• Tidak ada hasil yang ditemukan

166002053-Referat-Gagal-Jantung.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "166002053-Referat-Gagal-Jantung.pdf"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Gagal Jantung Kiri Gagal Jantung Kiri

Pada keadaan gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel kiri tidak bisa Pada keadaan gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel kiri tidak bisa  berkontraksi

 berkontraksi dengan dengan optimal optimal sehingga sehingga curah curah jantung jantung menjadi menjadi berkurang. berkurang. PadaPada keadaan normal selalu terdapat sisa darah dirongga ventrikel pada akhir sistol. keadaan normal selalu terdapat sisa darah dirongga ventrikel pada akhir sistol. Dengan berkurangnya curah jantung, maka pada akhir sistol terdapat sisa darah yang Dengan berkurangnya curah jantung, maka pada akhir sistol terdapat sisa darah yang lebih banyak dari keadaan normal. Pada fase sistol berikutnya maka sisa darah akan lebih banyak dari keadaan normal. Pada fase sistol berikutnya maka sisa darah akan  bertambah

 bertambah lagi lagi dengan dengan darah darah yang yang masuk masuk ke ke ventrikel ventrikel kiri, kiri, sehingga sehingga tekanan tekanan akhirakhir diastol menjadi lebih tinggi.

diastol menjadi lebih tinggi.

Dengan berjalannya waktu, maka pada suatu saat akan timbul bendungan di daerah Dengan berjalannya waktu, maka pada suatu saat akan timbul bendungan di daerah atrium kiri. Hal ini akan diikuti oleh peninggian tekanan darah di vena pulmonalis dan atrium kiri. Hal ini akan diikuti oleh peninggian tekanan darah di vena pulmonalis dan di pembuluh darah kapiler paru

di pembuluh darah kapiler paru  –  –   paru. Karena ventrikel kanan yang masih sehat  paru. Karena ventrikel kanan yang masih sehat memompa darah terus sesuai dengan jumlah darah yang masuk ke atrium kanan, memompa darah terus sesuai dengan jumlah darah yang masuk ke atrium kanan, maka dalam waktu cepat tekanan hidrostatik di kapiler paru

maka dalam waktu cepat tekanan hidrostatik di kapiler paru  –  –   paru akan menjadi  paru akan menjadi  begitu tinggi sehingga terjadi transudasi cairan dari pembuluh kapiler paru

 begitu tinggi sehingga terjadi transudasi cairan dari pembuluh kapiler paru –  –  paru. paru. Pada saat tekanan di arteri pulmonalis dan arteri bronchialis meninggi terjadi pula Pada saat tekanan di arteri pulmonalis dan arteri bronchialis meninggi terjadi pula transudasi jaringan interstitial bronkus. Jaringan tersebut menjadi edema dan hal ini transudasi jaringan interstitial bronkus. Jaringan tersebut menjadi edema dan hal ini akan mengurangi besarnya lumen bronkus, sehingga aliran udara menjadi terganggu. akan mengurangi besarnya lumen bronkus, sehingga aliran udara menjadi terganggu. Pada keadaan ini suara pernafasan menjadi berbunyi saat ekspirasi dan fase ekspirasi Pada keadaan ini suara pernafasan menjadi berbunyi saat ekspirasi dan fase ekspirasi menjadi lebih panjang. Keadaan ini dikenal sebagai asma kardial. Bila tekanan di menjadi lebih panjang. Keadaan ini dikenal sebagai asma kardial. Bila tekanan di kapiler paru makin tinggi, maka cairan transudasi ini akan tambah banyak. Cairan kapiler paru makin tinggi, maka cairan transudasi ini akan tambah banyak. Cairan transudasi ini mula

transudasi ini mula  –  –   mula akan masuk ke dalam saluran limfatik dan kembali ke  mula akan masuk ke dalam saluran limfatik dan kembali ke

Print document

In order to print this document from Scribd, you'll first need to download it.

Cancel Download And Print

(2)

Aliran darah pertama memasuki jantung melalui serambi kanan (atrium kanan) Aliran darah pertama memasuki jantung melalui serambi kanan (atrium kanan) kemudian darah-darah tersebut akan pindah ke bilik kanan (ventrikel kanan) melalui kemudian darah-darah tersebut akan pindah ke bilik kanan (ventrikel kanan) melalui katup tricuspid lalu dari bilik kanan (ventrikel kanan) melalui pembuluh darah arteri katup tricuspid lalu dari bilik kanan (ventrikel kanan) melalui pembuluh darah arteri  pulmonalis

 pulmonalis lewat lewat katup katup pulmonalis. pulmonalis. Ini Ini satu-satunya satu-satunya arteri arteri yang mengandung yang mengandung karbonkarbon dioksida, di paru-paru terjadi pertukaran kandungan darah yaitu antara karbon dioksida, di paru-paru terjadi pertukaran kandungan darah yaitu antara karbon dioksida dengan oksigen. Setelah darah tersebut mengandung oksigen , dioksida dengan oksigen. Setelah darah tersebut mengandung oksigen , darah-darah tersebut masuk kembali ke jantung ke bilik kiri (ventrikel kiri) melalui katup darah tersebut masuk kembali ke jantung ke bilik kiri (ventrikel kiri) melalui katup aorta dan lanjut menuju serambi kiri (atrium kiri) melalui katup mitral. Dari serambi aorta dan lanjut menuju serambi kiri (atrium kiri) melalui katup mitral. Dari serambi kiri (atrium kiri) darah dipompa keluar oleh jantung menuju seluruh tubuh. Dan kiri (atrium kiri) darah dipompa keluar oleh jantung menuju seluruh tubuh. Dan darah-darah tersebut memberikan energi (oksigen) ke pada setiap sel dan organ dalam darah-darah tersebut memberikan energi (oksigen) ke pada setiap sel dan organ dalam tubuh melalui pembuluh-pembuluh darah kecil atau bisa disebut kapiler. Terjadi tubuh melalui pembuluh-pembuluh darah kecil atau bisa disebut kapiler. Terjadi  pertukaran

 pertukaran kembali kembali antara antara oksigen oksigen dan dan karbon karbon dioksida dioksida yang yang dihasilkan dihasilkan dari dari kerjakerja setiap sel dan organ dalam tubuh. Setelah darah yang mengandung oksigen itu setiap sel dan organ dalam tubuh. Setelah darah yang mengandung oksigen itu kembali mengandung banyak karbon dioksida , aliran darah tersebut kembali lagi kembali mengandung banyak karbon dioksida , aliran darah tersebut kembali lagi menuju jantung melalui pembuluh darah vena. Lalu kembali terjadi proses yang telah menuju jantung melalui pembuluh darah vena. Lalu kembali terjadi proses yang telah kita bahas sebelumnya.

(3)

P

Proses Mekanisme Siklus Jantungroses Mekanisme Siklus Jantung

Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastole Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastole (relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan (relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan diastole yang terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi ke seluruh diastole yang terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi ke seluruh  jantung, sedangkan relaksasi timbul satelah repolarisasi otot jantung.

 jantung, sedangkan relaksasi timbul satelah repolarisasi otot jantung.

Selama diastole ventrikel dini, atrium juga masih berada dalam keadaan distol. Selama diastole ventrikel dini, atrium juga masih berada dalam keadaan distol. Karena aliran darah masuk secara kontinu dari system vena ke dalam atrium, tekanan Karena aliran darah masuk secara kontinu dari system vena ke dalam atrium, tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel walaupun kedua bilik tersebut melemas. atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel walaupun kedua bilik tersebut melemas. Karena perbedaan tekanan ini, katup AV terbuka, dan darah mengalir mengalir Karena perbedaan tekanan ini, katup AV terbuka, dan darah mengalir mengalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel selama diastole ventrikel. Akibatnya, volume langsung dari atrium ke dalam ventrikel selama diastole ventrikel. Akibatnya, volume ventrikel perlaha-lahan meningkat bahkan sebelum atrium berkontraksi. Pada akhir ventrikel perlaha-lahan meningkat bahkan sebelum atrium berkontraksi. Pada akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan membentuk potensial aksi. Impuls diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan membentuk potensial aksi. Impuls menyebar keseluruh atrium. Depolarisasi atrium menimbulkan kontraksi atrium, yang menyebar keseluruh atrium. Depolarisasi atrium menimbulkan kontraksi atrium, yang memeras lebih banyak darah ke dalam ventrikel, sehingga terjadi peningkatan kurva memeras lebih banyak darah ke dalam ventrikel, sehingga terjadi peningkatan kurva tekanan atrium. Peningkatan tekanna ventrikel yang menyertai berlangsung tekanan atrium. Peningkatan tekanna ventrikel yang menyertai berlangsung  bersamaan

 bersamaan dengan peningkatan dengan peningkatan tekanan attekanan atrium rium disebabkan oleh disebabkan oleh penambahan volumepenambahan volume darah ke ventrikel oleh kontraksi atrium. Selam kontraksi atrium, tekanan atrium tetap darah ke ventrikel oleh kontraksi atrium. Selam kontraksi atrium, tekanan atrium tetap sedikit lebih tinggi daripada tekanan ventrikel, sehingga katup AV tetap terbuka.

sedikit lebih tinggi daripada tekanan ventrikel, sehingga katup AV tetap terbuka.

Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah selesai. Volume darah di ventrikel pada akhir atrium dan pengisian ventrikel telah selesai. Volume darah di ventrikel pada akhir diastol dikenal sebagai volume diastolik akhir(

diastol dikenal sebagai volume diastolik akhir(end diastolic volumeend diastolic volume,,EDVEDV), yang), yang  besarnya sekitar 135 ml.

 besarnya sekitar 135 ml. Selama sikluus ini tiSelama sikluus ini tidak ada lagi darah dak ada lagi darah yang ditambahkan keyang ditambahkan ke ventrikel. Dengan demikian, volume diastolik akhir adalah jumlah darah maksimum ventrikel. Dengan demikian, volume diastolik akhir adalah jumlah darah maksimum yang akan dikandung ventrikel selama siklus ini.

yang akan dikandung ventrikel selama siklus ini.

