• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siswa Tidak Boleh Asal Memilih Jurusan Kuliah di SNMPTN dan SBMPTN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Siswa Tidak Boleh Asal Memilih Jurusan Kuliah di SNMPTN dan SBMPTN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Siswa Tidak Boleh Asal

Memilih Jurusan Kuliah di

SNMPTN dan SBMPTN

UNAIR NEWS – Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR Drs Suko Widodo M.Si menjadi narasumber di Radio UNAIR Selasa (26/1) lalu. Topik yang diangkat adalah soal Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN). Dalam kesempatan itu, Suko menjelaskan salah satu hal fundamental yang mesti dimiliki oleh calon mahasiswa. Yakni, passion atau hasrat untuk masuk ke jurusan tertentu.

Siswa mesti punya kecenderungan atau keinginan kuat untuk masuk sebuah jurusan. Lantas, pilihlah itu dengan mantap. “Orientasi harus jelas. Ingin masuk jurusan apa, cita-citanya apa, passion atau keinginannya apa. Biar pas kuliah nanti enjoy,” kata pria yang juga dosen FISIP tersebut.

Pilihan itu sangat penting dalam proses SNMPTN (jalur undangan) dan SBMPTN (tes tulis/CBT). Maka itu, pilihlah dengan kesungguhan dan bukan karena terpaksa. Jangan sampai, hanya karena sebuah jurusan di PTN peminatnya sedikit, pilihan itu yang diambil. Kalau demikian, perkuliahannya kelak tidak akan maksimal.

(2)

Drs Suko Widodo M.Si saat On Air menjawab pertanyaan seputar SNMPTN di Radio UNAIR (Foto: UNAIR NEWS)

Di sesi tanya jawab, salah satu pendengar Radio UNAIR dari Kendari menanyakan, apakah kalau sekolahnya tidak pernah memiliki alumni yang kuliah di UNAIR, kesempatan dia diterima di kampus ini lewat jalur SNMPTN tertutup?

“Rekam jejak alumni sekolah memang menjadi variabel. Tapi, bukan yang utama. Yang terpenting tetap nilaimu sendiri. Di UNAIR, ada parameter keindonesiaan, kebhinekaan, yang ujung-ujungnya adalah kesamaan peluang siswa dari mana pun asalnya,” kata Suko menjawab pertanyaan Laode Alfian melalui Chat Box di

www.radiounair.com tersebut.

Untuk mengetahui teknis tentang SNMPTN dan SBMPTN bisa dengan mengakses snmptn.ac.id dan sbmptn.ac.id. Bisa pula melalui website ppmb.unair.ac.id. (*)

(3)

Mushala ‘Kahuripan Mukti’,

Mendadak Penuh

UNAIR NEWS – Mushala “Kahuripan Mukti” di Kantor Manajemen Universitas Airlangga (UNAIR), hari Selasa (26/1) itu mendadak penuh sesak dengan jamaah salat dhuhur. Sampai-sampai salat berjamaah itu berlangsung setidaknya dua kali, karena luas mushala yang tidak bisa menampung lebih dari 100 orang jamaah. Penambahan jamaah salat yang besar itu ternyata karena ada kunjungan siswa dari MAN I Kabupaten Gresik yang ingin mengetahui dari dekat tentang UNAIR dan SNMPTN 2016. Karena pertemuan dengan 150 siswa kelas XII itu pukul 14.00, mereka baik laki-laki dan perempuan memanfaatkan waktu untuk salat dhuhur dahulu di Mushala Gedung Rektorat UNAIR itu.

”Kami sengaja diajak datang lebih awal karena khawatir terjadi kemacetan dalam perjalanan menuju kesini. Ya agar tidak terlambat saja,” kata Maisarah, salah seorang siswi.

“Masjidnya UNAIR-nya kok belum dipergunakan, Pak,” tanya Yulia, rekannya ketika sama-sama antre untuk wudlu.

Mereka berdua mengangguk-anggukkan kepala ketika UNAIR NEWS menjelaskan bahwa masjid “Asma’ul Husna” di kampus C UNAIR saat ini masih dalam pembangunan, yang diharapkan pada bulan April 2016 nanti sudah rampung dikerjakan, atau setidaknya bulan Juni selesai total. Tetapi saat ini pada bangunan di lantai 1 (satu) sudah dipergunakan untuk Salat Jumat, karena lantainya sudah rapi dan bisa digunakan secara darurat. Seperti diketahui pembangunan masjid setinggi tiga lantai tersebut merupakan prakarsa Alumni UNAIR.

