indonesia naik dengan 8 kali jaitu

Rp. 24.832,— djuta jang berarti ± Rp. 270,— hutang per-kapita.

Dengan demikian maka setiap warga Indonesia telah dibebani

hutang sebanjak:

1. Rp. 26,—(devisen djangka pandjang)

2. „ 51,—(djangka pendek)

3. „ 339, —(hutang djangka pendek) 4. „ 270, —(hutang pada Bank Indonesia)

Rp. 686, —

Sedangkan pendapatan per kapita adalah Rp. 2500,— setahun. Semua angka-angka diatas tadi haruslah diprojektir kepada djumlah penduduk jang setiap tahun bertambah dengan 2,3% dan usia negara Indonesia merdeka selama 15 tahun serta mengingat kekajaan alam Indonesia dan achirnja diperbandingkan dengan kemadjuan negara-negara tetangga jang kira-kira bersamaan waktu merdeka dengan Indonesia dan jang djauh lebih kurang potensi alam dan tjatjah-djiwa manusianja.

Sebaliknja dapat kita mentjatat beberapa kemadjuan jang besar, kadang-kadang jang mengagumkan dalam bidang lain, seperti bi-dang pendidikan, bibi-dang kesedjahteraan sosial dan bibi-dang kesehatan.

Dalam bidang pendidikan didapati bukti-bukti sebagai berikut:

1950 1960

1. Sekolah Rakjat dari 24.775 mendjadi 29.892

Murid „ 4.977.304 „ 6.597.090

2. Sekolah Menengah „ 951 „ 2.113

(9)

3. Akademi dari 47 mendjadi 134

1.Bimbingan kader so- dari sial untuk desa

4.Panti-panti asuhan „ 157 „ 238.

5.Parai Karya „ 54 „ 145

6.Rehabilitasi Tjatjad „ 1 „ 11

7.Parai Pengasuhan Wa-Dalam bidang kesehatan didapati bukti-bukti sebagai berikut :

1950 1960

1.Rumah Sakit dari 664 mendjadi 768

Tempat tidur „ 63.080 „ 70.624

2.Poliklinik „ 3.020 „ 4.326

3. T.B.C.

Jang diperiksa hingga

tahun 1960 22,2 djuta

(10)

4. Frambusia

Ketjamatan jang mem-punjai Unit kerdja

hing-ga tahun 1960 1.611

Ketjamatan jang dilindungi 1.560

Warga jang dilindungi. 52 djuta

Gambaran suram haruslah diletakkan disamping gambaran terang untuk mendapat penilaian pembangunan jang objektif dan djika didjumlahkan hal-hal jang minus dengan hal-hal jang plus dan se-gala sesuatu diprojektir atas waktu 15 tahun merdeka, potensi alam dan potensi manusia Indonesia, maka satu-satunja kesimpulan jang dapat diambil ialah :

Dalam waktu jang lampau kita seharusnja dapat mentjapai gam-baran jang lebih menggembirakan.

Neratja pembangunan kita harus melahirkan satu keinsjafan di-kalangan pemimpin-pemimpin Bangsa Indonesia akan kelalaiannja didjaman jang lampau dan mudah-mudahan lahirlah keinginan mengedjar ketinggalan dengan langkah jang lebih tjepat dan lebih besar, agar dapat pertama-tama memberi perbaikan hidup pada rakjatnja sendiri dan achirnja pada waktu jang tidak terlampau lama dapat pula menjumbang dengan positif kepada kemakmuran seluruh umat manusia.

Saudara-saudara jang terhormat,

§ 7. Sebagai situ Dewan Umum maka Depernas dalam sebelas bulan jang lampau tidak banjak memperdengarkan atau memper-kenalkan pekerdjaannja kepada chalajak ramai. Keadaan demikian mempunjai keuntungan dan kerugian.

Keuntungannja ialah bahwa Depernas dapat bekerdja dengan te-nang sebagai seorang pekerdja dalam sebuah laboratorium jang sedang mentjari penjelesaian sesuatu problim jang sulit.

Kerugiannja ialah bahwa timbul pertanjaan dikalangan masja-rakat, dan kadang-kadang djuga dikalangan instansi pemerintah, apakah gerangan jang dikerdjakan oleh Depernas ?

Pada kesempatan ini dihadapan rapat pleno istimewa ini saja ingin melaporkan mengenai waktu bekerdja, tiara bekerdja serta neratja pekerdjaan Depernas.

Sesudah Depernas dilantik pada tanggal 15 Agustus 1959 dan men-dengar Amanat pembangunan pada tanggal 28 Agustus 1959, maka Depernas segera memulai sidang-sidangnja. Sebagian besar dari

(11)

waktu bekerdja dilaksanakan dikota Bandung karena Depernas ber-tekad segera ingin bekerdja dan tidak menangguh-nangguhkan waktu sampai ada gedung untuk berapat dikota Djakarta.

Waktu sebelas bulan itu dapat dibagi sebagai berikut :

1. Masa sidang pleno bulan September, Oktober dan Nopember 1959.

2. Masa sidang Seksi bulan Desember 1959 dan Djanuari Pebruari 1960.

3. Masa sidang Seksi bulan Pebruari dan Maret 1960.

4. Masa sidang Panitia Keahlian Pembangunan dan Panitia-panitia chusus bulan Maret, April, Mei dan Djuni 1960.

5. Masa sidang Pleno bulan Djuli 1960.

Seluruhnja berdjumlah 5 gelombang masa sidang.

Dalam masa tersebut telah diadakan 34 kali rapat pleno, 196 kali rapat seksi, 32 kali rapat panitia keahlian pembangunan dan 56 kali rapat panitia-panitia lain.

