• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Terhadap Investor Publik Dalam Penawaran Tender (Tender Offer)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Hukum Terhadap Investor Publik Dalam Penawaran Tender (Tender Offer)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM PENAWARAN TENDER (TENDER OFFER)

A. Pengaturan Penawaran Tender (Tender Offer) di Indonesia

Penawaran tender (tender offer) dipersyaratkan oleh perundang-undangan

dalam hal suatu pihak akan melakukan tindakan tertentu di pasar modal, yaitu pihak tersebut ingin mendapatkan efek dalam jumlah, presentase yang besar, atau dengan perolehan efek tersebut perananya dalam perusahaan tersebut menjadi

penting42. Dalam pasar modal, perusahaan yang melakukan akuisisi sehingga menjadi pemegang saham pengendali baru, diwajibkan untuk melakukan penawaran tender ( tender offer).43 Sebagian orang mengatakan bahwa

sebenarnya suatu penawaran tender (tender offer) merupakan suatu “peperangan yang dihalalkan” seperti juga stabilitas harga pada waktu penawaran yang

merupakan manipulasi pasar yang dilegalisir.44

Pada pasal 83 Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 mempersyaratkan agar suatu penawaran tender (tender offer) di pasar modal

haruslah mematuhi ketentuan-ketentuan syarat tentang :45

2) Kewajaran 1) Keterbukaan

42

Munir Fuady II, Pasar Modal Modern : (Tinjauan Hukum (Bandung: PT. Citra Aditya, 1997) hal. 191

43

Munir Fuady I, Op. Cit. hal. 9

44

Munir Fuady II, Loc. Cit

45

(2)

3) Pelaporan

Sebagai implementasi dari amanah yang terdapat dalam pasal 83

Undang-undang Pasar Modal tersebut, maka pemerintah, dalam hal ini Bapepam-LK mengeluarkan suatu Surat Keputusan Ketua Pengawas Pasar Modal No.Kep/85/PM/1996 tentang Penawaran Tender, Pedoman tentang Bentuk dan Isi

Pernyataan Penawaran Tender, dan Pihak Lainnya Sehubungan dengan Penawaran Tender. Ketentuan ini dilengkapi dengan Lampiran 1 berupa Peraturan

No.IX.F.1 tentang “Penawaran Tender”, Lampiran 2 berupa Peraturan No.IX.F.2 mengenai Pedoman tentang “Bentuk dan Isi Pernyataan Penawaran Tender” dan Lampiran 3 No.IX.F.3 berupa “Pihak Lainnya Sehubungan dengan Penawaran

Tender”.

Kemudian peraturan-peraturan diatas di revisi dan digantikan dengan

Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor Kep-264/BL/2011 dengan Lampiran IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka. Namun setelah di bentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2011, melalui

Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, Surat Keputusan Bapepam-LK mengenai penawaran tender (tender offer) dan peraturan lainnya

(3)

Menurut lampiran 1 dari Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor Kep-85/PM/1996, maka suatu penawaran tender (tender offer) wajib dilakukan dalam

hal :46

1. Jika dilakukan pembelian saham.

2. Saham tersebut adalah saham perusahaan terbuka yang sahamnya tercatat

di Bursa Efek dan Pembeliannya harus melalui Bursa Efek

3. Dengan perolehan saham tersebut, mengakibatkan kepemilikannya

menjadi minimal 20 % dari seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh. Namun berdasarkan Press Release Perubahan Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka ketentuan mengenai

presentase kepemilikan saham bagi Pengendali Perusahaan Terbuka mengalami perubahan dari yang semula 20 % menjadi 25 %. Namun

demikian tidak semua pemegang saham 25 % menjadi pengendali sepanjang Pihak tersebut dapat membuktikan tidak bermaksud mengendalikan Perusahaan Terbuka

4. Perolehan saham tersebut mempunyai tujuan untuk mengendalikan perusahaan tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan “pengendalian”

perusahaan adalah kemampuan untuk menentukan pengelolaan dan/atau kebijaksanaan perusahaan target dengan cara apapun, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam hal ini mungkin dilakukan dengan

cara-cara : (1) menggantikan direksi/komisaris, (2) menempatkan orang-orangnya dalam pos-pos penting lainnya, (3) atau dapat mempunyai suara

46

(4)

menentukan dalam hal dilakukannya rapat umum pemegang saham dan (4) berdasarkan konsep preasumsi 25 % suara.

