• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN MANFAAT PEMBANGUNAN JALAN ALTERNATIF MENDALE SP. KRAFT KABUPATEN ACEH TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN MANFAAT PEMBANGUNAN JALAN ALTERNATIF MENDALE SP. KRAFT KABUPATEN ACEH TENGAH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 - Volume 3, No. 2, Mei 2014

KAJIAN MANFAAT PEMBANGUNAN JALAN ALTERNATIF

MENDALE – SP. KRAFT KABUPATEN ACEH TENGAH

Iwan Kurnia Jaya1, Sofyan M. Saleh2, M. Isya2 1)

Mahasiswa Magister Teknik Sipil Bidang Manajemen Rekayasa Transportasi, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111. email: jayaione@yahoo.com

2) Dosen Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala

Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111. Email: mtsunsyiah@yahoo.co.id

Abstract: The national road net work in Aceh spread over East,Mid and West corridors. Generally the roads in mid corridor which extend through mountainous area have many curves, ascents, and descents. So does the Takengon-Ise-ise road. In rainy season the condition becomes worse, the road is covered with landslides which result in a long queue of vehicles to pass and a long time to spend. In order to overcome these problems an alternative road the Mendale – Sp. Kraft as long 52.18 km, as part of the road built by ex the Kertas Kraft Aceh Company (KKA Company), which is financed by Japan International Cooperation Agency (JICA) has been constructed since 2013. This study tries to find out it’s economic advantage in terms of VOC (Vehicle Operating Cost), efficiency and economic feasibility based on Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV), Economic Internal Rate Return (EIRR) and Sensitivity Analysis. The result shows that vehicles travel time is 1.72 hours to take the Takengon – Isaq - Sp. Kraft road. By constructing this alternative road, hopefully it will take only 1.07 hours for travelers to drive. It means that they can save time as much as 0.65 hours and money as much Rp. 31.723 per journey for passanger cars and Rp. 22.611 for truck, whereas VOC saving as much as Rp. 456 per passanger cars and Rp. 1.393 per truck. The value of NPV which is positive at 10% of discount rate is Rp. 40.378.469,-. While the value of BCR >1 at 10% of discount rate is 1.1675, and the value of EIRR with ideal discount rate is at 11.149% or at the value of NPV = 0. The sensitivity analysis at 10% of discount rate indicates the highest value at sensitivity VI (cost -10% and benefit +10%) with the value of Rp. 92.628.469.000,-, BCR is 1.427.

Key word : VOC, efficiency and economy feasibility.

Abstrak: Penyebaran jaringan jalan nasional di Aceh terdiri dari lintas Timur, lintas Tengah dan lintas Barat. Jalan di lintas Tengah pada umumnya melalui daerah pegunungan yang terdapat banyak tikungan, tanjakan dan turunan. Begitu juga dengan ruas jalan Takengon – Ise-Ise yang melalui daerah pegunungan, apabila di musim hujan sering terjadi longsoran tebing yang dapat menutupi badan jalan sehingga terjadi antrian kendaraan dan bertambahnya waktu tempuh. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pada tahun 2013 mulai dibangun ruas jalan alternatif Mendale – Sp. Kraft yang merupakan bagian dari jalan eks Perseroan Terbatas Kertas Kraft Aceh (PT. KKA) dengan panjang 52,18 km yang dibiayai oleh Japan International Cooperation Agency (JICA). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar manfaat yang didapat dari segi ekonomi ditinjau dari Biaya Operasi Kendaraan (BOK), penghematan nilai waktu dan mengevaluasi kelayakan ekonomi berdasarkan Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV), Economic Internal Rate Return (EIRR) dan Analisis Sensitivitas. Hasil analisa data waktu perjalanan rata-rata yang dibutuhkan untuk ruas jalan Takengon – Isaq – Sp. Kraft adalah 1,72 jam setiap kali perjalanan. Adanya pembangunan jalan alternatif Mendale – Sp. Kraft waktu yang diperlukan untuk setiap perjalanan adalah 1,07 Jam. Maka manfaat yang diperoleh dari pembangunan jalan alternatif adalah penghematan waktu selama 0,65 jam setiap perjalanan, penghematan nilai waktu sebesar Rp. 31.723,-/kendaraan untuk mobil penumpang dan Rp. 22.611,-/kendaraan untuk truk, sedangkan BOK sebesar Rp. 456,-/kendaraan untuk mobil penumpang dan Rp. 1.393,-/kendaraan untuk truk. Nilai NPV yang bernilai positif ada pada discount rate 10% sebesar Rp. 40.378.469. Untuk nilai BCR > 1 diperoleh pada discount rate 10% sebesar 1,1675 dan nilai EIRR dengan discount rate yang ideal diperoleh pada kisaran 11,149% atau pada nilai NPV = 0. Analisis sensitivitas terhadap discount rate 10%

