HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, data yang dikumpulkan meliputi kegiatan pengangkatan beban dan pekerjaan administratif / statis. Pekerjaan pengangkatan beban ini diambil dari tempat pengisian ulang air minum. Pekerjaan statis / monoton disini adalah pekerjaan mendisain yang menggunakan komputer dan pekerjaan mencetak pada kartu dengan mesin Hot Print. Pada setiap kegiatan dilakukan pengambilan gambar untuk
mendapatkan postur atau posisi tubuh saat melakukan pekerjaan.
4.1.1 Pengangkatan Beban
4.1.1.1 Deskripsi Pekerjaan Pengangkatan Galon
Gambar 4.2 Posisi Peletakkan Galon
Pengangkatan beban yang dilakukan disini adalah pengangkatan galon air. Prosesnya adalah, galon kosong akan diisi air pada tempat pengisian air. Setelah galon terisi penuh, maka operator akan menurunkan galon tersebut dari tempat pengisian.
4.1.1.2 Data Posisi RULA Pengangkatan Galon
Berikut adalah gambar proyeksi tubuh pada saat pengangkatan beban untuk penilaian dengan metode RULA
Tabel 4.1 Posisi Lengan dan Pergelangan Tangan Pada Pengangkatan Galon Posisi Gambar Keterangan Nilai
Tabel 4.1 Posisi Lengan dan Pergelangan Tangan Pada Pengangkatan Galon (lanjutan)
Posisi Gambar Keterangan Nilai
Lengan Bawah -60º-100º 1
Pergelangan Tangan
Tangan tertekuk kesamping
2
Perputaran Pergelangan Tangan - 1
Hasil Nilai Berdasarkan Tabel 3 Penggunaan Otot :
Postur tidak statis 0
Beban
Lebih dari 10 kg 3
Total Nilai 6
Tabel 4.2 Posisi Leher, Punggung, dan Kaki Pada Pengangkatan Galon Posisi Gambar Keterangan Nilai
Leher 0º-10º 1 Punggung 0º 1 Kaki Tubuh seimbang dan ada ruang untuk bergerak 1
Hasil Nilai Berdasarkan Tabel 1 Penggunaan Otot :
Tabel 4.2 Posisi Leher, Punggung, dan Kaki Pada Pengangkatan Galon (Lanjutan) Beban
Lebih dari 10 kg 3
Total Nilai 4
Tabel 4.3 Posisi Lengan dan Pergelangan Tangan Pada Peletakan Galon Posisi Gambar Keterangan Nilai
Lengan Atas +45º-90º 3
Lengan Bawah 0º-60º 2
Pergelangan Tangan - 1
Perputaran Pergelangan Tangan - 1
Hasil Nilai Berdasarkan Tabel 4 Penggunaan Otot :
Postur tidak statis 0
Beban
Lebih dari 10 kg 3
Total Nilai 7
Tabel 4.4 Posisi Leher, Punggung, dan Kaki Pada Peletakan Galon Posisi Gambar Keterangan Nilai
Leher 0º-10º 1
Tabel 4.4 Posisi Leher, Punggung, dan Kaki Pada Peletakan Galon (Lanjutan) Posisi Gambar Keterangan Nilai
Kaki Tubuh seimbang dan ada ruang untuk bergerak 1
Hasil Nilai Berdasarkan Tabel 5 Penggunaan Otot :
Postur tidak statis 0
Beban
Lebih dari 10 kg 3
Total Nilai 8
4.1.1.3 Data Persamaan Pengangkatan Beban NIOSH
Berikut adalah data variabel-variabel yang dibutuhkan dalam menghitung RWL :
Tabel 4.5 Data Persamaan Pengangkatan NIOSH Tempat Awal
Variabel Nilai Jarak Horisontal 30 cm Jarak Vertikal 93 cm Jarak Perpindahan 93 cm Sudut Asimetri 0º Frekuensi < 0.2 Durasi < 1 jam Pegangan Cukup baik (Fair)
Tabel 4.6 Data Persamaan Pengangkatan NIOSH Tempat Tujuan Variabel Nilai Jarak Horisontal 26 cm Jarak Vertikal 0 cm Jarak Perpindahan 93 cm Sudut Asimetri 90º Frekuensi < 0.2 Durasi < 1 jam Pegangan Cukup baik (Fair)
4.1.2 Pekerjaan Statis / Monoton 4.1.2.1 Deskripsi Pekerjaan Mendisain
Gambar 4.3 Postur Tubuh Seorang Designer Saat Bekerja
Pekerjaan mendisain yang dibahas adalah mendisain kartu undangan. Pekerjaan ini menggunakan komputer dan designer dapat bekerja sambil duduk, dengan durasi kerja 8 jam. Kegiatan ini termasuk kegiatan yang monoton, karena seorang designer hampir seluruh kegiatannya berada di depan komputer.
4.1.2.2 Data Posisi RULA Untuk Posisi Tubuh Designer
Tabel 4.7 Posisi Lengan dan Pergelangan Tangan Seorang Designer Posisi Gambar Keterangan Nilai
Lengan Atas -20º-20º 1
Lengan Bawah -60º-100º 1
Pergelangan Tangan - 1
Perputaran Pergelangan Tangan - 1
Hasil Nilai Berdasarkan Tabel 1 Penggunaan Otot :
Postur statis 1
Beban
Tidak ada beban 0
Total Nilai 2
Tabel 4.8 Posisi Leher, Punggung, dan Kaki Seorang Designer Posisi Gambar Keterangan Nilai
Leher Leher menekuk ke belakang (ekstensi) 4 Punggung 0º-20º 2
Kaki Kaki didukung
Tabel 4.8 Posisi Leher, Punggung, dan Kaki Seorang Designer (Lanjutan) Hasil Nilai Berdasarkan Tabel 5
Penggunaan Otot :
Postur statis 1
Beban
Tidak ada beban 0
Total Nilai 6
4.1.2.3 Deskripsi Pekerjaan Menggunakan Mesin Hot print
Gambar 4.4 Posisi Tubuh Operator Mesin Hot print Saat Bekerja
Pekerjaan ini adalah pekerjaan mencetak huruf-huruf timbul (emboss) pada kertas undangan. Pengoperasiannya dimulai dengan memasukkan kertas yang akan dicetak timbul, kemudian ditekan dengan mesin. Penekanan ini dilakukan dengan menarik / menekan tuas yang ada. Durasi pekerjaan ini adalah sekitar 8 jam. Operator melakukan kerja ini dengan kondisi yang hampir monoton.