Konsep preasumsi 25 % suara maksudnya adalah ada preasumsi bahwa jika ada pihak yang memiliki saham minimal 25 % maka dia secara yuridis dianggap telah mengendalikan perusahaan. Demikian juga sebaliknya, jika ada

pihak yang menguasai saham tidak sampai 25 % maka ia tidak dianggap mengendalikan perusahaan tersebut, juga dengan kekecualian yang dapat

dibuktikan sebaliknya.47 Misalnya sungguhpun saham yang dikuasi masing-masing pihak dibawah 25 % tetapi jika bersama-sama saling terafiliasi atau mempunyai hubungan tertentu, sehingga secara bersama-sama mereka memiliki

saham minimal 25 %, maka tentu yang bersangkutan dapat dianggap telah memiliki saham 25 % tersebut. Tinggal kewajibannya untuk membuktikan salah

satu diantara dua, yaitu (1) apakah dia mematahkan bukti bahwa diantara mereka tersebut tidak mempunyai hubungan, dan/atau (2) sungguhpun hubungan tersebut ada, tetapi dapat dibuktikan bahwa mereka tidak mengendalikan target tersebut.48

Berbeda dengan pengaturan yang baru, dalam Kep-246/BL/2011 dikatakan bahwa untuk dapat melakukan penawaran tender (tender offer), pihak yang ingin

melakukan penawaran tender (tender offer) harus memiliki saham perusahaan minimal 50 % saham dari seluruh saham yang disetor penuh49

47

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt569f134ede52f/klasifikasi-saham , diakses tanggal 02 Maret 2017, pukul 9.24 WIB

48

M. Arif Syahputra Harahap, Op. cit., hal. 62

49

Kep-264/BL/2011, Lampiran IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka angka 1 huruf c

(5)

Ada serangkaian aturan yang harus diikuti oleh perusahaan yang berniat melakukan penawaran tender (tender offer). Yang pertama, karena penawaran ini

bersifat tender, perusahaan itu harus mengumumkan rencana penawaran tender (tender offer) di media massa.

Setelah penawaran tender ( tender offer) selesai dilakukan, pemegang

saham pengendali kemudian wajib melakukan Refloating atau pelepasan kembali sejumlah saham kepada publik. Aturan ini dibuat supaya saham emiten kembali

likuid ditransaksikan serta tidak mudah bagi emiten yang bersangkutan untuk mengubah status perusahaannya menjadi perusahaan tertutup (go private).

Ketentuan refloating saham tersebut ada pada Peraturan Bapepam-LK

(kini Peraturan OJK) Nomor IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka. Dalam beleid itu disebutkan, ketika terjadi perubahan pengendalian baru

pasca penawaran tender (tender offer) dengan kepemilikan saham 80 persen dari modal disetor perusahaan terbuka, pengendali baru wajib mengalihkan kembali

saham (refloat) kepada masyarakat minimal 20 % dalam periode 2 (dua) tahun50

.

Namun, dalam kondisi tertentu, pemegang saham pengendali diperkenankan untuk menunda kewajiban refloat selama maksimal 5 (lima) tahun

pasca penawaran tender (tender offer), namun dengan ketentuan sebagai berikut :(1) dalam kondisi indeks harga saham gabungan (IHSG) turun melebihi 10 persen

dalam tiga hari bursa berturut-turut.

50

(6)

(2) dalam kondisi bursa efek ditutup,(3)dalam kondisi saham emiten sedang

dihentikan sementara (suspend) perdagangannya oleh bursa efek, (4) dalam

kondisi keadaan darurat (perang, huru hara), dan (5) ketika harga saham emiten tersebut pada masa refloat tidak pernah sama atau lebih tinggi dari harga

penawaran tender (tender offer).51

51

Keputusan Bapepam-LK (Sekarang menjadi OJK) Nomor Kep-246/BL/2011 Lampiran IX.H.1 Angka 5 huruf d

Ketika hal-hal tersebut di atas terjadi, maka pemegang saham pengendali emiten boleh meminta perpanjangan waktu refloat yang berlaku selama enam

bulan, lalu bisa kembali memperpanjangnya dalam tempo enam bulan berikutnya, dan begitu seterusnya hingga maksimal mencapai lima tahun pasca penawaran

tender (tender offer).

B. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Penawaran Tender (Tender Offer)

Pihak-pihak atau institusi dalam penawaran tender (tender offer) tercantum dalam Keputusan Bapepam-LK No. Kep-246/BL/2011 Kep-264/BL/2011, Lampiran IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka. Setiap pihak

yang disebut dalam Keputusan tersebut, diberikan kewenangan. Adapun pihak-pihak tersebut adalah:

1) Perusahaan terbuka

2) Kelompok yang Terorganisasi. 3) Pengendali Perusahaan Terbuka

(7)

Berikut adalah penjelasan mengenai pihak-pihak tersebut: 1. Perusahaan Terbuka

Dalam ketentuan nomor 1 huruf a Lampiran IX.H.1, yang dimaksud dengan Perusahaan Terbuka adalah Emiten yang telah melakukan Penawaran

Umum Efek Ekuitas atau Perusahaan Publik.