(2)

Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 2 menunjukkan nilai tertinggi pada sensitivitas VI (biaya -10% dan manfaat +10%) dengan nilai NPV Rp. 92.628.469.000, BCR sebesar 1,427.

Kata kunci : BOK, nilai waktu, dan kelayakan ekonomi

PENDAHULUAN

Jalan merupakan prasarana yang sangat penting untuk kelancaran aktifitas-aktifitas manusia. Dengan adanya jalan, maka kegiatan transportasi dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan darat dapat dilakukan, sehingga setiap daerah dapat terhubung dengan daerah lainnya yang pada akhirnya akan menciptakan koordinasi yang akan menunjang kegiatan sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Prasarana jalan sangat berperan dalam kelangsungan aktifitas sehari-hari, sehingga jalan selalu digunakan oleh masyarakat.

Kondisi jalan di lintas tengah pada umumnya melalui daerah pegunungan yang terdapat banyak tikungan, tanjakan dan turunan sepanjang 388.434 km. Demikian juga halnya jalan dari kota Takengon menuju Ise-Ise yang melalui daerah pegunungan dengan lebar badan jalan 4,5 m. Apabila di musim hujan sering terjadi longsor yang dapat menutupi badan jalan sehingga mengakibatkan kemacetan dan bertambahnya waktu tempuh perjalanan.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut mulai tahun 2013 lintas tengah dibangun 3 (tiga) paket jalan yang dibiayai oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) yaitu ruas Sp. Kraft – Bts. Aceh Tengah (paket 1) dengan panjang 39,51 km, ruas Bts. Aceh Tengah – Blangkejeren (Paket 2) dengan panjang 47,64 km dan Mendale – Sp. Kraft

(paket 3) dengan panjang 52,18 km. Pembangunan ketiga paket ini diharapkan dengan lebar jalan sesuai dengan spesifikasi jalan terbaru dan dapat membuka serta meningkatkan aksesibilitas daerah terpencil/terisolir.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dari segi ekonomi yang ada pada pembangunan jalan alternatif Mendale – Sp. Kraft dalam hal :

1. Menghitung penghematan BOK dan penghematan nilai waktu perjalanan untuk rute eksisting dan rute alternatif. 2. Mengevaluasi kelayakan ekonomi

berdasarkan BCR, NPV, IRR dan Analisis Sensitivitas untuk rute jalan alternatif.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kelayakan Pembangunan Jalan Alternatif Mendale – Sp. Kraft berdasarkan analisa ekonomi transportasi dengan melihat volume lalu lintas saat ini serta prediksi pertumbuhan kedepan. Untuk menganalisa nilai ekonomi menggunakan analisa biaya dan manfaat proyek yang meliputi penghematan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dan penghematan waktu perjalanan.

Pengamatan lalulintas atau survey traffic

counting dilakukan pada 2 (dua) lokasi yaitu

(3)

3 - Volume 3, No. 2, Mei 2014

Sp. Kraft selama 3 (tiga) hari dalam seminggu yang dimulai dari pukul 07ºº wib sampai dengan 19ºº wib. Hasil dari survey traffic counting ini adalah berupa komposisi volume kendaraan selama 12 jam survey. Dengan data lalu lintas dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 yang didapat dari Dinas Pengelolaan Kekayaan Daerah Provinsi Aceh, kita dapat memprediksi pertumbuhan lalu lintas pada tahun berikutnya berdasarkan pertumbuhan lalu lintas normal (normal growth).

