• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT PADA TINGKAT OSMOLALITAS YANG BERBEDA TERHADAP MOTILITAS SEL SPERMA IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT PADA TINGKAT OSMOLALITAS YANG BERBEDA TERHADAP MOTILITAS SEL SPERMA IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT PADA

TINGKAT OSMOLALITAS YANG BERBEDA TERHADAP MOTILITAS

SEL SPERMA IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)

Henky Irawan

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang ABSTRACT

Research about the effect of electrolyte and non electrolyte solutions in different levels of osmoality on the motility of common carp sperm cell (cyprinus carpio) was conducted to obtain a basic data in developing extender solution for common carp sperm. The treatmet using electrolyte solutions: sodium chloride (NaCl), calcium chloride (CaCl2), potassium chloride (KCl) and non electrolyte: fructose, glucose each osmolality solutions was set in 100, 200, 300 400, 500 600, 700, 800. 900, and 1000 mmol/Kg. The osmolality test in common carp seminal plasma was 315-353 mmol/Kg and the result from all treatment shown that the common carp sperm cell was activated or motile in the solutions that having osmolality 100 mmol/Kg and 200 mml/Kg , the sperm cell were inactive or immotile at osmolality 300 mmol/Kg until 1000 mmol/Kg. The osmolality solution at 300 mmol/Kg that keep sperm immotile were nearly the same as the osmoality of common carp seminal plasma 315-353 mmol/Kg and it is suggested that the osmolality level for the common carp extender solution is 300 mmol/kg. From the result the main factor that affected the activation of common carp sperm motility was the level of osmolality in the environment, common carp sperm was activated in the hypo osmotic condition.

Key Word: osmolality, sperm cell, motility

PENDAHULUAN

Ikan Mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu ikan air tawar yang bernilai ekonomis tinggi dan banyak di konsumsi di Indonesia. Ikan mas melakukan reproduksi dengan pembuahan di luar tubuh dimana sel sperma lepaskan oleh induk jantan akan bertemu sel telur yang di lepaskan induk betina di perairan. Dalam proses pembuhan telur ikan emas, sel sperma yang di lepaskan oleh induk jantan akan berenang di perairan dan menuju ke sel telur dan bila sel sperma berhasil masuk kedalam sel telur maka akan terjadi pembuahan.

Sel sperma ikan mas baru akan aktif melakukan pergerakan atau lebih di kenal dengan motil ketika sel sperma tersebut berada di lingkungan perairan, sedangkan saat berada dalam kantung sperma induk jantan sel sperma tersebut tidak aktif atau immotil. Sel sperma yang masih berada di dalam kantung sperma larut di dalam cairan seminal plasma yang menjaga sel sperma tidak aktif atau immotil.

Sel sperma pada ikan biasanya aktif karena di picu oleh kondisi osmolalitas lingkungan perairan dan pada saat sel sperma berada dalam kantung sperma, osmolalitas dari cairan semilal plasma pada tingkat tertentu dapat menjaga sperma untuk tidak aktif.

Tingkat osmolalitas dari cairan seminal plasma yang menjaga sel sperma tidak aktif ini di pengaruhi oleh kandungan bahan kimia yang terkandung dalam cairan seminal plasma tersebut. Kandungan bahan kimia dalam cairan seminal plasma di golongkan menjadi dua golongan utama yaitu kelompok elektrolit yang berupa ion dan kelompok non elektrolit yang berupa gula. Bahan-bahan kimia yang terkandung dalam cairan seminal plasma ini tentunya memiliki pengaruh pada sel sperma.

Dalam bidang budidaya perairan, data mengenai tingkat osmolalitas dan komposisi bahan kimia yang tepat di

gunakan dalam pembuatan larutan

(2)

mempertahankan kondisi tidak aktif atau

immotil pada sperma pada saat

penyimpanan untuk keperluat tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari bahan elektrolit dan non elektrolit dalam bentuk larutan pada tingkat osmolalitas yang berbeda terhadap motilitas sel sperma ikan mas dan diharapkan nantinya data ini dapat menjadi

dasar dalam pembuatan dan

pengembangan ekstender pada ikan mas (Cyprinus carpio).