4.1.2.4 Data Posisi RULA Untuk Operator Mesin Hot print
Tabel 4.9 Posisi Lengan dan Pergelangan Tangan Operator Mesin Hot print Posisi Gambar Keterangan Nilai
Lengan Atas +45º-90º 3
Lengan Bawah -60º-100º 1
Pergelangan Tangan - 1
Perputaran Pergelangan Tangan - 1
Hasil Nilai Berdasarkan Tabel 3 Penggunaan Otot :
Kegiatan berulang 4x dalam satu menit atau lebih 1 Beban
Beban kurang dari 2 kg 0
Total Nilai 4
Tabel 4.10 Posisi Leher, Punggung, dan Kaki Operator Mesin Hot print Posisi Gambar Keterangan Nilai
Leher 10º-20º 2
Punggung 0º-10º 1
Kaki Kaki didukung
dengan baik 1
Tabel 4.10 Posisi Leher, Punggung, dan Kaki Operator Mesin Hot print (Lanjutan) Penggunaan Otot :
Kegiatan berulan 4x dalam satu menit atau lebih 1 Beban
Beban kurang dari 2 kg 0
Total Nilai 3
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Perhitungan Tingkat Bahaya Pengangkatan Beban 4.2.1.1 Perhitungan dengan Metode RULA
• Posisi Pengangkatan Beban
Nilai Total Posisi Lengan dan Pergelangan Tangan = 6 Nilai Total Posisi Leher, Punggung, dan Kaki = 4 Nilai Akhir (berdasarkan tabel) = 6
Hasil : Perlu investigasi lebih lanjut dan perubahan segera
• Posisi Peletakan Beban
Nilai Total Posisi Lengan dan Pergelangan Tangan = 7 Nilai Total Posisi Leher, Punggung, dan Kaki = 8 Nilai Akhir (berdasarkan tabel) = 7
Hasil : Perlu investigasi dan perubahan secepatnya
4.2.1.2 Perhitungan dengan Persamaan Pengangkatan Beban NIOSH • RWL (Reccommended Weight Limit)
Tempat Awal :
¾ Load Constant (LC) = 23 kg ¾ Horisontal Multiplier (HM)
HM = 25 / H HM = 25 / 30 HM = 0.83 ¾ Vertical Multiplier (VM) VM = 1 – (0.003 |V-75|) VM = 1 – (0.003 |93-75|) VM = 0.95 ¾ Distance Multipier (DM) DM = 0.82 + (4.5/D) DM = 0.82 + (4.5/93) DM = 0.87
¾ Asymetric Multiplier (AM) AM = 1-(0.0032A)
AM = 1-(0.0032 x 0º) AM = 1
¾ Frequency Multiplier (FM)
Frekuensi = Kurang dari 0.2 pengangkatan / menit Durasi = Kurang 1 jam
FM (berdasarkan tabel Frequency Multiplier) = 1 ¾ Coupling Multiplier
Tipe pegangan adalah cukup baik (fair)
¾ Reccommended Weight Limit RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM RWL = 23 x 0.83 x 0.95 x 0.87 x 1 x 1 x 1 RWL = 15.77 kg Tempat Tujuan ¾ Load Constant (LC) = 23 kg ¾ Horisontal Multiplier (HM) HM = 25 / H HM = 25 / 26 HM = 0.96 ¾ Vertical Multiplier (VM) VM = 1 – (0.003 |V-75|) VM = 1 – (0.003 |0-75|) VM = 0.78 ¾ Distance Multipier (DM) DM = 0.82 + (4.5/D) DM = 0.82 + (4.5/93) DM = 0.87
¾ Asymetric Multiplier (AM) AM = 1-(0.0032A)
AM = 1-(0.0032 x 90º) AM = 0.71
¾ Frequency Multiplier (FM)
Durasi = Kurang 1 jam FM = 1
¾ Coupling Multiplier
Tipe pegangan adalah cukup baik (fair) CM = 1
¾ Reccommended Weight Limit
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM RWL = 23 x 0.96 x 0.78 x 0.87 x 0.71 x 1 x 1 RWL = 10.64 kg
• Lifting Index
Beban / load weight (L) = 19 kg ¾ Tempat Awal LI = RWL L LI = 77 . 15 19 LI = 1.21 ¾ Tempat Tujuan LI = RWL L LI = 98 . 14 19 LI = 1.79
4.2.2 Perhitungan Tingkat Bahaya Pekerjaan Statis / Monoton dengan Metode RULA
4.2.2.1 Tingkat Bahaya Postur Designer
Nilai Total Posisi Lengan dan Pergelangan Tangan = 2 Nilai Total Posisi Leher, Punggung, dan Kaki = 6 Nilai Akhir (Berdasarkan tabel) = 5
Hasil = Perlu investigasi lebih lanjut dan perubahan segera
4.2.2.2 Tingkat Bahaya Postur Operator Mesin Hot Print Nilai Total Posisi Lengan dan Pergelangan Tangan = 4 Nilai Total Posisi Leher, Punggung, dan Kaki = 2 Nilai Akhir (Berdasarkan tabel) = 3
Hasil = Perlu investigasi lebih lanjut
4.3 Analisis Pengolahan Data
4.3.1 Analisis Tingkat Bahaya Pengangkatan Beban
Bagian ini akan membahas tingkat bahaya pengangkatan beban berdasarkan 2 metode, yaitu metode RULA dan persamaan pengangkatan NIOSH. Dari metode RULA, dapat ditinjau posisi atau postur tubuh pekerja yang melakukan pengangkatan beban, posisi apa yang memberikan nilai terbesar terhadap meningkatnya kemungkinan resiko cedera, dan bagaimana memperbaikinya. Dari persamaan pengangkatan NIOSH, dapat ditinjau berat beban yang sebaiknya diangkat dengan segala kondisi yang ada atau variabel-variabel apa saja yang perlu diperbaiki untuk mengurangi resiko cedera pinggang (low back pain).
4.3.1.1 Analisis Hasil Perhitungan RULA
Perhitungan dengan menggunakan metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) dilakukan 2 kali, yaitu pada saat pekerja melakukan
pengangkatan dan peletakan beban. Hal ini dilakukan untuk mengetahui posisi kerja mana yang paling beresiko untuk menimbulkan cedera. Nilai RULA pada posisi pengangkatan adalah 6, sedangkan pada posisi peletakan beban bernilai 7. Kedua angka tersebut menunjukkan bahwa posisi-posisi yang dilakukan dapat dikategorikan beresiko cedera dan harus melakukan perbaikan segera.
