• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi - Perancangan Aplikasi Kombinasi Algoritma Steganografi Least Significant Bit dan Alagoritma Kriptografi Kanpsack Merkle-Hellman pada Citra Bitmap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi - Perancangan Aplikasi Kombinasi Algoritma Steganografi Least Significant Bit dan Alagoritma Kriptografi Kanpsack Merkle-Hellman pada Citra Bitmap"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kriptografi

Dewasa ini, kriptografi menjadi suatu syarat yang paling penting dalam keamanan informasi. Berbagai aspek keamanan seperti kerahasiaan data, keabsahan data, integritas data, dan autentifikasi merupakan hal yang dicakup sebagai tujuan kriptografi. Ketika suatu pesan akan dikirimkan, isi pesan tersebut mungkin disadap oleh pihak yang tidak berhak. Agar pesan tidak dapat dibaca oleh penyadap, maka kriptografi berperan sebagai suatu teknik yang dapat mengubah pesan menjadi serangkaian kode yang tidak dimengerti oleh pihak lain.

2.1.1 Sejarah dan Konsep Kriptografi

Kriptografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata kryptos, yang artinya rahasia dan graphein, yang artinya tulisan. Para sejarawan percaya bahwa hieroglif Mesir, yang dimulai sekitar tahun 1900, merupakan contoh pengenkripsian yang paling awal. Kunci yang dapat memecahkan rahasia hieroglif adalah Rosetta Stone, ditemukan tahun 1799 di Mesir dan sekarang ditempatkan di British Museum, London. Francois Champollion, menggunakan Rosetta Stone, mendekripsi hieroglif pada tahun 1822 [9].

(2)

menjalankan prosedur enkripsi dan melakukan layanan lainnya dengan mencoba kelemahan metode kriptografi [14].

Ide utama dari sebuah sistem kriptografi adalah untuk menyamarkan informasi rahasia dengan cara yang tidak dapat dipahami oleh pihak yang tidak berhak. Dua kegunaan umum kriptografi adalah untuk menyimpan data secara aman dikomputer dan untuk mengirimkan data melalui saluran yang tidak aman seperti internet. Faktanya adalah bahwa pesan yang terenkripsi tidak mencegah pihak lain untuk mengakses pesan tersebut, tetapi dapat dipastikan bahwa pihak lain tidak dapat mengerti apa yang mereka lihat [12].

Dasar dari kriptografi adalah pemakaian teknik enkripsi. Pesan yang akan dikirimkan – berupa teks, data numerik, dan data jenis lain – disebut dengan plaintext. Setelah melalui proses enkripsi, plaintext tersebut berubah menjadi ciphertext. Proses untuk mengembalikan ciphertext menjadi plaintext disebut dengan proses dekripsi. Untuk melakukan proses dekripsi diperlukan adanya suatu kunci rahasia[5].

2.1.2 Terminologi Kriptografi

Beberapa istilah umum atau terminologi yang berhubungan dengan kriptografi dapat ditemukan pada standar internasional RCF 2828 yaitu [18]:

1. Confidentiality, secrecy: suatu jaminan bahwa informasi tidak dapat diakses oleh

pihak yang tidak berhak.

2. Privacy: suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengontrol

bagaimana informasi pribadinya menyebar dalam suatu komunitas. Istilah ini

merupakan sinonim dari secrecy.

3. Code: sekumpulan simbol yang merepresentasikan informasi.

4. Coding theory: ilmu tentang transformasi kode yang memungkinkan adanya

(3)

diandalkan. Biasanya teori ini berfokus pada saluran yang ramai dan mencoba

membuat agar informasi dapat diungkap oleh semua orang (istilah ini merupakan

kebalikan dari kriptografi, dimana informasi hanya untuk pihak yang berhak).

5. Encode, Decode: proses dasar pada coding theory; suatu proses untuk

mentransformasi informasi menjadi kode, dan mengembalikan informasi dari

kode tersebut.

6. Cryptography: ilmu tentang kode rahasia memungkinkan adanya kerahasiaan

komunikasi melalui saluran yang tidak aman. Kriptografi juga didefinisikan

sebagai suatu ilmu tentang pengamanan informasi terhadap pihak yang tidak

berhak. Algoritma kriptografi merupakan algoritma matematis yang

menghasilkan suatu proteksi.

