• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Buku I K13 . 2016 2017 - SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Model Buku I K13 . 2016 2017 - SMP"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KURIKULUM

SMP ...

Tahun Pelajaran 2016/2017

Alamat Sekolah : ... No. ….

Desa ..., Kec. ...

Kabupaten Lombok Barat

Propinsi NTB

2016

(2)

PENGESAHAN

Setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah, dengan ini

kurikulum SMP ...ditetapkan / disahkan untuk diberlakukan pada

tahun pelajaran 2016/2017

Ditetapkan/ disahkan Di : ... Tanggal : ...

Ketua Komite Sekolah, Kepala Sekolah,

... ... NIP ...

Mengetahui : Kepala Dinas Dikbud Kabupaten Lombok Barat,

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Negeri ... Tahun Pelajaran 2016/2017 dapat disusun.

Penyusunan Kurikulum SMP Negeri ... dilaksanakan oleh Tim Pengembang Kurikulum yang terdiri dari unsur Kepala Sekolah, Guru-guru, dan Komite Sekolah.

Kurikulum ini sebagai landasan operasional dalam peyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri ... selama tahun pelajaran 2016/2017 terdiri dari tiga komponen meliputi Buku1, Buku 2 dan Buku 3

Kami yakin bahwa kurikulum yang dikembangkan ini masih jauh dari sempurna sehingga kami mengharapkan adanya peran serta aktif dan saran-saran untuk perbaikan .

Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi secara aktif dalam penyusunan kurikulum ini, berkat bantuan dan kerja sama yang baik , Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Negeri ...ini dapat diselesaikan.

..., ... Juli 2016. Kepala Sekolah ,

(4)

DAFTAR ISI

PENGESAHAN ... 1 KATA PENGANTAR ... 2 DAFTAR ISI ... 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4

B. Landasan 5

C. Tujuan Penyusunan Kurikulum 7

D. Prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum 10

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN 12

A. Tujuan Pendidikan 12

B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah 12

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM 14

A. Struktur Kurikulum 14

1. Kompetensi Inti 14

2. Mata Pelajaran 15

B. Muatan Kurikulum 16

1. Muatan Pembelajaran 16

2. Kompetensi Dasar 17

3. Muatan Lokal 18

4. Kegiatan Ekstrakurikuler 18

5. Pengaturan Beban Belajar 20

6. Ketuntasan Belajar 21

7. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan 21

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN 27

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...dilaksanakan mulai tahun pelajaran 2016/2017. Dalam rangka implementasi Kurikulum 2013, komponen kurikulum SMP Negeri ...meliputi:

1. Buku 1 Kurikulum SMP Negeri ... 2. Buku 1 Kurikulum SMP Negeri ... 3. Buku 3 Kurikulum SMP Negeri ...

Buku 1 berisi visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan, Buku 2 berisi sialbus, dan Buku 3 berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di lingkungan belajar.

Penyusunan Buku I menjadi tanggung jawab kepala sekolah , sedangkan penyusunan Buku III menjadi tanggung jawab masing-masing tenaga pendidik. Buku II sudah disusun oleh Pemerintah.

Kurikulum sebagai jantung pendidikan dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik di masa kini dan masa mendatang.

Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

 Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

 Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

(6)

dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan:

 Pasal 77A ayat (1) menyebutkan bahwa Kerangka Dasar Kurikulum berisi landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

 Pasal 77A ayat (2) menyebutkan bahwa Kerangka Dasar Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai: a. acuan dalam Pengembangan Struktur Kurikulum pada tingkat nasional; b. acuan dalam Pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah; dan c. pedoman dalam Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Dari amanat undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut ditegaskan bahwa:

 Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi, untuk melakukan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan ciri khas potensi yang ada di daerah serta peserta didik;

 Kurikulum dikembangkan dan diimplementasikan pada tingkat satuan pendidikan. Kurikulum operasional yang dikembangkan dan diimplementasikan oleh SMP

Negeri ... diwujudkan dalam bentuk Kurikulum SMP Negeri ... tahun pelajaran 2016/2017.