METODOLOGI PENELITIAN Pengambilan sperma

Penelitian ini di lakukan pada

musim memijah tahun 2009 di

laboratorium kriopreservasi, depertemen ilmu perairan, fakultas sains, Universitas Burapha, Thailand. Ikan mas yang di gunakan berupa 20 ekor induk jantan dengan berat antara 300 – 600 gram yang budidayakan di Thailand. Induk jantan di beri rangsangan dengan menyuntikkan hormone pematangan gonad (20µg GnRH dengan 10 mg domperidone maleate di larutkan dengan 1 mL air destilasi) per Kg bobot tubuh dan di inkubasi selama 9-12 jam. Sperma di keluarkan dengan metode stripping.

Larutan elektrolit dan non elektrolit

Bahan kimia yang di gunakan

merupakan bahan kimia yang

keberadannya berlimpah di dalam cairan seminal plasma ikan mas menurut Kruger, Smith, Van Vuren, and Ferreira (1984) dan mudah di dapatkan yaitu untuk bahan elektrolit atau ion berupa: sodium chloride (NaCl), calcium chloride (CaCl2), dan potassium chloride (KCl). Bahan non elektrolit atau gula berupa: fructose dan glucose. Osmolality dari cariran seminal plasma ikan mas juga di hitung dengan cara memisahkan cariran plasma dari sel sperma menggunakan centrifuge 5000 rpm selama 15 menit lalu cairan seminal plasma yang berupa supernantant di ambil dan di ukur tingkat osmolalitasnya dengan alat osmometer.

Dalam pembuatan larutan elektrolt dan non elektrolit ini setiap larutan dari

bahan kimia yang berbeda tersebut di buat dengan tingkat osmolalitas yang berbeda yaitu: 100, 200, 300 400, 500 600, 700, 800. 900, and 1000 mmol/Kg , dan di buat masing-masing 3 ulang untuk setiap perlakuan.

Pengamatan motilitas sperma

Perlakuan di lakukan dengan cara meletakkan sperma 10 µL sperma ikan

mas di atas object glass dan

mencampurkannya dengan 10 µL larutan elektrolt dan non elektrolit ini setiap larutan dari bahan kimia yang berbeda tersebut di buat dengan tingkat osmolalitas yang berbeda lalu di tutup dengan cover glass dan di amati di bawah mikroskop.

Pengamatan motilitas sperma dilakukan dengan cara merekam motilitas

sel sperma di awah miroskop

menggunakan mikroskop Nikon dengan perbesaran 40x10 yang memliki kamera digital yang tehubung ke laptop dan software yang digunakan untuk merekam adalah gadmei tv home media v.330. Penghitungan persentase motilitas sperma di lakukan dengan cara mengamati gambar sperma yang di rekam di bawah

mikroskop dan membandingkannya

dengan gambar yang berselang waktu 3 detik berikutnya, dengan begitu terlihat pergerakan atau perpindahan sperma sehingga dapat di bandingkan jumlah sperma yang motil atau bergerak dengan jumlah total sperma dan di kali 100%.

Data dari persentase motilitas di tampilkan dalam bentuk rata-rata dengan standar defiasi. Untuk analisis statistic data di transformasi ke dalam bentuk

arcsin√P dan di analisa dengan one way

ANOVA, perbandingan motilitas sperma di tentukan dengan menggunakan Duncan’s New Multiple Range Test dengan interval keparcayaan 95 % menggunakan program SPSS

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji osmolalitas pada cairan seminal plasma ikan mas menunjukkan cairan semial plasma memilki tingkat osmolalitas 315-353 mmol/Kg di mana pada kondisi ini lah sel sperma berada dalam keadaan tidak aktif atau immotil.

(3)

Pengruh larutan calcium chloride

Pengruh larutan calcium chloride (CaCl2) dapat dilihat pada table 1, dimana sel sperma ikan mas aktif atau motil ketika di campur dengan larutan calcium chloride yang memilik tingkat osmolalitas 100 mml/Kg dan 200 mmol/Kg , seluruh sel sperma berada dalam keadaan tidak aktif atau immotil mulai dari tingkat larutan

calcium chloride 300 mmol/Kg hingga 1000 mmol/Kg . Terjadi perbedaan nyata dimana sel sperma lebih banyak yang aktif ketika bercampur dengan larutan yang tingkat osmolaltasnya 100 mml/Kg dengan persentase motilitas 87.7 %, hal ini menunjukkan tingkat osmoalitas larutan calcium chloride di bawah 300 mmol/Kg dapat memicu sperma ikan mas untuk aktif atau motil.

