• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL PROFESI PENDIDIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL PROFESI PENDIDIK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL PROFESI PENDIDIK

Ikatan Sarjana Pendidikan Nasional (ISPI) Jawa Tengah

ISSN 2442-6350

Volume 2 Nomor 2 November 2015

Terbit dua kali setahun pada bulan November dan Mei. Berisi artikel-artikel yang diangkat

dari hasil penelitian dan kajian di bidang kependidikan baik yang ditulis dalam bahasa

Indonesia maupun bahasa Inggris

Penanggung Jawab

Prof. Dr. Trisno Martono, MM.

Ketua Penyunting

Dr. Winarno, M.Si.

Wakil Ketua Penyunting

Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc.

Penyunting Pelaksana

Dr. Tjipto Subadi, M.Si.

Dr. Siti Supeni, SH., M.Pd.

Dra. Sri Hartini, M.Pd.

Ahmad Fauzi, M.Pd.

Dr. Ch. Evy Tri Widyahening, S.S., M.Hum.

Sekretariat

Dimas Gilang Ramadhani

Penyunting Ahli (Mitra Bestari)

Prof. Dr. Burhan Nurgiyantoro, M.Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta)

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno (Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Sukarmin, M.Si., Ph.D. (Universitas Sebelas Maret Surakarta)

Dr.Soewalni, M.Pd. (Universitas Slamet Riyadi Surakarta)

Dr. Masrukhi, M.Pd. (Universitas Negeri Semarang)

Jurnal Profesi Pendidik diterbitkan oleh:

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah

Redaksi menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan di media lain.

Ketentuan penulisan naskah dapat dilihat pada halaman belakang. Naskah yang masuk

dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah dan tatacara lainnya.

Alamat Redaksi:

Jurnal Profesi Pendidik

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah

Gedung C FKIP Lantai 1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta 57126, email: [email protected]

(2)

Volume 2 Nomor 1, November2015

ISSN 2442-6350

DAFTAR ISI

PERSEPSI GURU TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013 DI KELAS 4 SD

SE-KABUPATEN MAGETAN... 1-7 Dewi Tryanasari, Edy Riyanto

IDEOLOGI PENDIDIKAN TAN MALAKA :

REKONSTRUKSI KONSEP MADILOG ... 8-15 Afandi Mifta Rahman

MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK DENGAN LATIAN GERAK TARI PADA ANAK

KELOMPOK B DI PAUD LITTLE HANDS TAHUN 2015-2016 ... 16-19 Dwi Ernawati

MEDIA “LAMPU WARNA BERNADA” UNTUK MELATIH BERMAIN MUSIK ANGKLUNG ANAK TUNA RUNGU ... 20-30 Luqman Hidayat

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN LATAR BELAKANG JURUSAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 3 SURAKARTA ... 31-39 Grahita Kusumastuti, Humairah Wahidah An-nizzah, Mahura Mayangsari, Munawir Yusuf

PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) DENGAN MENGGUNAKAN LABORATORIUM REAL

DAN VIRTUAL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 BOJA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 ... 40-49 Septi Aprilia

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL BAGI ANAK SLOW LEARNER

DI SDN PAJANG I SURAKARTA (SEKOLAH INKLUSI ) ... 50-62 Yuwono Wiropati

PEMBELAJARAN NILAI MORAL DI SD MELALUI KOMIK BERBASIS FLASH DIADAPTASI KEARIFAN BUDAYA NASIONAL ... 63-70 Nurratri Kurnia Sari

PENDIDIKAN UNTUK SEMUA:

PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM MENUNJANG KESUKSESAN WAJIB BELAJAR

PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA SALATIGA ... 71-85 Dewa Made Dwi Kamayuda, Ratih Sulistyowati

DIARY OF DYSCALCULIA UNTUK ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA ... 86-97 Sony Abdian Pranata, Dyah Pravita Wardani

