• Tidak ada hasil yang ditemukan

I b M PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN MELALUI BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii VARIETAS MERAHDENGAN METODE TALI JALUR GANDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I b M PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN MELALUI BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii VARIETAS MERAHDENGAN METODE TALI JALUR GANDA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IbM PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN MELALUI

BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii VARIETAS

MERAHDENGAN METODE TALI JALUR GANDA

Rahmi1), Darmawati1), Burhanuddin1) dan Akmal2) 1)

Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadyah Makassar

2)

Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar Email : ammy_akl@yahoo.co.id

PENDAHULUAN

Desa Laguruda adalah wilayah pemerintahan Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan. Penduduknya kebanyakan menggantungkan hidup dengan bertani dan bertani tambak yang pendapatannya tidak terlalu menyolok karena masih kurang penguasaan tehnik dan keadaan alam seperti air irigasi yang kadang belum mencukupi. Begitupun pada pertambakan yang sering hanya memberikan hasil yang pas-pasan. Di samping itu sebagian penduduknya menggantungkan diri dengan berjualan di pasar dengan hasil nelayan dan tambak. Sebagian mencari penghasilan tambahan dengan mengojek. Dan lainnya lagi menjadi penduduk migran ke daerah lain atau menjadi masyarakat urban di ibu kota provinsi.

Salah satu kegiatan kelompok tani Karya Bahari dan Je’neBerang di Desa Laguruda adalah bertani dan membudidayakan rumput laut. Bagi anggota kelompok, bertani adalah merupakan warisan dari generasi pendahulu, disamping itu membudidayakan rumput laut juga menjadi salah satu usaha pokok keluarga selain dari bertani. Usaha budidaya rumput laut yang dilakukan selama ini oleh anggota kelompok tani adalah dengan sistem budidaya patok dasar. Sepanjang pesisir pantai digunakan untuk areal budidaya.

Seiring dengan semakin berkurangnya areal budidaya di pesisir pantai, para petani rumput laut semakin terbatas dalam mencari lokasi budidaya. Areal budidaya sistem patok sangat tergantung kepada ketersediaan lahan budidaya di pesisir pantai. Olehnya itu perlu adanya pengetahuan mengenai metode yang praktis digunakan dalam budidaya rumput laut dengan lahan yang terbatas. Rumput laut ini merupakan salah satu dari tiga komoditas utama program revitalisasi perikanan yang diharapkan berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pada akhir tahun 2009, rumput laut ditargetkan produksi meningkat menjadi 1,9 juta ton (K. alvarezii 1,5 juta ton) dengan sasaran pengembangan areal budidaya K. alvarezii seluas 1.500.000 ha serta penyerapan tenaga kerja sekitar 255.000 orang (Anonim, 2005). Dengan meluasnya pemanfaatan hasil olahan rumput laut dalam berbagai industri, maka kebutuhan rumput laut sebagai bahan baku ikut meningkat pula. Selain untuk ekspor, permintaan dari pasar dalam negeri pun tak kalah banyak. Untuk menjamin kontinuitas penyediaan produksi rumput laut dengan jumlah yang dikehendaki adalah dengan pemilihan lokasi budidaya, rekomendasi luasan yang optimal, dan teknologi budidaya (Hidayat,1990 dalam Prihaningrum, dkk, 2001).

Untuk menghasilkan produksi yang baik maka perlu di perhatikan pemeliharaan yang sesuai dan dapat di kembangkan secara berkelanjutan, adapun upaya untuk meningkatkan produksi diperlukan metode yang dapat mengoptimalkan lahan budidaya berupa

(2)

pemanfaatan perairan secara efisien sehingga mengurangi pemborosan lahan dan dapat diaplikasikan diseluruh perairan Indonesia dimana metode ini disebut metode tali jalur ganda. Selama ini budidaya rumput laut menggunakan metode budidaya rumput laut seperti lepas dasar, rakit bambu, jalur, dan long line tali tunggal. Keseluruhan metode tersebut memiliki ketergantungan kepada kondisi perairan, sedangkan keunggulan metode tali jalur ganda dapat digunakan diseluruh perairan Indonesia dengan memanfaatkan lahan perairan secara optimal.