Dari definisi diatas terdapat 2 (dua) jenis Perusahaan Terbuka yang dimaksud, antara lain : (1) emiten yang telah melakukan penawaran umum efek

bersifat ekuitas, dan (2) perusahaan publik.

Undang-undang Perseroan Terbatas sendiri mempunyai arti yang berbeda

mengenai perusahaan tersebut, antara lain:52

1) Perseroan yang melakukan penawaran umum, yang mana dalam praktiknya emiten yang melakukan kegiatan penawaran efek untuk

menjual kepada masyarakat umum wajib berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal, dan pada saat hendak

melakukan penawaran umum dan penawaran umum baru perseroan tersebut lebih dulu mendaftar ke Badan Pengawas Pasar Modal atau Bapepam-LK (yang sekarang berganti dengan OJK) sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 15 Undang-undang Pasar Modal.

2) Perseroan Publik, yang mana perseroan wajib memiliki pemegang saham

kurangnya 300 (tiga ratus) orang, modal disetor sekurang-kurangnya Rp3.000.000.000,- (tiga miliar Rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan peraturan

52

(8)

pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 22 Undang-Undang Pasar Modal

2. Kelompok yang Terorganisasi

Angka 1 huruf b Lampiran IX.H.1 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Kelompok yang Terorganisasi adalah pihak-pihak yang membuat rencana, kesepakatan atau keputusan untuk bekerjasama mencapai tujuan tertentu.

3. Pengendali Perusahaan Terbuka

Yang dimaksud dengan Pengendali Perusahaan Terbuka adalah pihak yang memiliki saham lebih dari 50 % (lima puluh perseratus) dari seluruh saham yang disetor penuh, atau Pihak yang mempunyai kemampuan untuk menentukan, baik

langsung maupun tidak langsung, dengan cara apapun mengelolaan dan/atau kebijaksanaan Perusahaan Terbuka (dalam angka 1 huruf c Lampiran IX.H.1)

Jadi, dalam hal ini yang bisa dikatakan sebagai pengendali adalah:

1. Pihak yang memiliki saham lebih dari 50% dari seluruh saham yang disetor penuh (de jure control, kendali secara yuridis); atau

2. Pihak yang mempunyai kemampuan untuk menentukan pengelolaan dan/atau kebijaksanaan perusahaan terbuka. Baik Langsung Maupun Tidak Langsung, Dengan Cara Apapun (de facto control, kendali secara nyata).

(9)

dibanding dengan kemampuan untuk menentukan pengelolaan dan/atau kebijaksanaan perusahaan terbuka. Secara doktrinal, kemampuan untuk

menentukan kebijakan perusahaan ini bisa diketahui melalui53

a. Kewenangan menunjuk Direksi dan Dewan Komisaris dalam Anggaran Dasar :

Dalam Anggaran Dasar, pihak atau perusahaan tertentu diberikan hak

untuk menunjuk jabatan-jabatan strategis dalam perusahaan, seperti Direksi dan Dewan Komisaris. Untuk Direksi, tidak harus Direktur Utama, tetapi justru

Direksi yang menjadi ujung tombak perusahaan. Misalnya: Direktur Keuangan atau Direktur Operasional.

b. RUPS dan perubahan Anggaran Dasar

Dalam RUPS, selain pihak atau perusahaan tertentu tadi bisa menentukan jabatan strategis pada manajemen, juga bisa memiliki kemampuan untuk

mengubah Anggaran Dasar. Misal: anggota Direksi adalah 3 orang, dengan jabatan Direktur Utama, Direktur Operasional dan Direktur Keuangan. Kuorum Rapat Direksi diubah dari suara bulat (uninamous decision) menjadi

mayoritas.Jika Direktur Keuangan dan Direktur Operasional ditunjuk oleh satu pihak, maka perusahaan bisa jalan dengan kehadiran keduanya untuk rapat dan

pengambilan keputusan.Tanpa keterlibatan Direktur Utama.Perubahan Anggaran Dasar lainnya juga bisa dilakukan terkait dengan kuorum RUPS.