PENINGKATAN KINERJA “GRUP RISET PENDIDIKAN KIMIA” UNTUK MENJADI CENTER OF EXCELLENCE BIDANG PEDIDIKAN KIMIA MELALUI PENATAAN SISTEM NASIONAL

MANAJEMEN MUTU ... 98-106 Agung Nugroho Catur Saputro, Sri Yamtinah, Bakti Mulyani

(3)

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah

Volume 2 Nomor 2, November 2015 ISSN 2442-6350

Jurnal Profesi Pendidik

1

Volume 2 Nomor 2 . November 2015 Halaman 1-7

PERSEPSI GURU TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN

DALAM KURIKULUM 2013

DI KELAS 4 SD SE-KABUPATEN MAGETAN

Dewi Tryanasari1*, Edy Riyanto Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP PGRI Madiun

email: [email protected], [email protected]

Abstrak

Evaluasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kurikulum harus dipahami oleh guru secara baik. Kurikulum 2013 sebagai kurikulum baru yang mengusung pendekatan saintific mempunyai konsekwensi logis pada perubahan evaluasi yang harus dilakukan oleh guru di lapangan. Untuk itu perlu diketahui secara mendalam persepsi guru terhadap evaluasi pada kurikulum 2013 agar bisa diambil tindakan yang bijak demi maksimalisasi pelaksanaan kurikulum di lapangan dan perbaikan kualitas pendidikan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa guru cukup paham model evaluasi yang harus dilaksanakan pada kurikulum 2013 namun belum dapat melaksanakan secara maksimal sebab kendala teknis dan perubahan mind set baik pada sisi guru maupun masyarakat sebagai elemen pendukung terlaksannya kurikulum 2013 di lapangan.

I. PENDAHULUAN

Kurikulum merupakan pedoman untuk melaksanakan pendidikan di lapangan. Mulyasa (2006:iii) menyatakan bahwa kurikulum bukan sesuatu yang bersifat sekali jadi. Dalam hal ini kurikulum harus bersifat fleksibel dan dinamis.Kedinamisan dan fleksibilitas kurikulum merupakan tuntutan zaman yang tidak bisa dihindari. Perbaikan terhadap kurikulum merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan untuk mewujudkan perbaikan kualitas pendidikan. Kurikulum di Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan, yang terbaru adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 pada prinsipnya menggunakan scientific aproach dan integrated learning baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi.

Konsekwensi logis dari perubahan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013 terjadi pula perubahan pelaksanaan pembelajaran baik dari aspek perencanaan,

pelaksanaan, maupun evaluasi. Untuk aspek perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, guru SD di lapangan tidak mengalami perubahan yang drastis sebab mereka telah mengenal pembelajaran terpadu di kelas rendah saat masih menggunakan KTSP. Namun aspek evaluasi sebagai dalam kurikulum 2013 ditengarai sebagai aspek yang menuntut guru untuk menelaah kembali teori evaluasi yang sudah mereka kuasai sebab evaluasi pada kurikulum 2013 menuntut guru untuk mengukur dan menilai aspek kognitif, psikomotor, dan afektif secara eksplisit. Terlebih aspek afektif merupakan tujuan utama yang tertuang dalam KI 1 kurikulum 2013. Sebenarnya KTSP telah menggunakan evaluasi pembelajaran yang mengukur dan menilai aspek kognitif, psikomotor, maupun afektif secara berimbang namun perwujudannya masih secara kuantitatif dan

(4)

2

Jurnal Profesi Pendidik

Volume 2 Nomor 2, November 2015 Halaman 1-7

di lapangan sering dilaksanakan secara tidak setimbang.

Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, perlu ada penelitian awal untuk memetakan persepsi guru terutama pada sekolah-sekolah yang menjadi tempat uji coba untuk pelaksanaan kurikulum 2013 di lapangan. Dengan demikian dapat diambil tindak lanjut untuk menjamin keterlaksanaan evaluasi yang representatif pada pelaksanaan kurikulum 2013.