B. Landasan :

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

(7)

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan

kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik. d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang

(8)

kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.

2. Landasan Sosiologis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).

3. Landasan Psikopedagogis

(9)

Konsep kurikulum tematik-terpadu mencerminkan pertimbangan psikopedagogis anak usia sekolah yang sangat memerlukan penanganan kurikuler yang sesuai dengan perkembangannya.

4. Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

5. Landasan Yuridis

Secara yuridis KTSP dikembangkan berdasarkan :

a. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia” dan Pasal 32 ayat (1), “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya.”

(10)

pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”. Pasal 38 ayat (2), “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah”

c. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

d. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional

f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 15 Tahun 2010 j.o Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota

g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.

j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah; k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014

tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

(11)

n. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013

o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah; p. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014

tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

q. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

C. Tujuan Penyusunan Kurikulum

Kurikulum disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di SMP ... Lombok Barat.

Tujuan pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan adalah tahapan atau langkah untuk mewujudkan visi sekolah dalam jangka waktu tertentu. Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan merupakan rumusan mengenai apa yang diinginkan pada kurun waktu tertentu.

Ciri tujuan tingkat satuan pendidikan adalah sesuai dengan visi, dapat diukur, dan terjangkau yaitu :

1. Menyelaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 2. Memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan

menjunjung kelestarian keragaman budaya

3. Memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan karakteristik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya

4. Meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama dan memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah

5. Agar pembelajaran berkeadilan untuk mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan jender

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum SMP ...Lombok Barat ini dikembangkan mengacu pada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP serta memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah

Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan prinsip sebagai berikut :

(12)

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.

2. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

3. Menyeluruh dan berkesinambungan

(13)

BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan

1. Tujuan Pendidikan Nasional

Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman, bertaqwa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, bertanggung jawab dan demokratis

2. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan yang lebih lanjut.

B. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

Visi SMP ...Lombok Barat :

... ...

Visi ini menjiwai warga sekolah untuk selalu mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah.

Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah yang :

a.Berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi yang paling aktual sesuai dengan perkembangan iptek

b.Sesuai dengan norma dan harapan masyarakat

c.Ingin mencapai keunggulan akademis dan non akademis d.Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah e.Mendorong adanya perubahan yang lebih baik

f. Mengarahkan langkah-langkah strategis (misi) sekolah

Untuk mencapai visi tersebut, perlu dirumuskan misi yang berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas.

Misi SMP ..., Kec. ..., Lombok Barat Kabupaten Lombok Barat

(14)

5. ... 6. ... 7. Dst

Tujuan SMP ..., Kecamatan ..., Kabupaten Lombok Barat Sesuai dengan tujuan pendidikan dasar , Visi dan Misi di atas, tujuan yang akan dicapai sekolah adalah sebagai berikut :

(15)

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum 1. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SMP/MTs pada setiap tingkat kelas. Kompetensi inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.

Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut: 1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; 2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; 3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan 4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMP/MTs dapat dilihat pada Tabel berikut.

(16)

KOMPETENSI INTI sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

2. Mata Pelajaran

Struktur Kurikulum SMP/MTs terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B. Khusus untuk MTs, dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama.

Struktur kurikulum SMP/MTs adalah sebagai berikut

Tabel 2: Struktur Kurikulum SMP/MTs

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU PER MINGGU

VII VIII IX

Kelompok A (Umum)

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3

3. Bahasa Indonesia 6

4. Matematika 5

5. Ilmu Pengetahuan Alam 5

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4

7. Bahasa Inggris 4

Kelompok B (Umum)

1. Seni Budaya 3

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3

3. Prakarya 2

(17)

Keterangan:

a. Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.

b. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal.

c. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri.

d. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah

e. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 40 menit.

f. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, paling banyak 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.

g. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu.

h. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya, satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.

i. Khusus untuk Madrasah Tsanawiyah struktur kurikulum dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.

j. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi masing-masing satuan pendidikan.