Dalam djumlah rapat-rapat pleno, seksi dan sebagainja Depernas tidak menghitung rapat-rapat sub-seksi dan tugas jang diberikan pada masing-masing anggota untuk mengumpulkan bahan-bahan atau mempeladjari sesuatu persoalan.

Dalam masa itu telah dibentuk 17 seksi jaitu : 1. Seksi Kemasjarakatan,

2. Seksi Kenegaraan,

3. Seksi Ekonomi/Keuangan, 4. Seksi Sandang/Pangan, 5. Seksi Industri Sandang, 6. Seksi Industri Pangan,

7. Seksi Industri Obat-obat dan Obat-obatan, 8. Seksi Industri,

9. Seksi Distribusi, Komunikasi dan Tourisme, 10. Seksi Pendidikan Tenaga Pembangunan, 11. Seksi Pendidikan,

12. Seksi Kebudajaan,

13. Seksi Penelitian (Research), 14. Seksi Kesedjahteraan Rakjat, 15. Seksi Keamanan/Pertahanan, 16. Seksi Pemerintahan,

17. Seksi Keuangan.

(12)

1. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Sandang, 2. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Pangan,

3. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Obat-obat dan Obat-obatan,

4. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Industri,

5. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Distribusi, Komunikasi dan Tourisme,

6. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Pendidikan dan Pendidikan Tenaga Pembangunan,

7. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Kebudajaan, 8. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Penelitian

(Research),

9. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Kesedjahteraan Rakjat,

10. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Pemerintahan, 11. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Keuangan, 12. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Pengerahan

Tenaga Rakjat.

Selain dari Panitia Keahlian Pembangunan tersebut diatas telah dibentuk pula tiga Panitia Chusus jaitu:

1. Panitia djumlah penduduk (Panitia Johannes). 2. Panitia Pendapatan Nasional (Panitia Kertonegoro). 3. Panitia Sosialisme Indonesia (Panitia Djokosoetono).

§ 8. Depernas bekerdja dengan seksi-seksi dan pleno. Tidak ada seorang anggotapun jang tidak dimasukkan dalam seksi, jang bekerdja dengan tugas tertulis dan dengan waktu jang ditentukan. Hasil seksi sesudah disempurnakan oleh pleno dibawa oleh Pim-pinan kesidang pleno untuk didjadikan pendapat pleno Depernas. Seksi-seksi telah bekerdja dengan giat sekali dibawah tekanan jang amat berat, karena segala sesuatu harus disiapkan menurut rentjana waktu jang telah ditentukan.

Dalam perdjalanan waktu telah terdjadi bahwa panitia perumus beberapa seksi bekerdja 2 sampai 3 minggu siang dan malam berturut-turut dengan tidak mengenal hari Sabtu dan hari Minggu agar rentjana waktu dapat ditepati.

Segala instansi baik Pemerintah maupun swasta membantu seksi-seksi dengan sepenuh kegiatan dan kerelaan hati.

(13)

Kehadiran anggota-anggota pada sidang rata-rata 73%.

Panitia-panitia keahlian memberi bantuan jang bernilai kepada Depernas. Dalam menjempurnakan pekerdjaannja Depernas telah berhasil mengumpulkan 270 orang tenaga ahli Indonesia dalam 12 bidang pembangunan. Para ahli tersebut memberi sumbangan jang besar, tidak sadja dalam perentjanaan tetapi nanti djuga dalam pelaksanaan rentjana. Para ahli Indonesia tersebut memberi keja-kinan kepada Depernas, bahwa tenaga-tenaga ahli Indonesia adalah tinggi mutunja dan mempunjai kapasitet jang besar sekali. Jang pinan Depernas telah merumuskan kesimpulan-kesimpulan tersebut sebagai berikut:

1. Dalam sebelas bulan jang lampau segenap keluarga Depernas telah bekerdja dengan sungguh-sungguh, baik para Anggota maupun Sekertariat dengan tidak mengenal siang dan malam dan dengan tidak menghiraukan soal-soal keuangan.

2. Penjelesaian tugas jang begitu berat didalam waktu jang begitu singkat hanja mungkin dikerdjakan karena semua anggota mempunjai tanggung djawab jang mendalam tentang tugas De-pernas untuk membantu memperbaiki masa depan bangsa kita.

3. Dalam masa jang lampau terdapat suatu team-work jang tinggi mutunja antara anggota-anggota seksi dan antara seksi dan pimpinan Depernas.

Saja sendiri sebagai Ketua Depernas, jang sudah bertahun-tahun mendjadi anggota Dewan jaitu dalam tiga zaman sedjak 1939 mengundjungi sidang, disiplin peribadi anggota sewaktu bersidang dapat dibuat mendjadi teladan bagi badan-badan lain dinegara Republik Indonesia.

§ 10. Neratja pekerdjaan Depernas dalam sebelas bulan jang lampau adalah sebagai berikut:

1. Amanat Pembangunan Presiden (Tiga kali) 139 halaman. 2. Uraian Menteri Inti dan Djawaban 378 halaman.

3. Naskah-naskah pleno 175 halaman.

(14)

4. Risalah Pleno 828 halaman.

5. Laporan Seksi-seksi 5.381 halaman.

6. Risalah Panitia Keahlian Pembangunan 1.247 halaman.

7. Laporan Panitia ehusus 233 halaman.

8. Memorandum-memorandum dan pendapat

masjarakat 2.010 halaman.

9. Bahan Pleno Terachir 789 halaman.

10. Dasar Azasi + Rantjangan Bidang Pokok 66 halaman. Djumlah: 11.246 halaman. Bahan sedjumlah 11.246 halaman telah disusun kembali dan diperpadat mendjadi 5.100 halaman.

