• Tidak ada hasil yang ditemukan

S ADP 1202255 Chapter 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S ADP 1202255 Chapter 5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Dimas Adhipratama, 2016

Pengaruh Mutu Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kepuasan Peserta Diklat di Balai Diklat VI Kementerian PU PR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil analisis data

penelitian yang berjudul "Pengaruh Mutu Manajemen Penyelenggaraan

Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kepuasan Peserta Diklat di Balai Diklat VI

Kementerian PU PR", diperoleh gambaran mengenai masing-masing variabel

yang dapat penulis simpulkan. Gambaran variabel X (Mutu Manajemen

Penyelenggaraan Diklat) secara umum memiliki kategori sangat baik. Hal ini

dapat dilihat dari dimensi mutu jasa, yaitu tangible (bukti fisik), emphaty

(empati), responsivness (tanggapan), reliability (keandalan), dan assurance

(jaminan), yang kemudian dijabarkan kedalam masing-masing indikator.

Gambaran umum ini menunjukan bahwa secara empirik di lapangan, kelima

dimensi mutu jasa tersebut dapat diselenggarakan dengan sangat baik oleh Balai

Pendidikan dan Pelatihan VI Kementerian PU PR.

Gambaran variabel Y (Kepuasan Peserta Diklat) secara umum berada dalam

kategori sangat baik. Penjelasan dari dimesni variabel Y kepada masing masing

indikator dikaitkan dengan kondisi empirik di Balai Pendidikan dan Pelatihan VI

Kementerian PU PR. Artinya, butir pernyataan dalam setiap item variabel Y

memiliki keterkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang ada di Balai Pendidikan

dan Pelatihan VI Kementerian PU PR termasuk dalam manajemen

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihannya. Kepuasan peserta diklat yang

dimaksud dalam penelitian ini adaah dimana manajemen penyelenggaraan diklat

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi memenuhi standar dan

kebutuhan serta harapan peserta diklat, dimana peserta merasa puas, aman dan

nyaman.

Berdasarkan hasil kecenderungan umum skor responden variabel Mutu

Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (X) dengan rumus

WMS, menunjukan bahwa mutu penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

(2)

118

Sementara itu, hasil kecenderungan umum skor responden variabel Kepuasaan

Peserta Diklat (Y) dengan rumus WMS, menunjukan bahwa kepuasan peserta

diklat dicapai dalam kategori “baik” dengan skor terendah 2,43 dari variable ini.

Korelasi atau hubungan antar variable Mutu Manajemen Penyelenggaraan

Pendidikan dan Pelatihan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap Kepuasan Peserta Diklat dan pengaruhnya berada pada kategori sangat

tinggi. Adapun kontribusi yang diberikan oleh variable X (Mutu Manajemen

Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan) adalah 75,3%, artinya meningkat

dan menurunnya kepuasan peserta diklat di Balai Pendidikan dan Pelatihan VI

Kementerian PU PR ditentukan oleh mutu manajemen penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Mutu Manajemen

Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kepuasan Peserta Diklat di

Balai Pendidikan dan Pelatihan VI Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat, dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut:

1. Kecenderungan umum skor responden mengenai indikator Fisik Bangunan

menunjukan bahwa mutu penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dicapai

dalam kategori “baik” dengan skor terendah 2,57 dari variable ini. Hal ini

berimplikasi pada penyelenggara pendidikan dan pelatihan agar dapat lebih

memperhatikan kondisi fisik bangunan balai, ruang kelas maupun asrama

sebelum penyelenggaraan diklat dimulai, dengan demikian peserta diklat

dapat bisa lebih mempercayai mutu dari penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan itu sendiri dimulai dari bukti fisik yang ada pada lembaga diklat.

2. Diketahui kecenderungan umum skor responden mengenai indikator

Konsumsi menunjukan bahwa kepuasan peserta diklat dicapai dalam

kategori “baik” dengan skor terendah 2,43 dari variable ini. Hal ini juga

berimplikasi pada kepuasan yang dirasakan oleh peserta diklat dalam

(3)

119

dibutuhkan kecermatan penyelenggara dalam menyediakan konsumsi yang

sehat, bersih dan bervariasi setiap harinya.