B.

Muatan

Kurikulum

1. Muatan Pembelajaran

Muatan pembelajaran di SMP/MTs yang berbasis pada konsep-konsep terpadu dari berbagai disiplin ilmu untuk tujuan pendidikan adalah Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

(18)

kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.

Tujuan pendidikan IPS menekankan pada pemahaman tentang bangsa, semangat kebangsaan, patriotisme, dan aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tujuan pendidikan IPA menekankan pada pemahaman tentang lingkungan dan alam sekitar beserta kekayaan yang dimilikinya yang perlu dilestarikan dan dijaga dalam perspektif biologi, fisika, dan kimia.

Integrasi berbagai konsep dalam Mata Pelajaran IPA dan IPS menggunakan pendekatan trans-disciplinarity di mana batas-batas disiplin ilmu tidak lagi tampak secara tegas dan jelas, karena konsep-konsep disiplin ilmu berbaur dan/atau terkait dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitarnya. Kondisi tersebut memudahkan pembelajaran IPA dan IPS menjadi pembelajaran yang kontekstual. Pembelajaran IPA diintegrasikan melalui konten biologi, fisika, dan kimia. Pengintegrasian dapat dilakukan dengan cara connected, yakni pembelajaran dilakukan pada konten bidang tertentu (misalnya fisika), kemudian konten bidang lain yang relevan ikut dibahas. Misalnya saat mempelajari suhu (konten fisika), pembahasannya dikaitkan dengan upaya makhluk hidup berdarah panas mempertahankan suhu tubuh (konten biologi), serta senyawa yang digunakan di dalam sistem AC (konten kimia).

Pembelajaran IPS diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antar ruang, dan waktu. Ruang adalah tempat di mana manusia beraktivitas, koneksi antar ruang menggambarkan mobilitas manusia antara satu tempat ke tempat lain, dan waktu menggambarkan masa di mana kehidupan manusia itu terjadi.

2. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing-masing mata pelajaran. Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan Kompetensi Inti sebagai berikut:

1. kelompok 1 : kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;

2. kelompok 2 : kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;

(19)

4. kelompok 4 : kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

Pengelompokkan Kompetensi Dasar seperti tersebut di atas adalah sebagai berikut.

3. Muatan Lokal

Pada Permendikbud nomor 79 tahun 2014 tentang Mulok Kurikulum 2013 antara lain dinyatakan bahwa :

1) “Muatan lokal dapat berupa antara lain: a. seni budaya,

b. prakarya,

c. pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, d. bahasa, dan/atau

e. teknologi.” (pasal 4 ayat 1).

2) “Muatan pembelajaran terkait muatan lokal berupa bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat tinggalnya.” (pasal 4 ayat 2).

3) “Muatan pembelajaran terkait muatan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diintegrasikan antara lain dalam mata pelajaran seni budaya, prakarya, dan/atau pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.” (pasal 4 ayat 3).

4) “Dalam hal pengintegrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat dilakukan, muatan pembelajaran terkait muatan lokal dapat dijadikan mata pelajaran yang berdiri sendiri.” (pasal 4 ayat 4).

5) “Dalam hal muatan lokal ditetapkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, satuan pendidikan dapat menambah beban belajar muatan lokal paling banyak 2 (dua) jam per minggu.” (pasal 8 ayat 2).

Sesuai pasal 8 ayat 2 diatas jika satu mata pelajaran Muatan Lokal jumlah jamnya ditetapkan 2 jam pelajaran, maka penambahan pelajaran MULOK sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri hanya diperbolehkan 1 mata pelajaran.

Dengan ketentuan tersebut mulok yang dikembangkan di SMP Negeri ... adalah muatan lokal yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan Seni Budaya dan Prakarya dan Pendidikan Jasmani, olag raga dan Kesehatan.