Untuk biaya operasi kendaraan yang dihitung adalah jenis mobil penumpang dan truck yang meliputi bahan bakar minyak, minyak pelumas, pemakaian ban, biaya pemeliharaan, biaya mekanik, depresiasi, suku bunga, waktu perjalanan awak kendaraan dan over head.

Sedangkan nilai waktu yang dihitung pada penelitian ini adalah nilai waktu adalah

nilai waktu orang berdasarkan pendapatan perkapita Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) tahun 2011 dari 4 (empat) kabupaten yaitu kabupaten Bener Meriah, kabupaten Aceh Tengah, kabupaten Gayo Lues dan kabupaten Aceh Tenggara dan nilai waktu kendaraan dikalikan dengan selisih waktu tempuh dari kedua rute tersebut.

Selanjutnya dilakukan metode evaluasi kelayakan ekonomi berdasarkan indikator ekonomi yaitu Benefit Cost Ratio (BCR), Net

Present Value (NPV) dan Economic Internal Rate of Return (EIRR). Untuk menguji evaluasi

kelayakan tersebut, maka dilakukan Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis) terhadap kemungkinan-kemungkinan perubahan dalam faktor biaya dan manfaat.

Langkah-langkah penelitian ini selengkapnya dapat lihat pada Gambar 1:

(4)

Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 4 KAJIAN PUSTAKA

Dalam kajian pustaka ini diuraikan beberapa teori yang mendukung penelitian yang dikutip dari beberapa referensi yang ada kaitan dengan penelitian.

Arus Lalulintas

Departemen Pekerjaan Umum (1997), menyatakan bahwa arus lalulintas adalah jumlah kendaraan bermotor yang melalui suatu titik pada jalan per satuan waktu. Berdasarkan cara memperoleh data tersebut dikenal dua jenis lalulintas harian rata-rata, yaitu lalulintas harian rata-rata tahunan (LHRT) dan lalulintas harian rata-rata. LHRT adalah arus lalulintas rata-rata yang melewati satu jalur jalan selama 24 jam dan diperoleh dari data selama satu tahun dinyatakan dalam kendaraan/hari. Untuk LHR adalah arus lalulintas yang diperoleh selama pengamatan dibagi dengan lamanya pengamatan dinyatakan dalam kendaraan/hari.

Prediksi Arus Lalulintas

Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2005), pertumbuhan normal arus lalulintas dapat masa depan dapat dicari dengan mengekstrapolasi data LHR yang ada dari tahun-tahun sebelumnya. Prakiraan arus lalulintas masa depan dapat juga diperoleh melalui asumsi bahwa pertumbuhan lalulintas berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi di wilayah studi.

Salah satu metode untuk memprediksi pertumbuhan arus lalulintas tahun yang akan datang dengan menggunakan rumus :

Qn = Qo (1 + i)n ... (1)

dimana :

Qn = Arus lalulintas n tahun yang akan

datang (smp/jam);

QO = Arus lalulintas saat ini(smp/jam);

i = Faktor pertumbuhan lalu lintas (%/thn);

n = Jumlah tahun rencana (tahun).

Waktu Tempuh dan Kecepatan

Tamin (2008), menyatakan waktu tempuh adalah waktu total yang dibutuhkan dalam perjalanan, sudah termasuk berhenti dan tundaan, dari satu tempat ke tempat lain yang melalui rute tertentu.

Menurut Departemen Pekerjaan Umum (1997), kecepatan perjalanan adalah kecepatan rata-rata perjalanan (km/jam) dari titik asal sampai titik tujuan yang dihitung dari panjang jalan dibagi dengan waktu tempuh perjalanan.

Secara matematis kecepatan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

V = L/TT ... (2)

dimana :

V = Kecepatan rata-rata kendaraan (km/jam);

L = Panjang segmen jalan (km);

TT = Waktu tempuh kendaraan (jam).