Dalam penjusunan pekerdjaan ini Sekertariat telah bekerdja dibawah tekanan jang amat berat. Pada kesempatan ini saja ingin menjampaikan terima kasih Depernas kepada regu-regu jang telah membantu Sekertariat dalam dua bulan belakangan ini, jaitu:

1. Regu Institut Teknologi Bandung. 2. Regu Balai Pendidikan Guru.

3. Regu Fakultas Pertanian Bogor dan Regu Universitas Indonesia. 4. Regu Universitas Gadjah Mada.

5. Regu Universitas Padjadjaran.

6. Kepala-kepala Kantor dan pertjetakan di Bandung jang telah menggerakkan aparaturnja memperbanjak dan mendjilid 5.100 halaman dalam tempo 2 kali 24 djam.

Saudara-saudara jang terhormat,

§ 11. Depernas ingin meminta perhatian Sandara-saudara untuk dua hal jang penting sekali untuk perentjanaan jaitu: djumlah pen-duduk dan pendapatan nasional.

Dalam mendjalankan pekerdjaannja Depernas sering terbentur pada angka-angka jang berlainan mengenai penduduk jang diper-gunakan sebagai dasar perhitungan oleh berbagai instansi dalam negara kita. Depernas tidak dapat bekerdja atas angka-angka jang berlainan itu. Depernas menginsjafi bahwa soal penduduk adalah soal pokok dalam perentjanaan, karena penduduklah jang mendjadi tudjuan pembangunan dan penduduk pulalah jang mendjadi pe-laksana pembangunan. Keterangan-keterangan jang tepat mengenai djumlah penduduk adalah satu keharusan dalam setiap penjusunan rentjana dan dalam pelaksanaan dan penilaian pembangunan.

Didorong oleh keperluan, maka Depernas telah membentuk satu Panitia Djumlah Penduduk Indonesia jang setjara populer disebut Panitia Johannes.

Menurut penjelidikan Panitia tersebut jang mempergunakan se-gala bahan jang ada didalam dan diluar negeri, maka djumlah

(15)

duduk pada tahun 1960 adalah 92,7 djuta dan pada tahun 1970 akan mendjadi 116,4 djuta.

Prosentasi kenaikan penduduk jang dipergunakan untuk masa 1960 hingga 1970 adalah 2,3.

Depernas berpendapat bahwa perlu diadakan setjepat mungkin pentjatatan djiwa untuk mengumpulkan bahan-bahan selengkapnja mengenai penduduk kita. Depernas bersiap memimpin organisasi perhitungan tjatjah-djiwa jang akan berlangsung.

§ 12. Pendapatan Nasional.

Depernas berpendapat bahwa kurang bertanggung djawah mem-pergunakan angka pendapatan nasional bangsa kita pada ketika ini. Angka-angka jang dipakai oleh beberapa kalangan ialah 206 miljar untuk tahun 1959, Depernas telah meneliti angka-angka ini dan dengan menghitungnja berdasarkan sektor produksi, terutama di-sektor pertanian jang memberikan keterangan jang agak lengkap. Berdasarkan keterangan jang lampau jang merupakan angka tak-siran, maka djumlah pendapatan nasional Indonesia pada ketika ini tidaklah 206 miljar atau Rp. 2.200 per kapita, tetapi 236 miljar atau Rp. 2.500 setahun dengan djumlah penduduk sebanjak 92,7 djuta.

Sekali lagi perlu ditandaskan disini bahwa Depernas tidak ingin mempergunakan angka-angka jang berdasarkan taksinan. Angka-angka ini. dipergunakan hanja sekedar mengarahkan pikiran. Kita tidak dapat mempertjajai satu angka mengenai pendapatan nasional, sedangkan djumlah penduduk tidak kita ketahui dengan pasti.

Depernas berpendapat, bahwa lebih tepat untuk sementara waktu memakai fakta-fakta sebagai pengukur kemakmuran bangsa Indo-nesia, sampai terpenuhi pentjatatan penduduk jang baik dan ter-penuhi pula pentjatatan kegiatan ekonomi jang sempurna.

§ 13. Perkenankanlah saja kini menguraikan dasar-dasar pikiran jang dipergunakan oleh Depernas untuk memetjahkan tugas jang di-berikan oleh Presiden kepadanja.

Tudjuan dari Pembangunan Nasional Semesta Berentjana adalah SOSIALISME INDONESIA, jaitu tata-masjarakat adil dan makmur berdasarkan Pantja-sila.

Sosialisme Indonesia bukanlah Sosialisme seperti diartikan oleh negara-negara Barat atau seperti diartikan oleh negara negara So-sialis asing, tetapi SoSo-sialisme Indonesia berisi perpaduan jang laras dari unsurunsur keadilan sosial dan unsur unsur Indonesia seperti tergambar dalam azas Gotong-rojong dan Kekeluargaan jang me-rupakan tjiri-tjiri pokok dari Keperibadian Indonesia, sesuai dengan perumusan Sosialisme Indonesia oleh Depernas.

(16)

Dalam melaksanakan Keadilan Sosial dengan berlandaskan Go-tong-rojong dan Kekeluargaan tudjuan jang dikedjar dan akan di-laksanakan adalah: Kesedjahteraan bersama, dimana terdapat ke-makmuran materiil dan spirituil dalam bentuk kekajaan umum bendaniah dan rochaniah jang melimpah-limpah serta Pembagian-nja jang rata dan merata sesuai dengan sifat perbedaan masing-masing warga dalam keluarga bangsa.

Sosialisme Indonesia mengedjar dalam bidang politik untuk ter-tjapainja negara Indonesia jang pandjang-luas kemashurannja dan tinggi-unggul martabat dan kewibawaannya, dimana rakjat dan pe-merintahnja bersatu-padu dan seia-sekata. mewudjudkan kesedjah-teraan bersama.