53

(10)

c. Saham dengan Hak Khusus

Selain dua hal di atas, bisa juga pihak atau perusahaan tersebut memiliki

saham minoritas dalam perusahaan. Tetapi ia memiliki hak khusus yang melekat pada sahamnya. Misalnya karena kelas saham yang berbeda, seperti saham

preferen. Apalagi apabila ia bisa melakukan hak veto terhadap RUPS. Maka keputusan RUPS bisa menjadi “dead-lock” tanpa persetujuannya.

d. Laporan Keuangan

Apabila pihak atau perusahaan mengkonsolidasikan laporan keuangannya dengan laporan keuangan perusahaan pengendali untuk tujuan pengawasan alur

keuangan induk ke anak-anak perusahaannya. Ini sudah sangat jelas menunjukkan bahwa ia adalah pengendali. Mengapa? Karena pada umumnya berdasarkan Prinsip-prinsip Standar Akuntansi Keuangan yang diakui secara internasional, jika

perusahaan memiliki lebih dari 50% saham pada perusahaan lainnya, secara otomatis laporan keuangan tersebut harus dikonsolidasikan ke perusahaan induk.

Maka, hal yang demikian juga bisa digunakan untuk meneliti pengendalian

dalam konteks perusahaan tertutup sekalipun.Jadi, apabila Anda melakukan pengalihan saham dengan mengakibatkan hal-hal yang disebutkan di atas, maka

(11)

4. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan sebuah lembaga baru yang

dirancang untuk melakukan pengawasan secara ketat lembaga keuangan seperti perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan

asuransi. Adapun tujuan utama pendirian OJK adalah: Pertama, meningkatkan dan memelihara kepercayaan publik di bidang jasa keuangan. Kedua, menegakkan peraturan perundang-undangan di bidang jasa keuangan.Ketiga, meningkatkan

pemahaman publik mengenai bidang jasa keuangan.Keempat, melindungi kepentingan konsumen jasa keuangan.54

Pada dasarnya UU mengenai OJK hanya mengatur mengenai pengorganisa

sian dan tata pelaksanaan kegiatan keuangan dari lembaga yang memiliki otoritas pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa keuangan.Diharapkan dengan

dibentuknya OJK ini dapat dicapai mekanisme koordinasi yang lebih efektif di dalam menangani permasalahan yang timbul dalam sistem keuangan sehingga Adapun sasaran akhirnya adalah agar krisis keuangan seperti yang terjadi pada tahun 1997-1998 yang lalu tidak terulang

kembali.

Menurut UU No 21 tahun 2011 Bab I pasal 1 ayat 1 yang dimaksud

dengan OJK “adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang ini”

54

(12)

dapat lebih menjamin tercapainya stabilitas sistem keuangan dan agar adanya pengaturan juga pengawasan yang lebih terintegrasi.

Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal mempunyai tugas penyelenggaraan sistem pengaturan dan pengawasan sektor pasar modal yang

terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.

Dalam melaksanakan fungsi bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal mempunya tugas pokok:

a. Menyusun peraturan pelaksanaan di bidang Pasar Modal; b. Melaksanakan Protokol Manajemen Krisis Pasar Modal; c. Menetapkan ketentuan akuntasi di bidang Pasar Modal;

d. Merumuskan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang Pasar Modal;

e. Melaksanakan analisis, pengembangan dan pengawasan Pasar Modal termasuk Pasar Modal Syariah;

f. Melaksanakan penegakan hukum di bidang Pasar Modal;

g. Menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh OJK, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian;

(13)

i. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperolah izin usaha, persetujuan, pendaftaran dari OJK dan pihak lain yang

bergerak di bidang Pasar Modal;

j. Memberikan perintah tertulis, menunjuk dan/atau menetapkan penggunaan

pengelola statuter terhadap pihak/lembaga jasa keuangan yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal dalam rangka mencegah dan mengurangi kerugian konsumen, masyarakat dan sektor jasa keuangan; dan

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisioner

C. Prosedur Penawaran Tender (Tender Offer) di Indonesia

Setiap pihak yang melakukan penawaran tender (tender offer) harus pula memperhatikan prosedur yang berlaku untuk penawaran tender (tender offer),

yaitu:

1. Tahap pengumuman Rencana Penawaran Tender (tender offer)

Pengumuman rencana penawaran tender (tender offer) ini dilakukan lewat

minimal 2 (dua) surat kabar. Pengumuman ini antara lain memuat : a) identitas pihak pelaku penawaran tender (tender offer)

b) persyaratan khusus penawaran tender (tender offer)

c) penyataan bahwa pihak penawar tender telah mempunyai dana yang cukup, pernyataan mana dibuat akuntan, bank dan penjamin emisi efek

Teks pengumuman rencana penawaran tender (tender offer) wajib disampaikan kepada OJK dan kepada perusahaan target dalam waktu

(14)

(dua) surat kabar tersebut. Banyak konsekuensi hukum yang terjadi dengan diumumkannya rencana penawaran tender (tender offer) tersebut, antara lain

bahwa sekali pengumuman telah dilangsungkan, maka tender offer tersebut tidak dapat dicabut/dbatalkan kembali. Kecuali jika terdapat persetujuan

Bapepam-LK-LK (sekarang OJK) untuk itu55

a) harga penawaran tender (tender offer) tertinggi yang diajukan sebelumnya oleh Pihak yang sama dalam jangka waktu 180 (serratus delapan puluh) hari

sebelum pengumuman .