Setelah eksitasi atrium, impuls berjalan melalui nodus AV dan sistem penghantar Setelah eksitasi atrium, impuls berjalan melalui nodus AV dan sistem penghantar khusus untuk merangsang ventrikel. Secara simultan, terjadi kontraksi atrium. Pada khusus untuk merangsang ventrikel. Secara simultan, terjadi kontraksi atrium. Pada saat pengaktifan ventrikel terjadi, kontraksi atrium telah selesai. Ketika kontraksi saat pengaktifan ventrikel terjadi, kontraksi atrium telah selesai. Ketika kontraksi ventrikel dimulai, tekanan ventrikel segera melebihi tekanan atrium. Perbedaan yang ventrikel dimulai, tekanan ventrikel segera melebihi tekanan atrium. Perbedaan yang terbalik ini mendorong katup AV ini menutup.

(4)

Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV telah Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV telah tertutup,tekanan ventrikel harus terus meningkat sebelum tekanan tersebut dapat tertutup,tekanan ventrikel harus terus meningkat sebelum tekanan tersebut dapat melebihi tekanan aorta. Dengan demikian, terdapat periode waktu singkat antara melebihi tekanan aorta. Dengan demikian, terdapat periode waktu singkat antara  penutupan

 penutupan katup katup AV AV dan dan pembukakan pembukakan katup katup aorta aorta pada pada saat saat ventrikel ventrikel menjadi menjadi bilikbilik tetutup. Karena semua katup tertutup, tidak ada darah yang masuk atau keluar tetutup. Karena semua katup tertutup, tidak ada darah yang masuk atau keluar ventrikel selama waktu ini. Interval waktu ini disebut sebagai kontraksi ventrikel ventrikel selama waktu ini. Interval waktu ini disebut sebagai kontraksi ventrikel isovolumetrik (

isovolumetrik (isovolumetricisovolumetric berarti volume dan panjang konstan). Karena tidak ada berarti volume dan panjang konstan). Karena tidak ada darah yang masuk atau keluar ventrikel, volume bilik ventrikel tetap dan panjang darah yang masuk atau keluar ventrikel, volume bilik ventrikel tetap dan panjang serat-serat otot juga tetap. Selama periode kontraksi ventrikel isovolumetrik, tekanan serat-serat otot juga tetap. Selama periode kontraksi ventrikel isovolumetrik, tekanan ventrikel terus meningkat karena volume tetap.

ventrikel terus meningkat karena volume tetap. Pada saat tekanan v

Pada saat tekanan ventrikel entrikel melebihi tekanan aorta, kmelebihi tekanan aorta, kautp aorta dipaksa membuautp aorta dipaksa membukaka dan darah mulai menyemprot. Kurva tekanan aorta meningkat ketiak darah dipaksa dan darah mulai menyemprot. Kurva tekanan aorta meningkat ketiak darah dipaksa  berpindah

 berpindah dari dari ventrikel ventrikel ke ke dalam dalam aorta aorta lebih lebih cepat cepat daripada daripada darah darah mengalirmengalir  pembuluh-pembuluh

 pembuluh-pembuluh yang yang lebih lebih kecil. kecil. Volume Volume ventrikel ventrikel berkurangs berkurangs secara secara drastisdrastis sewaktu darah dengan cepat dipompa keluar. Sistol ventrikel mencakup periode sewaktu darah dengan cepat dipompa keluar. Sistol ventrikel mencakup periode kontraksi isovolumetrik dan fase ejeksi (penyemprotan) ventrikel.

kontraksi isovolumetrik dan fase ejeksi (penyemprotan) ventrikel.

Ventrikel tidak mengosongkan diri secara sempurna selam penyemprotan. Dallam Ventrikel tidak mengosongkan diri secara sempurna selam penyemprotan. Dallam keadaan normal hanya sekitar separuh dari jumlah darah yang terkandung di dalam keadaan normal hanya sekitar separuh dari jumlah darah yang terkandung di dalam ventrikell pada akhir diastol dipompa keluar selama sistol. Jumlah darah yang tersisa ventrikell pada akhir diastol dipompa keluar selama sistol. Jumlah darah yang tersisa di ventrikel pada akhir sistol ketika fase ejeksi usai disebut volume sistolik akhir ( di ventrikel pada akhir sistol ketika fase ejeksi usai disebut volume sistolik akhir (endend  sistolik

 sistolik volumevolume,,ESVESV), yang jumlah besarnya sekitar 65 ml. Ini adalah jumlah darah), yang jumlah besarnya sekitar 65 ml. Ini adalah jumlah darah  paling sedikit yang terdapat di dalam ventrikel selama siklus ini.

 paling sedikit yang terdapat di dalam ventrikel selama siklus ini.

Jumlah darah yang dipompa keluar dari setiap ventrikel pada setiap kontraksi dikenal Jumlah darah yang dipompa keluar dari setiap ventrikel pada setiap kontraksi dikenal sebagai volume /isi sekuncup (

sebagai volume /isi sekuncup ( stroke  stroke volumevolume,,SVSV); SV setara dengan vvolume); SV setara dengan vvolume diastolik

diastolik akhir dikurangi akhir dikurangi volume sistolik akhir; volume sistolik akhir; dengan kata dengan kata lain perbedaan antaralain perbedaan antara volume darah di ventrikel sebelum kontraksi dan setelah kontraksi adalah jumlah volume darah di ventrikel sebelum kontraksi dan setelah kontraksi adalah jumlah darah yang disemprotkan selama kontraksi.

darah yang disemprotkan selama kontraksi.

Ketika ventrikel mulai berelaksasi karena repolarisasi, tekanan ventrikel turun Ketika ventrikel mulai berelaksasi karena repolarisasi, tekanan ventrikel turun dibawah tekanan aorta dan katup aorta menutup. Penutupan katup aorta menimbulkan dibawah tekanan aorta dan katup aorta menutup. Penutupan katup aorta menimbulkan gangguan atau takik pada kurva tekanan aorta yang dikenal sebagai

gangguan atau takik pada kurva tekanan aorta yang dikenal sebagai takik dikrotik takik dikrotik  ((dikrotik notchdikrotik notch). Tidak ada lagi darah yang keluar dari ventrikel selama siklus ini). Tidak ada lagi darah yang keluar dari ventrikel selama siklus ini karena katup aorta telah tertutup. Namun katup AV belum terbuka karena tekanan karena katup aorta telah tertutup. Namun katup AV belum terbuka karena tekanan ventrikel masih lebih tinggi dari daripada tekanan atrium. Dengan demikian semua ventrikel masih lebih tinggi dari daripada tekanan atrium. Dengan demikian semua katup sekali lagi tertutup dalam waktu singkat yang disebut relaksasi ventrikel katup sekali lagi tertutup dalam waktu singkat yang disebut relaksasi ventrikel isovolumetrik. Panjang serat otot dan volume bilik tidak berubah. Tidak ada darah isovolumetrik. Panjang serat otot dan volume bilik tidak berubah. Tidak ada darah yang masuk atau keluar seiring dengan relaksasi ventrikel dan tekanan terus turun. yang masuk atau keluar seiring dengan relaksasi ventrikel dan tekanan terus turun. Ketika tekanan ventrikel turun dibawah tekanan atrium, katup AV membuka dan Ketika tekanan ventrikel turun dibawah tekanan atrium, katup AV membuka dan  pengisian

 pengisian ventrikel ventrikel terjadi terjadi kembali. kembali. Diastol Diastol ventrikel ventrikel mencakup mencakup periode periode ralaksasiralaksasi isovolumetrik dan fase pengisian ventrikel.

isovolumetrik dan fase pengisian ventrikel.

Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi secara bersamaan, sehingga Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi secara bersamaan, sehingga atrium berada dalam diastol sepanjang sistol ventrikel. Darah terus mengalir dari vena atrium berada dalam diastol sepanjang sistol ventrikel. Darah terus mengalir dari vena  pulmonalis

 pulmonalis ke ke dalam dalam atrium atrium kiri. kiri. Karena Karena darah darah yeng yeng masuk masuk ini ini terkumpul terkumpul dalamdalam atrium, tekanan atrium terus meningkat. Ketika katup AV terbuka pada akhir sisitl atrium, tekanan atrium terus meningkat. Ketika katup AV terbuka pada akhir sisitl ventrikel, darah yang terkumpul di atrium selama sistol ventrikel dengan cepat ventrikel, darah yang terkumpul di atrium selama sistol ventrikel dengan cepat mengalir ke ventrikel. Dengn demikian, mula-mula pengisian ventrikel berlangsung mengalir ke ventrikel. Dengn demikian, mula-mula pengisian ventrikel berlangsung

(5)

cepat karena peningkatan tekanan atrium akibat penimbunan darah di atrium. cepat karena peningkatan tekanan atrium akibat penimbunan darah di atrium. Kemudian pengisian ventrikel melambat karena darah yang tertimbun tersebut telah Kemudian pengisian ventrikel melambat karena darah yang tertimbun tersebut telah disalurkan ke ventrikel, dan tekanan atrium mulai turun. Selama periode penurunan disalurkan ke ventrikel, dan tekanan atrium mulai turun. Selama periode penurunan  pengisian

 pengisian ini, ini, darah darah terus terus mengalir mengalir dari dari vena-vena vena-vena pulmonalis pulmonalis ke ke dalam dalam atrium atrium kirikiri dan melalui katup AV yang terbuka ke dalam ventrikel kiri. Selama diastol ventrikel dan melalui katup AV yang terbuka ke dalam ventrikel kiri. Selama diastol ventrikel tahap akhir, sewaktu pengisian ventrikel berlangsung lambat, nodus SA kembali tahap akhir, sewaktu pengisian ventrikel berlangsung lambat, nodus SA kembali mengeluarkan potensial aksi dan siklus jantung dimulai kembali.

mengeluarkan potensial aksi dan siklus jantung dimulai kembali.