4. Kegiatan Ekstrakurikuler

Pengembangan diri dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas

ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan. Ragam kegiatan ekstrakurikuler diuraikan berikut.

a. Ekstrakurikuler Wajib

(20)

kepramukaan diorganisasikan dalam 3 model yaitu Model Blok, Model Aktualisasi, dan Reguler di Gugus Depan. Model Pelaksanaan Kegiatan Kepramukaan yang digunakan di SMP Negeri ... adalah Model Aktualisasi dengan karakteristik sebagai berikut.

a. Wajib : diikuti oleh seluruh siswa dalam setiap kelas

b. Rutin : dilaksanakan setiap satu minggu sekali setiap hari Jumat sore c. Terjadwal : Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit d. Penilaian Formal

e. Bersifat intramural (dalam lingkungan satuan pendidikan/ hanaya terdiri dari peserta didik SMP Negeri ...)

Untuk Kegiatan Ekstrakurilkuler wajib ini siswa harus mendapatkan nilai memuaskan ( Baik ) pada setiap semester.oleh karena itu guru kelas harus mengidentifikasi nilai-nilai yang termuat dalam setiap muatan pelajaran dan bersama pelatih pembina mengembangkan nilai-nilai tersebut kepada para siswa. Pelatih-pembina secara berkala melaporkan kepada guru kelas dan sekolah tentang ketercapaian nilai-nilai yang dikembangkan pada kegiatan Kepramukaan.

Nilai ekstrakurikuler wajib ( Kepramukaan ) berpengaruh terhadap kenaikan kelas. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester mengharuskan peserta didik menempuh program khusus.

b. Ekstrakurikuler Pilihan 1) Paskibra

Tujuan:

a. Peserta didik dapat menguasai kemampuan dasar baris berbaris b. Peserta didik dapat menciptakan gerakan variasi

c. Peserta didik memiliki pengetahuan tentang kepemimpinan Pelaksanaan : setiap hari Minggu

Sistem Penilaian : Bentuk Tagihan a. Melakukan gerakan dasar baris berbaris b. Menampilkan gerakan variasi terbaru

c. Mempraktikan kepemimpinan dalam baris berbaris 2) Kesenian

a. Seni Tari

Tujuan :

 Peserta didik dapat mempraktikkan seni tari

(21)

 Peserta didik menghargai dan mengapresiasi seni tari Pelaksanaan : Setiap hari Sabtu, pukul. 11.00 – 12.00 Sistem Penilaian :

Penilaian dilakuan dengan teknik

 Praktik

 Meraih prestasi dalam setiap perlombaan

b. Seni Kriya

Tujuan :

 Peserta didik dapat membuat anyaman/ kriya

 Peserta didik dapat berprestasi dalam bidang seni kriya

 Peserta didik menghargai dan mengapresiasi seni kriya Pelaksanaan : Setiap hari Sabtu, pukul. 11.00 – 12.00 Sistem Penilaian :

Penilaian dilakuan dengan teknik

 Praktik

 Produk

 Meraih prestasi dalam setiap

perlombaan

3) Prestasi Akademik (Lomba Cerdas Cermat, Lomojari, OSN, O2SN, FLS2N) :

Tujuan : Peserta didik dapat berprestasi dalam bidang akademik

5. Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

1. Beban belajar di SMP/MTs dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu adalah minimal 38 jam pelajaran.

2. Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18 minggu efektif.

3. Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu efektif.

4. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu efektif.

(22)

Beban belajar yang digunakan SMP Negeri ... adalah sistem paket sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum, yaitu:

Kelas

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 90 90

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 90 90

3. Bahasa Indonesia 90 90

4. Matematika 90 90

5. Ilmu Pengetahuan Alam 90 90

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 90 90

7. Bahasa Inggris 90 90

Kelompok B

1. Seni Budaya 90 90

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

Kesehatan 90 90

3. Prakarya 90 90

Rata-rata 90 75

A. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan

a. Kriteria Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria Kenaikan Kelas :

1. Peserta didik dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti.

2. Tidak terdapat nilai di bawah KKM

3. Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian pada semester yang diikuti.