Dasar Teori Secara Ekonomis

Pada kajian kelayakan pembangunan jalan elak secara ekonomis ditinjau dari analisa

(5)

5 - Volume 3, No. 2, Mei 2014

biaya dan manfaat proyek serta evaluasi kelayakan ekonomi.

Biaya-biaya proyek

Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2005), perkiraan biaya proyek pada tahapan siklus proyek dimaksudkan untuk mendapatkan perkiraan biaya setepat mungkin dari suatu proyek berdasarkan dari data yang tersedia. Umur dari suatu konstruksi tidak perlu sama dengan umur rencana proyek. Misalnya umur konstruksi perkerasan kaku adalah 20 tahun. Nilai sisa pada akhir umur rencana perlu diperhitungkan sebagai pengurangan dari biaya proyek. Biaya pengadaan tanah termasuk juga dalam biaya proyek yang nilainya disesuaikan dengan Keppres No. 55/1993, Peraturan Kepala BPN No. 1/1994 dan Pedoman Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Jalan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Biaya pengadaan tanah dapat diperhitungkan sebagai suatu alternatif untuk evaluasi kelayakan ekonomi.

Manfaat proyek

a. Penghematan Biaya Operasi Kendaraan (BOK)

Berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum (2005), biaya operasi kendaraan terdiri dari dua komponen utama yaitu biaya tidak tetap (variable cost atau running cost), dan biaya tetap (standing cost atau fixed cost).

Biaya tetap yaitu biaya yang harus dikeluarkan pada awal dioperasikannya suatu

sistem angkutan umum, biaya ini tidak bergantung dengan besaran produksi pelayanan yang dihasilkan dengan beroperasinya kendaraan tersebut. Biaya tidak tetap disebut juga biaya variabel (variable cost). Biaya variabel yaitu biaya yang dikeluarkan pada saat kendaraan beroperasi. Biaya variabel berkorelasi langsung dengan komponen-komponen yang diperlukan bagi pengoperasian kendaraan.

Biaya tidak tetap dalam hal hubungan kerja sistem setoran merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan pada saat kendaraan beroperasi di luar besaran setoran yang harus diberikan kepada pemilik kendaraan. Adapun yang termasuk dalam biaya tidak tetap adalah:

1. Bahan bakar minyak (BBM) 2. Pemakaian minyak pelumas 3. Pemakaian ban

4. Biaya pemeliharaan 5. Biaya mekanik

6. Penyusutan (depresiasi)

7. Persamaan waktu perjalanan awak kendaraan

8. Persamaan overhead

b. Penghematan nilai waktu perjalanan Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2005), penghematan nilai waktu perjalanan diperoleh dari selisih perhitungan waktu tempuh untuk kondisi dengan proyek (with

project) dan tanpa proyek (without project).

Perkiraan waktu tempuh perjalanan (travel

(6)

Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 6 kendaraan diperoleh melalui survey lapangan.

Nilai waktu yang digunakan dapat ditetapkan dari hasil studi nilai waktu yang menggunakan metode produktivitas, stated preference atau

revealed preference.

1. Metode produktivitas adalah metode penetapan nilai waktu yang menggunakan nilai rata – rata penghasilan atau product domestic regional bruto ( PDRB ) per kapita per

tahun yang dikonversi ke dalam satuan nilai moneter per satuan waktu yang lebih kecil, rupiah per jam.

2. Metode stated preference adalah nilai waktu yang diperoleh melalui wawancara individu untuk kondisi hipotetikal tentang berbagai skenario waktu dan biaya perjalanan.

3. Metode revealed preference adalah nilai waktu yang diperoleh dari kenyataan pilihan perjalanan yang terjadi dan kaitkan dengan biaya perjalanan yang ada.

Benefit cost ratio ( BCR )

Tamin (2008), menyatakan bahwa Benefit Cost Ratio adalah nisbah antara present value benefit dibagi dengan present value cost. Hasil BCR dari suatu proyek dikatakan layak secara finansial bila nilai BCR lebih besar dari 1 (>1).