Definisi Gagal Jantung Definisi Gagal Jantung

Gagal jantung adalah suatu sindroma klinis kompleks, yang didasari oleh Gagal jantung adalah suatu sindroma klinis kompleks, yang didasari oleh ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh secara ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh secara adekuat, akibat adanya gangguan structural dan fungsional dari jantung.

adekuat, akibat adanya gangguan structural dan fungsional dari jantung.

Epidemiologi Epidemiologi

GJ merupakan suatu permasalahan medis yang secara global semakin berkembang, GJ merupakan suatu permasalahan medis yang secara global semakin berkembang, dengan lebih 20 juta orang menderita. Prevalensi keseluruhan GJ pada populasi dengan lebih 20 juta orang menderita. Prevalensi keseluruhan GJ pada populasi dewasa di negara maju adalah 2%. Perkembangan prevalensi GJ mengikuti pola dewasa di negara maju adalah 2%. Perkembangan prevalensi GJ mengikuti pola eksponensial, meningkat seiring umur, dan mengenai 6-10% individu berumur 65 eksponensial, meningkat seiring umur, dan mengenai 6-10% individu berumur 65 tahun keatas. Walaupun insiden pada GJ relatif lebih rendah pada wanita dibanding tahun keatas. Walaupun insiden pada GJ relatif lebih rendah pada wanita dibanding  pria,

 pria, wanita wanita paling paling tidak tidak merupakan merupakan 50% 50% dari dari populasi populasi pasien pasien GJ GJ karena karena harapanharapan hidup mereka yang lebih panjang.

(6)

Etiologi Etiologi

Fraksi Ejeksi Menurun (<40%) Fraksi Ejeksi Menurun (<40%) Penyakit

Penyakit Jantung Jantung Koroner Koroner Cardiomyopathi noniskemik Cardiomyopathi noniskemik dilatasidilatasi Infark Myokard

Infark Myokardaa Kelainan Kelainan genetic/familialgenetic/familial

Iskemik Myokard

Iskemik Myokardaa Gangguan Gangguan infiltratif infiltratif aa

Tekanan

Tekanan overload overload kronik kronik Kerusakan Kerusakan akibat akibat toxic/obat-obatantoxic/obat-obatan Hipertensi

Hipertensiaa Gangguan Gangguan Metabolik Metabolik aa

Penyakit katup obstruktif 

Penyakit katup obstruktif aa   ViralViral

Volume

Volume Overload Overload kronik kronik Penyakit Penyakit ChagasChagas Penyakit

Penyakit katup katup regurgitasi regurgitasi Gangguan Gangguan ritmeritme

Framingham Heart Study

Framingham Heart Study

Annual

Annual

incidence o

incidence o

f new cas

f new cas

es

es

heart failur

heart failur

e

e

0 0 5 5 10 10 15 15 20 20 25 25 30 30 35 35 4 455--5544 5555--6644 6655--7744 7755--8844 8855--9944 Female Female Male Male Age (years) Age (years)    A    A  v  v   e   e   r   r   a   a   g   g   e   e   s   s   a   a   n   n   n   n   u   u   a   a    l    l    i    i  n  n  c  c    i    i    d    d  e  e   n   n   c   c   e   e    /    /    1    1    0    0    0    0    0    0  p  p   e   e   o   o   p   p    l    l  e  e

(7)

Shunting

Shunting intrakardiak intrakardiak (left-to-right) (left-to-right) Bradyarrhythmias Bradyarrhythmias kronikkronik Shunting

Shunting extrakardiak extrakardiak Tachyarrhythmias Tachyarrhythmias kronikkronik Fraksi Ejeksi Normal (>40

Fraksi Ejeksi Normal (>40

 – 

 – 

50%)50%) Hipertrofi

Hipertrofi Patologis Patologis Kardiomyopati Kardiomyopati restriktifrestriktif Primer

Primer (Kardiomyopati (Kardiomyopati hipertrofi) hipertrofi) Gangguan Gangguan Infiltratif Infiltratif (amyloidosis,(amyloidosis, sarcoidosis)

sarcoidosis) Sekunder

Sekunder (hipertensi) (hipertensi) Gangguan Gangguan penyimpananpenyimpanan (hemochromatosis) (hemochromatosis) Penuaan Fibrosis Penuaan Fibrosis Gangguan Endomyocardial Gangguan Endomyocardial Pulmonary Heart Disease

Pulmonary Heart Disease Cor pulmonale

Cor pulmonale

Gangguan vaskuler pulmoner Gangguan vaskuler pulmoner Keadaan High-Output Keadaan High-Output Gangguan

Gangguan metabolik metabolik Peningkatan Peningkatan kebutuhan kebutuhan aliran aliran darahdarah  berlebih

 berlebih Thyrotoxicosis

Thyrotoxicosis Systemic Systemic arteriovenous arteriovenous shuntingshunting Gangguan

Gangguan Nutrisi Nutrisi (beriberi) (beriberi) Chronic Chronic anemiaanemia

a a

Note: 

Note: Mengindikasikan keadaan yang juga dapat menyebabkan gagal jantung denganMengindikasikan keadaan yang juga dapat menyebabkan gagal jantung dengan fraksi ejeksi yang normal.

fraksi ejeksi yang normal. Klasifikasi

Klasifikasi

Gagal jantung secara klinik diklasifikasikan berdasarkan atas beratnya disfungsi Gagal jantung secara klinik diklasifikasikan berdasarkan atas beratnya disfungsi  jantung.

 jantung. Klasifikasi Klasifikasi yang digunakan adalayang digunakan adalah klasih klasifikasi fikasi New York New York Heart Heart Association,Association, yaitu :

yaitu :

Kelas

Kelas I I : : Tidak Tidak ada ada batasan batasan dalam dalam aktifitas aktifitas fisik.fisik. Aktifitas fisik biasa tidak menyebabkan keluhan sesak napas. Aktifitas fisik biasa tidak menyebabkan keluhan sesak napas.

Kelas

(8)

Aktifitas fisik sehari-hari akan menimbulkan keluhan sesak nafas. Aktifitas fisik sehari-hari akan menimbulkan keluhan sesak nafas.

Kelas

Kelas III III : : Aktifitas Aktifitas fisik fisik sangat sangat terbatas.terbatas.

Aktifitas fisik yang lebih ringan dari aktifitas sehari-hari sudah menimbulkan keluhan. Aktifitas fisik yang lebih ringan dari aktifitas sehari-hari sudah menimbulkan keluhan.

Kelas IV

Kelas IV : Pada : Pada keadaan keadaan istirahat istirahat sudah sudah ada ada keluhan.keluhan.

Gagal jantung kiri dalam jangka panjang dapat diikuti dengan gagal jantung kanan, Gagal jantung kiri dalam jangka panjang dapat diikuti dengan gagal jantung kanan, demikian juga gagal jantung kanan dalam jangka panjang dapat diikuti gagal jantung demikian juga gagal jantung kanan dalam jangka panjang dapat diikuti gagal jantung kiri. Bilamana kedua gagal jantung tersebut terjadi pada saat yang sama maka kiri. Bilamana kedua gagal jantung tersebut terjadi pada saat yang sama maka keadaan ini disebut

keadaan ini disebut gagal jantung kongestif  gagal jantung kongestif ..

Berikut merupakan tabel yang menunjukkan tahapan heart failure berdasarkan Berikut merupakan tabel yang menunjukkan tahapan heart failure berdasarkan AHA/ACC.

AHA/ACC.

The American College of Cardiology and American Heart Association Stages of The American College of Cardiology and American Heart Association Stages of Heart Failure Heart Failure Stage Description Stage Description A A (At risk) (At risk)

Patients with medical conditions known to lead Patients with medical conditions known to lead to Heart Failure (Diabetes, High Blood to Heart Failure (Diabetes, High Blood Pressure, Obesity, etc.)

Pressure, Obesity, etc.) B

B

(Heart Disease) (Heart Disease)

Patients with diagnosed heart disease (heart Patients with diagnosed heart disease (heart attack, valve disease, etc.), but no symptoms of attack, valve disease, etc.), but no symptoms of Heart Failure.

Heart Failure.

Framingham Study 5 Year

Framingham Study 5 Year

Mortality of Heart Failure

Mortality of Heart Failure

0 0 10 10 20 20 30 30 40 40 50 50 60 60 70 70 80 80 5 years 5 years mortality (%) mortality (%) I I IIII IIIIII IIVV NYHA NYHA

(9)

C C

(Symptoms) (Symptoms)

Patients with heart disease and some limitation Patients with heart disease and some limitation of their physical activity due to shortness of of their physical activity due to shortness of  breath, fatigue, etc.

 breath, fatigue, etc. D

D

(Severe) (Severe)

Significant symptoms despite maximal medical Significant symptoms despite maximal medical therapy. Typically confined to the hospital and therapy. Typically confined to the hospital and requires additional intervention such as requires additional intervention such as transplant or hospice care. End-stage heart transplant or hospice care. End-stage heart failure.

failure.