Harga penawaran dalam suatu penawaran tender (tender offer) adalah sebagai berikut:

b) harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian terakhir di Bursa Efek selama 90 (Sembilan puluh) hari terakhir sebelum pengumuman

c) harga rata-rata dari harga tertinggi pada perdagangan harian di bursa efek dalam waktu 12 (dua belas) bulan terakhir yang dihitung mundur dari hari

perdagangan terakhir atas saham yang dimaksud, dalam hal saham dan/atau waran Perusahaan Sasaran tidak diperdagangkan di Bursa Efek dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari terakhir sebelum pengumuman

d) harga wajar yang ditetapkan oleh Penilai, dalam hal penawaran tender (tender offer) dilakukan atas saham dan/atau waran Perusahaan Sasaran

yang tidak tercatat di Bursa Efek

55

(15)

2. Tahap penyampaian pernyataan penawaran tender (tender offer)

Pernyataan penawaran tender (tender offer) adalah suatu dokumen yang

wajib disampaikan kepada OJK dan kepada pihak-pihak lainnya yang melakukan penawaran tender (tender offer). Penyaampaian pernyataan penawaran tender (tender offer) diumumkan dalam paling sedikit 2 (dua) surat kabar harian

berbahasa Indonesia, salah satunya berperedaran nasional, pada tanggal yang bersamaan dengan penyampaian pernyataan penawaran tender (tender offer) pada

OJK. Adapun pernyataan ini disampaikan kepada : a. OJK

b. Bursa Efek dimana efek Bersifat Ekuitas itu dicatat c. Perusahaan Target

d. Pihak Lain yang telah melakukan penawaran tender (tender offer) efek

tersebut masa berlakunya masih belum berakhir.

3. Tahap Efektifnya masa penawaran tender (tender offer)

Masa Penawaran Tender menjadi efektif pada hari ke 15 (lima belas) sejak diterimanya pernyataan penawaran tender (tender offer) secara lengkap oleh OJK.

4. Tahap pengumuman pernyataan penawaran tender (tender offer)

Dalam tahap ini, yaitu selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sejak pernyataan penawaran tender (tender offer) menjadi efektif, maka pernyataan penawaran tender wajib diumumkan dalam sekurang-kurangnya dalam 2 (dua)

(16)

Dalam tahap ini, pihak perusahaan target, pihak terafiliasi, dan lain-lain dapat mengajukan pernyataan tertulis yang salinannya wajib diserahkan ke OJK,

yang berisikan informasi tertulis untuk mendukung atau menentang penawaran tender (tender offer) tersebut.

5. Tahap bantahan dari Direksi/Komisaris Perusahaan Target

Perusahaan Target diwajibkan melakukan bantahan jika direksinya atau

komisarisnya mengetahui bahwa pernyataan penawaran tender (tender offer) tersebut mengandung informasi yang tidak benar atau menyesatkan, dan bantahan

tersebut wajib diumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian dalam waktu paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum berakhir Masa Penawaran Tender

6. Tahap Berakhirnya Masa Penawaran Tender

Masa penawaran tender (tender offer) berakhir sekurang-kurangnya dalam

waktu 30 hari dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu menjadi paling lama 90 (Sembilan puluh) hari, kecuali disetujui lain oleh OJK.

7. Tahap penyelesaian transaksi

Dalam tahap ini, yakni dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) hari setelah penawaran berakhir, maka transaksi penawaran tender (tender offer) wajib

(17)

8. Tahap laporan akhir

Dalam waktu 10 (sepuluh) hari sejak tanggal penyelesaian penawaran

tender berakhir, maka pihak yang melakukan penawaran tender (tender offer) tersebut wajib melaporkan hasil dari penawaran tender (tender offer) tersebut

kepada OJK.