Net present value ( NPV )

Menurut Tamin (2008), net present value adalah selisih antara present value benefit

dikurangi dengan present value cost. Hasil NPV dari suatu proyek dikatakan layak secara finansial adalah yang menghasilkan nilai NPV bernilai positif.

Economic internal rate of return (EIRR) Menurut Tamin (2008), economic internal rate of return digunakan untuk mengetahui tingkat suku bunga pada saat nilai NPV = 0. Nilai IRR dari suatu proyek harus lebih besar dari nilai suku bunga yang berlaku atau yang ditetapkan metoda tingkat pengembalian (IRR) berdasarkan pada penentuan nilai tingkat suku bunga yang berlaku, dimana semua keuntungan masa depan yang diekuivalenkan ke nilai

sekarang sama

dengan biaya kapital.

Analisis sensitivitas

Menurut Tamin (2008), analisis sensitivitas ini dilakukan untuk menunjukkan seberapa peka parameter ekonomi yang didapatkan, dibandingkan dengan perubahan peubah yang digunakan, seperti tingkat suku bunga, biaya dan manfaat konstruksi. Analisis sensitivitas dilakukan dengan meninjau perubahan terhadap prakiraan nilai komponen-komponen berikut :

a. Suku bunga diskonto (discount rate) = +25% dan -25%

b. Lalulintas harian rata-rata (LHR / ADT) = +25% dan -25%

c. Pertumbuhan lalulintas (traffic growth rates) = +25% dan -25%

(7)

7 - Volume 3, No. 2, Mei 2014

d. Biaya pembangunan (construction cost) = +25% dan -25%

e. Dengan dan tanpa biaya pengadaan tanah f. Komponen lainnya sesuai dengan

kebutuhan proyek

HASIL PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus dan teori-teori yang dijelaskan pada bab sebelumnya serta untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Rencana pembangunan Jalan Mendale – Sp. Kraft dengan panjang 56,00 km, lebar badan jalan 4,5 m dan bahu jalan kanan kiri masing-masing 1 m merupakan jalan dua lajur dua arah tak terbagi (2/2 UD). 2. Hasil pengolahan data yang dilakukan

menunjukkan bahwa dengan adanya pembangunan Jalan Mendale – SP. Kraft akan mengurangi biaya operasional kendaraan (BOK) dan penghematan waktu perjalanan dibandingkan bila melalui jalan eksisting.

Pelaksanaan survei lalu lintas dilakukan dalam waktu dan hari yang bersamaan selama 3 (tiga) hari yaitu pada hari Senin tanggal 23 September 2013, hari Selasa tanggal 24 September 2013 dan hari rabu tanggal 25 september 2013. Survei volume lalu lintas dimulai pukul 07.00 wib sampai dengan pukul 19.00 wib (12 jam). Lokasi pengamatan pada

ruas jalan Takengon-Isaq-Sp. Kraft di desa Pedekok kecamatan Pegasing, sedangkan pada ruas jalan Takengon-Mendale-Sp. Kraft di desa Mendale Kecamatan Kebayakan.

Tahap perencanaan jalan Takengon – Mendale – Sp. Kraft dimulai pada tahun 2012 dan dilanjutkan tahap pembangunan pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Pada penelitian ini analisa proyek dilakukan pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2045 (30 tahun), dalam 30 tahun masa analisa sudah diperoleh manfaat dan pembangunan jalan alternatif tersebut.

Untuk mengetahui pertumbuhan pada masa tahun perencanaan digunakan data pertumbuhan kendaraan (normal growth traffic) yang besarnya 12% per tahun. Data pertumbuhan kendaraan tersebut di dapat dari Dinas Pengelolaan Kekayaan Daerah Provinsi Aceh tahun 2012.

Waktu tempuh rata-rata kendaraan untuk jalan eksisting didapat 1,72 jam atau 1 jam 43 menit dengan jarak tempuh 65,5 km, sedangkan untuk jalan alternatif waktu tempuh rencana kendaraan 1,07 jam atau 1 jam 4 menit dengan jarak tempuh 56 km. Selisih waktu tempuh untuk kedua ruas jalan tersebut sebesar 0,65 jam atau 39 menit dan selisih jarak tempuh sebesar 9,5 km. Untuk lebih jelas mengenai waktu tempuh dan kecepatan kedua ruas dapat dilihat pada Tabel 1.