Patofisiologi dan Gejala Klinis Patofisiologi dan Gejala Klinis

Gagal jantung dapat dilihat sebagai suatu kelainan progresif yang dimulai setelah Gagal jantung dapat dilihat sebagai suatu kelainan progresif yang dimulai setelah adanya “

adanya “index event index event ” atau kejadian penentu hal ini dapat berupa kerusakan otot” atau kejadian penentu hal ini dapat berupa kerusakan otot  jantung,

 jantung, yang yang kemudian kemudian mengakibatkan mengakibatkan berkurangnya berkurangnya miosit miosit jantungyang jantungyang berfungsiberfungsi  baik,

 baik, atau atau mengganggu mengganggu kemampuan kemampuan miokardium miokardium untuk untuk menghasilkan menghasilkan daya. daya. Hal Hal iniini  pada

 pada akhirnya akhirnya mengakibatkan mengakibatkan jantung jantung tidak tidak dapat dapat berkontraksi berkontraksi secara secara normal.normal. Kejadian penentu yang dimaksud ini dapat memiliki onset yang tiba-tiba, seperti Kejadian penentu yang dimaksud ini dapat memiliki onset yang tiba-tiba, seperti misalnya pada kasus infark miokard akut (MI), atau memiliki onset yang gradual atau misalnya pada kasus infark miokard akut (MI), atau memiliki onset yang gradual atau insidius, seperti pada pasien dengan tekanan hemodinamik yang tinggi (pada insidius, seperti pada pasien dengan tekanan hemodinamik yang tinggi (pada hipertensi) atau overload cairan (pada gagal ginjal), atau bisa pula herediter, seperti hipertensi) atau overload cairan (pada gagal ginjal), atau bisa pula herediter, seperti misalnya pada kasus dengan kardiomiopati genetik. Pasien dengan gagal jantung pada misalnya pada kasus dengan kardiomiopati genetik. Pasien dengan gagal jantung pada akhirnya memiliki satu kesamaan, yaitu penurunan kemampuan pompa jantung, akhirnya memiliki satu kesamaan, yaitu penurunan kemampuan pompa jantung, terlepas dari berbagai penyebab gagal jantung. Pada kebanyakan orang gagal jantung terlepas dari berbagai penyebab gagal jantung. Pada kebanyakan orang gagal jantung  bisa as

 bisa asimtomatik imtomatik atau sedikit atau sedikit bergejala setbergejala setelah elah terjadi terjadi penurunan fungsi penurunan fungsi jantung, ataujantung, atau menjadi bergejala setelah disfungsi dialami dalam waktu yang lama. Tidak diketahui menjadi bergejala setelah disfungsi dialami dalam waktu yang lama. Tidak diketahui dengan pasti mengenai pasien dengan disfungsi ventrikel kiri tetap asimtomatik, hal dengan pasti mengenai pasien dengan disfungsi ventrikel kiri tetap asimtomatik, hal yang berpotensi mampu memberi penjelasan mengenai hal ini adalah banyaknya yang berpotensi mampu memberi penjelasan mengenai hal ini adalah banyaknya mekanisme kompensasi yang akan teraktivasi saat terjadi jejas jantung atau mekanisme kompensasi yang akan teraktivasi saat terjadi jejas jantung atau  penurunan

 penurunan fungsi fungsi jantung jantung yang yang tampaknya tampaknya akan akan mengatur mengatur kemampuan kemampuan fungsifungsi ventrikel kiri dalam batas homeostatik/fisiologis, sehingga kemampuan fungsional ventrikel kiri dalam batas homeostatik/fisiologis, sehingga kemampuan fungsional  pasien

 pasien dapat dapat terjaga terjaga atau atau hanya hanya menurun menurun sedikit. sedikit. Transisi Transisi pasien pasien dari dari gagal gagal jantungjantung asimtomatik ke gagal jantung yang simtomatik, aktivasi berkelanjutan dari sistem asimtomatik ke gagal jantung yang simtomatik, aktivasi berkelanjutan dari sistem sitokin dan neurohormonal akan mengakibatkan perubahan terminal pada sitokin dan neurohormonal akan mengakibatkan perubahan terminal pada miokardium, hal ini dikenal dengan remodelling ventrikel kiri. Patogenesis

miokardium, hal ini dikenal dengan remodelling ventrikel kiri. Patogenesis pada gagalpada gagal  jantung

 jantung dapat dapat diterangkan diterangkan pada pada Gambar Gambar 1. 1. Gagal Gagal jantung jantung dimulai dimulai setelah setelah adanyaadanya index event

index event yang menghasilkan penurunan pada kemampuan pompa jantung. Seiringyang menghasilkan penurunan pada kemampuan pompa jantung. Seiring dengan menurunan pada kapasitas pompa jantung, beragam mekanisme kompensasi dengan menurunan pada kapasitas pompa jantung, beragam mekanisme kompensasi diaktifkan termasuk sistem syaraf adrenergik, sistem renin angiotensin, dan sistim diaktifkan termasuk sistem syaraf adrenergik, sistem renin angiotensin, dan sistim sitokin. Pada jangka pendek hal ini dapat mengembalikan fungsi jantung pada batas sitokin. Pada jangka pendek hal ini dapat mengembalikan fungsi jantung pada batas homoestatik sehingga pasien tetap asimtomatik. Namun dengan aktivasi berkelanjutan homoestatik sehingga pasien tetap asimtomatik. Namun dengan aktivasi berkelanjutan mekanisme kompensasi ini dapat mengakibatkan kerusakan organ terminal sekunder mekanisme kompensasi ini dapat mengakibatkan kerusakan organ terminal sekunder  pada ventrikel,

 pada ventrikel, dengan remodelling dengan remodelling ventrikel ventrikel kiri kiri yang memburuk yang memburuk dan dan dekompensasidekompensasi  jantung. Sebagai akibatn

 jantung. Sebagai akibatnya secara ya secara klinis pasien klinis pasien mengalami transisi mengalami transisi dari gagal dari gagal jantungjantung yang tidak bergejala ke gagal jantung yang bergejala.

(10)

Gagal Jantung Kiri Gagal Jantung Kiri

Pada keadaan gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel kiri tidak bisa Pada keadaan gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel kiri tidak bisa  berkontraksi

 berkontraksi dengan dengan optimal optimal sehingga sehingga curah curah jantung jantung menjadi menjadi berkurang. berkurang. PadaPada keadaan normal selalu terdapat sisa darah dirongga ventrikel pada akhir sistol. keadaan normal selalu terdapat sisa darah dirongga ventrikel pada akhir sistol. Dengan berkurangnya curah jantung, maka pada akhir sistol terdapat sisa darah yang Dengan berkurangnya curah jantung, maka pada akhir sistol terdapat sisa darah yang lebih banyak dari keadaan normal. Pada fase sistol berikutnya maka sisa darah akan lebih banyak dari keadaan normal. Pada fase sistol berikutnya maka sisa darah akan  bertambah

 bertambah lagi lagi dengan dengan darah darah yang yang masuk masuk ke ke ventrikel ventrikel kiri, kiri, sehingga sehingga tekanan tekanan akhirakhir diastol menjadi lebih tinggi.

diastol menjadi lebih tinggi.

Dengan berjalannya waktu, maka pada suatu saat akan timbul bendungan di daerah Dengan berjalannya waktu, maka pada suatu saat akan timbul bendungan di daerah atrium kiri. Hal ini akan diikuti oleh peninggian tekanan darah di vena pulmonalis dan atrium kiri. Hal ini akan diikuti oleh peninggian tekanan darah di vena pulmonalis dan di pembuluh darah kapiler paru

di pembuluh darah kapiler paru  –  –   paru. Karena ventrikel kanan yang masih sehat  paru. Karena ventrikel kanan yang masih sehat memompa darah terus sesuai dengan jumlah darah yang masuk ke atrium kanan, memompa darah terus sesuai dengan jumlah darah yang masuk ke atrium kanan, maka dalam waktu cepat tekanan hidrostatik di kapiler paru

maka dalam waktu cepat tekanan hidrostatik di kapiler paru  –  –   paru akan menjadi  paru akan menjadi  begitu tinggi sehingga terjadi transudasi cairan dari pembuluh kapiler paru

 begitu tinggi sehingga terjadi transudasi cairan dari pembuluh kapiler paru –  –  paru. paru. Pada saat tekanan di arteri pulmonalis dan arteri bronchialis meninggi terjadi pula Pada saat tekanan di arteri pulmonalis dan arteri bronchialis meninggi terjadi pula transudasi jaringan interstitial bronkus. Jaringan tersebut menjadi edema dan hal ini transudasi jaringan interstitial bronkus. Jaringan tersebut menjadi edema dan hal ini akan mengurangi besarnya lumen bronkus, sehingga aliran udara menjadi terganggu. akan mengurangi besarnya lumen bronkus, sehingga aliran udara menjadi terganggu. Pada keadaan ini suara pernafasan menjadi berbunyi saat ekspirasi dan fase ekspirasi Pada keadaan ini suara pernafasan menjadi berbunyi saat ekspirasi dan fase ekspirasi menjadi lebih panjang. Keadaan ini dikenal sebagai asma kardial. Bila tekanan di menjadi lebih panjang. Keadaan ini dikenal sebagai asma kardial. Bila tekanan di kapiler paru makin tinggi, maka cairan transudasi ini akan tambah banyak. Cairan kapiler paru makin tinggi, maka cairan transudasi ini akan tambah banyak. Cairan transudasi ini mula

(11)

 peredaran darah. Namun

 peredaran darah. Namun bila tekanan hidrostatik bila tekanan hidrostatik kapiler paru skapiler paru sudah diatas 25 udah diatas 25 mmHg,mmHg, maka transudasi cairan

maka transudasi cairan ini ini menjadi lebih banymenjadi lebih banyak, dan ak, dan saluran limfatik tidak saluran limfatik tidak cukupcukup untuk menampungnya. Cairan tersebut akan tertahan di jaringan interstitial paru untuk menampungnya. Cairan tersebut akan tertahan di jaringan interstitial paru  –  –   paru dan suatu saat akan memasuki alveoli.

 paru dan suatu saat akan memasuki alveoli.

Dengan terjadinya edema interstitial, maka pergerakan alveoli akan terganggu Dengan terjadinya edema interstitial, maka pergerakan alveoli akan terganggu sehingga proses pertukaran udara juga akan terganggu. Penderita akan merasa sesak sehingga proses pertukaran udara juga akan terganggu. Penderita akan merasa sesak nafas disertai dengan nadi yang cepat. Bila transudasi sudah masuk ke dalam rongga nafas disertai dengan nadi yang cepat. Bila transudasi sudah masuk ke dalam rongga alveoli, terjadilah edema paru dengan gejala sesak nafas yang hebat, takikardia, alveoli, terjadilah edema paru dengan gejala sesak nafas yang hebat, takikardia, tekanan darah yang menurun, dan kalau tidak dapat diatasi maka kemudian diikuti tekanan darah yang menurun, dan kalau tidak dapat diatasi maka kemudian diikuti oleh syok. Syok ini disebut Syok kardiogenik, dimana tekanan diastol menjadi sangat oleh syok. Syok ini disebut Syok kardiogenik, dimana tekanan diastol menjadi sangat rendah, sehingga tidak mampu lagi memberikan perfusi cukup pada otot

rendah, sehingga tidak mampu lagi memberikan perfusi cukup pada otot  –  –   otot  otot  jantung.

 jantung. Keadaan Keadaan ini ini akan akan memperburuk memperburuk kondisi kondisi otot otot jantung jantung dengan dengan timbulnyatimbulnya asidosis otot

asidosis otot  –  –  otot jantung, yang selanjutnya akan mengakibatkan daya pompa otot otot jantung, yang selanjutnya akan mengakibatkan daya pompa otot  jantng menjadi

 jantng menjadi lebih burlebih buruk lagi. uk lagi. Keadaan Keadaan ini merini merupakan lingkaran upakan lingkaran setan setan yang sangatyang sangat sukar diatasi dan biasanya berakhir dengan kematian penderita.

sukar diatasi dan biasanya berakhir dengan kematian penderita.