Dalam bidang ekonomi, Sosialisme Indonesia mengedjar terwu-djudnja suatu tata-perekonomian jang disusun sebagai usaha ber-sama berdasarkan kekeluargaan, dimana Pemerintah dam Rakjat atau Negara dan Swasta bekerdja bersama saling isi-mengisi untuk mendjalankan produksi dan distribusi guna mewujudkan kekajaan umum jang berlimpah-limpah serta pembagiannja jang adil. Dengan berpedoman bahwa kemakmuran masjarakatlah jang harus senan-tiasa diutamakan dan bukan kemakmuran orang-seseorang, dalam tata-perekonomian kekeluargaan Sosialisme Indonesia, hak milik perseorangan tetap diakui tetapi ditundukkan kepada batas-batas jang ditentukan oleh fungsi sosialnja dalam usaha bersama dibawah pimpinan Pemerintah Nasional. Tata-perekonomiian Sosialisme In-donesia berpedoman dasar bahwa tudjuan dari segala usaha dalam lapangan ekonomi dan keuangan adalah untuk mewudjudkan ke-adilan dan melenjapkan pendjadjahan dalam bentuk apapun serta pemberantasan perbudakan jang memandang manusia hanja sebagai alat untuk kepentingan sendiri atau golongan sendiri.

Dalam bidang kemasjarakatan, Sosialisme Indonesia mengedjar tertjapainja suatu masjarakat jang aman tenteram dean sedjahtera, dimana para warganja dapat senantiasa bekerdja dengan aman dan atas dasar kekeluargaan dam gotong-rojong, dan terdjamin adanja tjukup makanan, pakaian dan perumahan, pemeliharaan kesehatan dan pendidikan serta djaminan hari tua bagi setiap warganja. Pula, masjarakat Sosialis Indonesia harus dapat memberikan djaminan bahwa setiap warganja dapat menikmati dan memperkembangkan kebudajaannja serta menjempurnakan hidup kerochaniannja, hingga sungguh-sungguh terlaksanalah kesedjahteraan lahir-bathin.

Sosialisme Indonesia sebagai rumusan dari Amanat penderitaan rakjat, dimulai pembangunannja sedjak saat Proklamasi Kemerde-kaan Indonesia, jang merupakan sumber inspirasi dan hikmat ke-bidjaksanaan dalam mendjalankan Revolusi Indonesia sebagai tjetusan dari Amanat penderitaan rakjat.

(17)

§ 14. Djangka waktu rentjana delapan tahun atau satu windu.

Depernas mempergunakan djangka waktu 8 tahun atan satu windu, jaitu dari tahun 1961 — 1969 untuk Rentjana I ini.

Penentuan djangka waktu tersebut didasarkan atas beberapa per-timbangan :

a. Projek-projek dalam Rentjana I memerlukan waktu jang agak pandjang untuk pengesahan dan persiapan administratip.

b. Banjak diantara projek adalah baru sama sekali jang kan penindjauan (survey) dan penelitian (research).

c. Pemilihan alat-alat dan mesin jang tjotjok serta pembuatannja memerlukan banjak waktu.

d. Perhubungan dan pengangkutan didalam negara kita masih sangat lambat.

e. Tenagauenaga untuk melaksanakan projek harus disediakan. f. Produksi jang berarti sebagai hasil kebanjakan projek-projek

besar baru dapat diharapkan dalam tahun ke-4.

Djangka waktu 8 tahun meliputi keseluruhan planning. Dalam djangka waktu itu ada mentjana jang berdjalan 3, 4 dan 5 tahun.

Dalam djangka waktu 3, 4 dan 5 tahun itu diharapkan projek-projek tersebut sudah dapat memperkembangkan diri (self genera-ting) dengan tidak memerlukan investasi setjara luar biasa. Dari waktu 15 hingga 20 tahun. Dalam rentjana djangka pendek dimasuk-kan soal-soal pembangunan biasa dan dalam rentjana djangka pan-djang dimasukkan soal-soal jang mempunjai kedudukan amat pen-ting dalam kehidupan negara, seperti industri badja, Batik, djalan-djalan dan perkapalan.

§ 15. Djumlah investasi untuk Rantjangan I ini adalah sebesar Rp. 240,— miljar atan untuk tiap tahun Rp. 30 miljar.

Djumlah investasi setiap tahun seperti tersebut diatas dihitung dalam persentase diari pendapatan nasional 1960 adalah kira-kira 13%.

Persentase ini diambil atas dasar pertimbangan:

(18)

sede-2. Rentjana I ini harus diberi fungsi sebagai djalan untuk mem-peroleh pengalaman membangun dalam arti luas, waktu untuk mempersiapkan tenaga membangun setjara besar-besaran dan memberi landasan untuk Rentjana II dan Rentjana-rentjana-selandjutnja.

3. Dalam hampir semua bidang pembangunan masih harus dilaku-kan penelitian jang mendalam dan seksama untuk memberi dja-minan sebesar-besarnja akan tindakan jang ingin dikerdjakan. Investasi sebesar 13% dari pendapatan nasional setiap tahun bu-kanlah merupakan djumlah jang absolut sebab masih ada investasi jang sedang/akan dikerdjakan oleh Departemen-departemen, Pe-merintah Daerah dan pihak Swasta jang belum dimasukkan dalam Rentjana I int. Apabila investasi tersebut diatas diperhitungkan seluruhnja maka djumlah investasi dalam pembangunan semesta akan berdjumlah minimal 15% dari Pendapatan Nasional 1960.