(4)

berjamaah bagi para sivitas UNAIR, baik mereka yang tempat bekerjanya di Gedung Kantor Manajemen kampus C, maupun civitas dan tamu yang sedang berada di Rektorat Universitas Airlangga ini.

Mushala dibagi dua bagian, bagian depan untuk jamaah laki-laki dan bagian belakang untuk jamaah perempuan. Biasanya sivitas menggunakannya untuk salat Dhuhur, Ashar, Magrib dan Isya’. Ketika bulan Ramadhan diselinggi dengan “Kultum” yang disampaikan seusai salat Dhuhur, yang diisi oleh pimpinan dan tokoh agama yang ada di UNAIR. (*)

Penulis: Bambang Bes

Bahagianya Alumni Antropologi

Angkatan Pertama

UNAIR NEWS – Tiga puluh tahun bukanlah waktu yang pendek. Tetapi kedekatan dan kebersamaan para alumni Jurusan Antropologi FISIP Universitas Airlangga (UNAIR) ini tak renggang oleh waktu. Kedekatan itu sudah terajut dalam-dalam sejak menjadi mahasiswa tahun 1985. Apalagi mereka adalah angkatan pertama pada program studi yang dirintis oleh Dr. drg. A. Adi Sukadana (alm) ini. Jadi, Dies Natalis ke-38 FISIP dan 30 tahun Departemen Antropologi menjadi penyemangat para alumni Antro ‘85 untuk bereuni.

”Bertemu secara fisik juga menjadi hal penting dan pastinya membahagiakan,” kata M Chilmi, yang dipercaya sebagai “Pak Lurah” Antro ‘85.

Media sosial dan berbagai fasilitas chit chat sebenarnya juga sudah menjadi “penghubung” mereka yang tersebar di berbagai

(5)

tempat. ”Kami sebenarnya sudah ‘ramai’ di facebook, dan grup whatsapp Antro 85, tapi bertemu langsung selalu memberikan kesan berbeda,” ujar Miraningtyas, staf Kantor KB Adm Jakarta Timur.

”Saya ikut bahagia teman-teman berkumpul kembali, meski saya belum bisa gabung,” ujar Billy Prasetyo, yang kini aktif di bidang kesehatan dan tinggal di Dallas, AS ini.

Perasaan dekat adalah perekatnya. Yang hadir memang belum lengkap, namun kerinduan dan kenangan saat mahasiwa sudah “pecah” kembali dalam pertemuan kecil di Resto Pondok Khas Jenggolo, Surabaya, 28 November 2015 lalu. Ini juga bukan reuni pertama. Tapi tetap saja, pertemuan dengan sahabat lama, selalu ditunggu dan dirindukan.

Pengalaman masa lalu juga menjadi obrolan yang gayeng. Sambil cemal-cemil makanan kecil yang tersaji, mereka berkisah bagaimana pertama kali bertemu dengan Pak Adi, Pak Josef Glinka, Pak Dyson, Bu Sanituti, Bu Pinky, Pak Budi, Pak Dede, Pak Naya, Bu Retno, dan yang lain dengan segala karakternya. “Bagaimana kami mengenal kuliah lapangan, napak tilas manusia purba, ujian open book, jatuh cinta saat kuliah, semua terceritakan kembali. Menyenangkan sekali masa-masa itu,” kata Setia Pranata, peneliti di Litbang Kemenkes.

Kisah yang juga tak terlupakan adalah “Tragedi air pel-pelan…hahahha,” ujar Slamet Rustiaria, yang kini Kepala BPD Jatim di Pare, Kediri, sembari menunjuk rekannya, Herman, yang berprofesi pendidik. Tragedi yang dimaksud adalah ketika Herman ingin minum sebuah soft drink yang ternyata air pel-pelan. Kala itu mereka sedang kuliah lapangan materi Antropologi Agama pada masyarakat Tengger, Gunung Bromo. Begitu tragedi itu dikisahkan kembali, obrolan pun makin riuh, semua saling menyahut, seru.