Tabel 1. Pengaruh larutan calcium chloride (CaCl2) pada tingkat osmolalitas yang berbeda terhadap persentase motilitas sperma ikan mas.

No Tingkat osmolalitas larutan (mmol/Kg ) Motilitas sperma (%)

1 100 87.7 + 2.0B 2 200 83.2 + 1.9C 3 300 0.0 + 0.0A 4 400 0.0 + 0.0A 5 500 0.0 + 0.0A 6 600 0.0 + 0.0A 7 700 0.0 + 0.0A 8 800 0.0 + 0.0A 9 900 0.0 + 0.0A 10 1000 0.0 + 0.0A

Perbedaan huruf yang di tulis di atas nilai menunjukkan berbeda nyata (P < 0.05)

Pengruh larutan sodium chloride

Pengruh larutan sodium chloride (NaCl) dapat dilihat pada table 2, dimana sel sperma ikan mas aktif atau motil ketika di campur dengan larutan sodium chloride yang memilik tingkat osmolalitas 100 mml/Kg dan 200 mmol/Kg , seluruh sel sperma berada dalam keadaan tidak aktif atau immotil mulai dari tingkat larutan sodium chloride 300 mmol/Kg hingga

1000 mmol/Kg . Walaupun tidak terjadi perbedaan nyata antara larutan yang tingkat osmolaltasnya 100 mml/Kg dengan persentase motilitas 98.5 % dengan osmoalitas 200 mmol/ Kg yaitu 96.9 % tetapi keduanya berbedanyata dengan pengaruh larutan pada tingkat 300 mmol/Kg hingga 1000 mmol/Kg yaitu 0 %, hal ini menunjukkan tingkat osmoalitas larutan sodium chloride di bawah 300 mmol/Kg dapat memicu sperma ikan mas untuk aktif atau motil.

Tabel 2. Pengruh larutan sodium chloride (NaCl) pada tingkat osmolalitas yang berbeda terhadap persentase motilitas sperma ikan mas.

No Tingkat osmolalitas larutan (mmol/Kg ) Motilitas sperma (%)

1 100 98.5 + 0.3B 2 200 96.9 + 5.0B 3 300 0.0 + 0.0A 4 400 0.0 + 0.0A 5 500 0.0 + 0.0A 6 600 0.0 + 0.0A 7 700 0.0 + 0.0A 8 800 0.0 + 0.0A 9 900 0.0 + 0.0A 10 1000 0.0 + 0.0A

(4)

Pengruh larutan potassium chloride

Pengruh larutan potassium

chloride (KCl) dapat dilihat pada table 3, dimana sel sperma ikan mas aktif atau motil ketika di campur dengan larutan potassium chloride yang memilik tingkat osmolalitas 100 mml/Kg dan 200 mmol/Kg , seluruh sel sperma berada dalam keadaan tidak aktif atau immotil mulai dari tingkat larutan potassium chloride 300 mmol/Kg hingga 1000

mmol/Kg . Walaupun tidak terjadi perbedaan nyata antara larutan yang tingkat osmolaltasnya 100 mml/Kg dengan persentase motilitas 98.1 % dengan osmoalitas 200 mmol/ Kg yaitu 97 % tetapi keduanya berbedanyata dengan pengaruh larutan pada tingkat 300 mmol/Kg hingga 1000 mmol/Kg yaitu 0 %, hal ini menunjukkan tingkat osmoalitas larutan potassium chloride di bawah 300 mmol/Kg dapat memicu sperma ikan mas untuk aktif atau motil.

Tabel 3. Pengruh larutan potassium chloride (KCl) pada tingkat osmolalitas yang berbeda terhadap persentase motilitas sperma ikan mas.