§ 7.6. Djumlah investasi sebesar Rp. 240 miljar disebarkan diantara bidang Pembangunan seperti dibawah

ini:

DJUMLAH

No. B i d a n g Djumlah Projek

% Projek tjadangan

I. Mental dan Rochani 7,42

1. Pendidikan 43 14

2. Kebudajaan 9 5

II. Penelitian 1,11 16 —

III. Kesedjahteraan Rakjat 2,58 11 —

IV. Pemerintahan 1,51 6 3

V. Pembangunan chusus 12,50 1 —

VI. Produksi 45,02 — —

1. Industri 81 8

2. Pangan 8 —

3. Sandang 7 —

4. Perobatan 6 —

VII. Distribusi 25,16 144 3

VIII. (Distribusi dan Komunikasi)K e u a n g a n 4,70 3

(Termasuk tourisme)

Djumlah 100,— 335 33

(19)

§ 17. Dasar-dasar pikiran tambahan adalah sebagai berikut:

1. Depernas membangun atas pokok-pokokpikiran: a. Sedapat-dapatnja tidak diadakan defisit spending; b. Sedapat-dapatnja tidak diadakan kenaikan padjak;

c. Sedapat-dapatnja tidak mengganggu anggaran belandja hunan negaan.

2. Sumber-sumber pokok jang dipergunakan untuk pembiajaan pembangunan ialah kekajaan alam.

3. Tjara mengusahakan sumber-sumber tersebut dipedomani oleh pasal 33 Undang-undang Dasar dan Amanat pembangunan Pre-siden dengan djalan kerdja-sama ekonomi dan teknik dengan pihak asing dalam waktu sesingkat mungkin.

4. Kerdja-sama ekonomi dan teknik itu didasarkan pada pikiran: a. Indonesia membutuhkan luar negeri dan luar negeri

mem-butuhkan Indonesia.

b. Jang dibantu harus mendjadi lebih kuat untuk dapat mem-bantu dirinja sendiri dan dikemudian hari sanggup pula membantu pihak lain.

5. Projek-projek pembangunan dibagi 2 jaitu:

a. Projek jang dibangun untuk menambah kesedjahteraan rakjat dan jang disebut Projek A.

b. Projek jang dibangun atau diperkembangkan untuk mentjari biaja mendjalankan Projek A. dan jang disebut Projek B. 6. Hubungan antara anggaran belandja tahunan dan anggaran

be-lanja Pernbangunaan harus dilihat dalam rangka pikiran diba-wah ini:

a. Tekanan pada anggaran belandja tahunan akan berkurang banjak karena sebagian besar belandja modal dipindahkan pada anggaran belandja pembangunan.

b. Penetapan anggaran belandja tahunan bertambah dalam bentuk bea dan tjukai, puim dan puex serta padjak karena kegiatan pembangunan.

c. Dengan mengadakan penghematan dilapangan anggaran be-landja tahunan setjara sungguh-sungguh, maka pada anggaran belandja tahunan dapat diberi tugas memperbaiki nilai rupiah kita jang diharap akan tertjapai dalam tiga a empat tahun. 7. Penilaian pembangunan untuk rentjana pertama ini sebaiknja didasarkan pada fakta-fakta jang njata dan tidak pada kenaikan pendapatan nasional.

(20)

Saudara-saudara jang terhormat,

§ 18. Selandjutnja dapatlah saja terangkan bahwa tugas Depernas tidak berachir dengan pembuatan rentjana ini. Menjatakan keper-luan dan keinginan rakjat tidaklah tjukup. Dewan Perantjang Na-sional harus sanggup membantu mewudjudkan keinginan rakjat itu. Dewan Perantjang Nasional harus sanggup membantu menukar ren-tjana diatas kertas mendjadi pabrik, menukar renren-tjana mendjadi kapal dan dok, mendjadi sekolah Rakjat, mendjadi rumah sakit dan sebagainja. Depernas tidak mengingini rentjana tetap tinggal diatas kertas.

Tugas jang terletak dihadapan Depernas sesudah rentjana ini di-terima oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara ialah: 1. Membantu memberi penerangan akan arti rentjana

pembangun-an kepada semua golongpembangun-an dpembangun-an lapispembangun-an diseluruh tpembangun-anah-air. 2. Membantu mengadjak seluruh masjarakat agar bergotong-rojong

mengerdjakan rentjana ini.

Revolusi Nasional Indonesia harus masuk dalam tingkat Revolusi Pembangunan Indonesia.

Depernas mengetahui dengan sungguh-sungguh, bahwa kita di-hadapkan kepada masa pelaksanaan jang amat sulit. Suatu rentjana pembangunan tidak mungkin dilaksanakan dengan andjuran sadja, tetapi hanja dapat diwudjudkan dengan memeras keringat. Depernas mengerti bahwa pidato tidak mungkin mentjiptakan pabrik, dan sembojan tidak muangkin membuat waduk besar. Indonesia adil dan makmur hanja dapat dibentuk dengan bekerdja bersungguh-sung-guh. Masjarakat sosialis hanja dapat dibina dengan bekerdja keras.

Tugas jang dihadapi sekarang djauh lebih besar dan lebih berat daripada tugas perentjanaan. Tetapi Depernas ingin menandaskan bahwa watak Pemimpin, watak sesuatu bangsa dapat melaksanakan sesuatu program raksasa.

Saudara-saudara jang terhormat,

§ 19. Depernas telah sanggup mengerdjakan tugasnja dalam waktu jang ditentukan ditengah-tengah beraneka-warna kesulitan. Pokok modal Depernas ialah tjita-tjita membangun jang diberikan peng-andjur Soekarno. Depernas telah mentjoba dalam batas waktu dan materi jang disediakan serta pengalaman jang kurang mengguriskan beberapa garis sebagai garis permulaan dalam usaha menggambar-kan dan mentjapai masjarakat adil dan makmur pada waktu jang akan datang.