Tiga puluh tahun bukanlah waktu yang pendek. Dimana saja mereka berkarya? Para alumni Antro 85 saat ini aktif pada

(6)

beragam professi di berbagi kota di Indonesia dan manca negara. Menjadi pendidik, wirausaha, PNS, humas, marketing, peneliti, konsultan bidang kesehatan, perkotaan, hukum, dsb. (*)

Penulis: Onny Yoeliyana Editor: Bambang Bes

FKM UNAIR Gelar Lokakarya

Strategi Pengendalian Biaya

Rumah Sakit di Era JKN

UNAIR NEWS – Manajemen sebuah rumah sakit berpengaruh terhadap tingkat efisiensi dalam pengelolaan rumah sakit yang bersangkutan. Program Magister Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR mengadakan lokakarya bertajuk “Strategi Pengendalian Biaya (Cost Containment) Rumah Sakit di Era Jaminan Kesehatan Nasional” pada 23-24 Januari 2016 bertempat di Hotel Novotel Surabaya.

Hadir pemateri dalam lokakarya tersebut Widodo J.P., dr., M.S., M.PH., Dr. PH (Dosen FKM UNAIR), Drs. Widartoyo, AK, MM, M.Si, CPA (Akuntan Publik dan Pengurus Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) ), serta Hargo Wahyuono, S.E. Ak., M.Si (Praktisi R.S. dan Dosen FKM UNAIR).

Lokakarya ini dihadiri oleh perwakilan direktur dan dokter dari 42 rumah sakit milik pemerintah maupun swasta, 4 Klinik, 2 Dinas Kesehatan di Jawa Timur, dan mahasiswa S2 Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) FKM. Lokakarya membahas pola dan strategi dalam pengendalian biaya di rumah sakit.

(7)

Berbagai materi yang disampaikan diantaranya mengenai penataan pelayanan pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pentingnya strategi pengendalian biaya, kebijakan strategis cost containment serta simulasi penggunaan Efficiency Measurement System (EMS), dan Root Cause Analysis (RCA) oleh masing-masing pemateri.

Tujuan diadakannya lokakarya ini yaitu memberikan pemahaman tentang pengendalian biaya, bukan hanya untuk rumah sakit, namun juga untuk klinik, puskesmas, dan instansi lainnya pada era JKN. Berkaitan dengan tingkat efisiensi, rumah sakit harus selalu mengadakan survey kepuasan dengan memantau aset dan tenaga ahli yang berada di instanti terkait secara berkala. “Rumah sakit harus selalu melakukan survey dalam hal kepuasan serta dalam pengendalian biaya pada era JKN, untuk menuju efisiensi atau cost containment. Terdapat lima dimensi yang harus diperhatikan seperti cost awareness, cost management, cost monitoring, dan cost appearance,” papar Widodo.

Monitoring secara berkala ini berguna untuk memanfaatkan aset secara maksimal, memicu kemampuan bersaing dengan lebih mengefisienkan output dan input sebagai modal awal menuju keunggulan kompetitif, serta bisa meningkatkan kesejahteraan pegawai dengan diperolehnya pendapatan yang lebih besar daripada pengeluaran.

Relevansinya, sebuah pemanfaatan dan pengelolaan aset yang efisien dalam mencapai keunggulan kompetitif harus memiliki sasaran dalam upaya meningkatkan kesejahteraan organisasi. Sehingga, target yang diperoleh pada akhirnya akan menciptakan Organization Citizenship Behaviour (OCB) di semua lini.

“Salah satu alasan yang menyebabkan ketidakefektifan sebuah rumah sakit contohnya seperti sering terjadinya banyak penumpukan barang dengan beban yang biasanya dibebankan pada masa lalu, akhirnya dibebankan kembali di masa sekarang. Penumpukan itulah yang nantinya sering kita sebut dengan

(8)

opportunity cost,” tambah seorang akuntan publik dan pengurus PERSI.

Selama berjalannya lokakarya di ruang Brawijaya, peserta juga diberikan pelatihan pengolahan data dengan aplikasi Efficiency Measurement System (EMS). Dengan aplikasi inilah para peserta dapat secara langsung melihat model perhitungan perbandingan tingkat efisiensi antar unit kerja berdasarkan data multioutput dan multiinput.