7. Cipher: kode rahasia, suatu kode publik yang berhubungan dengan informasi

rahasia.

8. Cryptography system: kumpulan algoritma kriptografi yang terdiri atas sandi dan

pola kriptografi.

9. Cryptosystem: singkatan dari cryptography system yang sering digunakan pada

istilah ”public-key cryptosystem” yang merupakan algoritma kriptografi yang

memiliki sepasang kunci.

10. Cleartext: informasi yang dapat disandikan menggunakan kode publik.

11. Plaintext: masukan pada algoritma enkripsi (biasanya merupakan cleartext).

12. Ciphertext, cryptogram: informasi yang disandikan dengan menggunakan sistem

kriptografi.

13. Encryption, encipherment, decryption, decipherment: proses dasar kriptografi

yaitu mentransformasi plainteks menjadi ciphertext dan sebaliknya.

14. Cryptanalysis, cryptographic analysis, cryptoanalysis: toeri tentang analisis

keamanan sistem kriptografi.

15. Breaking a cryptosystem: suatu pembuktian kelemahan sistem kriptografi dengan

memaparkan cara mendekripsi pesan.

(4)

2.1.3 Penggunaan Kriptografi

Menurut [14], terdapat beberapa media yang menggunakan teknik kriptografi melalui jalur internet. Diantaranya adalah:

1. E-mail. Hingga saat ini, surat elektronik yang telah disandikan menjadi daya tarik

utama dalam dunia internet.

2. World Wide Web. WWW tidak hanya menjadi arena bermain bagi para pengguna

internet. WWW telah banyak digunakan sebagai alat untuk mengakses basis data,

administrasi sistem komputer, dan pusat perbelanjaan. Pada masing-masing

keadaan tersebut, terknik enkripsi sangat dibutuhkan.

3. Koneksi klien server. Perkembangan sistem komputer berdampak pada

perkembangan komunikasi dan adanya aliran yang besar tentang informasi

rahasia.

4. Jaringan rahasia virtual. Perusahaan dengan beberapa cabang sering

mengelompokan jaringan lokal dengan koneksi seperti ISDN. Semua data akan

dienkripsi apabila berada diluar jaringan perusahaan dan kemudian akan

didekripsi apabila telah berada di wilayah perusahaan.

5. Sistem pembayaran. Kriptografi menjaga keamanan dalam melakukan transaksi

berupa transfer uang melalui internet.

6. Remote access. Beberapa layanan seperti Telnet atau Rsh berfungsi untuk

mengakses komputer dari jarak jauh menggunakan internet. Kriptografi berperan

dalam mengenkripsi data selama proses berlangsung.

2.1.4 Kriptografi Kunci Publik

(5)

Beberapa aspek penting pada sistem kriptografi kunci publik dapat dijelaskan sebagai berikut [10]:

1. Keamanan. Dengan adanya sistem kriptografi kunci publik, hanya kunci privat

yang harus dijaga kerahasiaannya sedangkan kunci publik disebarkan dengan

bebas.

2. Usia pemakaian. Sistem kriptografi kunci publik memiliki pasangan kunci yang

dapat digunakan tanpa perlu adanya perubahan dalam waktu yang lama.

3. Manajemen kunci. Pada jaringan multiuser, lebih sedikit kunci privat yang

dibuuthkan.

4. Pertukaran kunci. Pada Sistem kriptografi kunci publik, tidak dibutuhkan adanya

pertukaran kunci privat antar entitas.

2.1.5 Kriptografi Knapsack Merkle-Hellman

Sistem kripto Knapsack Merkle-Hellman mengambil masalah super-increasing knapsack sebagai kunci privat dan membentuknya menggunakan suatu transformasi. Hasil transformasi ini yang kemudian menjadi kunci publik. Transformasi dapat diselesaikan dengan mengambil nilai integer N dan M (nilai greatest commod divisor ataugcd), yaitu

gcd(N,M) = 1

dan mengalikan semua nilai deretan super-increasing dengan N (mod M). Contohnya adalah sebagai berikut:

Deretan super-increasing knapsack {2,6} N = 31 dan M = 105.