Gaga

Gagal l janjan tung ktung k irir i i yayang teng terr kompekompensansassi i 

Dengan mekanisme kompensasi yang bekerja cukup cepat (perangsangan Dengan mekanisme kompensasi yang bekerja cukup cepat (perangsangan simpatis) untuk sementara curah jantung pada gagal jantung akut dapat dicukupi. simpatis) untuk sementara curah jantung pada gagal jantung akut dapat dicukupi. Kemudian dengan mekanisme kompensasi yang bekerja lambat, yaitu terjadinya Kemudian dengan mekanisme kompensasi yang bekerja lambat, yaitu terjadinya retensi cairan oleh ginjal, maka jumlah alir balik vena akan bertambah dan rangsang retensi cairan oleh ginjal, maka jumlah alir balik vena akan bertambah dan rangsang simpatis pelan

simpatis pelan  –  –   pelan akan dikurangi sedangkan curah jantung tetap cukup untuk  pelan akan dikurangi sedangkan curah jantung tetap cukup untuk metabolisme. Namun demikian pada keadaan ini tekanan di atrium kanan dan tekanan metabolisme. Namun demikian pada keadaan ini tekanan di atrium kanan dan tekanan akhir diastol ventrikel kiri tetap lebih tinggi dari normal.

akhir diastol ventrikel kiri tetap lebih tinggi dari normal.

Bila terdapat beban baru misalnya aktifitas fisik, maka jantung tidak dapat bereaksi Bila terdapat beban baru misalnya aktifitas fisik, maka jantung tidak dapat bereaksi dengan normal, karena mekanisme kompensasi yang ada sudah dipakai sebagian dengan normal, karena mekanisme kompensasi yang ada sudah dipakai sebagian untuk mempertahankan curah jantung.

untuk mempertahankan curah jantung.

Gaga

Gagal l janjan tung ktung k irir i i yayang ting ti dadak dapat tek dapat terr kompekompensansassii

Pada keadaan ini gagal jantung kiri menjadi sangat berat. Penderita bisa Pada keadaan ini gagal jantung kiri menjadi sangat berat. Penderita bisa meninggal dengan edema paru atau syok kardiogenik. Penderita dapat pula bertahan meninggal dengan edema paru atau syok kardiogenik. Penderita dapat pula bertahan

(12)

vena akibat retensi cairan oleh ginjal ini tetap tidak mampu menaikkan curah jantung. vena akibat retensi cairan oleh ginjal ini tetap tidak mampu menaikkan curah jantung. Retensi cairan terus terjadi dan tekanan akhir diastole ventrikel kiri makin tinggi, Retensi cairan terus terjadi dan tekanan akhir diastole ventrikel kiri makin tinggi, sehingga curah jantung akan makin turun karena kemampuan ventrikel kiri sehingga curah jantung akan makin turun karena kemampuan ventrikel kiri terlampaui. Dan penderita dapat meninggal akibat syok atau edema paru.

terlampaui. Dan penderita dapat meninggal akibat syok atau edema paru.

Gejala gagal jantung kiri Gejala gagal jantung kiri Gejala

Gejala –  –  gejala ini sebenarnya berasal dari : gejala ini sebenarnya berasal dari : 1.

1. Gejala menurunnya curah jantung disertai dengan mekanisme kompensasiGejala menurunnya curah jantung disertai dengan mekanisme kompensasi  jantung.

 jantung. 2.

2. Gejala karena terjadinya bendungan paruGejala karena terjadinya bendungan paru

Gejala gagal jantung yang terlihat antara lain : Gejala gagal jantung yang terlihat antara lain :

a.

a. Dyspnoe on EffortDyspnoe on Effort

Sesak nafas pada aktifitas fisik Sesak nafas pada aktifitas fisik  b.

 b. OrtopneuOrtopneu

Sesak nafas yang terjadi pada saat berbaring dan dapat dikurangi dengan sikap Sesak nafas yang terjadi pada saat berbaring dan dapat dikurangi dengan sikap duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan pada saat berdiri terjadi penimbunan duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan pada saat berdiri terjadi penimbunan cairan di kaki dan perut. Pada waktu berbaring maka cairan akan kembali ke cairan di kaki dan perut. Pada waktu berbaring maka cairan akan kembali ke  pembuluh darah dan menambah aliran balik, d

 pembuluh darah dan menambah aliran balik, dan terjadi sesak nafas.an terjadi sesak nafas. c.

c. Paroksisimal Nokturnal DyspnoeParoksisimal Nokturnal Dyspnoe d.

d. Serangan sesak nafas ini terjadi pada malam hari, pasien yang sedang tidurSerangan sesak nafas ini terjadi pada malam hari, pasien yang sedang tidur terbangun karena sesak nafas. Berbeda dengan ortopneu yang dengan cepat terbangun karena sesak nafas. Berbeda dengan ortopneu yang dengan cepat  bisa

 bisa disembuhkan disembuhkan dengan dengan perubahan perubahan dari dari posisi posisi tidur tidur ke ke posisi posisi berdiri, berdiri, makamaka Paroksisimal Nokturnal Dyspnoe memerlukan waktu agak lama, kira

Paroksisimal Nokturnal Dyspnoe memerlukan waktu agak lama, kira  –  –  kira 30 kira 30 menit.

menit. e.

e. Sebab yang pasti Paroksisimal Nokturnal Dyspnoe belum jelas, tetapiSebab yang pasti Paroksisimal Nokturnal Dyspnoe belum jelas, tetapi mungkin sebab kombinasi dari faktor

mungkin sebab kombinasi dari faktor –  –  faktor : faktor : -- Menurunnya tonus simpatisMenurunnya tonus simpatis

-- Darah balik yang bertambahDarah balik yang bertambah

-- Penurunan aktifitas pada pusat pernafasan dimalam hariPenurunan aktifitas pada pusat pernafasan dimalam hari -- Edema paruEdema paru

Selain gejala

Selain gejala  –  –   gejala diatas, dapat pula penderita merasa sangat sesak, takikardia,  gejala diatas, dapat pula penderita merasa sangat sesak, takikardia, tekanan darah menurun, hemoptoe, berkeringat dingin, pucat dan lain

(13)

Gagal Jantung Kanan Gagal Jantung Kanan

Pada keadaan gagal jantung kanan akut karena ventrikel kanan tidak bisa berkontraksi Pada keadaan gagal jantung kanan akut karena ventrikel kanan tidak bisa berkontraksi dengan optimal, terjadi bendungan di atrium kanan, dan vena kava superior serta dengan optimal, terjadi bendungan di atrium kanan, dan vena kava superior serta inferior. Dalam keadaan ini gejala edema perifer, hepatomegali, splenomegali belum inferior. Dalam keadaan ini gejala edema perifer, hepatomegali, splenomegali belum sempat terjadi, tetapi yang mencolok adalah tekanan darah akan menurun dengan sempat terjadi, tetapi yang mencolok adalah tekanan darah akan menurun dengan cepat sebab darah balik berkurang.

cepat sebab darah balik berkurang.

Pada gagal jantung kanan yang kronis, ventrikel kanan pada saat systole tidak mampu Pada gagal jantung kanan yang kronis, ventrikel kanan pada saat systole tidak mampu memompa darah keluar, sehingga seperti pada gagal jantung kiri pada saat berikutnya memompa darah keluar, sehingga seperti pada gagal jantung kiri pada saat berikutnya tekanan akhir diastole ventrikel kanan akan meninggi. Dengan demikian maka tekanan akhir diastole ventrikel kanan akan meninggi. Dengan demikian maka tekanan di atrium kanan juga akan meninggi dan hal ini akan diikuti bendungan darah tekanan di atrium kanan juga akan meninggi dan hal ini akan diikuti bendungan darah di vena kava superior, vena kava inferior serta seluruh sistem vena.

di vena kava superior, vena kava inferior serta seluruh sistem vena.

Hal ini secara klinis dapat dilihat dengan adanya bendungan di vena jugularis Hal ini secara klinis dapat dilihat dengan adanya bendungan di vena jugularis eksterna, vena hepatica (sehingga menimbulkan hepatomegali), vena lienalis eksterna, vena hepatica (sehingga menimbulkan hepatomegali), vena lienalis (menimbulkan splenomegali) dan juga terlihat bendungan di vena

(menimbulkan splenomegali) dan juga terlihat bendungan di vena  –  –   vena perifer,  vena perifer, dengan demikian tekanan hidrostatik di pembuluh kapiler akan meningkat melampaui dengan demikian tekanan hidrostatik di pembuluh kapiler akan meningkat melampaui tekanan koloid osmotik, maka terjadilah edema perifer.

tekanan koloid osmotik, maka terjadilah edema perifer.

Gejala gagal jantung kanan : Gejala gagal jantung kanan :

Keluhan sesak nafas tidak begitu nyata, karena gagal jantung kanan dasarnya Keluhan sesak nafas tidak begitu nyata, karena gagal jantung kanan dasarnya adalah low out put failure. Keluhan yang menonjol adalah kelelahan, rasa mual, adalah low out put failure. Keluhan yang menonjol adalah kelelahan, rasa mual, nafsu makan berkurang, rasa penuh dan mendesak daerah perut atas.

nafsu makan berkurang, rasa penuh dan mendesak daerah perut atas.