No Tingkat osmolalitas larutan (mmol/Kg ) Motilitas sperma (%)

1 100 98.1 + 3.2B 2 200 97 + 3.0B 3 300 0.0 + 0.0A 4 400 0.0 + 0.0A 5 500 0.0 + 0.0A 6 600 0.0 + 0.0A 7 700 0.0 + 0.0A 8 800 0.0 + 0.0A 9 900 0.0 + 0.0A 10 1000 0.0 + 0.0A

Perbedaan huruf yang di tulis di atas nilai menunjukkan berbeda nyata (P < 0.05)

Pengruh larutan fruktose

Pengruh larutan fructose dapat dilihat pada table 4, dimana sel sperma ikan mas aktif atau motil ketika di campur dengan larutan fruktose yang memilik tingkat osmolalitas 100 mml/Kg dan 200 mmol/Kg , seluruh sel sperma berada dalam keadaan tidak aktif atau immotil mulai dari tingkat larutan fruktose 300

mmol/Kg hingga 1000 mmol/Kg . Terjadi perbedaan nyata dimana sel sperma lebih banyak yang aktif ketika bercampur dengan larutan yang tingkat osmolaltasnya 100 mml/Kg dengan persentase motilitas 98.3 %, hal ini menunjukkan tingkat osmoalitas larutan fruktose di bawah 300 mmol/Kg dapat memicu sperma ikan mas untuk aktif atau motil.

(5)

Tabel 4. Pengruh larutan fructose pada tingkat osmolalitas yang berbeda terhadap persentase motilitas sperma ikan mas.

No Tingkat osmolalitas larutan (mmol/Kg ) Motilitas sperma (%)

1 100 98.3 + 0.6C 2 200 94.9 + 2.8B 3 300 0.0 + 0.0A 4 400 0.0 + 0.0A 5 500 0.0 + 0.0A 6 600 0.0 + 0.0A 7 700 0.0 + 0.0A 8 800 0.0 + 0.0A 9 900 0.0 + 0.0A 10 1000 0.0 + 0.0A

Perbedaan huruf yang di tulis di atas nilai menunjukkan berbeda nyata (P < 0.05)

Pengruh larutan glucose

Pengruh larutan glucose dapat dilihat pada table 5, dimana sel sperma ikan mas aktif atau motil ketika di campur dengan larutan glucose yang memilik tingkat osmolalitas 100 mml/Kg dan 200 mmol/Kg , seluruh sel sperma berada dalam keadaan tidak aktif atau immotil mulai dari tingkat larutan glucose 300

mmol/Kg hingga 1000 mmol/Kg . Terjadi perbedaan nyata dimana sel sperma lebih banyak yang aktif ketika bercampur dengan larutan yang tingkat osmolaltasnya 100 mml/Kg dengan persentase motilitas 99.8 %, hal ini menunjukkan tingkat osmoalitas larutan glucose di bawah 300 mmol/Kg dapat memicu sperma ikan mas untuk aktif atau motil.

Tabel 5. Pengruh larutan glucose pada tingkat osmolalitas yang berbeda terhadap persentase motilitas sperma ikan mas.

No Tingkat osmolalitas larutan (mmol/Kg ) Motilitas sperma (%)

1 100 99.8 + 0.3C 2 200 87.1 + 6.3B 3 300 0.0 + 0.0A 4 400 0.0 + 0.0A 5 500 0.0 + 0.0A 6 600 0.0 + 0.0A 7 700 0.0 + 0.0A 8 800 0.0 + 0.0A 9 900 0.0 + 0.0A 10 1000 0.0 + 0.0A

Perbedaan huruf yang di tulis di atas nilai menunjukkan berbeda nyata (P < 0.05) Pengaruh dari perlakuan tingat

osmolalitas yang berbeda pada semua bahan kimia baik elektrolit maupun non elektrolit menunjukkan sperma hanya aktif

pada tingkat osmolalitas 100-200

mmol/Kg dan berada dalam keadaan tidak aktif atau immotil mulai tingkat 300-1000 mmol/Kg diman menurut Billard et al (1995), persentase motilitas pada spema ikan mas tergantung pada tekanan osmotic dan kandungan ion-ion.