D. Larangan Dalam Penawaran Tender (Tender Offer) di Indonesia

Demi menjaga ketertiban keadilan dalam pelaksanaan suatu penawaran tender (tender offer), maka peraturan perundang-undangan, melarang kepada pihak yang terikat dalam suatu penawaran tender (tender offer) untuk melakukan

sebagai berikut:56

1. Melarang pihak pelaku penawaran tender (tender offer) untuk

membatalkan penawaran tender (tender offer) tersebut etelah dilakukan pengumuman di 2 (dua) surat kabar. Kecuali jika ada persetujuan dari

Pihak Bapepam-LK

2. Dilarang menetapkan harga saham suatu penawaran tender (tender offer) yang lebih rendah dari yang diharuskan

3. Dilarang melakukan penyelesaian transaksi dalam penawaran tender (tender offer) lebih lama dari 12 hari setelah penawaran berakhir

56

(18)

4. dilarang melakukan penawaran tender (tender offer) yang jangka waktu penawarannya kurang dari 30 hari, kecuali jika disetujui sebaliknya

oleh OJK

5. Pihak yang melakukan tender offer dilarang membeli atau menjual efek

bersifar ekuitas yang sedang ditawarkan dalam jangka waktu 15 hari sebelum penerbitan pengumuman di dua surat kabar tentang penawaran tender (tender offer) tersebut.

6. Perusahaan target dari penawaran tender (tender offer) dilarang melakukan transaksi yang semata-mata dilakukan untuk

menhalang-halangi perubahan pengendalian perusahaan target dalam jangka wakt 15 hari sebelum pengumuman mengenai penawaran tender (tender offer).

7. Dilarang kepada pihak yang melakukan penawaran tender (tender offer) atau pihak terafiliasi untuk membuka rahasia mengenai rencana suatu penawaran tender (tender offer) dalam jangka waktu 15 hari sebelum

pengumuman penawaran tender (tender offer).

8. Dilarang kepada phak yang melakukan penawaran tender (tender offer)

untunk menetapkan pembatasan dan terms and condotins yang berbeda berdasarkan pembedaan golongan atau kedudukan para pihak calon

(19)

E. Keterbukaan dalam Pelaksanaan Penawaran Tender (Tender Offer)

Max Weber pernah mengatakan bahwa konsepsi dalam penerapan hukum

mutlak bagi proses industrialisasi suatu bangsa.57Oleh karena itu, hukum berkenaan dengan industri pasar modal yang berlaku sekarang harus dikaji

kembali, mengingat konsistensi dan oenerapan hukum pasar modal di Indonesia masih menghambat penciptaan pasar modal yang efisien.58

Sementara itu, isu utama yang harus dicermati dalam pasar modal adalah

prinsip keterbukaan karena prinsip keterbukaan menjadi persoalan inti di pasar modal dan sekaligus jiwa pasar modal itu sendiri, sebab keterbukaan tentang fakta material sebagai jiwa pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip

keterbukaan yang memungkinkan terjadinya bahan pertimbangan bagi investor sehingga ia secara rasional dapat mengambil keputusan untuk melakukan

pembelian atau penjualan saham.59

Keterbukaan merupakan suatu prinsip yang berlaku secara universal dalam pasar modal.Prinsip keterbukaan yang merupakan sesuatu yang mutlak harus

dapat dilakukan semua pihak yang terlibat dengan kegiatan di pasar modal.60

Menurut UU Pasar Modal pasal 1 angka 25 disebutkan, yang dimaksud

dengan keterbukaan (disclosure) adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang ini

57

Leonard J. Theberge, “Law and Economic Development”, Journal of International Law and Policy, Vol. 9, 1980, hal. 231

58

Adrian Sutedi, Segi-segi Hukum Pasar Modal.Bogor : PT. Ghalia Indonesia. Hal. 100

59

William H. Beaver, “The Nature of Madate Disclosure”, (dalamAdrian SutediIbid, hal. 100)

60

(20)

untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh

terhadap keputusan pemodal terhadap efek yang dimaksud atau harga dari efek tersebut.

Pengungkapan informasi tentang fakta material secara akurat dan dan

penuh diperkirakan dapat merealisasikan tujuan prinsip keterbukaan dan mengantisipasi timbulnya pernyataan keterbukaan yang diwajibkan kepada

emiten, masyarakat dapat terhindar dari adanya penipuan61

BerdasarkanPOJK No. 31/POJK.04/2015 ini tergambar jelas mengenai informasi-informasi apa sajakah yang dapat dikategorisasikan sebagai

mengandung informasi material yang harus segera dilaporkan ke publik. Kriteria informasi yang telah diatur tersebut juga menjadikan Emiten atau Perusahaan

.

POJK No. 31/POJK.04/2015 tentang Keterbukaan Atas Informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau Perusahaan Publik, Pasal 1 mendefinisikan

Informasi atau Fakta Material sebagai Informasi atau Fakta Material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta

yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan/atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau Pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau

fakta tersebut.