Tanda Tanda gagal jantung kanan : Tanda Tanda gagal jantung kanan :

a.

a. Tekanan vena jugularis eksterna meningkatTekanan vena jugularis eksterna meningkat  b.

 b. Pembesaran hepar yang nyeri tekan. KadangPembesaran hepar yang nyeri tekan. Kadang –  –  kadang ditemukan ikterus. kadang ditemukan ikterus. c.

c. Splenomegali terjadi karena bendunganSplenomegali terjadi karena bendungan d.

d. Asites yang disebabkan bendungan pada vena porta sehingga terjadiAsites yang disebabkan bendungan pada vena porta sehingga terjadi akumulasi cairan serosa dalam rongga perut.

akumulasi cairan serosa dalam rongga perut. e.

(14)

g.

g. GejalaGejala  –  –   gejala renal. Nokturia sering ditemukan, oliguria, albuminuria dan  gejala renal. Nokturia sering ditemukan, oliguria, albuminuria dan dapat berlanjut azotemia.

dapat berlanjut azotemia.

Mekanisme Kompensasi pada Gagal Jantung Mekanisme Kompensasi pada Gagal Jantung 1.

1.  Mekanisme Frank Starling Mekanisme Frank Starling

Dengan dilatasi ventrikel menyebabkan kenaikan beban awal (volume akhir Dengan dilatasi ventrikel menyebabkan kenaikan beban awal (volume akhir diastolik), ini merangsang isi sekuncup yang lebih besar pada kontraksi diastolik), ini merangsang isi sekuncup yang lebih besar pada kontraksi selanjutnya.

selanjutnya. 2.

2.  Hipertrofi Ventrikel Hipertrofi Ventrikel

Peningkatan ketebalan dinding ventrikel adalah suatu mekanisme kompensasi Peningkatan ketebalan dinding ventrikel adalah suatu mekanisme kompensasi untuk mengurang stress dinding dan membentu memelihara kekuatan kontraksi untuk mengurang stress dinding dan membentu memelihara kekuatan kontraksi ventrikel.

ventrikel. 3.

3.  Aktifasi Neurohormonal : Aktifasi Neurohormonal : a.

a. Sistem saraf AdrenergikSistem saraf Adrenergik

-- Peningkatan Laju debar jantungPeningkatan Laju debar jantung -- Peningkatan kontraktilitas ventrikelPeningkatan kontraktilitas ventrikel

-- Vasokonstrksi akibat stimulasi reseptorVasokonstrksi akibat stimulasi reseptor –  –  reseptor alfa pada vena reseptor alfa pada vena –  –  vena dan vena dan arteri sistemik

arteri sistemik  b.

 b. Sistem ReninSistem Renin –  –  Angiotensin Angiotensin

Rangsang untuk mensekresi renin dari sel

Rangsang untuk mensekresi renin dari sel –  – sel jugstaglomerular mencakup :sel jugstaglomerular mencakup : -- Penurunan perfusi arteri renalis sehubungan dengan curah jantung yangPenurunan perfusi arteri renalis sehubungan dengan curah jantung yang

rendah. rendah.

-- Rangsang langsung terhadap reseptorRangsang langsung terhadap reseptor  –  –   reseptor ß  reseptor ß22  jugstaglomerular oleh  jugstaglomerular oleh

system saraf adrenergic yang teraktivasi. system saraf adrenergic yang teraktivasi.

Renin bekerja pada angiotensinogen dalam sirkulasi menjadi angiotensin I, Renin bekerja pada angiotensinogen dalam sirkulasi menjadi angiotensin I, yang kemudian diubah dengan cepat oleh enzim pengubah angiotensin (ACE) yang kemudian diubah dengan cepat oleh enzim pengubah angiotensin (ACE) menjadi angiotensin II (A II), suatu vasokonstriktor yang kuat.

menjadi angiotensin II (A II), suatu vasokonstriktor yang kuat.

Peningkatan kadar A II. Berperan meningkatkan tahanan perifer total dan Peningkatan kadar A II. Berperan meningkatkan tahanan perifer total dan memelihara tekanan darah sistemik. Angiotensin II juga bekerja meningkatkan memelihara tekanan darah sistemik. Angiotensin II juga bekerja meningkatkan volume intravascular melalui 2 mekanisme, yaitu di hipotalamus merangsang volume intravascular melalui 2 mekanisme, yaitu di hipotalamus merangsang rasa haus dan akibatnya meningkatkan pemasukan cairan, dan bekerja pada rasa haus dan akibatnya meningkatkan pemasukan cairan, dan bekerja pada korteks adrenal untuk meningkatkan sekresi Aldosteron. Aldosteron korteks adrenal untuk meningkatkan sekresi Aldosteron. Aldosteron meningkatkan resorbsi natrium dari tubuli distal kedalm sirkulasi. Kenaikan meningkatkan resorbsi natrium dari tubuli distal kedalm sirkulasi. Kenaikan

(15)

volume intravascular lalu meningkatkan beban awal dan karenanya volume intravascular lalu meningkatkan beban awal dan karenanya meningkatkan curah jantung melalui mekanisme Frank Starling.

meningkatkan curah jantung melalui mekanisme Frank Starling. c.

c. Hormon AntidiuretikHormon Antidiuretik

Hormon antidiuretik berperan meningkatkan volume intravaskuler karena ia Hormon antidiuretik berperan meningkatkan volume intravaskuler karena ia meningkatkan volume retensi cairan melalui nefron distal. Kenaikan cairan meningkatkan volume retensi cairan melalui nefron distal. Kenaikan cairan inilah yang meningkatkan beban awal ventrikel kiri dan curah jantung.

inilah yang meningkatkan beban awal ventrikel kiri dan curah jantung.

Meskipun ketiga mekanisme kompensasi neurohormonal yang sudah diuraikan diatas Meskipun ketiga mekanisme kompensasi neurohormonal yang sudah diuraikan diatas  pada

 pada awalnya awalnya bisa bisa bermanfaat, bermanfaat, pada pada akhirnya akhirnya membuat membuat keadaan keadaan menjadi menjadi buruk.buruk. Peningkatan volume sirkulasi dan alir balik vena ke jantung bisa memperburuk Peningkatan volume sirkulasi dan alir balik vena ke jantung bisa memperburuk  bendungan

 bendungan pada pada vaskuler vaskuler paru paru sehingga sehingga memperkuat memperkuat keluhan keluhan akibat akibat kongestif kongestif paru.paru. Peninggian tahanan arteriol meningkatkan beban akhir dimana jantung yang sudah Peninggian tahanan arteriol meningkatkan beban akhir dimana jantung yang sudah  payah

 payah harus harus berkontraksi, berkontraksi, sehingga sehingga pada pada akhirnya akhirnya isi isi sekuncup sekuncup dan dan curah curah jantungjantung menjadi lebih berkurang.

menjadi lebih berkurang.

Diagnosis Diagnosis

Berikut ini akan diuraikan gejala

Berikut ini akan diuraikan gejala  –  –   gejala dan tanda  gejala dan tanda  –  –   tanda gagal jantung kiri dan  tanda gagal jantung kiri dan gagal jantung kanan sebagai dasar diagnosis

gagal jantung kanan sebagai dasar diagnosis 1)

1) Gagal jantung kiriGagal jantung kiri Gejala

Gejala –  –  gejala : gejala : a.

a. Dyspnoe on effortDyspnoe on effort  Nafas

 Nafas terasa terasa pendek pendek dan dan sesak sesak merupakan merupakan keluhan keluhan yang yang paling paling dini. dini. PadaPada  permulaan

 permulaan sesak sesak nafas nafas timbul timbul saat saat berjalan berjalan / / bekerja, bekerja, tetapi tetapi pada pada stadiumstadium selanjutnya dalam istirahat terasa sesak. Transudasi cairan ke dalam alveoli selanjutnya dalam istirahat terasa sesak. Transudasi cairan ke dalam alveoli akan merangsang timbulnya batuk dan sesak nafas.

akan merangsang timbulnya batuk dan sesak nafas.  b.

 b. OrtopneuOrtopneu

Sesak nafas yang terjadi pada saat berbaring dan dapat dikurangi dengan sikap Sesak nafas yang terjadi pada saat berbaring dan dapat dikurangi dengan sikap duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan pada saat berdiri terjadi penimbunan duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan pada saat berdiri terjadi penimbunan cairan di kaki dan perut. Pada waktu berbaring maka cairan akan kembali ke cairan di kaki dan perut. Pada waktu berbaring maka cairan akan kembali ke  pembuluh darah dan menambah aliran balik, d

 pembuluh darah dan menambah aliran balik, dan terjadi sesak nafas.an terjadi sesak nafas. c.

c. Paroxysmal nocturnal dyspnoeParoxysmal nocturnal dyspnoe

Keadaan ini sering muncul pada tengah malam, penderita tiba

Keadaan ini sering muncul pada tengah malam, penderita tiba –  –  tiba terbangun tiba terbangun karena rangsangan batuk dan sesak nafas yang hebat.

karena rangsangan batuk dan sesak nafas yang hebat. d.