Proses transformasi yang terjadi adalah:

(2*31) mod 105 = 62 (6*31) mod 105 = 81

(6)

Proses enkripsi algoritma ini dapat dijelaskan dengan contoh berikut. Misalkan plaintext adalah 011110, kunci publik yang digunakan adalah seperti contoh diatas, yaitu {62,81}. Kemudian plaintext dibagi menjadi blok-blok dengan ukuran 6 dan setiap bit di dalam blok dikalikan dengan elemen yang berkoresponden pada kunci publik.

Blok 1 : 01  0*62 + 1*81 = 81 Blok 2 : 11  1*62 + 1*81 = 143 Blok 3 : 10  1*62 + 0*81 = 62 maka ciphertext yang dihasilkan adalah 81,143,62.

Proses dekripsi dapat dilakukan dengan mengalikan masing-masing deretan ciphertext dengan WB-1 kemudian hasilnya dimodulokan dengan NB,keduanya adalah parameter rahasia. WB-1 merupakan invers dari bilangan integer N yang telah ada sebelumnya dan NB merupakan bilangan integer yang relatif prima terhadap N. Artinya adalah suatu modular akan memiliki invers apabila kedua bilangan memiliki nilai greatest common divisor sama dengan satu [17].

(7)

-61 1

Pada table diatas, terlihat bahwa N. N-1 (mod M) akan sama dengan satu pada nilai N-1 ke 61. Dengan menggunakan konsep modulo bahwa apabila:

a (mod b) = 1 a = 1 + k * b,

dengan a dan b adalah bilangan integer dan k adalah faktor pengali, sehingga konsep modular diatas dapat menjadi:

N. N-1 (mod M) ≡ 1 N. N-1≡ 1 + k * M N-1≡ (1 + k * M) div N

Untuk memperoleh nilai N-1, maka perhitungan dimulai dengan nilai k sama dengan nol.

Proses dekripsi dilakukan dengan mengalikan masing-masing nilai plaintext dengan N-1 dan kemudian dimodulokan dengan M. Ciphertext = {81,143,62}. Nilai N adalah 31 dan M adalah 105. Maka nilai N-1adalah 61 pada k = 18. Dengan demikian didapat nilaiplaintext:

61*81 (mod 105) = 6 61*143 (mod 105) = 8

61*62 (mod 105) = 2

Maka nilai plaintext= {6, 8, 2}. Masing-masing ciphertext dikonversi kedalam bentuk biner dengan menggunakan konsep persoalan knapsack dengan algoritma berikut [15]:

Algoritma 2.1 : Penyelesaian persoalan super-increasing knapsack

(8)

dengan n adalah banyaknya bilangan kunci privat, i adalah indeks, S adalah target (bilangan ciphertext setelah ditransformasi dengan rumusan dekripsi), w adalah bilangan pada deretan kunci privat, b adalah plaintext dalam bentuk biner.

Pada contoh diatas, nilai untuk n adalah 2, S = {6,8,2}, dan w = {2,6}. Selanjutnya, untuk masing-masing S, dilakukan proses dengan algoritma 8.1, menghasilkan S = {61 0, 81 1, 20 1}. Sehingga diperoleh nilai b yang merupakan biner plaintext yaitu 1 0 1 1 0 1. Selanjutnya nilai b disusun dimulai dari indeks pertama sampai ke n. Maka nilai biner plaintext menjadi 0 1 1 1 1 0.

Deretan super-increasing adalah sebuah urutan bilangan real positif S1,

S2, ... jika setiap elemen dari urutan lebih besar dari jumlah dari semua elemen

sebelumnya dalam urutan [17].

Dapat diformulasikan, untuk 1 ≤k n dan 1 ≤i n,

� 𝑎𝑎𝑖𝑖 < 𝑘𝑘−1

𝑖𝑖=1 𝑎𝑎𝑘𝑘

dengan keterangan:

k dan i : indeks pada deretan super-increasing a : bilangan dalam deretan super-increasing

2.2 Algoritma Euclidean

(9)

Algoritma Euclidean adalah suatu algoritma untuk menentukan faktor persekutuan terbesar dari dua bilangan bulat [3]. Algoritma ini menghasilkan suatu nilai yang dapat membagi nilai a dan b, berupa integer tanpa menghasilkan sisa. Dua buah bilangan disebut relatif prima apabila nilai faktor persekutuan terbesar kedua bilangan itu sama dengan satu.

Berikut ini adalah pseudocode untuk Algoritma Euclidean yang dapat menghitung faktor persekutuan terbesar dari dua buah bilangan bulat.