Di kabupaten Magetan ada tujuh sekolah yang digunakan sebagai sekolah uji coba pelaksanaan kurikulum 2013 untuk itu guru kelas 4 SD di tujuh sekolah tersebut menjadi subjek yang diteliti pada penelitian ini. Dipilih kelas 4 SD sebab kelas 4 merupakan kelas tinggi yang saat penelitian ini berlangsung belum terbit buku guru dan buku siswanya.

II. KAJIAN LITERATUR

Dalam bidang pendidikan kurikulum dimaknai sebagai jangka waktu pendidikan yang ditempuh oleh siswa untuk memperoleh ijazah. Terkait dengan hal tersebut maka kurikulum memuat isi dan materi pelajaran, merupakan rencana pembelajaran, serta memuat pengalaman belajar (Hamalik, 1994: 18). Hidayat (2013:20) menyatakan bahwa kurikulum digambarkan sebagai bahan tertulis yang dimaksudkan untuk digunakan oleh para guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk para peserta didiknya. Berdasarkan hal tersebut, kurikulum dimaknai sebagai rencana tertulis yang disusun guna memperlancar proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pengertian kurikulum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

menyatakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Sebagaimana diketahui kurikulum 2013, saat ini menjadi topik hangat yang dibicarakan oleh praktisi pendidikan. Pada tahapan implementasi awal sebagai usaha untuk sosialisasi sekaligus uji kelayakan lapang, kurikulum 2013 tak jarang menuai kebingungan di lapangan.

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan berdasarkan standar (standard-based education), dan teorikuri kulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadistandar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas- luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas,dan masyarakat;dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal

(5)

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah

Volume 2 Nomor 2, November 2015 ISSN 2442-6350

Jurnal Profesi Pendidik

3

Volume 2 Nomor 2, November 2015 Halaman 1-7 peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didikmenjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

Untuk melihat hasil belajar siswa tentunya tidak lepas dari evaluasi. Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi, dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggungjawaban, dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Menurut rumusan tersebut, inti dari evaluasi adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Sementara itu National Study Committee on Evaluation menyatakan bahwa evaluation is the process of ascertaining the decision of concern, selecting appropriate information, and collecting and analyzing information in order to report summary data useful to decision makers in selecting among alternatives (Stark dan Thomas, 1994:12). Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya. Hal ini dipertegas oleh Griffin dan Nix (1991:3) menyatakan:

Measurement, assessment, and

evaluation are hierarchical. The comparison of observation with the criteria is a measurement, the interpretation and description of the evidence is an assessment and the

judgement of the value or implication of the behavior is an evaluation. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat hierarkis. Evaluasi didahului dengan penilaian, sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran. Pengukuran diartikan sebagai kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, penilaian merupakan kegiatan menafsirkan dan mendeskripsikan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi merupakan penetapan nilai atau implikasi perilaku. Sementara itu Brikerhoff menjelaskan bahwa evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai (Mardapi, 2000).

Lebih lanjut Brikerhoff dalam Mardapi (2000) mengemukakan bahwa pelaksanaan evaluasi terdapat tujuh elemen yang harus dilakukan, yaitu: (1) focusing the evaluation (penentuan fokus yang akan dievaluasi); (2) designing the evaluation (penyusunan desain evaluasi); (3) collecting information (pengumpulan informasi); (4) analyzing and

interpreting (analisis dan interpretasi

informasi); (5) reporting information (pembuatan laporan); (6) managing evaluation (pengelolaan evaluasi); dan (7)

evaluating evaluation (evaluasi untuk

evaluasi). Berdasarkan pengertian tersebut menunjukkan bahwa dalam melakukan evaluasi, evaluator pada tahap awal harus menentukan fokus yang akan dievaluasi dan desain yang akan digunakan.