(16)

Keadaan ini disebabkan kongesti paru karena transudasi cairan ke dalam Keadaan ini disebabkan kongesti paru karena transudasi cairan ke dalam alveoli.

alveoli. e.

e. HemoptisisHemoptisis

Sputum berdarah, hal ini disebabkan karena bendungan pulmonal sehingga Sputum berdarah, hal ini disebabkan karena bendungan pulmonal sehingga  pecahnya kapiler paru

 pecahnya kapiler paru –  –  paru. paru. f.

f. TakikardiTakikardi

Sebagai mekanisme kompensasi oleh karena menurunnya isi sekuncup Sebagai mekanisme kompensasi oleh karena menurunnya isi sekuncup sehingga meningkatkan frekuensi denyut jantung untuk mencukupi cardiac sehingga meningkatkan frekuensi denyut jantung untuk mencukupi cardiac output.

output. Tanda

Tanda –  –  tanda : tanda : a.

a. Pembesaran jantungPembesaran jantung

Hal ini disebabkan oleh hipertrofi dan dilatasi. Pada palpasi teraba pulsasi Hal ini disebabkan oleh hipertrofi dan dilatasi. Pada palpasi teraba pulsasi apeks kuat dan bergeser ke lateral bawah. Kedaan ini dapat dipertegas dengan apeks kuat dan bergeser ke lateral bawah. Kedaan ini dapat dipertegas dengan  pemeriksaan EKG, foto thorak dan ekok

 pemeriksaan EKG, foto thorak dan ekokardiografi.ardiografi.  b.

 b. Irama gallopIrama gallop

Menandakan adanya kelemahan miokard, sering terdengar di apeks kordis. Menandakan adanya kelemahan miokard, sering terdengar di apeks kordis. c.

c. Aksentuasi bunyi pulmonal keduaAksentuasi bunyi pulmonal kedua Oleh karena tekanan arteri pulmonalis

Oleh karena tekanan arteri pulmonalis yang meninggi.yang meninggi. d.

d. Ronki basah pada basal kedua lapang paruRonki basah pada basal kedua lapang paru

Pada auskultasi terdwngar ronkhi basah pada basal kedua lapang paru. Bila Pada auskultasi terdwngar ronkhi basah pada basal kedua lapang paru. Bila  progresif ronkhi dapat terdengar lebih difus.

 progresif ronkhi dapat terdengar lebih difus.

2)

2) Gagal Gagal jantung jantung kanankanan Gejala

Gejala –  –  gejala : gejala :

Keluhan sesak nafas tidak begitu nyata, keluhan yang menonjol adalah kelelahan, Keluhan sesak nafas tidak begitu nyata, keluhan yang menonjol adalah kelelahan, rasa penuh, nafsu makan berkurang, resa penuh dan mendesak daerah perut atas rasa penuh, nafsu makan berkurang, resa penuh dan mendesak daerah perut atas .. Tanda

Tanda –  –  tanda tanda a.

a. Tekanan vena jugularis eksterna (JVP) meningkatTekanan vena jugularis eksterna (JVP) meningkat  b.

 b. Pembesaran hepar yang nyeri tekan. Keadaan ini disebabkan bendungan danPembesaran hepar yang nyeri tekan. Keadaan ini disebabkan bendungan dan  peradangan kapsul hati, kadang

 peradangan kapsul hati, kadang –  –  kadang ditemukan ikterus. kadang ditemukan ikterus. c.

c. Splenomeegali terjadi karena bendungan.Splenomeegali terjadi karena bendungan. d.

d. Asites, yang disebabkan bendungan pada vena porta sehingga terjadiAsites, yang disebabkan bendungan pada vena porta sehingga terjadi akumulasi cairan serosa dalam rongga perut.

(17)

f.

f. Hidrothoraks.Hidrothoraks. g.

g. GejalaGejala  –  –   gejala renal, nokturia sering ditemukan, disuria, albuminuria dan  gejala renal, nokturia sering ditemukan, disuria, albuminuria dan dapat berlanjut azotemia.

dapat berlanjut azotemia. Klasifikasi: kriteria Framigham Klasifikasi: kriteria Framigham

Kriteria MajorKriteria Major

PNDPND

Distensi vena2 leherDistensi vena2 leher

Peningkatan vena jugularisPeningkatan vena jugularis

RonkhiRonkhi

KardiomegaliKardiomegali

Edema paru akutEdema paru akut

Gallop S3Gallop S3

Refluks hepatojugularRefluks hepatojugular

Kriteria MinorKriteria Minor

Edema ekstremitasEdema ekstremitas

Batuk malamBatuk malam

Sesak pada aktuvitasSesak pada aktuvitas

HepatomegaliHepatomegali

Efusi pleuraEfusi pleura

Kapasitas vital berkurang 1/3 dr normalKapasitas vital berkurang 1/3 dr normal

Takikardia >120Takikardia >120

Diagnosis gagal jantung ditegakkan minimal ada 1 kriteria ma

(18)

Algoritma diagnosis gagal jantung pada pasien yang belum diterapi Algoritma diagnosis gagal jantung pada pasien yang belum diterapi

Keterangan Keterangan

BNP :

BNP : B-type Natriuretic Peptide B-type Natriuretic Peptide  NT-proBNP

 NT-proBNP :: N-terminal pro-B-type Natriuretic Peptide N-terminal pro-B-type Natriuretic Peptide VIII.

VIII. Pemeriksaan Pemeriksaan PenunjangPenunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk mendukung penegakan diagnosis gagal Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk mendukung penegakan diagnosis gagal  jantung adalah

 jantung adalah 1.

(19)

Pemeriksaan EKG harus dikerjakan pada semua pasien diduga gagal jantung. Pemeriksaan EKG harus dikerjakan pada semua pasien diduga gagal jantung. Abnormalitas EKG memiliki nilai prediktif yang kecil dalam mendiagnosis gagal Abnormalitas EKG memiliki nilai prediktif yang kecil dalam mendiagnosis gagal  jantung,

 jantung, jika jika EKG EKG normal, normal, diagnosis diagnosis gagal gagal jantung jantung khususnya khususnya dengan dengan disfungsidisfungsi sistolik sangat kecil (< 10%).

sistolik sangat kecil (< 10%).

Abnormalitas EKG yang umum ditemukan pada gagal jantung Abnormalitas EKG yang umum ditemukan pada gagal jantung Abnormalitas

Abnormalitas Penyebab Penyebab Implikasi Implikasi klinisklinis Sinus takikardia

Sinus takikardia

Gagal jantung dekompensasi, Gagal jantung dekompensasi,

anemia, demam,

anemia, demam,

hipertiroidisme hipertiroidisme

Penilaian klinis, pemeriksaan Penilaian klinis, pemeriksaan laboratorium

laboratorium

Sinus bradikardi Sinus bradikardi

Obat penyekat β, anti aritmia, Obat penyekat β, anti aritmia, hipotiroidisme, sindroma sinus hipotiroidisme, sindroma sinus sakit

sakit

Evaluasi terapi obat, Evaluasi terapi obat,  pemeriksaan laboratorium  pemeriksaan laboratorium Atrial takikardia/ Atrial takikardia/ flutter/ fibrilasi flutter/ fibrilasi

Hipertiroidisme, infeksi, gagal Hipertiroidisme, infeksi, gagal  jantung dekompensasi, infark  jantung dekompensasi, infark

Perlambat konduksi AV, Perlambat konduksi AV, konversi medic, elektroversi, konversi medic, elektroversi, ablasi kateter, antikoagulasi ablasi kateter, antikoagulasi

Aritmia ventrikel Aritmia ventrikel

Iskemia, infark, kardiomiopati, Iskemia, infark, kardiomiopati, miokarditis, hipokalemia. miokarditis, hipokalemia. Hipomagnesemia, overdosis Hipomagnesemia, overdosis digitalis digitalis

Pemeriksaan laboratorium, tes Pemeriksaan laboratorium, tes latihan beban, pemeriksaan latihan beban, pemeriksaan  perfusi,

 perfusi, angiografi angiografi koroner,koroner,  pemeriksaan EKG, ICD

 pemeriksaan EKG, ICD Iskemia/

Iskemia/ infark infark Penyakit Penyakit jantung jantung koronerkoroner

Ekokardiografi, troponin, Ekokardiografi, troponin, angiografi koroner, angiografi koroner, revaskularisasi revaskularisasi Gelombang Q

Gelombang Q Infark, Infark, kardiomiopatikardiomiopati hipertrofi, LBBB, pre-exitasi hipertrofi, LBBB, pre-exitasi Ekokardiografi, angiografi Ekokardiografi, angiografi koroner koroner Hipertrofi ventrikel Hipertrofi ventrikel kiri kiri

Hipertensi, penyakit katup Hipertensi, penyakit katup aorta, kardiomiopati hipertrofi

aorta, kardiomiopati hipertrofi Ekokardiografi, DopplerEkokardiografi, Doppler Blok

Blok

atrioventrikular atrioventrikular

Infark, intoksikasi obat, Infark, intoksikasi obat, miokarditis, sarkoidosis, miokarditis, sarkoidosis,  penyakit Lyme

 penyakit Lyme

Evaluasi penggunaan obat, pacu Evaluasi penggunaan obat, pacu  jantung, penyakit sistemik

 jantung, penyakit sistemik Mikrovoltase

Mikrovoltase Obesitas, Obesitas, emfisema, emfisema, efusiefusi  perikard, amiloidosis

 perikard, amiloidosis Ekokardiografi, rontgen thoraksEkokardiografi, rontgen thoraks Durasi QRS >0,12 Durasi QRS >0,12 detik dg morfologi detik dg morfologi LBBB LBBB

Disinkroni elektrik dan Disinkroni elektrik dan mekanik

mekanik Ekokardiografi, CRT-P,CRT-DEkokardiografi, CRT-P,CRT-D

Keterangan Keterangan LBBB:

LBBB: Left Bundle Branch Block  Left Bundle Branch Block  ICD:

ICD: Implantable Cardioverter Defibrilator  Implantable Cardioverter Defibrilator  CRT-P:

CRT-P: Cardiac Resynchronization Therapy-Pacemaker Cardiac Resynchronization Therapy-Pacemaker  CRT-D:

(20)

2. Rontgen thoraks 2. Rontgen thoraks

Abnormalitas rontgen thoraks yang umum ditemukan pada gagal jantung Abnormalitas rontgen thoraks yang umum ditemukan pada gagal jantung Abnormalitas

Abnormalitas PenyebabPenyebab Implikasi klinisImplikasi klinis Kardiomegali

Kardiomegali Dilatasi ventrikel kiri, ventrikel kanan,Dilatasi ventrikel kiri, ventrikel kanan, atria, efusi perikard

atria, efusi perikard Ekokardiografi, DopplerEkokardiografi, Doppler Hipertrofi

Hipertrofi ventrikel ventrikel

Hipertensi, stenosis aorta, Hipertensi, stenosis aorta, kardiomiopati hipertrofi

kardiomiopati hipertrofi Ekokardiografi, DopplerEkokardiografi, Doppler Tampak paru