(8)

Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 8 Tabel 1. Waktu tempuh dan kecepatan kendaraan untuk ruas eksisting dan ruas alternatif

No Ruas Jalan Jarak Kecepatan

Waktu Tempuh

(km) (km/jam) (jam)

1 Takengon – Isaq – Sp. Kraft 65,5 39 1,72

2 Takengon – Mendale – Sp. Kraft 56 49 1,07

Selisih 9,5 10 0,65

Sumber : Hasil pengolahan Data

Untuk pembangunan jalan baru banyak manfaat yang akan diperoleh berupa terbukanya keterisolasian daerah, meningkatnya perekonomian rakyat, kemudahan akses transportasi, nilai jual beli tanah dan lain-lain. Untuk penelitian ini komponen manfaat proyek

hanya meninjau manfaat penghematan biaya operasi kendaraan dan penghematan nilai waktu antara jalan eksisting dan jalan alternatif.

Besarnya selisih BOK dari kedua ruas tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perhitungan selisih BOK jalan eksisting dan jalan alternatif

No Jenis Kendaraan

BOK jalan existing

BOK jalan

alternatif Selisih BOK (Rp/kend./km) (Rp/kend./km) (Rp/kend./km)

1 MP 1.838 1.382 456

2 TRUCK 4.307 2.915 `1.393

Sumber : Hasil pengolahan Data

Perhitungan nilai waktu untuk ruas jalan eksisting dan ruas jalan alternatif selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Kriteria kelayakan ekonomi dalam penelitian ini dihitung dengan discount rate 10%, 12%, 15% dan 18%, Nilai BCR yang diperoleh hanya pada discount rate 10% menunjukkan bahwa pembangunan Jalan alternatif Mendale – Sp. Kraft layak untuk dilakukan karena perbandingan dari nilai manfaat lebih besar dari pada biaya proyek.

Nilai NPV dari keempat discount rate tersebut diatas yang bernilai positif pada discount rate 10% yang artinya memperoleh keuntungan dari pembangunan jalan alternatif tersebut. Sedangkan. Nilai EIRR yang diperoleh dari penelitian ini diperoleh pada discount rate = 11.149%, ini menunjukkan bahwa pembangunan Jalan alternatif Mendale – Sp. Kraft mempunyai manfaat untuk dilakukan bila nilai EIRR sampai dengan discount rate 11.149% (<11.149%).

(9)

9 - Volume 3, No. 2, Mei 2014

Tabel 3. Nilai waktu kendaraan pada jalan eksisting dan jalan alternatif

No Ruas Jalan Waktu Tempuh

Nilai Waktu Total Nilai Waktu

MP TRUK

(jam) (Rp/Kend) (Rp/Kend) (Rp/Kend)

1 Takengon-Isaq-Sp.Kraft

1.72 84.247 60.048 144.295

2 Takengon-Mendale-Sp.Kraft

1.07 52.524 37.437 89.962

Selisih nilai waktu kendaraan 31.723 22.611 54.333

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Volume lalu lintas pada kondisi eksisting pada jalan Takengon – Isaq – Sp. Kraft adalah 657 kendaraan/jam. Dengan adanya rencana pembangunan jalan alternatif Mendale – Sp. Kraft, diasumsikan terjadi pengurangan volume lalu lintas pada ruas jalan eksisting sebesar 328 kendaraan /jam.

2. Salah satu manfaat pembangunan jalan alternatif Mendale – Sp. Kraft Kabupaten Aceh Tengah adalah penghematan biaya operasional kendaraan sebesar Rp. 456,-/kendaraan untuk mobil penumpang dan truck sebesar Rp. 1.393,-/kendaraan. Semakin banyak lalu lintas yang beralih melalui jalan alternatif ini maka semakin besar penghematan biaya operasional kendaraan.

3. Penghematan waktu perjalanan yang diperoleh jika melewati jalan alternatif adalah sebesar 0,65 jam 39 menit pada setiap kali perjalanan.