Metode tali jalur ganda dapat diartikan sebagai teknik budidaya tanaman dengan menggunakan dua tali dalam satu bentangan. Teknik budidaya ini tidak memerlukan lahan yang luas, petani rumput laut juga tidak mengalami kesulitan dalam memasang jangkar dan waktu yang diperlukan tidak lama. Sekilas bercocok tanam dengan metode ini terlihat rumit, tetapi sebenarnya sangat sederhana. Tingkat kesulitannya tergantung dari model yang digunakan. Model yang sederhana, mudah diikuti dan dipraktekkan. Bahkan bahan-bahan yang digunakan mudah ditemukan, sehingga dapat diterapkan.

Melalui program transfer ilmu dan tehnologi berbasis masyarakat (IbM), diharapkan pemahaman petani rumput laut tentang metode budidaya rumput laut tali jalur ganda bisa meningkat. Melalui kegiatan pendampingan dalam melakukan intensifikasi budidaya rumput laut (Kappaphycus alvarezii) varietas merah denan metode ini, petani akan semakin paham dan memiliki experience yang selanjutnya bisa diterapkan pada usaha budidayanya, sehingga keuntungan yang diperoleh semakin meningkat.

METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat mengenai peningkatan pendapatan nelayan di desa Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar melalui budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii varietas merahdengan metode tali jalur ganda adalah :

a. Waktu dan Tempat

Kegiatan ini dilaksanakan selama 10 bulan. Lokasi pengabdiaan di Desa Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan.

b. Metode Adactive Collaboration Management (ACM)

Metode adaptive collaboration management (ACM) dilakukan dengan pendekatan komunikasi masyarakat dalam menemukenali permasalahan kelompok tani Karya Bahari dan Je’ne Berang di Desa Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar, mempelajari permasalahan kemudian menentukan solusi pemecahan masalah. Kelompok tani tersebut dilibatkan dalam seluruh kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Selain itu dilakukan penyuluhan partisipatif yaitu dengan melakukan kegiatan budidaya dengan metode tali ganda yang tidak memerlukan lahan yang lebih luas. Sehingga tercipta efektifitas penggunaan lahan yang selama ini menjadi polemik bagi petani rumput laut.

c. Pembuatan Desain Budidaya Rumput laut dengan Metode Tali Jalur Ganda

Pembuatan desain konstruksi budidaya rumput laut dengan metode tali jalur ganda dilakukan sebagai sarana dan bahan pembelajaran bagi kelompok tani dengan keterlibatan penuh bagi petani dalam pembuatan konstruksi tersebut. Pendekatan yang dilakukan pada

(3)

percontohan pembuatan wadah budidaya ini adalah melibatkan masyarakat mulai persiapan bahan sampai pada desain konstruksi budidaya tersebut.

Secara deskriptif konstruksi metode tali jalur ganda disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Budidaya rumput laut metode tali jalur ganda

d. Pendampingan dan Pelatihan Budidaya Rumput laut

Untuk kegiatan yang terkait luaran nomor 1 dan 3 diatas dilakukan dengan bekerja bersama pakar di bidang rumput laut. Kegiatan yang dilakukan secara demonstrasi langsung kepada pembudidaya. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi :

1. PenyediaanAlat dan Bahan : Alat-alat yang digunakan di lapangan pada program ini yaitu: termometer, pH meter, hand-refraktometer, timbangan, Sechi disk, meter roll, bola pelampung, perahu, tali polyethilen (nilon/ris), batu pemberat, jangkar beton/batu gunung. Bahan yang digunakan dalam di lapangan adalah : Rumput lautK. alvarezii varietas Merah (dengan ciri-ciri berwarna merah dan bentuk thallusnya umumnya berbentuk seperti tabung dan pipih) dari petani budidaya rumput laut di Desa Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan. 2. Persiapan Bibit dan Penanaman rumput laut, Bibit diambil dari hasil panen petani

rumput laut yang telah di tanam selama 45 hari di Desa Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan. Bibit yang digunakan khusus varietas merah dengan jumlah rumput laut yang dibutuhkan dalam 1 tali gantung 3 rumpun dan jarak tanam 20 cm. Bibit rumput laut yang sudah disiapkan dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran atau organisme penempel. Kondisi rumput laut yang dipilih adalah yang muda, segar, bersih serta bebas dari jenis rumput laut lainnya. Selanjutnya menimbang dengan berat awal 50 gram/ikat. Metode penanaman dilakukan secara long line dengan menggunakan tali jalur ganda untuk masing-masing tali bentangan yang ditanami rumput laut K.Alvarezii. Selanjutnya dibudidayakan selama ± 45 hari.

e. Pendekatan Kelembagaan

Dalam mendukung keberlanjutan pelaksanaan program IbM kelompok tani Karya

Bahari dan Je’ne Berang di Desa Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten

Takalar, maka perlu dilakukan penguatan kelembagaan dan pendampingan kelompok tani dalam mendukung kemandirian lokal masyarakat. Selain itu dilakukan juga

Bibit Rumput laut Jar ak tanam Tali ganda Jangkar

(4)

kerjasama dengan pemangku kepentingan masyarakat seperti penyuluh perikanan dan Perguruan tinggi serta berbagai stake holder yang ada di daerah tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Sosialisasi awal Budidaya Rumput laut dengan Metode Tali Jalur Ganda

Sosialisasi awal desain budidaya rumput laut dengan menggunakan Metode tali jalur ganda kepada kelompok Mitra dilakukan di Desa Laguruda. Sosialisasi ini dilakukan kepada masyarakat yang awalnya menggunakan metode budidaya dengan menggunakan sistem tunggal. Hal ini membawa pengetahuan baru bagi masyarakat di desa laguruda, oleh karena permasalahan selama ini akan keterbatasan lahan budidaya telah terpecahkan. Diharapkan dengan metode ini dapat memberikan peningkatan produksi sehingga dapat menjadi lahan percontohan bagi masyarakat.

Gambar 2. Sosialisasi Budidaya Rumput Laut dengan Metode Tali Jalur Ganda

b. Pembuatan Desain Budidaya Rumput laut dengan Metode Tali Jalur Ganda

Pada pembuatan desain konstruksi budidaya rumput laut dengan metode tali jalur ganda dilakukan sebagai sarana dan bahan pembelajaran bagi kelompok tani dengan keterlibatan penuh bagi petani dalam pembuatan konstruksi tersebut. Pendekatan yang dilakukan pada percontohan pembuatan wadah budidaya ini adalah melibatkan masyarakat mulai persiapan bahan sampai pada desain konstruksi budidaya tersebut.

(5)

Persiapan bibit dilakukan bekerjasama dengan para petani pembudidaya Mitra, bibit yang digunakan diperoleh dari kebun bibit rumput laut disekitar kawasan desa Laguruda. Bibit yang telah tersedia kemudian diseleksi untuk selanjutnya diikat dengan berat awal masing-masing 50 gram. Masing-masing ujung bentangan yang telah tersedia selanjutnya akan diikatkan pada tali utama yang telah didesain terlebih dahulu.

Gambar 4. Persiapan awal Pembibitan Rumput Laut di Desa Laguruda

c. Pendampingan dan Pelatihan Budidaya Rumput laut

Pada kegiatan ini dilakukan dengan bekerja bersama pakar di bidang rumput laut. Kegiatan yang dilakukan secara demonstrasi langsung kepada pembudidaya. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi :

1. PenyediaanAlat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan di lapangan pada program ini yaitu: termometer, pH meter, hand-refraktometer, timbangan, Sechi disk,meter roll,bola pelampung, perahu, tali polyethilen (nilon/ris), batu pemberat, jangkar beton/batu gunung.

