• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Terapi Dressing Madu pada Proses Penyembuhan Ulkus Dekubitus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Terapi Dressing Madu pada Proses Penyembuhan Ulkus Dekubitus"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

iv

Effektivitas Terapi Dressing Madu pada Proses Penyembuhan Ulkus Dekubitus

Letvi Mona, Remenda Siregar, Sri Wahyuni Purnama Divisi Bedah Kulit, Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP H. Adam Malik Medan-Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang: Ulkus dekubitus dikenal juga sebagai luka tekan, atau luka baring adalah kerusakan yang terlokalisir di kulit dan jaringan disebabkan tekanan, geseran dan gesekan atau kombinasi dari ketiga hal tersebut karena kompresi antara penonjolan tulang dan permukaan eksternal. Penatalaksanaan ulkus dekubitus melibatkan beragam pendekatan. Salah satunya adalah dengan menggunakan dressing luka untuk melindungi dan memercepat penyembuhan luka. Madu adalah dressing luka biologis dengan bioaktivitas multipel yang bekerja sama untuk mempercepat proses penyembuhan. Penggunaan antibiotik yang sudah sedemikian luas dapat memicu resistensi. Peneliti ingin mengetahui apakah madu dapat digunakan sebagai alternatif terapi pada ulkus dekubitus dimana madu mempunyai sifat yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Di Indonesia, penelitian yang sudah terpublikasi mengenai efektivitas dressing madu pada proses penyembuhan ulkus dekubitus masih sangat terbatas, karena itu peneliti ingin mengetahuinya dan dibandingkan dengan salah satu pengobatan topikal pada ulkus dekubitus yaitu antibiotik topikal salep mupirosin 2% dengan alat ukur skor PUSH.

Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas terapi dressing madu dibandingkan salep mupirosin 2% pada proses penyembuhan ulkus dekubitus.

Metode: Desain penelitian ini adalah uji klinis acak tersamar tunggal

Hasil: Tidak ada perbedaan efektivitas terapi antara dressing madu dan salep mupirosin 2% terhadap proses penyembuhan ulkus dekubitus.

Kesimpulan: Dressing madu sama efektifnya dengan salep mupirosin 2% pada proses penyembuhan ulkus dekubitus.

Kata kunci : ulkus dekubitus, dressing madu, salep mupirosin 2%

(2)

v

Effectiveness of a Honey Dressing Therapy for Healing Decubitus Ulcer

Letvi Mona, Remenda Siregar, Sri Wahyuni Purnama

Dermatosurgery Division, Department of Dermato and Venereology Faculty of Medicine University of Sumatera Utara

H. Adam Malik General Hospital Medan-Indonesia

ABSTRACT

Background : Decubitus ulcer also known as pressure sore or bedsore is a localized tissue damage to the skin and underlying tissue that is caused by pressure, shear, or friction, or a combination of these as a result of compression between a bony prominence and external surface. Management of decubitus ulcer involves including an extensive approach. One of them is wound dressings to protect and accelerate wounds healing. Honey is a biological wound dressing with multiple bioactivity that work together to accelerate the healing process. The use of antibiotics that has been so widely may trigger resistance. Researcher want to know whether honey can be used as an alternative therapy on decubitus ulcers because honey has properties that can accelerate wound healing process. In Indonesia, data

have been published on the effectiveness of honey dressings on healing process of decubitus ulcers was limited, therefore this study is to find out effectiveness of a honey dressing on decubitus ulcer healing process compare to mupirocin 2% ointment which measured with PUSH score tools.

Objective : To know effectiveness dressing honey therapy compare to mupirocin 2% ointment on decubitus healing process.

Methods : Design of this study was single blind randomized clinical trial.

Results : There was no difference in the effectivenes of therapy between honey dressing and 2% mupirocin ointment in the healing process of decubitus ulcer.

Conclusion : Honey dressing is as effective as mupirocin 2% ointment in the decubitus ulcer healing process.

Keywords : decubitus ulcer, honey dressing, mupirocin 2% ointment

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Tingkat Penerapan Teknologi PTT sebelum dan sesudah petani mengikuti GP-PTT ; (2) Dampak Gerakan Penerapan

lebih panjang dari usia jagat raya. Sesuai kaidah, unsur periode + mengisi kulit kulit +s terlebih  +s terlebih dahulu, kemudian berturut-turut kulit ', d, dan +p, namun

Tokoh yang terkenal membidangi dan ahli dalam bidang filsafat adalah Abu Bakr Muhamad bin Al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibnu Bajjah. Masalah yang dikemukakannya

kan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diperoleh me- lalui penerapan model pembelajaran Cooperative Script lebih baik dari pada rata-rata hasil

Fuller (1991) menyatakan perbedaan pemanasan oleh matahari pada permukaan bumi berperan dalampembentukan keragaman iklim yang memberikan kontribusi pada bahaya

Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi, FDR, BOPO, inflasi, dan rata-rata pembiyaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan

Hasil validasi dari dosen ahli bidang desain melputi aspek format dan perwajahan (cover) modul diperoleh rata-rata nilai sebesar 3,11 dengan rincian nilai rata-rata

memfasilitasi pertemuan aneka pihak untuk menyusun dokumen Perencanaan bagi Pengembangan Usaha Kakao DKED Kabupaten Sikka yang hasilnya berupa1. Matriks Perencanaan