61

(21)

Publik dapat menjalankannya kewajibannya tersebut dengan lebih jelas dan terukur.62

Tidak semua informasi harus disampaikan kepada publik, tetapi merujuk kepada POJK No. 31/POJK.04/2015 tentang Keterbukaan Atas Informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau Perusahaan Publik, telah menenentukan bahwa

hanyalah Informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi harga efek atau keputusan investasi pemodal yang wajib diinformasikan ke OJK dan masyarakat

paling lambat akhir hari kerja ke-2 setelah keputusan atau terdapatnya informasi atau fakta material tersebut yang mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal. Hal ini berarti tolok ukur dan kriteria fakta material

harus berpedoman kepada peristiwa, kejadian, atau fakta material tertentu yang antara lain adalah informasi63

a. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha atau pembentukan usaha patungan;

:

b. Pemecahan saham atau pembagiandividen saham;

c. Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya; d. Perolehan atau kehilangan kontrak penting;

e. Produk atau penemuan baru yang berarti;

f. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen;

62

Pasal 6, POJK POJK No. 31/POJK.04/2015 tentang Keterbukaan Atas Informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau Perusahaan Publik

63

(22)

g. Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran Efek yang bersifat utang;

h. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material jumlahnya;

i. Pembelian, atau kerugian penjualan aktiva yang material; j. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting;

k. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau

direktur dan komisaris perusahaan.

Diakui bahwa keterbukaan merupakan terminologi yang teramat sering dikumandangkan dalam dunia hukum pasar modal, dan hukum pasar modal

sendiri seakan belum sah jika belum mengatur tentang keterbukaan ini. Oleh karena itu, tidak heran jika peraturan perundang-undangan mengaturnya secara

rinci. Ada suatu dilema yang inheren dalam hukum pasar modal itu sendiri. Disatu pihak, hukum terus mengejar dengan merinci sedetil-detilnya tentang hal-hal apa saja yang mesti di buka oleh pihak-pihak penyandang kewajiban

keterbukaan, dilain pihak, hukum juga harus memperoleh kepentingan kepentingan tertentu dari pihak yang diwajibkan membuka informasi tersebut.64

Kepentingan tersebut sering kali bertentangan dengan kewajiban keterbukaan, misalnya kepentingan suatu emiten untuk tidak membuka (disclouse) tentang informasi yang tergolong rahasia perusahaan. Maka dalam hal ini, sektor

hukum harus jeli menimbang-nimbang dan menyelaraskan kepentingan investor

64

(23)

dan pasar terhadap suatu keterbukaan dengan kepentingan emiten atau pihak pihak lain pemilik informasi. Keselarasan di antara dua kepentingan yang

kontradikitf tersebut tercermin dalam prinsip yuridis yang menyatakan bahwa suatu disclosure di pasar modal tidaklah semata-mata “full”, tetapi juga mestilah

“fair”, seperti yang tersimpul dalam istilah full and fair disclosure. Selain dari itu, sebagaimana diketahui bahwa dalam suatu sistem hukum perdata kita, secara hukum dalam jual beli, si penjual diwajibkan untuk menanggung atas seluruh

cacat yang tersembunyi dari barang yang dijualnya tersebut.65

Dokrin hukum tentang kewajiban keterbukaan bagi suatu perusahaan

terbuka ini mempunyai karakteristik yuridis sebagai berikut66

a. Prinsip ketinggian derajat akurasi informasi :

b. Prinsip ketinggian derajat kelengkapan informasi

c. Prinsip ekuilibrum antara efek negative kepada emiten di satu pihak dengan di pihak lain, efek positif kepada public jika

dibukanya informasi tersebut

Beberapa hal lain yang sering kali dilarang dalam hal keterbukaan informasi antara lain.67

a. Memberikan informasi yang salah sama sekali b. Memberikan informasi yang setengah benar c. Memberikan informasi yang tidak lengkap

65

Ibid

66

Munir Fuady II, Op. Cit, hal 13

67

(24)

d. Sama sekali diam terhadap fakta/ informasi material

Keempat model pelanggaran ini dilarang karena oleh hukum dianggap data

menimbulkan misleading bagi investor dalam memberikan judgement-nya untuk membeli atau tidak membeli suatu efek. Misleading merupakan suatu penyimpangan prinsip keterbukaan di pasar modal berupa pemberian informasi

yang tidak benar atau menyesatkan68

Alasan utama mengapa suatu keterbukaan dilakukan adalah agar pihak

investor dapat melakukan suatu keputusan untuk membeli atau tidak membeli efek. Karena suatu keputusan akan merupakan suatu landasan bagi terbentuknya suatu harga pasar yang wajar. Dalam hal ini, suatu harga akan wajar apabila dapat

merefleksi nilai interinsik dari efek, di mana nilai interinsik sangat bergantung pada seberapa efisien tersedianya informasi tentang perusahaan yang

bersangkutan.

.

