BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama umat manusia merupakan kegiatan yang telah lama berlangsung dimuka bumi ini. Dahulu jual beli dilakukan dengan cara menukar suatu bentuk barang dengan barang lainnya, misalnya seekor kambing ditukar dengan 5 gr emas atau 1 kg ikan ditukar dengan 1 kg beras dalam bahasa ekonomi hal itu disebut dengan sistem barter.
Usaha manusia dalam rangka mewujudkan kesejahteraan hidup umat dimuka bumi ini sangat berkaitan dengan kegiatan ekonomi, apapun kegiatan yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari kegiatan ekonomi termasuk jual beli. Seperti yang kita ketahui jual beli adalah sebuah proses pemindahan hak milik berupa barang atau harta kepada pihak lain dengan menggunakan uang sebagai salah satu alat tukarnya (Gazhaly dkk,2010:67).
Islam memandang penting persoalan ekonomi, hal ini dikarenakan ekonomi merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, namun bukanlah tujuan akhir dari kehidupan ini melainkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Hal ini dikemukakan oleh Imam Ghazali bahwa pencarian nafkah kehidupan dunia (kegiatan perekonomian) merupakan sarana menuju kehidupan akhirat. Maka dunia ini sesungguhnya adalah ladang akhirat sekaligus juga sebagai wacana yang mencapaikan kesana.
40%, Deposito 62,38%, Murabahah 59,76%. Selanjutnya pembiayaan perbankan syariah 2014 mencakup pembiayaan konsumer Rp. 76,6 T, Pembiayaan modal kerja Rp. 75,7 T, Pembiayaan Investasi Rp. 35,4 T. Sehingga total pembiayaan perbankan syariah per 2014 sejumlah Rp. 187,7 T dan Total asset sejumlah Rp. 250,13T. Menurut perkiraan market share perbankan syariah 2015 dalam ranah optimis akan tumbuh >6%, moderat 5-6% dan pesimis <5% ”. (www.kompasiana.com).
Perum pegadaian mengeluarkan produk berbasis syariah yang disebut dengan pegadaian syariah. Pada dasarnya, produk-produk berbasis syariah memiliki karakteristik seperti, tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba, menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa atau bagi hasil.
Dalam perkembangannya perum pegadaian telah banyak berjasa dan ikut andil yang besar dalam membina kesejahteraan masyarakat, disamping itu peranan pegadaian juga sangat diperlukan dalam rangka mendorong kegiatan pembangunan, ini sesuai dengan peraturan pemerintah No. 10 tahun 1983 tentang sifat utama Badan Usaha Milik Negara (BUMN), bahwa Perusahaan Umum (Perum) disyaratkan berusaha dibidang penyediaan jasa bagi masyarakat, selain itu didalamnya juga mengandung misi pembangunan nasional yang artinya pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia yang nantinya akan mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spiritual berdasarkan pancasila.
Untuk saat ini emas tidak saja diminati sebagai sebuah perhiasaan untuk mempercantik seorang wanita. Emas juga diminati sebagai investasi berjangka yang dianggap dapat mendatangkan keuntungan dikemudian hari, tentu saja emas yang akan diinvestasi berbentuk batangan bukan berbentuk perhiasaan yang sering dipakai wanita.
Minat seseorang untuk berinvestasi merupakan suatu usaha yang akan terus diupayakan berkembang dan agar investasi tersebut dapat mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya. Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk diperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Kecenderungan seseorang terhadap daya jual beli emas merupakan salah satu investasi yang dapat diharapkan dapat menjadi prospek yang menjanjikan bagi pemiliknya. Dibanding barang yang lain emas termasuk barang berharga yang tingkat penyusutannya dapat dikatakan tidak ada dan emas merupakan barang berharga yang bernilai tinggi, tentu saja emas yang dilihat dari kadarnya (Bahri, 2011:166).
Salah satu keuntungan investasi emas adalah begitu banyak fasilitas pembiayaan yang tersedia dan dapat juga kita gunakan sewaktu-waktu dengan cepat. Maka jika kita mempunyai simpanan dalam bentuk emas dan suatu saat ada kebutuhan dana mendesak, kita tidak perlu serta merta menjual emas yang kita miliki untuk menutupi kebutuhan tersebut. Kita bisa mendapatkan pinjaman dana cepat dengan menggadaikan emas yang kita miliki.
Investasi dalam bentuk emas adalah salah satu bentuk investasi yang ditawarkan oleh pegadaian syariah, yaitu MULIA (Murabahah Emas Logam Mulia Investasi Abadi), sejak 2008. Yaitu pegadaian memfasilitasi jual beli emas batangan. Bisa juga dengan cash ataupun kredit / dicicil dengan maksimal 36 bulan. Logam mulia atau emas memiliki berbagai aspek yang menyentuh kebutuhan manusia disamping memiliki nilai estetis yang tinggi juga merupakan jenis investasi yang nilainya stabil, likuid, dan aman secara riil (www.pegadaiansyariah.co.id).
Terhadap Jual Beli Emas Di Pegadaian Syariah (Studi Penelitian : Pada Pegadaian Syariah cabang Setia Budi Medan)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah ada, maka permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan antara pelayanan pada pegadaian syariah dengan minat jual beli emas?
2. Bagaimana hubungan antara promosi pada pegadaian syariah dengan minat jual beli emas?
3. Bagaimana hubungan antara biaya-biaya pada pegadaian syariah dengan minat jual beli emas?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui hubungan pelayanan pada pegadaian syariah dengan minat jual beli emas. 2. Mengetahui hubungan promosi pada pegadaian syariah dengan minat jual beli emas. 3. Mengetahui hubungan biaya-biaya pada pegadaian syariah dengan minat jual beli
emas.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Akademisi
bahan perbandingan bagi yang tertarik sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut. Semoga bermanfaat untuk memperkaya khasanah kepustakaan khususnya pada bidang yang penulis teliti.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai inovasi produk bagi lembaga Pegadaian Syariah untuk meningkatkan pangsa pasar dan sebagai sarana pemberdayaan manusia dalam pembangunan negara dimasa mendatang.
3. Bagi Peneliti