Hal ini berarti harus ada kejelasan apa yang akan dievaluasi yang secara implisit menekankan adanya tujuan evaluasi, serta adanya perencanaan bagaimana melaksanakan evaluasi. Selanjutnya,

(6)

4

Jurnal Profesi Pendidik

Volume 2 Nomor 2, November 2015 Halaman 1-7

dilakukan pengumpulan data, menganalisis dan membuat interpretasi terhadap data yang terkumpul serta membuat laporan. Selain itu, evaluator juga harus melakukan pengaturan terhadap evaluasi dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan dalam melaksanakan evaluasi secara keseluruhan. Hal ini dipertegas oleh Weiss yang menyatakan the purpose of evaluation research is to measure the effect of program against the goals it set out accomplish as a means of contributing to subsuquest decision making about the program and improving future programming (Oriondo dan Antonio, 1998).

Secara umum evaluasi dalam kurikulum 2013 diwajibkan menggunakan teknik dan alat evaluasi yang variatif dan tidak dilakukan hanya dari satu sisi. Dengan demikian sifat evaluasi dalam kurikulum 2013 menuntut bentuk kualitatif yang detil dan bermakna pada seluruh aspek pengembangan diri siswa.

III. METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

fenomenologi. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian yang digunakan adalah guru kelas IV di 7 sekolah dasar yang digunakan untuk uji coba kurikulum 2013. Objek penelitian yang didalami adalah teknik dan instrumen evaluasi yang dikembangkan oleh guru serta pendapat guru terhadap evaluasi pada kurikulum 2013. Teknik pengambilan data yang digunakan meliputi dokumentasi untuk data teknik dan instrumen dan wawancara untuk mendeskripsikan pendapat guruterhadap evaluasi pada kurikulum 2013 di lapangan. Terkait dengan teknik pengambilan data, peneliti berperan sebagai instrumen utama pengambilan data.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dari pengamatan terhadap instrumen evaluasi yang dikembangkan oleh guru kelas 4 SD di tujuh sekolah uji coba kurikulum 2013 diperoleh hasil sebagai berikut. Subjek Aspek Format Kebahasaa n Isi Pembobot an S1 Memisahkan KI 1-4, kemudian mengolah rata-rata

capaian berupa persentase setelah sebelumnya dideskripsikan secara kualitatif

Menggunaka n kalimat efektif Meliputi KI 1-4 Meliputi KI 1-4

S2 Memisahkan KI 1-4, kemudian mengolah rata-rata capaian berupa persentase setelah sebelumnya dideskripsikan secara kualitatif

Menggunaka n kalimat efektif Melipu ti KI 1-4 Meliputi KI 1-4

S3 Memisahkan KI 1-4, kemudian mengolah rata-rata capaian berupa persentase setelah sebelumnya dideskripsikan secara kualitatif

Menggunaka n kalimat efektif Melipu ti KI 1-4 Meliputi KI 1-4

(7)

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah

Volume 2 Nomor 2, November 2015 ISSN 2442-6350

Jurnal Profesi Pendidik

5

Volume 2 Nomor 2, November 2015 Halaman 1-7

S4 Memisahkan KI 1-4, kemudian mengolah rata-rata capaian berupa persentase setelah sebelumnya dideskripsikan secara kualitatif

Menggunaka n kalimat efektif Melipu ti KI 1-4 Meliputi KI 1-4

S5 Memisahkan KI 1-4, kemudian mengolah rata-rata capaian berupa persentase setelah sebelumnya dideskripsikan secara kualitatif

Menggunaka n kalimat efektif Melipu ti KI 1-4 Meliputi KI 1-4

S6 Memisahkan KI 1-4, kemudian mengolah rata-rata capaian berupa persentase setelah sebelumnya dideskripsikan secara kualitatif

Menggunaka n kalimat efektif Melipu ti KI 1-4 Meliputi KI 1-4

S7 Memisahkan KI 1-4, kemudian mengolah rata-rata capaian berupa persentase setelah sebelumnya dideskripsikan secara kualitatif