(6)

Gambar 5. Penyediaan alat dan Bahan dalam Budidaya Rumput Laut

Bahan yang digunakan dalam di lapangan adalah : Rumput laut K. alvarezii varietas Merah (dengan ciri-ciri berwarna merah dan bentuk thallusnya umumnya berbentuk seperti tabung dan pipih) dari kebun bibit para petani budidaya rumput laut di Desa Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

(7)

2. Persiapan Bibit dan Penanaman rumput laut

Bibit diambil dari hasil panen kebun bibit petani rumput laut yang telah di tanam selama 45 hari di Desa Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan. Bibit yang digunakan khusus varietas merah dengan jumlah rumput laut yang dibutuhkan dalam 1 tali gantung 3 rumpun dan jarak tanam 20 cm. Bibit rumput laut yang sudah disiapkan dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran atau organisme penempel.

Gambar 8. Penimbangan Bibit Rumput Laut

Kondisi rumput laut yang dipilih adalah yang muda, segar, bersih serta bebas dari jenis rumput laut lainnya. Selanjutnya menimbang dengan berat awal 50 gram/ikat. Proses pembibitan ini dilakukan oleh para ibu-ibu yang tergabung didalam kelompok mitra, sehingga pemberdayaan masyarakat pada kelompok mitra juga kami lakukan. Proses pembibitan ini dilakukan selama 2 hari yang berlangsung sejak siang hari hingga sore hari.

(8)

Gambar 9. Penimbangan dan Pengikatan Bibit Rumput Laut

Metode penanaman dilakukan secara long line dengan menggunakan tali jalur ganda untuk masing-masing tali bentangan yang ditanami rumput laut K.Alvarezii. Selanjutnya dibudidayakan selama ± 45 hari.

Gambar 10. Pemeliharaan Rumput laut dengan Metode Tali Jalur Ganda

Berdasarkan hasil pengamatan pada masyarakat pembudidaya rumput laut. dalam

mendukung program IbM kelompok tani Karya Bahari dan Je’ne Berang di Desa

Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar diperoleh hasil yang produksi yang lebih memuaskan bagi para petani rumput laut, dimana dahulunya hasil produksi rumput laut untuk setiap bentangan dengan penebaran awal kurang lebih 5 kg mampu menghasilkan panen hingga 30 – 40 kg. Dengan menggunakan kegiatan budidaya dengan metode tali ganda, dengan menggunakan berat penebaran awal yang sama dapat menghasilkan rumput laut panen hingga 50-60 kg pada setiap siklus budidaya untuk setiap bentangan. Disamping itu juga menjadi keunggulan tersendiri karena tidak memerlukan lahan yang lebih luas. Sehingga tercipta efektifitas penggunaan lahan yang selama ini menjadi polemik bagi petani rumput laut.

(9)

Gambar 11. Produksi Rumput laut dengan Metode Tali Jalur Ganda

SIMPULAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan dari kegiatan pengabdian

ini adalah penguatan kelembagaan guna keberlanjutan pelaksanaan program IbM kelompok

tani Karya Bahari dan Je’ne Berang di Desa Laguruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar. Disamping itu kegiatan kerjasama dengan pemangku kepentingan masyarakat seperti penyuluh perikanan dan perguruan tinggi serta berbagai stake holder juga perlu dilakukan. Produksi budidaya rumput laut dengan menggunakan budidaya metode tali ganda mampu meningkat mencapai 25 %-30% untuk setiap kali siklus budidaya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Izinkanlah kami menyampaikan rasa terima kasih kami kepada Kementerian Riset Tehnologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia yang telah mendanai kegiatan Pengabdian IbM di tahun 2015.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto E., dan E. Liviawaty. 1993. Budidaya Laut dan Cara Pengolahannya. Bharata. Jakarta.