Pekerdjaan ini adalah mungkin pertama-tama karma restu berisi dorongan Presiden, bantuan Menteri Pertama, kerdja-sama dengan

(21)

para Menteri, sumbangan pikiran para Anggota Panitia Keahlian Pembangunan dan achirnja sumbangan berharga seluruh Anggota Depernas dan Sekertariatnja, didorong oleh kejakinan bahwa perlu diadakan pembangunan tjara besar-besaran dengan segera.

Kepada semua pihak jang telah membantu pelaksanaan pekerdja-an ini dpekerdja-an djuga kepada I.C.A. jpekerdja-ang telah membpekerdja-antu Depernas de-ngan mesin-mesin kantor, Pimpinan Depernas atas nama seluruh keluarga Depernas menjampaikan terima kasih jang sebesar-besarnja.

Kami sangat berbesar hati sebagai seorang arsitek muda jang baru beladjar dapat menjelesaikan rentjana pertamanja mengenai rumah batu ketjil jang akan dibangun.

Depernas mengingini supaja pembangunan rumah batu ketjil itu dapat dilaksanakan dengan segera. Hal demikian akan memberi ke-puasan kepada siperentjana muda. Tetapi keinginan Depernas seba-gai arsitek muda adalah lebih dalam dari kepuasan perasaan sadja. Depernas melihat dibelakang rentjana rumah batu jang ketjil jang akan dibangun itu keluarga penghuni jang masih hidup dalam gubuk jang tua dan botjor-botjor jang setiap waktu dapat runtuh.

Tamsil ini adalah agak sentimentil.

Setjara po1itis-ekonomis Depernas melihat rentjana ini sebagai satu-satunja djalan jang pasti dan tjepat untuk mentjiptakan ma-sjarakat sosialis Indonesia jang telah diamanatkan oleh Penderitaan Rakjat pada kita bersama.

Revolusi telah membentuk organisasi politik jang bernama negara kesatuan Republik Indonesia. Dizaman depan Republik Indonesia akan meliputi masjarakat sosialis.

§ 20. Depernas mengetahui bahwa ia harus membantu dalam mem-persiapkan pelaksanaan rentjana ini. Bantuan itu telah ditetapkan oleh sidang pleno terachir dalam sidang pleno jang lalu sebagai berikut:

1. Depernas mengetahui dengan sungguh-sungguh bahwa djumlah tenaga untuk melaksanakan pekerdjaan routinepun sudah sangat kurang. Dengan bertambahnja sekian banjak projek baru maka kita akan mengalami kekurangan tenaga jang lebih besar. Oleh karena itu dalam bulan Oktober jang akan datang Depernas akan mengadakan suatu pendidikan darurat untuk menambah djumlah tenaga pembangunan terutama djumlah tenaga perentjana, agar dapat membantu pelaksanaan dari pembangunan semesta ini. Depernas telah memutuskan untuk mendidik sedjumlah 150 te-naga dalam waktu 6 bulan dan 4 rombongan berturut-turut, se-hingga dalam waktu 2 tahun djumlah tenaga kita bertambah dengan 600 orang. Rentjana peladjaran atau curiculum akan

(22)

disusun sedemikian rupa sehingga merupakan satu rentjana jang kompak dan praktis tertudju pada pelaksanaan rentjana pem-bangunan semesta nanti.

Sementara itu pada pihak Universitas akan diandjurkan mem-buka djurusan Science in Planning pada salah satu fakultasnja, sehingga pendidikan darurat ini dapat diganti dengan jang biasa jang lebih sempurna. Tugas ini telah diserahkan oleh P1eno De-pernas kepada saudara Wakil Ketua I DeDe-pernas.

2. a. Depernas alum berusaha mendaftarkan semua tenaga dan alat-alat besar jang ada didalam negara kita dan akan merentja-nakan suatu sistim kerdja jang dapat memberi djaminan akan pelaksanaan pembangunan dalam waktu jang ditentukan.

b. Tenaga-tenaga diluar negeri harus segera didaftarkan dengan teliti supaja semua mereka itu dapat diarahkan pada pelaksana-an pembpelaksana-angunpelaksana-an ini.

c. Depernas dalam waktu singkat akan mengadakan suatu ren-tjana pengiriman tenaga keluar negeri jang disesuaikan dengan pelaksanaan projek-projek ini dikemudian hari.

d. Kemudian akan disusun suatu rentjana untuk mendatangkan para instruktur asing di Indonesia.

e. Sebagai tim akan berikut perlu disusun suatu rentjana pen-didikan untuk menambah 5 golongan tenaga dalam waktu jang singkat baik didalam maupun diluar negeri.

Tenaga-tenaga jang dimaksud ialah: 1. Sekurang-kurangnja 100 ahli geologi, 2. Sekurang-kurangnja 50 ahli marine science, 3. Sekurang-kurangnja 50 ahli kehutanan,

4. Sekurang-kurangnja 50 ahli penggunaan tanah dan 5. Sekurang-kurangnja 20 ahli statistik,

untuk disebarkan dikemudian hari diseluruh tanah air guna mengadakan inventarisasi kekajaan alam kita dan mengolah segala keterangan dikantor pusat. Tugas telah diserahkan oleh pleno Depernas kepada saudara Wakil Ketua II Depernas. 3. a. Depernas telah mengalami kesu1itan-kesulitan mengenai ke-terangan penduduk dan perangkaan statistik dizaman jang lam-pau. Keadaan demikian kurang bertanggung djawab djika di-teruskan berlarut-larut. Oleh karena itu maka dalam bulan Oktober Depernas akan mendirikan sebuah Lembaga Penduduk untuk mu1ai mempeladjari soal-soal tersebut.

b. Selandjutnja Depernas membutuhkan suata statistik pem-bangunan. Lebih bidjaksana dan hemat djika Biro Pusat Statistik

(23)

dimasukkan kedalam organisasi Depernas dan disesuaikan dengan keperluan Depernas daripada membuat jang baru.

c. Depernas dalam waktu singkat akan merentjanakan satu sistim untuk mengawasi dan menilai pembangunan agar dapat dipenuhi tugas mengawasi dan menilai pembangunan jang di-tugaskan oleh Undang-undang pembentukannja kepada Depernas. P1eno Depernas telah menegaskan soal-soal tersebut kepada saudara Wakil Ketua III Depernas.