C. Rekomendasi

Terdapat beberapa rekomendasi sebagai masukan dalam pencapaian

keberhasilan mutu manajemen penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang

dilakukan terhadap kepuasan peserta diklat di Balai Pendidikan dan Pelatihan VI

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Adapun rekomendasi

sebagai berikut:

1. Bagi Lembaga :

a. Perlu adanya evaluasi secara berkala yang dilakukan oleh lembaga

terhadap panitia penyelenggara yang sudah menyelenggarakan kegiatan

pendidikan dan pelatihan sehingga dapat mengetahui apa yang telah

dicapai oleh penyelenggara diklat semasa kegiatan berjalan dan

mengetahui apa yang perlu diperbaiki lagi kedepannya.

b. Mutu Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan untuk

peserta diklat yang diberikan oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan VI

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah baik,

namun perlu ditingkatkan khususnya dalam hal kondisi materi dan

modul diklat yang disediakan yang mampu menjawab kebutuhan

peserta diklat sesuai dengan jaman dan pekerjaannya di masa yang akan

dating.

c. Kesadaran dan tanggung jawab pelaksana penyelenggaraan pendidikan

dan pelatihan di Balai Pendidikan dan Pelatihan VI Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat harus ditingkatkan lagi

terutama dalam peningkatan kedisiplinan bagi panitia dan pengajar,

sehingga mutu penyelenggaraan yang dihasilkan akan menjadi lebih

maksimal.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya:

a. Mutu manajemen penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan merupakan

(4)

120

menarik untuk diungkapkan, maka disarankan untuk dapat meneliti

variabel lainnya yang belum diungkapkan dalm penelitian ini.

b. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan mengandalkan

pendekatan kuantitatif dan pengujian statistik terhadap data yang berupa

angka-angka sebagai dasar untuk menarik kesimpulan, disarankan agar

pada penelitian berikutnya perlu dilengkapi dengan pendekatan

kualitatif untuk mempertajam kajian.

c. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data

utama dengan dibantu studi pustaka untuk melengkapi kekurangannya.

Sedangkan instrumen pengumpul data lainnya belum digunakan,

keterbatasan-keterbatasan yang dikemukakan diharapkan kepada

peneliti berikutnya untuk mengkaji faktor faktor yang mempunyai

kontribusi terhadap mutu manajemen penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan lainnya yang belum dibahas dan diungkapkan dalam

Referensi

Dokumen terkait

4.2.4 Transformasi Citra Tepi dari Koordinat Kartesian ke dalam Koordinat Polar Pentransformasian citra tepi dari koordinat Kartesian ke dalam koordinat polar dilakukan dengan

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak. terpisahkan dari Peraturan

Saito, Yuriko, (Winter 2007), The Moral Dimension of Japanese Aesthetics , The Journal of Aesthetics and Art Criticism, vol.65, no.. Gramedia

(a) Ra=0.25ohm. Dari grafik gambar 4.1, 4.2, 4.3, 4.4 dan 4.5 diperoleh bahwa impedansi gangguan terbesar terjadi pada saat gangguan hubung singkat satu fasa ketanah. Semakin besar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan pariwisata yang diterapkan oleh Dinas Pemuuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan konformitas dengan perilaku konsumtif terhadap pembelian jilbab pada 100 orang mahasiswi.. Metode analisa yang digunakan

Saran yang dapat diberikan terkait upaya pengelolaan lingkungan kawasan mangrove adalah perlu dilakukan penanaman dan pengkayaan jenis mangrove di Kelurahan Kuala,

Untuk kebutuhan pengendalian gerakan kamera webcam ini menggunakan dua buah motor DC, dimana motor DC yang pertama digunakan untuk pengendalian gerakan vertical (dari atas