Algoritma 2.2 : Algoritma Euclidean

function gcd(int m, int n){ r = m mod n;

if r=0 return n; else return gcd(n,r); }

Misalkan m = 11 dan n=7, maka langkah-langkah atau perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Dihitung nilai r, yaitu m mod n, adalah 11 mod 7 = 4. Karena r tidak sama

dengan nol, maka fungsi gcd dipanggil kembali dengan parameter n,r = gcd(7,4).

2. Dihitung nilai r, yaitu 7 mod 4 = 3. Karena r tidak sama dengan nol, maka fungsi

gcd dipanggil kembali dengan parameter n,r = gcd(4,3).

3. Dihitung nilai r, yaitu 4 mod 3 = 1. Karena r tidak sama dengan nol, maka fungsi

gcd dipanggil kembali dengan parameter n,r = gcd(3,1).

4. Dihitung nilai r, yaitu 3 mod 1 = 0. Karena r sama dengan nol, maka akan

menghasilkan nilai n yaitu 1. Karena gcd(11,7) sama dengan satu, maka kedua

bilangan ini adalah relatif prima.

(10)

2.3 Steganografi

Teknik yang digunakan pada steganografi meliputi banyak sekali metode komunikasi untuk menyembunyikan suatu pesan yang bersifat rahasia dapat berupa teks, gambar, atau audio. Sama halnya dengan kriptografi, steganografi berfungsi untuk meningkatkan keamanan informasi. Tetapi steganografi memiliki suatu kelebihan dibandingkan dengan kriptografi, yaitu keberadaan pesan tidak diketahui oleh pihak lain karena pesan disembunyikan pada sebuah media.

2.3.1 Sejarah Steganografi

Penemu kata steganografi adalah Trithemius, pengarang terbitan awal kriptografi: Polygraphia dan Steganographia. Istilah teknisnya berasal dari bahasa Yunani yaitu kata steganos yang berarti tersembunyi dan graphia yang artinya tulisan. Steganografi adalah seni komunikasi tersembunyi. Keberadaan pesan adalah rahasia. Selain tinta tidak kelihatan, contoh steganografi yang paling sering adalah cerita kuno Herodotus [192], yang memberitahukan seorang budak telah dikirim oleh pemiliknya, Histiaeus, ke kota Ionian Miletus dengan sebuah pesan rahasia yang ditato dikulit kepalanya. Setelah ditato, budak tersebut menumbuhkan kembali rambutnya untuk menyembunyikan pesan. Kemudian budak tersebut dirimkan ke Miletus dan setelah sampai, rambut kepalanya dicukur untuk menampakkan pesan kepada bupati kota yaitu Aristagoras. Pesannya berisi dorongan agar Aristagoras memulai pemberontakan melawan raja Persia [4].

(11)

segera dilaksanakan, memerintahkan untuk membuat kue khusus yang disebut kue bulan. Didalam masing-masing kue tersebut terdapat sebuah pesan yang berisi skema penyerangan. Pada malam festival bulan, kue tersebut disebarkan dan para pemberontak dengan sukses menyerang pemerintahan [13].

Steganografi juga digunakan pada perang dunia pertama. Salah satu metodenya disebut dengan istilah Turning Grille, yang berbentuk seperti terali biasa, selembar kertas karton persegi yang dibagi menjadi sel-sel dengan beberapa sel menjorok keluar. Untuk menggunakan Turning Grille, sipembuat pesan harus menuliskan huruf-huruf pada barisan pertama pesan dan kemudian merotasi terali tersebut 90 derajat dan menuliskan barisan berikutnya sampai barisan terakhir. Bangsa Jerman menyediakan terali yang berbeda untuk pasukannya yang dapat digunakan pada pesan yang memiliki panjang berbeda. Bangsa Perancis dapat menemukan serangan untuk sistem ini dan terali hanya bertahan selama empat bulan. Pemakaian lain juga ditemukan ketika seorang wanita yang dicurigai bekerja untuk bangsa Jerman. Pada tapak sepatu wanita itu ditemukan selembar kertas kosong, dan setelah diketahui terdapat pesan rahasia yang ditulis dengan tinta yang tidak tampak [8].