Menggunaka n kalimat efektif Meliputi KI 1-4 Meliputi KI 1-4 Simpul

an Sama sebab dikembangkan tim KKG Sejalan

Sejala n

Dari tabel di atas terlihat bahwa evaluasi yang digunakan oleh guru dikembangkan bersama oleh KKG sehingga tidak terdapat banyak perbedaan alat evaluasi yang digunakan oleh guru di ketujuh objek pengamatan. Kalimat yang digunakan adalah kalimat efektif sementara untuk format sudah meliputi KI 1 sampai dengan KI 4 begitupun dengan isi namun instrumen yang digunakan masih belum dicantumkan secara rinci untuk masing-masing KI terutama pada aspek spiritual dan sosial

Sementara itu dari wawancara diketahui bahwa di antara tujuh sekolah yang diteliti semua guru menyatakan bahwa penilaian dengan basis kualitatif sebenarnya sangat baik namun merepotkan sebab mereka harus mengamati siswa satu per satu. Penilaian tersebut hanya mungkin dilakukan oleh guru jika jumlah siswa yang diajar sedikit (kurang dari 20 orang). Selain itu hanya guru kelas 4 SDN Kawedanan 2 yang menyatakan bahwa orang tua tidak keberatan dengan sistem penilaian yang menguraikan kemampuan, keterampilan, dan sikap anak

secara kualitatif sedangkan di sekolah lain orang tua tetap menuntut adanya angka. Di SDN Kawedanan 2 meskipun orang tua tidak keberatan dengan deskripsi kualitatif namun mereka masih tetap menuntut adanya ranking untuk memacu sistem persaingan antar siswa sehingga siswa bersemangat untuk belajar. B. Pembahasan

Evaluasi yang digunakan oleh guru dikembangkan bersama oleh KKG sehingga tidak terdapat banyak perbedaan alat evaluasi yang digunakan oleh guru di ketujuh objek pengamatan. Kalimat yang digunakan adalah kalimat efektif sementara untuk format sudah meliputi KI 1 sampai dengan KI 4 begitupun dengan isi namun instrumen yang digunakan masih belum dicantumkan secara rinci untuk masing-masing KI terutama pada aspek spiritual dan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa guru belum menggunakan alat evaluasi yang variatif sehingga aspek yang menjadi target utama kurikulum 2013 justru tidak terukur. Banyaknya siswa yang harus diamati menyulitkan guru dalam melihat secara

(8)

6

Jurnal Profesi Pendidik

Volume 2 Nomor 2, November 2015 Halaman 1-7

objektif data masing-masing individu, seharusnya kesulitan tersebut bisa diatasi dengan kreasi guru misalnya dengan mengunakan buku komunikasi antara guru dengan orang tua, atau dengan menciptakan portofolio khusus bagi masing-masing peserta didik yang diisi oleh peserta didik, orang tua, maupun teman sekelas. Selian itu perlu dipertimbangkan untuk menggunakan team teaching baik pada saat pelaksanaan pembelajaran maupun penilaian. Sosialisasi yang baik kepada orang tua siswa juga harus dilakukan mengingat bahwa deskripsi detil siswa jauh lebih bermakna dibanding angka. Namun pada masa peralihan guru memang masih perlu untuk mencantumkan angka sehingga orang tua yang belum terbiasa memaknai hasil belajar secara kualitatif tetap paham dengan kondisi anaknya.

V.KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dalam penelitian ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah pada dasarnya guru sudah memahami konsep evaluasi dalam kurikulum 2013 namun belum melaksanakan secara makasimal karena kendala teknis di lapangan yang belum disikapi secara baik. Hal ini disebabkan mind set guru belum sepenuhnya berubah demikian juga dengan anggota masyarakat yang seharusnya terlibat aktif dalam hal ini.