Pada posisi pengangkatan, posisi yang bahaya adalah posisi pergelangan tangan kanan yang mengangkat galon dengan cara menekuk ke samping. Hal ini mungkin sulit dihindari mengingat galon yang akan diangkat harus dipegang dasarnya untuk memudahkan peletakan. Jika pengangkatan dilakukan dengan cara memeluk galon dengan kedua tangan dan menempelkannya di dekat dada, maka akan sulit saat akan melakukan peletakan galon. Nilai beban juga menunjukkan nilai yang tinggi untuk meningkatkan resiko cedera pada tubuh bagian atas. Tetapi, berat beban ini tidak dapat dikurangi karena setiap galon air harus diisi memenuhi volumenya.
Pada posisi peletakan beban, nilai yang tinggi adalah nilai lengan atas dan punggung. Pekerja meletakan beban dengan cara membungkukan badan dan lengan kanan atas harus membentuk sudut 90º terhadap tubuh. Posisi yang paling bahaya adalah posisi membungkuk yang dilakukan oleh pekerja saat meletakan beban. Postur yang membungkuk akan membebankan tulang punggung untuk meletakan beban.
Postur peletakkan beban dengan cara membungkukan tubuh dapat mempercepat / meningkatkan resiko cedera pada pinggang. Mengingat pekerjaan pengangkatan galon ini selalu dilakukan, maka kegiatan repetitif seperti ini akan mengakumulasi dan menyebabkan cedera pinggang.
4.3.1.2 Analisis Hasil Perhitungan Persamaan Pengangkatan Beban NIOSH Perhitungan persamaan pengangkatan NIOSH juga dilakukan 2 kali. Hal ini bertujuan untuk membandingkan tingkat bahaya pengangkatan beban pada kedua posisi pengangkatan dan peletakan beban. Lifitng Index pada pengangkatan di tempat awal dan tempat tujuan adalah sebesar 1.21 dan 1.79. Hal ini dikategorikan cukup berbahaya, tetapi tidak bagi semua orang. Bagi beberapa orang yang sudah terbiasa (dalam hal ini operator), pengangkatan beban seperti ini mungkin sudah biasa dan menjadi terlatih.
Dengan melihat nilai variabel terkecil pada perhitungan RWL, nilai tersebut ada pada VM dan DM (perhitungan untuk tempat tujuan). Hal ini menunjukkan barang yang diangkat / diletakkan cukup jauh jarak vertikalnya. Untuk menguranginya, kita harus memperpendek jarak perpindahan vertikal. Selain itu, dalam peletakkan galon, operator harus menghindari gerakan berputar yang menghasilkan sudut asimetri.
4.3.2 Solusi Pengangkatan Galon
Operator meletakan beban (galon) dengan cara membungkukkan tubuh. Hal ini dapat meningkatkan resiko cedera, ditambah dengan kebiasaan operator dalam meletakkan beban yang selalu membungkukkan tubuh, hal ini akan terakumulasi untuk menimbulkan cedera pinggang. Untuk
menghindarinya, operator sebaiknya meletakkan galon dengan cara menekuk lutut, bukan membungkuk, dengan posisi punggung tetap tegak. Untuk bendanya, yaitu galon, tidak dapat dilakukan perubahan, karena semua galon air sudah dirancang dengan bentuk yang standar. Maka dari itu, perubahan dilakukan dari manusianya dan tempat kerja.
Selain dari metode pengangkatan atau peletakan beban, perbaikan juga dapat dilakukan dengan menambahkan meja untuk meletakkan galon. Penambahan meja ini bertujuan untuk menghindari gerakan membungkuk operator saat meletakkan galon. Menurut NIOSH, tinggi optimum adalah 75 cm dari lantai. Tinggi meja yang dirancang untuk peletakkan galon bisa dirancang setinggi 75 cm. Dengan menambahkan meja setinggi 75 cm, akan mengubah variabel VM (vertical multiplier / pengali vertikal) pada tempat tujuan menjadi 1. Selain itu, penambahan tinggi 75 cm dari lantai akan memperpendek jarak perpindahan vertikal menjadi 18 cm (93cm – 75cm = 18cm). Nilai 18 cm ini dibulatkan menjadi 25 cm untuk variabel D pada DM (Distance Multiplier / jarak perpindahan vertikal). Dengan D=25 cm, maka nilai DM menjadi 1. Pada tempat tujuan, dengan menghilangkan gerakan memutar tubuh, nilai AM juga menjadi 1 (sudut asimetri = 0). Hal ini dapat dilakukan operator dengan meletakkan galon langsung didepan tubuhnya. Perhitungannya menjadi seperti berikut
• Tempat Awal
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM RWL = 23 x 0.83 x 0.95 x 1 x 1 x 1 x 1
RWL = 18.14
• Tempat Tujuan
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM RWL = 23 x 0.96 x 1 x 1 x 1 x 1 x 1
RWL = 22.08
LI = 19 / 22.08 = 0.86
Dengan begitu, resiko pengangkatan galon akan berkurang. Apabila penggunaan meja tidak memungkinkan, maka operator harus memperbaiki metode pengangkatan dan peletakkan galon.
4.3.3 Analisis Tingkat Bahaya Postur Designer
Berdasarkan hasil perhitungan metode RULA, designer ini memiliki nilai akhir 5 yang berarti perlu investigasi lebih lanjut dan tindakan perbaikan. Dengan melihat gambar yang ada, tubuh designer terlihat bungkuk saat bekerja dengan leher berekstensi ke belakang. Postur seperti ini memberikan nilai yang cukup tinggi untuk meningkatnya resiko cedera pada tubuh bagian atas.
4.3.4 Solusi Untuk Designer
Dengan melihat postur kerja tersebut, maka ada beberapa perubahan untuk pekerja disain tersebut. Jika dilihat dari bentuk kursi yang digunakan, kursi tersebut sudah baik dan mendukung postur tulang belakang. Designer ini sebaiknya duduk dengan menyandarkan badan kekursi agar tulang belakang didukung dan tidak lelah.
Untuk bagian leher, sebaiknya leher tetap dalam posisi tegak, tidak berekstensi ke belakang. Mengingat pekerjaan mendisain ini hampir seluruh
waktunya bekerja dan duduk di depan komputer, designer sebaiknya tidak selalu duduk. Ia bisa meregangkan badan setiap beberapa saat. Hal ini mengingat bahwa tubuh tidak dirancang untuk selalu duduk / berdiri.