2.3.2 Kategori Steganografi

Pada semua metode steganografi, suatu cara dilakukan untuk menyembunyikan pesan; secara umum teknik tersebut dapat dibedakan dan dianalisa agar diketahui apa yang terjadi selama proses berlangsung. Menurut [8], terdapat enam kategori pada steganografi yaitu:

1. Teknik sistem substitusi. Teknik ini menggantikan tempat dari bit yang

berlebihan pada cover object dengan bit pesan rahasia.

2. Teknik transformasi domain. Contohnya adalah pengiriman dan penerimaan citra

berformat JPEG melalui internet. JPEG merupakan citra yang terkompresi.

(12)

ukurannya semakin kecil, perubahan dan perkiraan itu adalah ruang transformasi

dan dapat digunakan untuk menyembunyikan informasi.

3. Teknik penyebaran spektrum. Teknik ini terbagi atas dua jenis yaitu direct

sequence dan frequency hopping.

4. Teknik metode statistik. Teknik ini menyisipkan satu bit informasi hanya pada

sebuah digital carier hingga menghasilkan suatu perubahan statistik walaupun

perubahan tersebut kecil. Teknik ini didasarkan pada kemampuan penerima yang

dibedakan menjadi cover object yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat

dimodifikasi.

5. Teknik distorsi. Metode ini menghasilkan perubahan pada cover object untuk

menyembunyikan informasi. Pesan rahasia dapat terungkap ketika algoritma

membandingkan adanya perubahan, antara cover object dengan aslinya.

6. Metode cover generation. Metode ini merupkan metode yang paling unik, karena

menghasilkan suatu cover object sebagai tujuan utama penyembunyian informasi.

Metode steganografi Least Significant Bit termasuk pada kategori teknik sistem substitusi.

2.3.3 Penggunaan Steganografi

Terdapat banyak alasan mengapa dibutuhkan komunikasi secara rahasia. Contohnya adalah ketika dua orang ingin menyembunyikan hubungan mereka. Atau dalam bidang politik dalam kasus ketika suatu organisasi ingin berkomunikasia antar anggotanya atau dengan organisasi yang dilarang diluar negara mereka. Dapat pula ditemukan pada tindak kriminal, seperti organisasi teroris. Steganografi yang berhasil tidak dapat dideteksi, maka kebanyakan aplikasinya tidak disebarluaskan kepada publik. Berikut adalah dua penggunaan steganografi menurut [4].

1. Steganografi untuk pemberontak.

Banyak negara yang tidak menyetujui pemberontakan. Terdapat tiga cara yang

(13)

antara lain dengan teknik enkripsi, pesan tanpa nama, dan steganografi. Enkripsi

dapat menjaga keamanan komunikasi para pemberontak dan jika kunci yang

digunakan cukup besar, maka kemungkinan teknik dekripsi dapat ditiadakan.

Namun disayangkan, ketika dua orang sedang bertukar pesan yang telah

disandikan menunjukan bahwa mereka memiliki sesuatu yang disembuyikan.

Musuh mungkin dapat menangkap mereka dan mendapatkan kunci dekripsi

dengan menggunakan siksaan. Cara berikutnya, yaitu pengiriman pesan tanpa

nama, memungkinkan dua orang untuk berkomunikasi tanpa diketahui. Akan

tetapi musuh dapat memantau proses pengiriman. Karena alamat IP pengirim

tanpa nama diketahui, musuh dapat memutus semua komunikasi pada alamat

tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena pemerintah memiliki kontrol yang penuh

atas jaringan komunikasi nasional. Steganografi merupakan cara teraman bagi

para pemberontak untuk berkomunikasi karena keberadaannya yang sulit untuk

diketahui.

2. Steganografi pada tindak kriminal

Pada era demokrasi, negara memiliki hak untuk memantau para penduduknya

berdasarkan hukum nasional. Contohnya di Amerika, penyadapan telepon

dijinkan dengan alasan perintah oleh pemerintah pusat. Selama masa itu setiap

orang berada dibawah pengwasan. Badan keamanan seperti FBI, biasanya

menyembunyikan segala bentuk operasi pengawasan. Teknik enkripsi dapat

digunakan untuk menjamin kerahasiaan komunikasi bagi anggota organisasi

kriminal. Namun FBI dapat mengindentifikasi penerima pesan terenkripsi

tersebut dan para konspirator. Pengirim pesan tanpa nama juga dapat membantu

komunikasi antar anggota komunikasi. Penggunaan cara ini tidak termasuk

pelanggaran dan FBI tidak memiliki wewenang untuk meniadakan akses

surat-menyurat. Namun badan peleksana undang-undang menuntut akses terhadap

informasi yang berasal dari pengirim tanpa nama. Oleh karena itu, steganografi

dianggap sebagai alternatif untuk menggantikan cara berkomunikasi secara

rahasia lainnya. Salah satu kelemahan steganografi adalah kedua pihak yang

berkomunikasi harus mempunyai program steganografi di komputer mereka.