Hasil ini menunjukkan bahwa motilitas sperma ikan sperma mas sangat di pengaruhi oleh kondsi tingkat osmolalitas yang lebih rendah atau sperma akan aktif pada kondisi lingkungan yang hypo osmotic dimana menurut Perchec et

al (1993), indikasi yang memicu motilitas

sperma ini adalah kejutan hypotonic antara 60-100 mmol/Kg dan menutut Marian et

(6)

pertukaran ion seperti di picu oleh ion K+ melalui membran plasma sperma

KESIMPULAN

Faktor utama yang mempengaruhi aktifnya atau motilitas sel sperma ikan mas adalah tingkat osmolalitas di lingkungan perairan. Sel sperma ikan mas aktif atau motil pada kondisi hypo osmotic.

Melihat pengaruh tingkat

osmolalitas dari larutan berbahan elektrolit atau ion maupun non elektrolit atau gula yang dapat membuat sel sperma immotil mulai dari 300 mmol/Kg dimana ini mendekati kondisi alami osmolalitas cairan seminal plasma ikan mas, maka di sarankan untuk pengembangan larutan ekstender sperma ikan mas tingkat osmolalitas ekstender pada 300 mmol/Kg .

TINJAUAN PUSTAKA

Billard, R., Cossonb, J., Percheca, G., & Linhart, O. (1995). Biology of sperm and artificial reproduction

in carp. Aquaculture, 129: 95-l 12.

Kruger, J.C.W., Smit, G.L., Van Vuren, J.H.J. & Ferreira, J.T. (1984). Some chemical and physical characteristics of the semen of

Cyprinus carpio L. and

Oreochromis mossambicus

(Peters). J. Fish. Biol., 24: 263-272.

Marian, T., Krasznai, Z., Balkay, L., Balazs, M., Emri, M., Bene, L. & Tron, L. (1993). Hypo-osmotic shock induces an

osmolality dependent

permeabilization and structural changes in the membrane of carp sperm. J. Histochem.

Cytochem., 41: 291-297.

Perchec, G., Cosson, J., Andre, F., & Billard, R. (1993). La motilite des spermatozofdes de truite

Oncorhynchus mykiss et de

carpe Cyprinus carpio. J. Appl.

Gambar

Tabel 2.  Pengruh  larutan  sodium  chloride  (NaCl)  pada  tingkat  osmolalitas  yang  berbeda  terhadap persentase motilitas sperma ikan mas
Tabel 3.  Pengruh  larutan  potassium  chloride  (KCl)  pada  tingkat  osmolalitas  yang  berbeda  terhadap persentase motilitas sperma ikan mas
Tabel 4.  Pengruh larutan fructose pada tingkat osmolalitas yang berbeda terhadap persentase  motilitas sperma ikan mas

Referensi

Dokumen terkait

kimia berbahaya menyebabkan penyakit kronis manusia. Tidak hanya itu kerusakan lingkungan juga terjadi karena asap rokok, kekurangan udara bersih dan segar

Kelompok Perawatan Diri (KPD) ialah kelompok kegiatan yang dibentuk untuk para penderita kusta dan mantan penderita kusta. Permasalahan yang dialami oleh anggota KPD

Penggunaan Alkitab berbahasa Talaud sangat diperlukan disebabkan dari demografi kependudukan yang ada yang dapat dilihat pada tabel 1.2 yang sumber datanya didapat

lingkungan ini dilakukan sampai tahap perbaikan desain meliputi tanggapan guru dan siswa terhadap desain produk yang dihasilkan. Subyek pada penelitian ini adalah video

Sehubungan dengan ini telah dikembangkan konektor (10) terbuat dari bahan logam aluminium, yang terdiri dari: bodi utama (11) yang bulat lonjong memanjang dengan dua buah

Dengan ini saya Nama: Dessy Rachmawati NIM: H0714026 Program Studi: Agroteknologi menyatakan bahwa dalam skripsi saya yang berjudul “ SELEKSI MUTAN BATANG PENDEK

Pelaksanaan supervisi manajerial aspek manajemen hubungan dengan masyarakat yang dilakukan oleh pengawas sekolah belum dapat memberikan kontribusi yang besar dalam

Antara yang berikut, yang manakah merupakan bukan keperluan asas manusia?.A. Antara berikut, apakah makanan yang memberikan