4.3.5 Analisis Tingkat Bahaya Postur Operator Mesin Hot Print
Berdasarkan metode RULA, nilai akhir untuk postur operator mesin hot print adalah 3. Nilai ini menunjukkan perlunya investigasi dibutuhkan dan
mungkin perlu dilakukan perubahan. Nilai dengan resiko tertinggi adalah pada posisi lengan atas, dimana lengan kanan atas harus mengangkat dan membentuk sudut 45º-90º. Dengan mempertimbangkan bentuk mesin, maka agak sulit untuk lengan atas tidak terangkat (untuk menarik tuas). Resiko peningkatan cedera ini juga ditambah dengan gerakan monoton menarik tuas. Tetapi resiko juga dapat berkurang dengan ringannya beban saat menarik tuas.
Untuk postur tubuh yang lain tidak menunjukkan resiko yang tinggi. Operator bekerja dengan badan tegap, walaupun kursi yang digunakan tidak terdapat sandaran untuk mendukung badan, tetapi hal ini dapat membuat badan menjadi lelah karena harus bekerja dengan posisi yang monoton ini.
4.3.6 Solusi Untuk Operator Mesin Hot Print
Perbaikan postur lengan kanan atas dapat ditingkatkan apabila bentuk mesin dapat diubah. Karena mesin ini hanya ada 1 jenis di tempat kerja, maka kecil kemungkinan untuk mengganti mesin. Apabila operator sudah terlatih, maka kecil kemungkinan bagi operator untuk mengalami cedera. Operator harus mengenali batas kekuatan tubuhnya sendiri. Apabila
operator mengalami lelah otot atau lelah monotonis, maka sebaiknya operator beristirahat sejenak dan melakukan peregangan. Untuk kursinya, operator bisa menggunakan kursi yang memiliki sandaran sehingga dapat mendukung badan dan mengurangi rasa lelah.
4.4 Pembahasa Modul 6 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Praktikum PSK&E
4.4.1 Modul 6 Sekarang
Pada modul 6 (Lampiran 1) saat ini, kegiatan praktikum yang dilakukan adalah praktikan melakukan kegiatan pengangkatan beban. Kegiatan ini disimulasikan dengan periode waktu 15 menit (Waters et al., 1994, pp 22-23). Kegiatan pengangkatan beban ini telah ditentukan tempat awal dan tujuan pengangkatannya. Praktikan bebas untuk menentukan metode pengangkatan beban sesuai dengan kebiasaan / pilihannya.
4.4.2 Modul 6 Usulan
Dengan banyaknya masalah K3 yang dapat dibahas, maka dilakukan pengembangan terhadap modul yang ada. Pengembangan ini didukung dengan adanya metode RULA yang membahas masalah postur tubuh saat bekerja. Pengembangan dilakukan dengan menambahkan kegiatan selain mengangkat beban. Penambahan kegiatan ini disesuaikan dengan fasilitas yang ada pada laboratorium PSK&E.
Kegiatan yang diusulkan adalah merakit lego atau memasukkan data. Pelaksanaan kegiatan ini juga dilakukan dengan periode waktu 15 menit. Anggota kelompok lainnya akan mencatat postur tubuh praktikan yang
melakukan simulasi ini. Tugas berikutnya adalah praktikan harus menilai postur tubuh tersebut dan melakukan perbaikan yang diperlukan. Perbaikan ini bisa berupa usulan postur tubuh ataupun perbaikan tempat kerjanya untuk mendukung / menciptakan postur tubuh yang baik. Usulan modul 6 ini dapat dilihat pada Lampiran 2.
Pada modul usulan ini, akan diusulkan penggunaan software yang dirancang pada skripsi ini. Karena pada modul yang lama telah menggunakan software Ergointelligence, usulan software yang dirancang pada skripsi ini akan menjadi alternatif. Kedua software ini saling melengkapi. Software Ergointelligence ini memiliki beberapa modul seperti REBA (Rapid Entire Body Assessment), RULA (Rapid Upper Limb Assessment), Strain Index, CTD (Cummulative Trauma Disorders) Risk
Index, dan OCRA. Software yang dirancang pada skripsi ini memiliki 2
modul, yaitu persamaan pengangkatan beban NIOSH (NIOSH Lifting Equation) dan RULA.
Kekurangan pada software Ergointelligence yang dimiliki laboratorium PSK&E adalah software ini merupakan versi trial / percobaan dengan periode waktu penggunaan yang terbatas serta tidak memiliki modul untuk menyelesaikan masalah pengangkatan beban. Hal ini dapat dilengkapi dengan menggunakan software yang dikembangkan dari skripsi ini.
4.5 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi 4.5.1 Analysis Document
4.5.1.1 The Task 4.5.1.1.1 Tujuan
Dengan minimnya sistem informasi yang dapat mengatasi masalah pengangkatan beban dan postur tubuh saat bekerja di laboratorium, memberikan peluang untuk melakukan pengembangan sistem informasi ini. Dengan adanya sistem informasi ini diharapkan dapat memberikan perbaikan pada masalah keselamatan dan kesehatan kerja secara cepat dan tepat. Pengembangan sistem ini juga bertujuan untuk memberikan nilai tambah pada laboratorium / studio Teknik Industri dengan memiliki sistem yang dapat menilai resiko cedera dari suatu pekerjaan.
4.5.1.1.2 Sistem yang Sedang Berjalan
Berdasarkan kegiatan praktikum atau di tempat kerja yang akan diamati, seorang analis melakukan pengamatan dan pencatatan pada kegiatan pengangkatan beban yang dilakukan / postur tubuh pekerja saat bekerja. Setelah itu, analis akan melakukan perhitungan. Apabila hasil yang didapatkan adalah berbahaya, maka analis akan menganalisis kegiatan tersebut dan menentukan faktor-faktor yang berbahaya. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, solusi akan dibuat oleh analis. Solusi ini bisa ditujukan pada perbaikan cara kerja ataupun tempat kerja. Berikut adalah rich picture dari sistem yang berjalan.
Mengangkat Beban Merakit Mengukur Menghitung Hasil Menganalisis Solusi V, H, D, A, F, C
Nilai bagian lengan atas, bawah, dan pergelangan tangan Nilai leher, punggung, dan kaki
1 2 3 4 6 5 Gambar 4.5 Rich Picture Sistem Berjalan
4.5.1.1.3 Definisi Sistem
Sistem yang akan dikembangkan meliputi 2 metode, pertama, untuk pengangkatan beban berdasarkan persamaan pengangkatan NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health), dan yang kedua adalah RULA (Rapid Upper Limb Assesment) yang membahas masalah postur tubuh bagian atas. Dari sistem ini dapat digunakan untuk 2 kondisi, yaitu perhitungan cepat menggunakan RULA untuk mengetahui posisi / postur tubuh saat bekerja, menilai hasilnya di sistem, dan memberikan saran perbaikan untuk posisi yang berbahaya. Kondisi yang kedua adalah untuk menganalisis pengangkatan beban, dimana variabel yang diukur lebih rumit. Setelah beberapa variabel dalam persamaan pengangkatan beban NIOSH diukur, maka hasil akan dihitung di sistem, lalu hasil (tingkat resiko cedera) akan segera diketahui beserta saran perbaikan.