VI.REFERENSI

Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Gafur, A. 2007. Bahan Diklat Profesi Guru Sertifikasi Guru Rayon II DIY Jateng. Buku B 2.4. Pengembangan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Yogyakarta: LPMP.

Griffin, P., dan Nix, P. 1991. Educational Assessment and Reporting. Sydney: Harcout Brace Javanovich Publisher. Gunawan, I. 2011. Evaluasi Program

Pembelajaran. Jurnal Pendidikan, 17(1): 52 – 70.

Hamalik, O. 2001. Perencanaan Pengajaran

Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Bandung: Bumi Aksara.

Hamalik, O. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hidayat, S. 2013. Pengembangan Kurikulum

Baru. Bandung: Rosda.

Kirkpatrick, D. L. 1998. Evaluating Training Programs: The Four Levels. San Francisco: Berrett-Koehler Publisher, Inc.

Madaus, G. F., Scriven, M. S., dan Stuffebeam, D. L. 1993. Evaluation Models, Viewpoints on Educational and Human Services Evaluation. Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing.

Majid, A. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Rosda.

Mardapi, D. 2000. Evaluasi Pendidikan. Makalah disajikan dalam Konvensi Pendidikan Nasional, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, 19-23 September. Moleong, L. J. 2012. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Oliva, P. F. 2009. Developing the Curriculum. New York: Pearson Education, Inc. Oriondo, L. L., dan Antonio, E. M. D. 1998.

Evaluating Educational Outcomes (Test, Measurment, andEvaluation). Florentino St: Rex Printing Company.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (Online).

(http://kemdikbud.go.id, diakses 12 September 2013).

Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Online).

(http://kemdikbud.go.id, diakses 12 September 2013).

(9)

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah

Volume 2 Nomor 2, November 2015 ISSN 2442-6350

Jurnal Profesi Pendidik

7

Volume 2 Nomor 2, November 2015 Halaman 1-7 Sa’ud, S. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Soetopo, H. 2007. Evaluasi Program Supervisi Pendidikan. Dalam Imron, A., Burhanuddin, dan Maisyaroh (Eds.), Supervisi Pendidikan dan Pengajaran: Konsep, Pendekatan, dan Penerapan Pembinaan Profesional (hlm. 136-149). Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Stark, J. S., dan Thomas, A. 1994. Assessment and Program Evaluation. Needham Heights: Simon & Schuster Custom Publishing.

Sudjana, N., dan Ibrahim. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 2006. Bandung: Fokus Media

Referensi

Dokumen terkait

Hasan Khoiri dkk menemukan bahwa tingkat miskonsepsi pada buku ajar fisika terbagi dalam beberapa aspek yaitu aspek penjelasan konsep dengan persentase 20%, penulisan rumus

5) melaporkan hasil pelaksanaan wasrik yang menjadi tugas dan kewajibannya kepada Irjen TNI; dan.. 6) Irops dibantu oleh empat orang Inspektur Utama yang

Berdasarkan hasil penelitian korelasi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara empati denga kecenderungan perilaku prososial perawat di Rumah Sakit

Abstrak: Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan media konkrit kelas V Sekolah Dasar Negeri 19 Periji. Penelitian ini bertujuan untuk

Berdasarkan hal tersebut diatas maka urgensi perlindungan hak kekayaan intelektual (HKI) terhadap kesenian Gendang Beleq sebagai pengetahuan tradisional dan

demand dalam penyediaan perumahan, dalam penyediaan perumahan, menyebabkan munculnya permukiman menyebabkan munculnya permukiman kampung kota, yang bercirikan kawasan kampung kota,

tinggi dengan nilai 89,44%, (8) Kemampuan menentukan unsur intrinsik teks cerpen siswa kelas XI IPS SMAN 1 Teluk Kuantan tergolong tinggi dengan nilai 87,77%, (9)

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : Larva ikan betok berumur 3 hari (D3), Artemia jenis naupli Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Miranti, et al...