4. Sebagai bantuan Depernas dalam pelaksanaan Rentjana maka Depernas telah memutuskan dalam sidang plenonja jang baru lampau untuk meminta kepada Pemerintah agar dipertimbang-kan:

1. menugaskan Depernas mengkordinir pelaksanaan pembangun-an atas nama Pemerintah.

2. menugaskan Depernas menjesuaikan rentjana dengan perobah-an zamperobah-an dperobah-an keadaperobah-an (adjustment).

5. Bank Pembangunan Indonesia.

Data semula, jaitu semendjak bulan September Jang lalu, De-pernas berpendapat. bahwa sjarat mutlak untuk melantjarkan pembangunan ialah adanja suatu bank tersendiri untuk melaku-kan Pembiajaan pembangunan. Depernas berpendapat bahwa sebaiknja Depernas diikut-sertakan dalam dewan pengawas bank tersebut agar dapat memberi bantuan tentang policy penggunaan fonds jang torsedia don policy penentuan personalia jang men-djamin berhasilnja suatu projek.

§ 21. Depernas tidak bertele-tele menjelesaikan tugas jang di-pikulkan oleh Presiden kepadanja. Depernas mengharapkan supaja Pemerintah dan Madjelis Permusjawaratan Rakjat tidak bertele-tele pula menjelesaikan usul Naskah Rantjangan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Semesta Berentjana jang pertama ini.

§ 22. Pada rapat pleno istimewa ini Depernas mengambil kesem-patan menjampaikan harapan-harapannja kepada semua hadirin dan pembatja terbitan Depernas nanti, jang memegang peranan penting dalam kehidupan negara dan bangsa Indonesia.

Dalam bidang keruhanian maka Pembangunan Semesta ini menghubungkan Depernas dengan Rakjat Indonesia. Dan dibidang pelaksanaan sudah semestinjalah segala organisasi pembangunan-semesta dibentuk untuk kepentingan Rakjat dengan mendengar Depernas, djadi djuga dengan Depernas.

(24)

Selandjutnja Depernas mengharapkan agar rentjana ini dapat didjalankan dalam waktu jang lebih singkat dengan biaja jang lebih murah sebagai akibat daripada kegembiraan bekerdja untuk mem-bangun dan kebanggaan nasional. Iklim demikian akan pasti ter-tjapai djika para Pemimpin Indonesia memberi pimpinan dengan segala kedjudjuran pikiran dan segala kedjudjuran perbuatan.

Disamping itu diharapkan devosi Jang mendalam dari semua pelaksana. Membangun. dengan chidmat akan pasti diberkati oleh Tuhan Jung Maha kuasa.

Depernas mengharapkan supaja pembangunan semesta dimulai pelaksanaannja segera pada permulaan tahun 1961, setelah Repu-blik Indonesia mentjapai usia dua windu.

Kemudian diharapkan supaja waktu rentjana pertama itu men-djadi waktu persiapan jang sungguh-sungguh untuk menjesuaikan rentjana pembangunan nasional semesta jang kedua jang hendaknja lebih luas dan lebih sempurna.

Semoga rentjana ini dapat mendekatkan kita semua kepada masjarakat adil dan makmur jang mendjadi tjita-tjita dan idam-idaman kita bersama.

Saudara-saudara jang terhormat,

§ 23. Presiden telah memberi nama-nama karakteristik pada tahun-tahun jang lampau waktu kita merajakan hari kemerdekaan kita.

Tahun 1957 disebut tahun Tantangan. Tahun 1958 disebut tahun Ketentuan.

Tahun 1959 disebut tahun Penemuan kembali Revolusi kita.

Depernas mengharapkan agar Presiden dapatlah menjebut windu jang akan datang ini „windu pembangunan semesta”.

Mudah-mudahan dengan berkat Tuhan jang Maha Esa terben-tuklah hendaknja masjarakat adil dan makmur dilingkungan negara kesatuan Republik Indonesia dalam abad ke-XX ini djuga sebagai hikmat revolusi nasional Indonesia jang berdasarkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Paduka Jang Mulia Presiden,

§ 24. Perkenankanlah saja sekarang sebagaiKetua Depernas mem-batjakan surat penjerahan usul Rantjangan. Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Semesta Berentjana jang pertama ini atas nama seluruh keluarga Depernas jang terdiri atas 77 Anggota dan 131 pegawai.

(25)

Paduka Jung Mulia Presiden,

§ 25. Kami keluarga Depernas merasa sangat terhormat pada rapat Pleno Istimewa ini, jaitu pada hari Sabtu tanggal 13 Agustus 1960, tepat dua hari sebelum hari pelantikan anggota Depernas tahun jang lampau dan tepat 4 hari sebelum Hari-Proklamasi Kemerdeka-an tahun 1960 dirajakKemerdeka-an, dapat menjerahkKemerdeka-an usul RKemerdeka-antjKemerdeka-angKemerdeka-an Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Semesta Berentjana Ren-tjana I untuk djangka waktu delapan tahun atau satu windu (1961-1969) kepada Paduka Jang Mulia sesuai dengan tekad bulat kami jang dinjatakan pada tanggal 28 Agustus 1959 pada Rapat Pleno Istimewa di Istana Negara di Djakarta.