Berikut definisi sistem berdasarkan FACTOR Tabel 4.11 Kriteria FACTOR
Functionality
Sistem berfungsi untuk menghitung NIOSH Lifting Equation, menghitung nilai RULA, menentukan faktor-faktor yang berbahaya, memberikan saran perbaikan
Application
Domain Sistem akan digunakan oleh asisten atau mahasiswa
Condition
Sistem dapat digunakan untuk menilai tingkat resiko cedera dari postur tubuh atau pengangkatan beban. Sistem pertama yang dikembangkan digunakan untuk kepentingan asisten Laboratorium / Studio Teknik Industri.
Technology Menggunakan PC yang mendukung aplikasi VB dan printer untuk
mencetak laporan
Object IESC (asisten), perusahaan, laporan NLE, Laporan RULA
Responsibility Sistem dapat digunakan oleh pengguna awam dan memberikan
solusi yang mudah dimengerti
4.5.1.1.4 Context
4.5.1.1.4.1 Problem Domain
Sistem ini akan memudahkan seorang analis untuk menghitung dan membuat solusi. Seorang analis bisa memilih 2 metode yang ada pada sistem ini, yaitu persamaan pengangkatan beban NIOSH dan RULA (Rapid Upper Limb Assessment). Persamaan pengangkatan NIOSH digunakan untuk menganalisis resiko cedera dari pengangkatan beban yang dilakukan. Metode RULA digunakan untuk menganalisis tingkat resiko cedera postur tubuh seseorang / operator saat bekerja. Sistem akan menghasilkan solusi yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem kerja atau postur tubuh saat bekerja. Berikut adalah Rich Picture dari sistem yang akan dikembangkan.
Mengangkat Beban Merakit Mengukur Menghitung Solusi V, H, D, A, F, C
Nilai bagian lengan atas, bawah, dan pergelangan tangan Nilai leher, punggung, dan kaki
1
2
3 4
Gambar 4.6 Rich Picture Sistem yang Akan Dikembangkan 4.5.1.1.4.2 Application Domain
Sistem ini dapat digunakan akan digunakan oleh tim asisten laboratorium / studio Teknik Industri. Solusi yang diberikan memudahkan pengguna untuk memahami saran-saran perbaikan yang ada.
4.5.1.2 Problem Domain 4.5.1.2.1 Cluster
Terdapat 2 buah cluster pada sistem ini, yaitu cluster dokumen, yang terdiri dari laporan NLE (NIOSH Lifting Equation / Persamaan Pengangkatan Beban NIOSH) dan laporan RULA. Sedangkan cluster non dokumen terdiri dari IESC dan perusahaan.
<<Cluster>> Dokumen <<Cluster>> NonDokumen Gambar 4.7 Cluster 4.5.1.2.2 Struktur
Cluster Dokumen disini berisi class Laporan NLE dan Laporan
RULA. Sedangkan pada cluster NonDokumen terdiri dari class IESC (asisten) dan class Perusahaan.
Gambar 4.8 Class Diagram
Jenis hubungan pada class diagram diatas adalah agregasi, dimana setiap laporan harus mencantumkan identitas asisten dan perusahaan.
4.5.1.2.3 Classes 1 IESC
Class ini merupakan daftar anggota asisten Teknik Industri,
dengan atribut kode asisten, nama asisten, dan nomor telepon. 2 Perusahaan
Class perusahaan merupakan daftar perusahaan yang akan didaftar
untuk diberikan solusi perbaikan. Atributnya adalah kode perusahaan, nama perusahaan, alamat, telepon, dan nama contact person (orang yang dapat dihubungi).
3 Laporan NLE
Merupakan class yang berisi solusi perbaikan untuk kegiatan pengangkatan beban. Atributnya adalah nomor laporan, tanggal, kode asisten, kode perusahaan, pekerja, kegiatan, keterangan, indeks pengangkatan awal, indeks pengangkatan tujuan, rekomendasi beban, horisontal, vertikal, asimetri, frekuensi, dan pegangan.
4 Laporan RULA
Laporan RULA berisi informasi mengenai kegiatan / pekerjaan yang statis dan indeks dari resiko meningkatnya kemungkinan cedera pada bagian tubuh atas. Atribut-atributnya adalah nomor laporan, tanggal, kode asisten, kode perusahaan, pekerja, kegiatan, keterangan, nilai akhir, kelompok lengan dan pergelangan tangan, kelompok leher, punggung, dan kaki, penggunaan otot, dan tenaga / beban.
4.5.1.2.4 Events
Tabel 4.x dibawah ini berisikan event-event yang terdapat pada setiap class. Tanda asterisk (*) menunjukkan bahwa event dijalankan berulan-ulang / beriterasi. Tanda tambah (+) menunjukkan event yang dijalankan secara sequential.
Tabel 4.12 Event Table
Class
Event IESC Perusahaan Laporan NLE Laporan RULA
Didaftar + + Entry * * Print * * keluar + + Dipilih + + Dibuat * * Dianalisis * * Digunakan + + 4.5.1.2.5 Behavioral Pattern
• Laporan NLE
4.5.1.3 Application Domain 4.5.1.3.1 Usage
4.5.1.3.1.1 Overview
Pada tabel 4.13 menunjukkan actor table dari sistem yang dikembangkan, yang menunjukkan hubungan actor dengan use case.
Tabel 4.13 Actor Table
Actor
Use Case Asisten
Menambah Daftar User V Menambah Daftar Perusahaan V Membuat Laporan NLE V Membuat Laporan RULA V Melihat Data Historis NLE V Melihat Data Historis RULA V
4.5.1.3.1.2 Use Case Diagram
Sistem Penilai Tingkat Bahaya Pekerjaan Menambah Daftar IESC Asisten Membuat Laporan RULA Menambah Daftar Perusahaan
Membuat Laporan NLE
Melihat Data Historis NLE
Melihat Data Historis RULA
Gambar 4.13 Use Case Diagram
4.5.1.3.1.3 Spesifikasi Use Case
1. Menambah Daftar User
Tabel 4.14 Spesifikasi Use Case Menambah Daftar IESC
Use Case Name Menambah Daftar IESC
Actor Asisten
Objects IESC
Description Asisten menambah daftar asisten / user baru, sehingga selanjutnya
asisten tersebut dapat menggunakan sistem ini.
