BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Perancangan
Konsep arsitektur high tech sangat erat hubungannya dengan penerapan teknologi canggih terhadap bangunan, dimana arsitektur tidak hanya menempatkan elemen-elemen arsitektural saja seperti, kuat, fungsional, estetik dan rendah biaya atau cost, tetapi harus mempertimbangkan dimensi lain dari efisiensi dan kemudahan dengan pendekatan terhadap teknologi modern terkini.
Pendekatan arsitektur high tech merupakan suatu konsep perancangan yang menghasilkan suatu bangunan pintar serta dapat beroperasi secara efektif dan efisien, untuk memenuhi tuntutan zaman modern saat ini. Dalam pendekatan arsitektur high tech, rancangan harus dapat menunjukkan secara jelas fungsi dan identitas dari bangunan melalui pengolahan ruang dan pengolahan wajah bangunan dengan memanfaatkan unsur-unsur teknologi modern sehingga dapat tercipta sebuah bangunan yang mempermudah aktifitas pengguna bangunan itu sendiri.
Konsep dasar high tech tersebut antara lain:
Inside out
o Bagian service dan struktur (truss-tube with interior column)
terekspos.
Pada tower office
Gbr. John Hancock Center
Struktur terekspose sebagai ekspresi
Wall system structure and bracing (truss-tube with interior column)
Pada podium
Core wall
Wall system structure and bracing sebagai ornament atau sculpture (truss-tube with interior column) Girder & beam (truss)
system structure Truss lengkung sebagai ornament atau sculpture
system structure Truss girder dann bracing sebagai ornament atau sculpture
o Adanya perubahan/perbaikan teknologi secara cepat
hal ini di aplikasikan kedalam bentuk utilitas yang memakai IBS
(Intelligent Building System) sehingga kenyamanan dapat
terkendalikan secara otomatis melalui system central monitoring
and control.
Celebration of process
o Penekanan pada logika dan kejelasan proses konstruksi.
Pada struktur (truss-tube with interior column) sudah dapat
dipastikan dapat di bangun secara cepat, karena material baja dan komposit yang dapat dipabrikasi sehingga tinggal dipasang sesuai
perencanaan. Misalkan system truss pada wall system dan girder
Gbr . John Hancock Center
Bangunan ini menggunakan sitem
struktur (truss-tube with interior
Gbr . Puri indah tower Rencana design
o Perfect function dan efisiensi jangka panjang.
Dengan material baja dan komposit yang dipadu dengan system truss merupakan efisiensi jangka panjang karena sistem pabrikasi
yang bisa dibongkar pasang dengan mudah dan cepat. Selain
ringan, sistem ini memiliki fungsi yang efektif dengan bentuk
yangramping dan kuat/kaku.
Transparency, Layering and Movement
o Transparansi, pelapisan dan pergerakan
Transparency dengan media kaca
Gbr. Girder (truss steel) pada konsep
perencanaan (pada tower office)
Gbr. Girder (truss steel & bracing) pada
o penggunaan kaca transparan, pelapisan, ducting, tangga dan struktur aksentuasi dari escalator yang bergerak
5.1.1 Konsep Tapak
Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan arsitektur high tech dengan cara sebagai berikut :
a. Memaksimalkan penggunaan lahan tetapi masih mengikuti batasan –
batasan yang berlaku dikawasan puri indah sehingga lahan yang tersisa dapat di manfaatkan untuk sirkulasi, parkir, dan area vegetasi secara efektif dan efisien.
b. Menggunakan perkerasan grass block diarea ruang luar aktif.
c. Mengikuti pola grid garis batas tapak untuk acuan pelaksanaan bangunan.
d. Orientasi bangunan mengikuti arah jalan tol JORR dan jalan puri indah
raya walaupun menghadap barat dimungkinkan panas matahari dapat direduksi dengan sistem high tech dan juga tetap mempertimbangkan keberadaan tapak.
Kondisi grid kawasan terbentuk dengan pola yang teratur sehingga, sebagai patokan dalam memulai atau mengembangkan rancangan dibuat grid secara horisontal dan vertikal yang mengacu pada GSB pada tapak, sehingga terjadi keselarasan dengan bangunan sekitar.