Tampak paru normal

normal Bukan Bukan kongesti kongesti paru paru Nilai Nilai ulang ulang diagnosisdiagnosis Kongesti vena

Kongesti vena  paru

 paru

Peningkatan tekanan pengisian Peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri

ventrikel kiri

Mendukung diagnosis Mendukung diagnosis gagal jantung kiri

gagal jantung kiri Edema

Edema interstitial interstitial

Peningkatan tekanan pengisian Peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri

ventrikel kiri

Mendukung diagnosis Mendukung diagnosis gagal jantug kiri

gagal jantug kiri Efusi pleura

Efusi pleura

Gagal jantung dengan peningkatan Gagal jantung dengan peningkatan tekanan pengisisan jika efusi bilateral, tekanan pengisisan jika efusi bilateral, infeksi paru, pasca bedah/ keganasan infeksi paru, pasca bedah/ keganasan

Pikirkan etiologi non-Pikirkan etiologi non-kardiak (jika efusi banyak) kardiak (jika efusi banyak) Garis

Garis Kerley B Kerley B Peningkatan Peningkatan tekanan tekanan limfatiklimfatik Mitral Mitral stenosis/ stenosis/ gagalgagal  jantung kronik

 jantung kronik

Area paru

Area paru

hiperlusen

hiperlusen Emboli paru atau emfisemaEmboli paru atau emfisema

Pemeriksaan CT,

Pemeriksaan CT,

spirometri, eko spirometri, eko Infeksi paru

Infeksi paru Pneumonia dapat sekunder akibatPneumonia dapat sekunder akibat kongesti paru

kongesti paru

Tatalaksana kedua Tatalaksana kedua  penyakit:ngagal

 penyakit:ngagal jantungjantung dan infeksi paru

dan infeksi paru Infiltrate

Infiltrate paru paru Penyakit Penyakit sistemiksistemik Pemeriksaan Pemeriksaan diagnosticdiagnostic lanjutan

lanjutan 3. Pemeriksaan Laboratorium

3. Pemeriksaan Laboratorium

Abnormalitas pemeriksaan laboratorium yang sering dijumpai pada gagal jantung Abnormalitas pemeriksaan laboratorium yang sering dijumpai pada gagal jantung Abnormalitas

Abnormalitas PenyebabPenyebab Implikasi klinisImplikasi klinis Peningkatan Peningkatan kreatinin serum kreatinin serum (>150 μ mol/L (>150 μ mol/L

Penyakit ginjal, ACEI, ARB, Penyakit ginjal, ACEI, ARB, antagonis aldosteron

antagonis aldosteron

Hitung GFR,

Hitung GFR,

 pertimbangkan

 pertimbangkan mengurangimengurangi dosis ACEI/ARB/antagonis dosis ACEI/ARB/antagonis aldosteron, periksa kadar aldosteron, periksa kadar kalium dan BUN

kalium dan BUN Anemia (Hb<13 Anemia (Hb<13 gr/dl pada gr/dl pada laki-laki, <12 gr/dl laki, <12 gr/dl  pada perempuan  pada perempuan

Gagal jantung kronik, gagal ginjal, Gagal jantung kronik, gagal ginjal, hemodilusi. Kehilangan zat besi atau hemodilusi. Kehilangan zat besi atau  penggunaan

 penggunaan zat zat besi besi terganggu,terganggu,  penyakit kronik  penyakit kronik Telusuri penyebab, Telusuri penyebab,  pertimbangkan terapi  pertimbangkan terapi Hiponatremia Hiponatremia (<135 mmol/L) (<135 mmol/L)

Gagal jantung kronik, hemodilusi, Gagal jantung kronik, hemodilusi,  pelepasan AVP (Argine Vasopressin),  pelepasan AVP (Argine Vasopressin),

diuretic diuretic

Pertimbangkan restriksi Pertimbangkan restriksi cairan, kurangi dosis cairan, kurangi dosis diuretic, ultrafiltrasi, diuretic, ultrafiltrasi,

(21)

antagonis vasopressin antagonis vasopressin Hipernatremia

Hipernatremia (>150 mmol/L)

(>150 mmol/L) Hiperglikemia, dehidrasiHiperglikemia, dehidrasi

 Nilai asupan cairan, telusuri  Nilai asupan cairan, telusuri  penyebab  penyebab Hipokalemia Hipokalemia (<3,5 mmol/L) (<3,5 mmol/L) Diuretic, hiperaldosteronisme Diuretic, hiperaldosteronisme sekunder sekunder Risiko aritmia, Risiko aritmia,  pertimbangkan

 pertimbangkan suplemensuplemen kalium, ACEI/ARB, kalium, ACEI/ARB, antagonis aldosteron antagonis aldosteron Hiperkalemia Hiperkalemia (>5,5 mmol/L) (>5,5 mmol/L)

Gagal ginjal, suplemen kalium, Gagal ginjal, suplemen kalium,  penyekat system RAA

 penyekat system RAA

Stop obat-obat hemat Stop obat-obat hemat kalium (ACEI/ARB, kalium (ACEI/ARB, antagonis aldosteron), nilai antagonis aldosteron), nilai fungsi ginjal dan pH, risiko fungsi ginjal dan pH, risiko  bradikardia

 bradikardia Hiperglikemia

Hiperglikemia (>200 mg/L)

(>200 mg/L) Diabetes, resistensi insulinDiabetes, resistensi insulin

Evaluasi hidrasi, terapi Evaluasi hidrasi, terapi intoleransi glukosa

intoleransi glukosa Hiperurisemia

Hiperurisemia (>500 μmol/L)

(>500 μmol/L) Terapi diuretic, gout, keganasanTerapi diuretic, gout, keganasan

Allopurinol, kurangi dosis Allopurinol, kurangi dosis diuretic diuretic BNP >400pg/mL, BNP >400pg/mL,  NT  NT propro BNP>2000 BNP>2000  pg/mL  pg/mL

Tekanan dinding ventrikel meningkat

Tekanan dinding ventrikel meningkat Sangat Sangat mungkin mungkin gagalgagal  jantung  jantung BNP <100 BNP <100  pg/mL,  pg/mL, NTNT  proBNP  proBNP <400<400  pg/mL  pg/mL

Tekanan dinding ventrikel normal Tekanan dinding ventrikel normal

Evaluasi ulang diagnosis, Evaluasi ulang diagnosis,  bukan

 bukan gagal gagal jantung jantung jikajika terapi tidak berhasil

terapi tidak berhasil Kadar albumin

Kadar albumin tinggi (>45 g/L)

tinggi (>45 g/L) Dehidrasi, Dehidrasi, myeloma myeloma RehidrasiRehidrasi Kadar albumin

Kadar albumin rendah (<30 g/L) rendah (<30 g/L)

 Nutrisi

 Nutrisi buruk, buruk, kehilangan kehilangan albuminalbumin melalui ginjal

melalui ginjal Cari penyebabCari penyebab Peningkatan

Peningkatan transaminase transaminase

Disfungsi hati, gagal jantung kanan. Disfungsi hati, gagal jantung kanan. Toksisitas obat

Toksisitas obat

Cari penyebab, kongesti Cari penyebab, kongesti liver, pertimbangkan liver, pertimbangkan kembali terapi kembali terapi Peningkatan Peningkatan troponin troponin  Nekrosis

 Nekrosis miosit, miosit, iskemiaiskemia  berkepanjangan,

 berkepanjangan, gagal gagal jantung jantung berat,berat, miokarditis, sepsis, gagal miokarditis, sepsis, gagal ginjal,emboli paru

ginjal,emboli paru

Evaluasi pola peningkatan, Evaluasi pola peningkatan, angiografi koroner, evaluasi angiografi koroner, evaluasi kemungkinan kemungkinan revaskularisasi revaskularisasi Tes tiroid Tes tiroid abnormal

abnormal Hiper/hipotiroidisme,amiodaron Hiper/hipotiroidisme,amiodaron Terapi Terapi abnormalitas abnormalitas tiroidtiroid Urinalisis

Urinalisis Proteinuria, Proteinuria, glikosuria, glikosuria, bekteriuriabekteriuria Singkirkan Singkirkan kemungkinankemungkinan infeksi

infeksi  INR

 INR >2,5 >2,5 Overdosis antikoagulan, Overdosis antikoagulan, kongesti kongesti hatihati

Evaluasi dosis

Evaluasi dosis

antikoagulan, niali fungsi antikoagulan, niali fungsi hati hati CRP > 10 mg/L, CRP > 10 mg/L, lekositosis lekositosis neutrofilik neutrofilik Infeksi,

Referensi

Dokumen terkait

Judul : Pengaruh Keputusan Investasi dan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Moderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di

Pendekatan keruangan yang menekankan aspek geografi manusia dalam struktur geografi ortodoks, lebih mendominasi pelaksanaan pembangunan pada era tersebut.. Kondisi tersebut

 Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete pump yang menyalurkan beton dari beton molen ke lokasi pengecoran, dengan menggunakan

Dengan mempergunakan data tersebut, dan data dimensi persimpangan dan akses kondisi saat ini maupun kondisi desain sesuai dengan usulan Master Plan UKP (Tabel

Oleh karena itu, dalam penelitian ini, ke dalam yogurt, ditambahkan bakteri probiotik yang mampu bertahan hidup, berkembang biak, berkompetisi dalam hal adhesi dan substrat

Ukuran atau statistik lain yang dapat kita hitung pada data adalah proporsi p.. Pada sampel acak berukuran 500 (keluarga) diperoleh informasi bahwa sejumlah 340 keluarga memiliki

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu, Transparent DNS dapat membatasi hak akses internet dengan memaksa

Pada masa ini endometrium dicampakkan dari dinding rahim disertai dengan perdarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale. Stadium ini