Keseriusan terlihat dari wajah para peserta seminar pada saat dimulainya input data ke masing-masing software yang disediakan. Tampak pula panitia yang senantiasa memantau kesulitan para peserta lokakarya dengan mendatanginya satu per satu.(*)

Penulis: Disih Sugianti Editor: Binti Q. Masruroh

Optimalkan

Potensi

Eks

Gafatar di Bidang Ketahanan

Pangan

UNAIR NEWS – Para eks Gafatar yang “terusir” dari kalimantan mengalami dilema. Sebab, sebagian dari mereka enggan kembali ke kampung halaman. Alasannya, mereka sudah tidak punya apa-apa di daerah asal. Bahkan, muncul kabar bahwa keluarga sudah tidak mau menerima kepulangan itu.

Mereka melakukan transmigrasi ke pulau Borneo untuk mengadu nasib. Ternyata, belakangan mereka malah dirundung nestapa. Pemerintah mesti bisa mengelola keadaan ini. Baik eksekutif

(9)

maupun legislatif harus dapat memberi solusi. “Sejauh yang saya pahami dari sejumlah sumber, para eks Gafatar ini memiliki gairah di sektor ketahanan pangan. Pemerintah bisa mengoptimalkan potensi ini,” papar pemerhati kebijakan publik UNAIR Drs Gitadi Tegas Supramudyo M.Si.

Dia menyatakan, mereka bisa diarahkan untuk mengerjakan lahan-lahan tak produktif di wilayah masing-masing. Kalau pun tidak di kampung halamannya, bisa di daerah lain yang masih satu provinsi atau masih satu pulau.

Setelah diarahkan, mereka perlu dijamin keamanannya. Sebab, mereka juga warga negara yang mesti dilindungi. Di sini peran pemerintah daerah setempat diuji. Tidak boleh kecolongan sehingga terjadi aksi anarkis kembali.

Di sisi lain, mereka yang masih tergabung dalam Gafatar pun mesti dilindungi keamanannya. Jangan sampai jadi korban kekerasan. Kalaupun ada yang keliru dari aspek keyakinan dan itu meresahkan sebagian kalangan, luruskan dengan cara yang tepat.

“Beri mereka pencerahan melalui peran para pakar. Misalnya, agamawan yang juga ahli psikologi. Jadi, pembinaannya bisa tepat sasaran,” kata Gitadi. “Jangan sampai mereka seakan-akan stateless. Aspek kemanusiaan mesti dikedepankan. Yang perlu diingat, mereka bukan teroris,” tambahnya.

Dosen Administrasi Negara FISIP UNAIR ini khawatir, yang menjadi pemicu sikap-sikap intimidatif justru pihak-pihak yang seharusnya memberi perlindungan. Mereka tampak terlalu meledak-ledak menyikapi dan memandang isu ini. Padahal, semua bisa dihadapi dengan kepala dingin.

Yang jelas, semua elemen masyarakat harus memberi perhatian serius pada persoalan yang sensitif di ranah keyakinan dan ideologi s. Maksudnya, mereka mesti hadir sebagai solusi yang menyejukkan dan cerdas. Bukan malah memantik sumber gesekan. (*)

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan persamaan (4.5) diperoleh peluang pasien menderita penyakit glaukoma klasifikasi glaukoma absolut jika diketahui pasien tersebut berusia 31 tahun, tidak memiliki

Topologi star ini terdapat satu terminal pusat (server) yang bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang terjadi, sedangkan workstation

Kandungan sia yang relatif tinggi pada kolostrum (susu yang diperoleh pada awal masa laktasi, ≈ 1,415 mg/mL) dibandingkan dengan susu yang diperoleh pada 7 bulan masa laktasi (

Even the downtown area of Buyeo that has been regarded as the central region of Sabi capital city was in fact a paddy field in ancient times. The dwelling area was rather

Hal ini perlu dilakukan untuk memudahkan identifikasi model serangan pada setiap komponen penyusun sistem informasi sehingga akan dapat diketahui langkah pencegahan

Pentingnya pada tayangan Take Me Out Indonesia adalah untuk mengetahui pesan apa yang diberikan program Take Me Out Indonesia dan tangapan atau respon kahaayak tentang

The results show that the variables of the group of financial ratios, namely liquidity, profitability, leverage, activity, and cash flow, can be used as the variables

kadar N2 Pada Penyalaan Bawah Gambar 9a menunjukkan kecepatan rambat api Stoikiometri dan campuran N2 maksimum dan kecepatan rambat api rata- rata juga cenderung menurun,