Precondition
Actor harus sudah terdaftar terlebih dahulu, asisten baru akan didaftarkan dengan asisten yang telah terdaftar.
Actor membuka layar daftar IESC.
Actor Action System Response
1. Actor menekan tombol Tambah
2. Sistem akan mengosongkan text field.
Typical Course
of Events 3. Actor menginput data
dan menekan tombol simpan
4. Sistem meng-update daftar asisten
Alternative
Courses -
Postcondition Asisten yang baru akan terdaftar dan dapat menggunakan sistem
Implementation Constraints and Specifications
• Sistem terhubung dengan database
2. Menambah Daftar Perusahaan
Tabel 4.15 Spesifikasi Use Case Menambah Daftar Perusahaan
Use Case Name Menambah Daftar Perusahaan
Actor Asisten
Objects Perusahaan
Description Asisten menambah daftar perusahaan
Precondition Perusahaan belum pernah terdaftar, Actor telah membuka layar
daftar perusahaan
Actor Action System Response
Typical Course
of Events 1. Actor menekan tombol
Tambah
2. Sistem akan mengosongkan text field.
Tabel 4.15 Spesifikasi Use Case Menambah Daftar Perusahaan (lanjutan) 3. Actor menginput data
dan menekan tombol simpan
4.Sistem meng-update daftar perusahaan
Alternative
Courses -
Postcondition Perusahaan akan terdaftar dan dapat dimasukkan dalam laporan
Implementation Constraints and Specifications
• Sistem terhubung dengan database
3. Membuat Laporan NLE
Tabel 4.16 Spesifikasi Use Case Membuat Laporan NLE
Use Case Name Membuat Laporan NLE
Actor Asisten
Objects IESC, Perusahaan, Laporan NLE
Description Use case ini berisi aktivitas pembuatan laporan NLE
Precondition Actor telah membuka layar NLE
Actor Action System Response
1. Actor menekan tombol tambah
2. Sistem akan membuka window inputNLE
3. Actor menginput data NLE dan menekan tombol hitung.
4.Sistem menghitung data-data tersebut
5. Actor menekan tombol simpan
6.Sistem akan menyimpan dan menampilkan kembali window NLE
Typical Course of Events
7. Actor menekan tombol
cetak 8. Sistem akan mencetak laporan
Alternative
Courses -
Postcondition Actor dapat melakukan analisis lebih lanjut jika diperlukan
Implementation Constraints and Specifications
• Sistem terhubung dengan database • Printer dalam keadaan aktif
4. Membuat Laporan RULA
Tabel 4.17 Spesifikasi Use Case Membuat Laporan RULA
Use Case Name Membuat Laporan NLE
Actor Asisten
Objects IESC, Perusahaan, Laporan RULA
Description Use case ini berisi aktivitas pembuatan laporan RULA
Precondition Actor telah membuka layar RULA
Actor Action System Response
1. Actor menekan tombol tambah
2. Sistem akan membuka window inputRULA
3. Actor menginput data RULA dan menekan tombol hitung.
4.Sistem menghitung data-data tersebut
5. Actor menekan tombol simpan
6.Sistem akan menyimpan laporan dan menampilkan kembali window RULA
Typical Course of Events
7. Actor menekan tombol
cetak 8. Sistem akan mencetak laporan
Alternative
Courses -
Postcondition Actor dapat melakukan analisis lebih lanjut jika diperlukan
Implementation Constraints and Specifications
• Sistem terhubung dengan database • Printer dalam keadaan aktif
5. Melihat Data Historis NLE
Tabel 4.18 Spesifikasi Use Case Melihat Data Historis NLE
Use Case Name Melihat Data Historis NLE
Actor Asisten
Objects Laporan NLE
Description Use case ini berisi kegiatan melihat data-data historis dari
perhitungan NLE yang pernah dibuat
Precondition Actor telah membuka layar NLE
Actor Action System Response
1. Actor melihat laporan-laporan NLE
2. Sistem menampilkan laporan NLE yang ada
Typical Course of Events
3. Actor menekan tombol
cetak 4.sistem akan mencetak laporan
Alternative Courses
3. Actor tidak menekan tombol cetak dan menekan tombol keluar 4. layar NLE akan tertutup
Postcondition -
Implementation Constraints and Specifications
• Sistem terhubung dengan database • Printer dalam keadaan aktif
6. Melihat Data Historis RULA
Tabel 4.19 Spesifikasi Use Case Melihat Data Historis RULA
Use Case Name Melihat Data Historis RULA
Actor Asisten
Objects Laporan RULA
Description Use case ini berisi kegiatan melihat data-data historis dari
perhitungan RULA yang pernah dibuat
Precondition Actor telah membuka layar NLE
Actor Action System Response
1. Actor melihat laporan-laporan RULA
2. Sistem menampilkan laporan RULA yang ada
Typical Course of Events
3. Actor menekan tombol
cetak 4.sistem akan mencetak laporan
Alternative Courses
3. Actor tidak menekan tombol cetak dan menekan tombol keluar 4. layar RULA akan tertutup
Postcondition -
Implementation Constraints and Specifications
• Sistem terhubung dengan database • Printer dalam keadaan aktif
4.5.1.3.1.4 Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek yang ada
untuk setiap use case yang ada. Berikut adalah sequence diagram yang ada :
1. Sequence Diagram untuk use case Menambah Daftar IESC
Asisten DaftarIESC UI choose() IESC read() entryData() clickTambah() clickSimpan() update() close()
2. Sequence Diagram untuk use case Menambah Daftar Perusahaan Asisten Daftar Perusahaan UI choose() Perusahaan read() entryData() clickTambah() clickSimpan() update() close()
3. Sequence Diagram untuk use case Membuat Laporan NLE Asisten NLE UI choose() clickTambah() inputDataNLE() hitung() clickHitung() Laporan NLE clickSimpan() clickCetak() close() read() update() IESC Perusahaan read() read() mencetakLaporan()
4. Sequence Diagram untuk use case Membuat Laporan RULA Asisten RULA UI choose() clickTambah() inputDataNLE() hitung() clickHitung() Laporan RULA clickOk() clickCetak() close() read() inputRULA UI open() update() IESC Perusahaan read() read() mencetakLaporan()
5. Sequence Diagram untuk use case Melihat Data Historis NLE
Gambar 4.18 Sequence Diagram Melihat Data Historis NLE
6. Sequence Diagram untuk use case Melihat Data Historis RULA
Asisten RULA UI choose() Laporan RULA read() memilih data() clickCetak() read() mencetakLapoeran() close()
4.5.1.3.2 Function
Function (fungsi) adalah fasilitas untuk membuat model bermanfaat
bagi aktor (Mathiassen et al., 2000, p137). Berikut adalah daftar fungsi dengan tingkat kompleksitasnya :
Tabel 4.20 Function List
Function Complexity Type
1. Menambah Daftar IESC
Simpan data asisten Simple Update
2. Menambah Daftar Perusahaan
Simpan data perusahaan Simple Update
3. Membuat Laporan NLE
Hitung RWL & LI Complex Compute
Hitung saran Medium Compute
Simpan laporan Simple update
Cetak laporan Simple read
4. Membuat Laporan RULA
Hitung Action Level Complex Compute
Hitung saran Medium Compute
Simpan laporan Simple Update
Cetak laporan Simple read
5. Melihat Data Historis NLE
Membaca laporan Simple Read
Mencari laporan Simple Read
Mencetak laporan Simple read
6. Melihat Data Historis RULA
Membaca laporan Simple Read
Mencari laporan Simple Read
4.5.1.3.3 User Interface 4.5.1.3.3.1 Dialogue Style
Dialogue style akan menunjukkan form-form yang terdapat pada
sistem dan hasil print-out nya.