1. Rantjangan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Se-mesta Berentjana Rentjana I ini terdiri dari 5100 halaman. 2. Bahan tersebut disusun menurut angka-angka Proklamasi jang

sakti jaitu: „tudjuh belas (djilid), delapan (buku), sembilan belas empat puluh lima (pasal)”.

3. Untuk mendapat gambaran jang djelas tentang bahan keseluruh-annja, maka Depernas telah menjusunnja sebagai berikut:

(26)

Buku kesatu

Buku kedua

Buku ketiga Baku keempat

Buku kelima Buku keenam Buku ketujuh Buku kedelapan

...

:

Pokok-pokok Pembangunan Nasional Semesta Berentjana.

: Rantjangan bidang pokok Projek Pembangunan Nasional Semesta Beren--tjana.

: Bidang Mental/Rohani dan Penelitian. : Bidang Kesedjahteraan, Pemerintahan

dan Keamanan/Pertahanan. : Bidang Produksi.

(27)

b. Kedelapan buku tadi dibagi lagi dalam 17 djilid,

Djilid I : Pendahuluan.

Djilid II : Sosialisme Indonesia Tripola Pembangunan Pola Projek

(28)

Djilid III : Garis Bestir Pembangunan Pola Pembiajaan

Pelaksanaan dan Penutup. Djilid IV : Pola Pendjelasan bidang:

Kemasjarakatan, Kenegaraan

Ekonomi/Keuangan, Sandang/Pangan Bidang Pokok Projek Pembangunan. Djilid V : Pola Pendjelasan bidang:

Kebudajaan dan Pendidikan.

Djilid VI : Pola Pendjelasan bidang: Pendidikan.

Djilid VII : Pola Pendjelasan Bidang:

Pendidikan Tenaga Pembangunan. Djilid VIII : Pola Pendjelasan bidang:

Peneltian.

Djilid IX : Pola Pendjelasan bidang: Penelitian.

Djilid X : Pola Pendjelasan bidang:

Pendidikan Tenaga Pembangunan. Djilid XI : Pola Pendjelasan bidang:

Kesedjahteraan Rakjat. Djilid XII : Pola Pendjelasan hidang:

Pemerintahan dan Keamanan/Pertahanan. Djilid XIII : Pola Pendjelasan bidang:

Pangan dan Sandang. Djilid XIV : Pola Pendjelasan bidang:

Industri, termasuk Obat-obatan. Djilid XV : Pola Pendjelasan bidang:

Distribusi, Komunikasi dan Turisme.

Djilid XVI : Pola Pendjelasan bidang: Keuangan.

Djilid XVII : Uraian Menteri-menteri.

c. Keseluruhan bahan dibagi-bagi pula dalam 1945 pasal (paragrap).

(29)

4. Segenap keluarga Depernas mengharapkan, supaja bahan ini dapat dipergunakan untuk penjusunan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Semesta Berentjana jang pertama jang hendaknja disampaikan dalam waktu singkat kepada Madjelis Permusjawaratan Rakjat untuk disahkan.

5. Segenap keluarga Depernas mengharapkan supaja Windu Pem-bangunan pertama dapat segera dimulai dalam tahun 1961 dengan isjarat ajunan tjangkul pertama oleh P.J.M. Presiden sendiri pada tempat keramat tjetusan Proklamasi Kemerdekaan di Pegangsaan Timur 56, Djakarta.

6. Segenap keluarga Depernas mengharapkan supaja Pembangunan Nasional Semesta Berentjana merupakan sumbangan angkatan Bangsa Indonesia 1961 dalam suasana Revolusi Indonesia untuk mengisi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia jang luhur dan tjemerlang.

Bandung, 13 Agustus 1960.

Dewan Perantjang Nasional Menteri/Ketua,

Prof. Mr. H. MUHAMMAD YAMIN.

(30)

PIDATO PENUTUP RAPAT PLANO ISTIMEWA DEPERNAS DIKOTA BANDUNG PADA

TANGGAL 13-8-1960. Hadirin jang terhormat,

§ 26. Paduka Jang Mulia Presiden telah berkenan memberi Ama-natnja. Segala sesuatu telah kita perhatikan dengan seksama.

Atas nama seluruh kaluarga Depernas saja mengutjapkan banjak terima kasih atas Amanat tersebut.

Adapun atjara lain tidak ada lagi. Oleh sebab itu saja achirilah rapat pleno istimewa ini dengan mengutjapkan diperbanjak-banjak terima kasih atas kehadiran Saudara-saudara.

Rapat Pleno Istimewa ini saja tutup.

Referensi

Dokumen terkait

pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat oleh Ketua, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Ketua Bidang Administrasi Umum, Perencanaan,

perantara yang akan memperlancar kegiatan pemasaran dari tingkat produsen sampai. tingkat

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, diharapkan agar Saudara dapat hadir tepat waktu dengan membawa dokumen asli dan 1 (satu) rangkap fotocopy untuk setiap data yang

penelitian dalam penelitian ini adalah Evaluasi Kinerja Perencanaan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar di Kota Medan. Apakah perencanaan yang dilakukan oleh

Pentingnya peran ketua pelaksana dan penanggungjawab untuk memantau dan mengawasi kinerja dari setiap tim agar perencanaan sesuai dengan tujuan yang diinginkan yaitu

Using Holmes’ theory of code selection, this study attempts to investigate Madrasah Aliyah Negeri (MAN) students’ practices in using first -person references when communicating

Untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan sistem yang dapat mendiagnosa lebih dari 9 penyakit kandungan pada wanita disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan

Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi Pembebasan Bersyarat terhadap Narapidana penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Klas