Penerapan pada perancangan adalah pada interio podium yaitu pada cafe, restoran, fitnes center, lobby dan hall
5.1.2 Konsep Penzoningan Tapak
Penzoningan tapak ini dibuat berdasarkan beberapa kesimpulan analisa terhadap tapak, sehingga dapat mengoptimalkan view, fungsi ruang, potensi dan respon tapak, Sehingga didapat penzoningan sebagai berikut :
Dalam pengelompokan zoning pada tapak ini dibuat menyesuaikan dengan jenis fungsi bangunan sehingga dari susunan zoning menjadi sebuah integrasi hubungan ruang dan kegiatan yang jelas.
Perletakan zoning public dengan fungsi exhibition hall, lounge, reception dll
Perletakan zoning semi public dengan fungsi, hall, drop off, lobby entrance
Perletakan zoning
privatdengan fungsi, kantor : R.kerja , R.rapat, R.file dan Adminitrasi
Perletakan zoning service .
Area sirkulasi kendaraan dan parkir
U
Gbr.2a Konsep zoning tapakArah/pola grid bangunan menyesuaikan batas tapak site bagunan
5.1.3 Konsep Sirkulasi Dalam Tapak
Dari hasil analisa sirkulasi menuju tapak maupun potensi view tapak maka, Entrance Tapak diletakan seperti gambar di bawah ini, dengan meletakan massa bangunan di tengah tapak untuk mempermudah sirkulasi didalam tapak.
Sirkulasi direncanakan agar pencapaian ke setiap ruang atau tempat dapat dicapai oleh penyewa atau pengunjung dengan mudah tanpa menimbulkan krosing sirkulasi serta dapat memberikan kenyamanan. Pembagian sistem sirkulasi sebagai berikut :
a. Sirkulasi Kendaraan
Entance utama masuk dari sisi barat yang di fungsikan sebagai entrance perkantoran dan service yang dapat langsung mencapai area basement, dengan pertimbangan lebar jalan lebih besar sehingga dapat mengurangi kemacetan di sekitar tapak. Sirkulasi kendaraan dengan proses masuk ke dalam tapak dapat langsung ke drop off dan parkir di area basement atau parkir di luar bangunan secara temporery.
b. Sirkulasi manusia atau Pejalan kaki
Gbr.3 Konsep sirkulasi tapak Main Entrance Entrance Pejalan kaki Site Entrance Pejalan kaki
Sirkulasi manusia atau pejalan kaki dapat melalui pedestrian dan menuju area lobby yang dapat terdistribusi ke ruang-ruang yang lain. Untuk sirkulasi dalam bangunan secara horisontal mengggunakan selasar atau koridor, sedangkan secara vertikal menggunakan lift , tangga atau eskalator.
5.1.4 Konsep Massa Bangunan
Massa bangunan terdiri dari massa tunggal yang disesuaikan dengan zona dan fungsinya, dimana satu sama lain saling berkaitan. Massa bangunan dapat mencerminkan fungsi dan identitasnya melalui simbol-simbol tertentu yang dapat diolah pada massa bangunan.
Selain dari karakter dan fungsi bangunan tersebut bentukan massa dapat juga terbentuk dari respon atau tanggapan terhadap kondisi tapak seperti :
Massa bangunan terdiri dari dua massa yaitu podium dan office tower,
untuk bentuk dasar podium adalah kotak yang dikombinasilkan dengan bentuk tak berberaturan / fleksibel karena fungsinya bukan formal. Untuk bentuk tower bentuk dasarnya adalah persegi panjang selain fungsinya yang formal juga untuk memaksimalkan fungsi ruang sewa, sehingga lebih mudah, efektif dan efisien untuk aktivitas didalamnya.
Untuk rangka atap podium menggunakan truss dimaksudkan agar
mendapatkan ruang bebas bentang karena lantai 3 fungsinya restoran, café dan exhibition sehingga ruang yang didapatkan luas dan maksimal. Selain itu truss di ekspose untuk mempertegas /
menunjukkan fungsi secara jelas sebagai elemen struktur (inside out),
dan selain itu structural dapat dinikmati baik dari interior bangunan tersebut dan juga dari luar bangunan yang memiliki kesan ringan.
Memaksimalkan transparency, layering dan movement pada fasade
podium dan tower.
Struktur atas pada tower menggunakan material baja pada girder dan
column, sedangkan core/shear wall mengunakan material komposit sehingga pelaksanaannya cepat, praktis, efektif dan efisien karena menggunakan sitem precast / pabrikasi. Kemudian struktur di ekspose
untuk menunjukkan kejujuran fungsi secara jelas sebagai elemen
struktur (inside out).