4. Peserta didik memiliki nilai raport semester ganjil dan genap pada kelas yang diikuti

(23)

a. Penentuan peserta didik yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat Dewan Guru dengan mempertimbangkan KKM, sikap/penilaian/budi pekerti dan kehadiran peserta didik yang bersangkutan.

b. Peserta didik yang dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan naik ke kelas ...

c. Peserta didik yang tidak naik kelas harus mengulang di kelasnya.

b. Kriteria Kelulusan

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran

2. Memperoleh nilai minimal Baik untuk seluruh kelompok Mata Pelajaran; agama dan akhlaq mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, jasmani olahraga dan kesehatan.

3. Lulus Ujian Sekolah sesuai dengan peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang berlaku.

4. Tidak terdapat nilai di bawah KKM

5. Peserta didik memiliki raport dari kelas VII s.d IX , semester 1 s.d. 6. 6. Mengikuti Ujian Nasional.

7. Kehadiran di kelas mencapai minimal 90%. 8. Penentuan kelulusan

a. Penentuan peserta didik yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan guru dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai Ujian Sekolah, sikap/prilaku/budi pekerti peserta didik yang bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan.

b. Peserta didik yang dinyatakan lulus diberi Ijazah, Surat Hasil Ujian Nasional (SHUN), dan raport dari semester 1 s.d 6 .

c. Peserta didik yang tidak lulus tidak memperoleh Ijazah dan Surat Hasil Ujian Nasional (SHUN).

(24)

KALENDER PENDIDIKAN

Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti  kalender   pendidikan.  Kalender   pendidikan  merupakan   pengaturan  waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup

1) Minggu   efektif   belajar   adalah   jumlah   minggu   kegiatan   pembelajaran   untuk

setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan,  

2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu

yang   meliputi   jumlah   jam   pembelajaran   untuk   seluruh   mata   pelajaran termasuk   muatan   lokal,   ditambah   jumlah   jam   untuk   kegiatan   lain   yang dianggap  penting oleh  satuan pendidikan,  yang pengaturannya  disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah. 

Tabel 1: Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan

NO KEGIATAN ALOKASIWAKTU KETERANGAN

(25)

NO KEGIATAN ALOKASIWAKTU KETERANGAN

6. Libur akhir tahun 

ajaran Maksimal 3 minggu Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi 

akhir dan awal tahun ajaran

7. Hari libur keagamaan Maksimal 4 

minggu Daerah khusus yang memerlukan libur 

keagamaan lebih panjang  dapat mengaturnya sendiri  tanpa mengurangi jumlah  minggu efektif belajar dan  waktu pembelajaran efektif

8. Hari libur umum/ 

nasional Maksimal 2 minggu Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

9. Hari libur khusus Maksimal 1 

minggu Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri 

kekhususan masing­masing

10. Kegiatan khusus 

satuan pendidikan

Maksimal 3  minggu

Digunakan untuk kegiatan  yang diprogramkan secara  khusus oleh satuan  pendidikan tanpa 

(26)

KALENDER PENDIDIKAN SMPN ...

KECAMATAN ... KAB. LOMBOK BARAT

TAHUN 2016/2017

A. SEMESTER 1

Hari

JULI 2016

Keterangan

Minggu

3 10 17 24 31 1 – 5 Juli 2016 Libur menjelang Idul Fitri 1 – 7 Juli 2016 Hari Raya Idul Fitri 8 – 16 Juli 2016 Libur setelah Idul Fitri 16 Juli 2016 Rapat Pembagian Tugas 18 - 20 Juli 2016 Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi peserta didik Kelas I

23 Juli 2016 Rapat Komite Sekolah 30 Juli 2016 Rapat Orang Tua Murid

Senin

4 11 18 25

Minggu

7 14 21 28 17 Agustus 2017 Libur Umum Hari Proklamasi Kemerdekaan RI

Minggu

4 11 18 25 12 September 2016 Libur Umum Hari Raya Idhul Adha 1437 H

(27)