Tabel 4.21 Dialogue Style
Window Printouts
UI Login
UI Menu Utama UI IESC
UI Perusahaan
UI NLE Laporan NLE
UI RULA Laporan RULA
UI Input RULA UI Keterangan
4.5.1.3.3.2 Overview
Overview ini berisi navigation diagram yang menggambarkan alur
UI RULA UI input RULA UI Menu UI Daftar Perusahaan UI NLE UI Daftar IESC UI Login onClickClose [login gagal] onLogin onclickKeluar onclickTambah onclickSimpan onclickDaftarPerusahaan onclickNLE onclickDaftarIESC onclickRULA onclickMenu OnclickMenu onclickTambah onclickSimpan onclickMenu UI input NLE OnclickMenu OnclickMenu OnclickMenu
4.5.1.3.3.3 Examples
Berikut adalah contoh dari user interface yang ada. 1. Login
Saat user akan menggunakan aplikasi ini, user harus memasukkan kode asisten terlebih dahulu. Setelah itu, sistem akan melakukan pengecekan. Apabila kode asisten sudah terdaftar, maka user akan masuk ke window menu.
Gambar 4.21 Window Login
2. Menu
Pada Window Menu, user dapat memilih 4 menu, yaitu Daftar IESC (berisi daftar asisten), Daftar Perusahaan (berisi daftar perusahaan yang pernah bekerja sama), NIOSH Lifting Equation (untuk melihat data historis ataupun melakukan
perhitungan NLE), dan RULA (Untuk melihat data historis dan melakukan perhitungan RULA)
Gambar 4.22 Window Menu 3. Daftar IESC
Pada window ini, user dapat melakukan penambahan user, yaitu asisten baru. Penambahan dilakukan dengan menekan tombol “tambah”. Untuk menyimpannya, tekan tombol “simpan”. Tombol “edit” berfungsi untuk melakukan perubahan pada data yang ada. Dengan menekan tombol “edit” field-field akan terbuka dan dapat melakukan perubahan yang diperlukan.
Gambar 4.23 Window Daftar IESC
4. Daftar Perusahaan
Pada window ini, user dapat melakukan penambahan perusahaan baru yang akan dievaluasi. Untuk melakukan penambahan, pertama tekan tombol “tambah”, lalu field akan dikosongkan. Setelah itu user memasukkan data yang diperlukan dan tekan “simpan” untuk menyimpan. Tombol “edit” berfungsi untuk melakukan perubahan pada data yang ada. Dengan menekan tombol “edit” field-field akan terbuka dan dapat melakukan perubahan yang diperlukan.
5. NIOSH Lifting Equation
Pada window ini, user dapat melakukan penambahan perhitungan NLE, melihat data historis yang ada, atau mencetak laporan. Dengan menekan tombol “tambah” maka tabel data akan berubah dengan tabel untuk menginput data (gambar 4.26). Field-field yang ada akan dikosongkan dan user dapat melakukan input data. Setelah menginput data, user harus menekan tombol “hitung” untuk melakukan perhitungan. Setelah itu, hasil perhitungan dapat disimpan lalu dicetak.
7. Input NLE
7. RULA
Pada window ini, user dapat melakukan penambahan pehitungan RULA, melihat data historis, dan melakukan pencetakan. Dengan menekan tombol “tambah”, maka window baru akan terbuka untuk memasukan data. Pada window ini, juga dapat dilakukan pencetakan laporan.
8. Input RULA
Pada window ini, user akan melakukan perhitungan dengan metode RULA. Setelah memasukkan data yang diperlukan, user menekan tombol “hitung” untuk menampilkan hasil. Dari hasil yang ada, informasi yang ada dapat disimpan dengan menekan tombol simpan.
4.5.1.3.4 Technical Platform
Sistem dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0. Perancangan user interface menggunakan form-form pada
Visual Basic. Perancangan database menggunakan microsoft access.
Untuk perancangan laporan menggunakan Crystal Report 8.5. Sistem dioperasikan dengan menggunakan keyboard, mouse, printer, dan dengan sistem operasi berbasis Windows.
4.5.1.4 Rekomendasi
4.5.1.4.1 System’s Usefulness and Feasibility
Sistem ini dapat membantu user dalam menilai tingkat bahaya / resiko cedera pekerjaan. Dengan solusi yang dihasilkan, user dapat mengetahui secara umum, perbaikan apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat resiko cedera.
Dengan kebutuhan technical platform yang ada, sistem ini dapat diterapkan karena sistem ini dapat diimplementasikan tanpa permasalahan yang besar.
4.5.1.4.2 Strategi
Sistem yang dikembangkan ini akan diujicobakan terlebih dahulu dalam lingkungan laboratorium Teknik Industri. Karena sistem ini masih merupakan sistem yang baru, maka akan dikembangkan terlebih dahulu prototype dari sistem ini.
4.5.2 Design Document
4.5.2.1 The Task 4.5.2.1.1 Tujuan
Sistem yang dikembangkan bertujuan dalam memudahkan pengguna dalam menyelesaikan masalah keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya masalah pengangkatan beban atau postur tubuh saat bekerja. Sistem ini akan menjadi salah satu alat bantu bagi laboratorium Teknik Industri ke depannya yang tidak hanya berperan sebagai sarana pendidikan, tetapi juga pengabdian kepada masyarakat.