(14)

Salah satu sistem steganografi substitusi adalah Least Significant Bit (LSB). LSB bekerja sebagai berikut: di dalam coverdigital (file gambar, audio, atau video), terdapat banyak pixel; bit terakhir pada tiap pixel merupakan bit yang digunakan menyembunyikan pesan rahasia, dengan cara menggantikan tempat bit terakhir tersebut dengan pesan rahasia [8].

Contoh steganografi memakai metode LSB adalah sebagai berikut. Pesan rahasia yang akan kita sisipkan adalah 1100. Bit file sampul yang akan menjadi media penyembunyi pesan adalah

11001100 11011011 11110001 11110101 maka hasil steganonya adalah

11001101 11011011 11110000 11110100.

2.4 Citra Bitmap

Bit merupakan elemen primitif dalam dunia digital. Bit menunjuk pada angka biner, sedangkan map merupakan matriks dua dimensi dari bit ini. Bitmap berarti matriks sederhana dari titik-titik kecil yang membentuk sebuah citra dan ditampilkan dilayar komputer atau dicetak [2]. Citra Bitmap memiliki ekstensi .bmp dan mendukung warna RGB dengan kedalaman 1, 4, 8, 16, atau 24 bit. Citra Bitmap tidak mendukung adanya animasi [6].

Struktur sebuah citra Bitmap terdiri atas header Bitmap, header informasi Bitmap, tabel warna dan data citra atau byte array yang mendefinisikan sebuah citra Bitmap [19].

1. HeaderBitmap terdiri atas informasi yang meliputi tipe, ukuran, dan layout

sebuah citra Bitmap.

2. Header informasi Bitmap terdiri atas dimensi, tipe kompresi, dan format warna

untuk citra Bitmap.

3. Tabel warna terdiri atas elemen array yang sama dengan warna yang ditampilkan

(15)

4. Data citra merupakan byte array yang terdiri atas informasi warna masing-masing

piksel.

Berikut adalah contoh citra Bitmap dengan berbagai bit depth.

Gambar 2.1 Citra Bitmap 24bit

(16)

Gambar 2.2 Citra Bitmap 8bit

(17)

Gambar 2.3 Citra Bitmap 1bit

Gambar

Tabel 2.1 Perhitungan invers
Gambar 2.1 Citra Bitmap 24bit
Gambar 2.2 Citra Bitmap 8bit
Gambar 2.3 Citra Bitmap 1bit

Referensi

Dokumen terkait

Seperti halnya dengan Asas legalitas yang tergambarkan dalam ungkapan “ nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali” yang kemudian menjadi asas dan merupakan

Dengan demikian semakin banyak tekanan gas dinaikkan, maka atom gas yang dialirkan dalam tabung sputtering semakin meningkat dan energi ion-ion Ar yang menumbuki target juga

Pengujian pada system yang ter-overclock dengan menggunakan VGA Nvidia GeForce 9800GTX+ dapat mengimbangi hasil dari VGA yang menggukan ATI RADEON HD 5800 karena

karona cuaoh untuk nondapatkan aurat porlntah darl hakin dongas oogoro, codon^can koadaaa aangat mcndcoak untuk cogara ncnboolah curat-aurat yang borada dl Kaator Poa* naka Jalan

3 Tahun adalah kesatuan masyarakat hukum adat di Provinsi Bali yang mempunyai satu kesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup masyarakat umat Hindu secara turun-temurun

ANALISIS DAN PEMBAHASAN.. KESIMPULAN DAN

Jadi dapat di simpulkan, bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan tentang pijat bayi pada ibu yang mempunyai anak usia 0-12 bulan di

Hasil penelitian menunjukkan bimbingan sosial efektif untuk mengembangkan perilaku asertif remaja, dibuktikan pada peningkatan skor 10 indikator yaitu: hormat