Fasade area service di ekspose untuk menampilkan fungsi secara jelas
dan pada bagian lift di ekspose untuk menampilkan movement secara
cepat dan modern.
5.1.5 Konsep Ruang Luar
Ruang luar merupakan salah satu pendukung keberadaan dari massa bangunan yang dapat diolah untuk memberikan nilai lebih terhadap keberadaan bangunan dengan cara :
Terdapat ruang luar yang luas untuk lobby utama disebelah barat
untuk memaksimalkan trasparency yang di dukung dengan ketinggian sehingga berkesan modern.
Mengekspose struktur pada luar bangunan sehingga dapat dinikmati
dari sisi dalam dan luar bangunan.
Mengekpose bukan jendela-jendela kaca yang dipadu dengan
fasade kisi-kisi.
Ekspose truss
Penggunaan material transparan / kaca untuk mendapatkan cahaya alami.
Pada atap ruang void sebagai pencahayaan terdapat atap yang dapat secara otomatis membuka dan menutup sesuai temperatur dalam ruang.
Mengekspose sistem clading sebagai suport kaca layering
5.1.6 Konsep Ruang Dalam
Konsep ruang dalam dihadirkan sesuai dengan analisa kebutuhan fungsi ruang, dari fungsi ruang dalam dapat memberikan sebuah bentuk atau kesan apa yang ingin ditampilkan. Dalam hal ini konsep ruang dalam yang ingin disampaikan adalah sebuah ruang yang serba otomatis secara fungsi sehingga dapat digunakan secara maksimal dan efisien.
Untuk mendukung tema arsitektur high tech konsep ruang yang dihadirkan adalah sebagai berikut :
Penggunaan material / interior / furniture yang simple dan mudah di dapat.
Menghadirkan kesan-kesan ruang yang modern dan elegan.
Menggunakan bidang-bidang kaca/transparan atau lubang dinding/plafon
khusus untuk memaksimalkan pencahayaan kedalam dalam bangunan.
Gbr.6 Konsep interior R.kerja pencahayaan dengan drop celling untuk memaksimalkan pencahayaan.
Gbr.6a Konsep interior R.kerja dan .R.metting
5.1.7 Konsep Zoning vertikal Bangunan
Zoning terbagi 2 zona yaitu zona 1 (large space) dan zona 2 (medium space). Tipikal lantai 1500 m2, Core + sirkulasi 20% typical = 300 m2 Space office 80% typical = 1200 m2 , Large office = 1650 m2 / 220 m2 = 5 unit/lantai, Medium office = 1320 m2 / 110 m2 = 10 unit/lantai.
large space 16500 m2 75 unit @ 220m2 5 unit/lantai (15 lantai) medium space 14300 m2 120 unit @ 110m2 10 unit/lantai (12 lantai)
Area sky lobby ( 1 lt ) Lantai 16
podium 14400 m2
komercial / office (3 lantai)
1
4
3
1
2
9
8
7
5
6
10
2
3
4
5
Typical plan large space Typical plan medium space
core
core
30m
50m
30m
50m
30m
core
basement 24000 m2 komercial / office (3 lantai)5.1.8 Konsep Sistem Bangunan
Pemilihan suatu sistem struktur dalam bangunan tinggi ditentukan oleh berbagai macam pertimbangan, seperti fungsi/ tuntutan kebutuhan, teknologi, efisiensi, serta hal-hal non teknis seperti ekonomi, peraturan kota, sosial-budaya, estetika, simbol, dll
5.1.8.1 Struktur Bangunan
Pemilihan sistem struktur antara lain :
Sub Structure ( struktur bawah )
o Mengunakan pondasi Bored Pile dengan pertimbangan lokasi yang
ada dipusat kota dan dekat dengan pemukiman dan bangunan lainya.
o Mempertimbangkan kondisi daya dukung tanah, muka air tanah
dan beban yang akan didukungnya.sehingga elevasi pondasi berada di basement 2.
