ABSTRAK
Sakramen Perjamuan Kudus merupakan salah satu ritus yang sakral dalam kehidupan bergereja. Dalam pelaksanaannya, anggota jemaat yang ingin mengikuti Perjamuan Kudus perlu mempersiapkan diri dengan baik. Ibadah persiapan oleh GPM disebut sebagai perhadliran, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna perhadliran menurut GPM dan pemahaman anggota Angkatan Muda GPM Ranting II Galala-Hative Kecil. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik yang dipakai ialah wawancara dan studi kepustakaan. Dalam penelitian, diperoleh data bahwa GPM tidak memiliki latar belakang historis yang jelas terkait penggunaan istilah perhadliran. Namun, perhadliran dilakukan GPM dengan tujuan untuk persiapan diri sebelum Perjamuan Kudus dilaksanakan. Beberapa anggota Angkatan Muda GPM Ranting II Galala-Hative Kecil memaknai perhadliran sebagai proses persiapan diri, namun sebagian memaknai sebagai sarana pengakuan dosa, karena di dalam ibadah perhadliran anggota jemaat diharuskan menjawab empat pertanyaan perhadliran.Berdasarkan data-data penelitian di atas maka ditemukan bahwa perhadliran memiliki tiga makna yaitu makna persiapan diri, makna pengakuan dan makna perjanjian. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada setiap anggota jemaat GPM untuk dapat mempersiapkan diri dengan baik sebelum mengikuti sakramen Perjamuan Kudus.