Anonimous., 2005. Profil Rumput Laut Indonesia. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Atmadja, W. S., A. Kadi., Sulistijo, dan Rachmaniar. 1996. Pengenalan Jenis- Jenis Rumput Laut Indonesia. Puslitbang Oseanologi. LIPI. Jakarta.

Dahuri R., Rais Y., Putra S.,G., Sitepu, M.J., 2001. Pengelolaan Sumber daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

(10)

Dawes, C. J., J. W. LaClaire, and R. E. Moon. 1974. Culture Studies on Eucheuma nudum J. Agardh, carrageenan producing red alga from Florida. Aquaculture, 7 : 1- 9. Doty, M. S. 1988. The Production and Uses of Eucheuma. Studies of Seven Commercial

SeaweedsResources. FAO Fish. Tech. Paper No. 281 Rome. P 123-161.

Neish, I., C. 2003. The ABC of Eucheuma Seaplant Production. Agronomy, Biology and Crop-handling of Betaphycus, Eucheuma and Kappaphycus the Gelatinae, Spinosum and Cottonii of Commerce. SuriaLink Infomedia.

Pramudianto, Bambang, 1999, Sosialisasi PP No.19/1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut, Prosiding Seminar Sehari Teknologi dan Pengelolaan Kualitas Lingkungan Pesisir dan Laut, Bandung: Jurusan Teknologi Lingkungan ITB.

Prihaningrum. A,M. Meiyana, dan Evalawati, 2001. Biologi Rumput Laut: Teknologi Budidaya Rumput Laut (E. cottonii). Petunjuk Teknis No. 8 Departemen Kelautan dan Perikanan. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. Balai Budidaya Laut. Lampung.

Siahaan, N.H.T, 1989a, Pencemaran Laut dan kerugian yang Ditimbulkan (I), dalam Harian Angkatan Bersenjata, Jakarta: 8 Juni 1989.

Sujatmiko W., Angkasa W.I., 2004. Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang. BPPT, Jakarta. http://www. Iptek.net.id//ttg/artlkp/artikel 18. Htm. Diakses 21 Desember 2007.

Yusuf M.I., 2004. Produksi, Pertumbuhan dan Kandungan Karaginan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty (1998) yang Dibudidayakan Dengan Sistem Air Media dan Tallus Benih Yang Berbeda.

Gambar

Gambar 1. Budidaya rumput laut metode tali jalur ganda
Gambar 2.  Sosialisasi Budidaya Rumput Laut dengan Metode Tali Jalur Ganda
Gambar 4.  Persiapan awal Pembibitan Rumput Laut di Desa Laguruda
Gambar 7 .  Bibit Rumput Laut Varietas Merah (Kapphaphycus alvarezii)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian lain nya yang serupa adalah hasil penelitian dari Ibrahim dan Ishartiwi (2017: 87) menunjukkan bahwa mobile learning berbasis android sangat efektif dalam

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rakhmat- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Praktek Kerja Industri Pengolahan Pangan dengan judul

Komposit SBP Polyester dapat direkomendasikan sebagai bahan penyerap bunyi pada frekuensi rendah (400 Hz) dan pada frekuensi sedang (100 Hz). Syarat menjadi panel absorber

2) Adanya kelancaran air bagi masyarakat yang ternaungi oleh POSDAYA untuk keperluan kegiatan masjid.. Volume 1, Number 1, Maret 2017 | 5 Pengolahan Sumber

Analisa harga satuan pekerjaan, terdiri dari 14 worksheet 1 PEKERJAAN PERSIAPAN 2 PEKERJAAN TANAH 3 PEKERJAAN BATA 4 PEKERJAAN PONDASI 5 PEKERJAAN KAYU 6 PEKERJAAN ATAP 7

Current transformer (CT) atau Trafo Arus adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berupa trafo yang digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya hingga ratusan ampere

Keberhasilan pencapaian tujuan yang telah direncanakan dan harga penjualan yang telah direncanakan dan harga penjualan yang telah ditentukan.Hasil penelitian ini