Upper Structure ( struktur atas )
Dalam bangunan Kantor sewa ini menggunakan sistem struktur truss
tube with interior column (tabung rangka dengan kolom dan core) composit dan baja sebagai struktur utama. Alasannya adalah :
Kolom komposit & baja Pile cap/plat pondasi rakit Tiang bored
pile Gbr. Tiang bored pile sebagai pondasi yang menerus sampai
kedalaman tanah keras
Proses pelaksanaan dinding penahan tanah soildier pile
o Mudah dan cepat dalam pelaksanaan karena material baja dan komposit.
o Kesannya ringan karena material komposit/baja.
o Sangat cocok untuk struktur high rise
o Memaksimalkan space ruang dalam karena keberadaan kolom
sebagai wall system structure yang berada di dinding pinggir.
o Kesan high tech dapat dimunculkan dari system eksterior.
Struktur truss tube with interior column merupakan tabung rangka, yang
terdiri dari kolom vertikal dan balok horisontal yang dihubungkan disuatu bidang dengan menggunakan sambungan kaku kemudian core/shear wall sebagai struktur inti
Gbr. Tiga dimensi
truss tube and core Truss tube/tabung rangka Core/inti Gbr. isometric Wall system structure
composite Girder truss steel
5.1.8.2 Utilitas Bangunan
Pada bangunan ini system utilitas menggunakan system IBS (Intelligent Building System) sehingga semua serba otomatis. Kemudian semua utilitas terkontrol melalui system IBS.
Konsep dasar utilitas dengan system IBS dan semua jaringan/network terkontro pada central monitoring.
Perlengkapan utilitas bangunan seperti :
Kesehatan ( air bersih, air kotor,air hujan )
Keamanan ( listrik, kebakaran,telekomunikasi )
Kenyamanan ( pengahawaan, sirkulasi )
1. Sistem Air Bersih
Air bersih diperoleh dari dua sumber mata air yaitu dari PDAM dan
Sumber air tanah melalui IBS control system kemudian ditampung
kedalam Reservoir bawah selanjutnya dipompa ke Reservoir atas untuk di distribusikan ke ruang-ruang dengan sistem gravitasi karena lebih
efisien dalam penggunaan energi listrik dan terjamin distribusinya ketika aliran listrik mati/pemadaman.
2. Sistem Air Kotor
Air kotor yang berasal dari closet disalurkan melalui pipa didalam shaft ke septictank / GWT, kemudian dialirkan ke resapan. Sedangkan air yang berasal dari wastafel, floor-drain, urinoir, dan lain-lain dialirkan langsung ke water treatment, setelah melalui pengolahan air dapat dimanfaatkan kembali untuk keperluan penyiraman taman dan luapannya dialirkan ke riol kota.
Closet Shaft Septictank / GWT Water-tratment kran Riol Kota Taman Sumur resapan Toilet Shaft PDAM Reservoir-Bawah Pompa Tangki-Atas Pompa Distribusi Unit lantai IBS CONTROL SYSTEM
3. Sistem Air Hujan
Pembuangan air hujan yang jatuh di atap dak beton dialirkan ke arah roof drain ( RD ) dengan memanfaatkan kemiringan permukaan atap ( 2 s/d 5 % ), dan dialirkan ke jalur pipa yang tersimpan didalam shaft ke bak penampung di lantai basament.
4. Sistem Penyediaan Listrik
Sumber daya listrik menggunakan sumber dari PLN melalui jaringan yang sudah ada. Distribusi jaringan kedalam tapak menggunakan jaringan bawah tanah.
Dan juga mengunakan genset sebagai sumber daya cadangan yang akan bekerja secara otomatis bila distribusi listrik dari PLN
terputus/pemadaman. Semua jaringan dikendalikan melalui IBS
control system.
MDP : Main Distribution Panel
SDP : Sub Distribution Panel
PP : Panel Pembagi
5. Sistem Penanganan Kebakaran
Penanganan kebakaran merupakan suatu usaha untuk mengadakan perlindungan terhadap penghuni bangunan apabila terjadi kebakaran. Penanganan di luar gedung, dengan menyediakan fire hidrant yang mudah di akses. PLN genset MDP SDP PP IBS CONTROL SYSTEM
Penanganan dalam gedung seperti :
Menyediakan tangga darurat / helipad untuk bangunan tinggi. Menyediakan panel tabung gas kebakaran dibeberapa tempat.
Dengan sistem instalasi kebakaran seperti :
Fire Alarm System yang dikendalikan melalui IBS control
system.
Fire Detection System ( smoke detector, head detector,
splingker system ) yang dikendalikan melalui IBS control
system.
6. Sistem Telekomunikasi
Sistem telekomunikasi mengguanakan jaringan telkom, dengan sistem tak langsung ( telephone terminal room ). Semua jaringan dikendalikan
melalui IBS control system.