69

Dalam tradisi common law manajemen yang menjadi target penawaran tender (tender offer) mempunyai kewajiban untuk menunjukakan secara

substantive dan procedural, bahwa dalam penawaran tender (tender offer) tersebut managemen yang menjadi target tidak mempunyai conflict of interest.70 Standar

yang dipakai dalam kejadian ini ditentukan berdasarkan kejujuran (honestly), itikad baik (good faith), tingkah laku yang loyal (loyal conduct) dan lain-lain.71

Lewis D. Solomon, Donald E. Schwartz, Jeffrey D. Bauman, Elliot J. Weis, Corporations Law and Policy Materials and Problemshal, (dalam Bismar Nasution, Ibid. Hal. 246)

71

Ibid

(25)

tindakannya tersebut untuk kepentingan perusahaan dan adil (fair) terhadap perusahaan dan pihak-pihak lainnya.

Mereka yang mengajukan penawaran tender (tender offer) harus membuktikan bahwa penawaran tender (tender offer) tersebut untuk kepentingan

perusahaan, maka pelaksanaannya juga harus mendapat pengawasan.72

Pertama, penawaran tender (tender offer) harus dinilai oleh institusi yang independen. Untuk melihat apakah penawaran tender (tender offer) adil bagi

pemegang saham dan apakah juga adil baik perusahaan target, maupun pembeli. Selanjutnya dilihat apakah kepentingan ekonomi masyarakat terlindungi.Kedua,

penilaian institusi yang independen harus tersedia kepada kedua belahpihak. Ketiga, penawaran tender (tender offer) secara parsial harus dilarang dan terakhir, penawaran tender (tender offer) harus disetujui oleh pemegang saham dari

perusahaan pengambilalih.73

72

Ibid, Hal. 247

73

The Honorable Arthur J. Goldberg, “regulation of Hostile Tender Offer : A Dissenting View and Recommended reforms, “Maryland Law Review, (Vol. 43, 1984), hal. 292-234) (dalam Bismar Nasution, Ibid)

Penawaran tender (tender offer) yang dilakukan harus dapat dibuktikan

untuk kepentingan perusahaan. Peralihan institusi yang independen harus tersedia kepada pemegang saham dan perusahaan target.Selanjtnya, harus dilarang penawaran tender (tender offer) yang dilakukan secara parsial dan penawaran

(26)

Disamping itu, perlu diperhatikan fenomena perusahaan yang sudah go public, dan peminat yang mau melakukan pengambilalihan khawatir maksudnya

akan dihalangi, dapat langsung melangkahi manajemen atau pemegang saham yang mungkin tidak setuju, melalui apa yang dikenal sebagai hostile take over.

Pertama, peminat, ada yang menamakannya insurgent atau aggressor,

mengajukan usul kepada pemegang saham lainnya “mengumpulkan mandat”, bersatu suara menggeser manajemen yang ada dan memasukkan Direktur yang

menjadi calonnya. Pengambilalih harus meyakinkan para pemegang saham bahwa mereka akan mendapat keuntungan yang lebih baik apabila perusahaan berada

dibawah manajemen yang baru. Kesulitannya antara lain kadang-kadang sukar mendapatkan daftar pemegang saham dan harusnya membiayai sendiri kampanye.

Pilihan kedua, dilakukan oleh insurgent dengan membuka penawaran

kepada para pemegang saham bahwa ia bersedia membeli sejumlah saham sehingga ia dapat mengontrol perusahaan target, dalam jangka waktu tertentu

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah ini membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode pengembangan motorik, yang meliputi penelaahan tentang hakikat perkembangan motorik, karakteristik,

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan Quasi Experiment (eksperimen semu). Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang

Manager can (1) estimate the completion time of a project by finding the critical path, (2) identify the start and finish time for each activity for a project

Total durasi dari penjadwalan pekerjaan dinding panel menggunakan metode CCPM ( Critical Chain Project Management) dengan menambahkan waktu tunggu sebesar 360 menit

Kedudukan dimiliki sanro tersebut adalah sebagai pengobat dan sebagai tokoh penyembuh bagi masyarakatnya apabila ada yang sakit atau dalam kata lain sanro adalah

Hambali, Ahmad (2016) hasil perhitungan pembebanan gaya lateral gempa menggunakan SNI 03-1726-2012 memiliki selisih 15,6% dari peraturan pembebanan gempa gempa SNI

Oleh karena itu, untuk setiap proses importasi atau eksportasi zat radioaktif atau bahan nuklir, yang melibatkan pengangkutan zat radioaktif dari instalasi ke

Gangguan keamanan yang terjadi, adalah perompakan di Jalur pelayaran dunia Teluk Aden oleh Perompak Somalia, dan PBB dalam rangka meningkatkan keamanan di wilayah