Hari

NOPEMBER 2016

Keterangan

Minggu

4 11 18 25 5-10 Desember 2016 Ulangan Umum Semester 1 12 Desember 2016 Maulid Nabi Muhammad SAW 1438 H

17 Desember 2016 Pembagian Raport Semester 1 25 Desember 2016 Libur Umum Hari Raya Natal 19-31 Desember 2016 Libur Semester I

Senin

5 12 19 26

Minggu

1 8 15 22 29 2 Januari 2017 Libur Semester I

4 Januari 2017 Rapat Penyusunan RAPBS / RPD

28 Januari 2017

Libur Umum Tahun Baru

(28)

Hari

APRIL 2017

Keterangan

Minggu

2 9 16 23 30 14 April 2017 Libur Umum Wafat Yesus Kristus 24 April 2017 Libur Umum Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Minggu

7 14 21 28 1 Mei 2017 Libur Umum Hari Buruh Nasional 11 Mei 2017 Libur Umum Hari Raya Waisak 15-20 Mei 2017 Perkiraan US SMP

25 Mei 2017 Libur Umum Kenaikan Yesus Kristus

26-27 Meii 2017 Libur Awal Puasa

Senin

1 8 15 22 29 15 Juni 2017 Acara Perpisahan Kelas VI

17 Juni 2017 Pembagian Raport Semester Genap 19 – 24 Juni 2017 Libur keagamaan menjelang

Hari Raya Idhul Fitri

27-30 Juni 2017 Libur keagamaan setelah Hari Raya Idhul Fitri

3 – 15 Juli 2016 Libur Semester Genap

Senin

3 10 17 24

Hari pertama masuk sekolah ..., ... 2016

Libur Umum Kepala Sekolah,

Libur Semester Libur Khusus

Libur Puasa dan Idul Fitri

(29)

Perkiraan US SMP NIP ..... UAS/UKK

BAB V PENUTUP

Demikian kurikulum ini disusun untuk dipergunakan sebagai landasan operasional dalam peyelenggaraan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri ... pada tahun pelajaran 2016/2017

Kami ucapkan selamat bertugas bagi para pendidik dan selamat belajar bagi peserta didik semoga apa yang menjadi visi, misi, dan tujuan sekolah dapat terwujud.

Kesungguhan kita menyusun kurikulum, berarti kita telah bersungguh-sungguh untuk melaksanakannya.

..., ... 2016 Kepala Sekolah ,

(30)

Gambar

Tabel 1:Kompetensi Inti SMP/MTs
Tabel 2:Struktur Kurikulum SMP/MTs
Tabel 1: Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat Pembuktian Kualifikasi dan Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya dimaksud, diminta kepada Saudara untuk membawa :. Seluruh asli dokumen penawaran Saudara

Kami sebelumnya telah mengaudit, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, neraca konsolidasian tanggal 31 Maret 20X0, laporan laba-rugi, laporan

Menurut Geertz slametan mempunyai aspek-aspek keagamaan, karena selama suatu upacara seperti itu segala perasaan agresif terhadap orang lain akan hilang, dan orang

Melalui Modul Interaktif dengan menggunakan Macromedia Authorware 6 ini, akan menjelaskan informasi mengenai Tata surya khususnya 9 planet yang ada (Merkurius, Venus, Bumi,

Typical examples include reorganization of the system by locating and/or closing educational facilities, reorganization of school districts by allocating users to

 Sesuai dengan karakteristik kelompok mata pelajaran ini, teknik penilaian mengacu pada aspek yang dinilai, yaitu teknik untuk mengukur aspek kognitif, afektif, dan

Pemilihan subjek dilakukan dengan cara purposive sampling , yaitu populasi non-diabetes dengan usia <25 tahun pada Mahasiswa Kedokteran... Universitas Diponegoro yang

Menyajikan hasil pemahaman tentang konsep dasar sejarah (berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang dan waktu serta perubahan dan