4.5.2.1.2 Quality Goals
Kriteria yang termasuk prioritas paling penting adalah prinsip dasar dari perancangan yang baik, yaitu usable, flexible, dan comprehensible (Mathiassen et al., 2000, p179) ditambah dengan correct. Beberapa kriteria lain seperti efficient, reliable, dan testable juga dianggap penting yang mendukung operasional sistem ini. Kriteria efficient dianggap penting karena aktivitas laboratorium / studio sangat bervariasi, seperti mengajar, memeriksa laporan, dan lain-lain. Pengembangan sistem harus disesuaikan dengan technical platform yang tersedia pada laboratorium / studio Teknik Industri.
Kriteria secure dianggap kurang penting karena sistem ini digunakan oleh tim asisten, dimana anggotanya tidak terlalu banyak. Sistem juga berada di dalam laboratorium / studio Teknik Industri sehingga hak akses masuk juga dibatasi. Kriteria maintainable diprioritaskan kurang penting karena penggunaan sistem ini bukan merupakan kegiatan utama dari
laboratorium / studio. Kriteria reusable, portable, dan interoperable juga dianggap kurang penting karena sistem ini dirancang untuk penggunaan internal dari laboratorium / studio Teknik Industri.
Tabel 4.22 Prioritas Design Criteria
Criterion Very Important Important Less Important Irrelevant Easily Fulfilled Usable V V Secure V Efficient V Correct V Reliable V Maintainable V Testable V Flexible V Comprehensible V Reusable V Portable V Interoperable V 4.5.2.2 Technical Platform 4.5.2.2.1 Equipment
Untuk mengoperasikan sistem ini, direkomendasikan untuk menggunakan spesifikasi berikut processor Intel® Pentium® IV 2.40 GHz, 512 MB RAM, HDD 120 GB. Spesifikasi ini disamakan untuk PC server dan client.
4.5.2.2.2 System Software
Sistem ini dikembangkan dengan menggakan software Visual Basic 6.0. Untuk perancangan database, digunakan Micorsoft Access 2003. Pembuatan laporan menggunakan Crystal Report 8.5. Sistem direkomendasikan untuk digunakan pada sistem operasi berbasis Windows.
4.5.2.2.3 System Interface
Selain PC, sistem berhubungan dengan printer yang digunakan untuk mencetak laporan. Sistem operasi harus dapat menangani interface dengan printer.
4.5.2.2.4 Design Language
Perancangan sistem ini menggunakan notasi UML dengan seluruh diagram yang digunakan, mulai dari class diagram sampai dengan deployment diagram. Pembuatan diagram ini menggunakan software
Microsoft Visio 2003.
4.5.2.3 Architecture
4.5.2.3.1 Component Architecture
Arsitektur komponen yang digunakan dalam sistem ini adalah pola arsitektur client-server dengan distribusi local presentation, dimana pada komponen client hanya terdapat user interface. Sedangkan pada server terdapat function dan model.
Gambar 4.29 Component Diagram
4.5.2.3.2 Process Architecture
Process architecture pada sistem ini menggunakan centralized
pattern, dimana model dan function terletak pada server.
4.5.2.3.3 Standards
Sistem yang dikembangkan secara umum menggunakan standar bahasa Indonesia. Pesan kesalahan, tombol, dan label juga menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan gambar untuk setiap tombol yang ada juga menggunakan gambar yang sama di setiap form.
4.5.2.4 Components
Berdasarkan analysis document yang telah dibuat, tidak terjadi perubahan pada class diagram. Pada event yang ada, tidak terdapat private event (Mathiassen et al., 2000, pp239-240) dan pada common event yang
ada, objek tidak berhubungan secara langsung / saling mempengaruhi (Mathiassen et al., 2000, p241). Pada perancangan function component, akan digunakan pola model-class placement. Pola ini bermanfaat saat sebuah operation hanya mengakses objek tunggal atau struktur agregat yang sederhana (Mathiassen et al., 2000, pp260-261).
Gambar 4.31 Class Diagram Dengan Pola Model-Class Placement
4.5.2.5 Rencana Implementasi
Sistem ini merupakan sistem yang baru pada laboratorium / studio Teknik Industri. Untuk mengimplementasikannya, maka dibutuhkan suatu rencana yang sistematis. Berikut adalah rencana implementasi dari sistem yang dikembangkan.
Tabel 4.23 Rencana Implementasi
Periode Waktu (minggu) Proses
1 2 3 4 5 6 7 8 ... Menyiapkan kebutuhan technical platform
Instalasi sistem Uji coba & pelatihan
4.5.2.6 Perancangan Database
Berikut adalah perancangan database berdasarkan class diagram yang ada.
Tabel 4.24 Ms IESC
Field Tipe Data Panjang Keterangan
Kode Asisten Text 5 Primary Key
Nama Text 10
Telepon Number 10
Tabel 4.25 Ms Perusahaan
Field Tipe Data Panjang Keterangan
Kode Perusahaan Text 5 Primary Key
Nama Perusahaan Text 10
Alamat Text 50
Telepon Number 10
Nama Contact Person Text 10
Tabel 4.26 Laporan NLE
Field Tipe Data Panjang Keterangan
No Laporan Text 5 Primary Key
Tanggal Date / Time 10
Kode Asisten Text 5 Foreign Key
Kode Perusahaan Text 5 Foreign Key Pekerja / Stasiun Kerja Text 15
Kegiatan Text 20
Keterangan Text 50
LI Awal Number 3 Lifting Index tempat awal LI Tujuan Number 3 Lifting Index tempat tujuan Rekomendasi Beban Number 2
Horisontal Text 30 Solusi untuk jarak horizontal Vertikal Text 30 Solusi untuk jarak vertical Sudut Asimetri Text 30 Solusi untuk sudut asimetri
Frekuensi Text 30 Solusi untuk frekuensi pengangkatan Pegangan Text 30 Solusi untuk pegangan objek / beban
Tabel 4.27 Laporan RULA
Field Tipe Data Panjang Keterangan
No Laporan Text 5 Primary Key
Tanggal Date / Time 10
Kode Asisten Text 5 Foreign Key
Kode Perusahaan Text 5 Foreign Key
Pekerja / Stasiun Kerja Text 15
Kegiatan Text 20
Keterangan Text 50
Nilai Lengan+Pergelangan Tangan Number 3 Nilai Leher+Punggung+Kaki Number 3
Nilai Penggunaan Otot Number 2
Nilai Beban Text 30
Nilai Akhir Text 30