4. Jarak tempuh kondisi eksisting adalah 65,50 km sedangkan jarak tempuh jalan alternatif 56 km sehingga selisih jarak tempuh adalah 9,50 km.

5. Manfaat ekonomis terpenuhi pada

discount rate 10% sedangkan pada discount rate 12%, 15% dan 18%

manfaat ekonomi tidak terpenuhi disebabkan NPV bernilai minus dan BCR < 1.

6. Nilai EIRR yang diperoleh dari penelitian ini pada discount rate 11.149%, ini menunjukkan bahwa pembangunan Jalan alternatif Mendale – Sp. Kraft mempunyai manfaat untuk dilakukan bila nilai EIRR sampai dengan discount rate 11.149% (< 11.149%).

Saran

Apabila dalam penelitian ini belum mengakomodir semua kepentingan baik pemerintah, swasta dan masyarakat, maka penulis berharap penelitian ini dapat dilanjutkan pada masa datang terhadap perubahan dan pertumbuhan ekonomi berdasarkan produsen surplus, pengembangan wilayah, kerusakan lingkungan dan lain sebagainya.

(10)

Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 10 DAFTAR PUSTAKA

BPS Aceh, 2012, Aceh Dalam Angka, Aceh

Bukhari R.A & Sofyan, M.S, 2002, Rekayasa Lalulintas I, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Departemen Pekerjaan Umum, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta Departemen Pekerjaan Umum, 2005, Pedoman

Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan, Puslitbang Prasarana Transportasi, Jakarta Departemen Pekerjaan Umum, 2005, Pedoman Pra

Studi Kelayakan Proyek Jalan dan Jembatan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta Hasbullah, 2010, Kajian Teknis dan Ekonomi

Pembangunan Jalan Elak, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI), 2010, Perencanaan Lalu Lintas dan Ekonomi Transportasi, Badan Asosiasi Sertifikasi Pusat HPJI, Jakarta

Suryaningsih, I G.A, 2010, Kajian Ekonomi Relokasi Jalan dan Jembatan Pada Ruas Jalan Tabanan – Antosari, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar Tamin, OZ, 2008, Perencanaan, Permodelan dan

Rekayasa Transportasi, Penerbit ITB, Bandung

Zain, N.P, 2010, Studi Perencanaan Ulang Geometrik Jalan Raya Berdasarkan Waktu Tempuh dan Biaya, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Gambar

Gambar 1.  Bagan alir penelitian
Tabel 1.  Waktu tempuh dan kecepatan kendaraan untuk ruas eksisting dan ruas alternatif
Tabel 3.  Nilai waktu kendaraan pada jalan eksisting dan jalan alternatif

Referensi

Dokumen terkait

Apabila menjadi sponsor tunggal dalam rangkaian kegiatan acara ini.akan mendapat bentuk penawaran ekslusif dengan kompensasi pembiayaan 100% dari kekurangan dana yang dibutuhkan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Papua merupakan institusi yang mempunyai mandat menyediakan teknologi tepat guna. Kaitan dengan hal tersebut, salah satu

Hal ini sesuai dengan penelitian pada usia lanjut (usia lebih dari 75 tahun) menunjukkan 65% sudah ditemukan adanya perubahan dari struktur otak, yang pada akhirnya

Pada penelitian ini dihitung besarnya frekuensi natural dari tapered cantilever dengan menggunakan pendekatan MEH (Metode Elemen Hingga). Metode elemen hingga adalah metode

Biaya penggabungan usaha adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, liabilitas yang terjadi atau yang ditanggung dan

Program peternakan pada Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Timur dijabarkan dalam program peningkatan produksi hasil peternakan diantaranya kegiatan pendistribusian bibit

Persepsi merupakan suatu penafsiran suatu objek, peristiwa, atau potensi individu yang dilandasari oleh pengalaman hidup seseorang yang melakukan panafsiran itu. Persepsi

Hasil analisis pengaruh konseling KB tehadap keikutsertaan KB pasca persalinan menunjukkan bahwa persentase responden yang mengikuti KB pasca