Telkom Central
Operator Operator LIne
LIne
IBS CONTROL SYSTEM
Sistem CCTV ( Close Circuit Television ) dan Master Antena Television ( MATV) sebagai pengawasan pada kegiatan dalam
bangunan. Semua jaringan dikendalikan melalui IBS control system.
7. Sistem Pencahayaan
Pencahayaan Alami, memanfaatkan sinar matahari dan pemakaian material kaca sesuai dengan kebutuhan ruang.
Pencahayaan buatan, menggunakan sumber energi listrik sebagai pencahayaan. Permainan cahaya lampu dapat diatur menyesuaikan kebutuhan dan jenis ruang sehingga akan memberikan sebuah kesan
tersendiri. Semua jaringan dikendalikan melalui IBS control system.
8. Sistem Penghawaan
Penghawaan Buatan, penggunaan AC sistem VRV akan lebih memberikan keuntungan, karena sistem ini dapat mengontrol atau menyesuaikan secara otomatis kebutuhan AC disetiap ruangnya, sehingga memberikan penghematan dalam pemakaian energi listrik.
Semua jaringan dikendalikan melalui IBS control system.
9. Sistem Sirkulasi
Perencanaan sistem sirkulasi dalam bangunan secara horisontal menggunakan koridor atau selasar yang menghubungkan ke setiap ruangnya, untuk sirkulasi vertikal mengunakan lift, tangga dan eskalator yang menghubungkan setiap lantai didalam bangunan. Semua
jaringan dikendalikan melalui IBS control system.
Penggunaan Lift / lobby lift
Penggunaan tangga / eskalator Penggunaan tangga darurat dan lift berdekatan mempermudah pengguna
Untuk kenyamanan sirkulasi vertikal menggunakan lift dapat dihitung secara rumus kebutuhan lift dalam satu bangunan seperti :
L = PHC ( a-c ).n b Dimana :
L : Beban puncak
a : Luas per lantai bangunan
c : 5 x N x P x 0,3 = 1,5 NP
N : Jumlah kereta lift
p : Kapasitas orang per kereta ( 80 % )
n : Jumlah lantai bangunan
b : Jumlah lantai bersih per orang.
Contoh konsep perencanaan :
Diketahui, a=1200m2 ( asumsi )
c=1,5 NP
N= jumlah kereta lift dalam bangunan ?
p= kapasista lift 15 orang ( 80% x 15 = 12 orang ) n=30 lantai
b=7,2 m2 ( standar u/kantor ) v=2 m/det ( kecepatan lift ) maka, L = 0,18 ( 1200 – 1,5 N x 12 ) 16 lt 7,2 = 2,88 ( 1200 – 18.N ) 7,2 = 2,88 x 1200 – 2,88 x 18N 7,2 =3456 – 51,84N 7,2 7,2 = 480 – 7,2 N ( 1 ) h = 300 det x P x N R.T h = 300 x 12 x N 36 h = 3600 x N 36 h = 100 N
v = 2m/det s = ( 3,6 x 30 ) 2m s = 216 m v = s/t = 72 / t 2 = 216/ t t = 216 : 2 = 108 detik 480-7,2N = 100 N 480 = 100N + 7,2N 480 = 107,2N
N = 480 : 107,2 = 4,47 lift ~ 4 lift penumpang
Karena ada dua zona lift yaitu pada lantai dasar (zona 1) dan
sky lobby (zona 2) jumlah 15 lantai , maka (zona 1) = (zona 2), dan
jumlah lift 4 lift + 4 lift = 8 lift.
Untuk kenyamanan ditambahkan 1 lift tersendiri untuk kebutuhan
service.
10. Sistem penanganan Sampah
Penanganan dalam gedung, sampah dari setiap lantai disalurkan melalui shaft sampah dan dikirim ke penampungan sampah sementara di lt basement, dan siap diangkut oleh truk sampah.
Penanganan diluar gedung, sampah yang dihasilkan dari kegiatan dalam bangunan dipisahkan menjadi 2 kategori yang berupa sampah organik dan sampah an-organik sehingga penangannya dipisahkan dengan cara menyediakan 2 tempat sampah sebelum diangkut ketempat pembuangan akhir.
Sampah perlantai
Shaft sampah Tempat sementara ( dibasement ) pengangkutan
Sampah organik
Sampah an-organik